BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

Transkripsi:

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh secara kuantitatif (tes hasil belajar) dan kualitatif (angket sikap ilmiah dan observasi pelaksanaan metode) hasilnya dianalisis secara deskriptif untuk melihat bagaimana penggambaran dari hasil data tersebut. Metode deskriptif sendiri adalah penelitian yang mendeskripsikan keadaan suatu variabel berkenaan dengan penelitian tersebut. Sedangkan metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2006) adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena-fenomena serta hubungan-hubungannya.tujuan dari metode kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori, atau hipotesis yang berkaitan dengan berbagai kejadian. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yang diberi perlakuan berbeda, untuk kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan penerapan metode Experimenting and Disscusion dan kelas kontrol yang merupakan kelas dengan pembelajaran seperti biasanya di dalam kelas. Kedua kelas diberi pretest pada awal pertemuan dan posttest pada akhir pertemuan pembelajaran. Kemudian hasilnya dianalisis bagaimana pengaruh penerapan metode Experimenting and Disscusion pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol pada hasil belajar ranah kognitif. Untuk kelas eksperimen dilakukan observasi langsung saat kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi langkah-langkah pembelajaran, dan angket sikap ilmiah pada pertemuan terakhir. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 4 Bandung kelas VIII. Sampel kelas penelitian dipilih secara purposif (purposive sampling), yaitu

28 teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu supaya dapat menunjang keterlaksanaan penelitian. Berdasarkan pertimbangan dari peneliti sendiri dan saran guru mata pelajaran fisika di sekolah tersebut. Selain itu dipertimbangkan pula jadwal pembelajaran fisika yang sesuai dengan peneliti dan karakteristik akademis siswa yang hampir merata, maka kelas yang dijadikan kelas eksperimen adalah kelas VIII-F dengan jumlah siswa 35 orang dan pembelajaran hari kamis pagi jam ke 1-2. Sedangkan untuk kelas kontrol, yaitu kelas VIII-C dengan jumlah data yang digunakan 29 siswa. C. Instrumen Penelitian Data-data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumeninstrumen penelitian yang terdiri dari instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrumen yang bersifat tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif siswa, sedangkan instrumen non-tes digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah materi pembiasan cahaya. Perangkat pembelajarannya terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang didalamnya meliputi skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa (LKS). Penelitian dilakukan selama 4 x pertemuan pembelajaran. 1. Instrumen Tes (hasil belajar ranah kognitif) Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif dengan menggunakan soal objektif berupa pilihan ganda dengan jumlah 20 soal, dengan 4 pilihan jawaban. Soal dibuat sedemikian rupa untuk mengevaluasi bagaimana hasil belajar siswa pada renah kognitif terhadap materi yang telah diberikan. Soal tersebut digunakan pada pre test dan juga post test. Selain soal pada awal dan akhir penelitian juga pada proses penelitian siswa diberikan LKS yang berkaitan dengan ekperimen yang akan mereka lakukan dengan penerapan metode Experimenting and Discussion (ED). LKS tersebut dibagi dua, pertama LKS prediksi siswa dan kedua LKS eksperimen. LKS prediksi diberikan saat pembelajarn awal, yaitu say guru demonstrasi, sedangkan LKS percobaan diberikan saat siswa akan melakukan percobaan untuk menguji hipotesisnya.

29 2. Instrumen Non-Tes (Sikap Ilmiah) Instrumen non-tes merupakan instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap ilmiah dan keterlaksanaan metode. Instrumen non-tes berupa format observasi keterlaksanaan metode, yang diamati oleh observer dan angket yang berisi pernyataan yang mencerminkan sikap siswa sendiri mengenai sikap ilmiah yang mereka miliki Angket berupa pernyataan positif dan negatif menggunakan skala likert 5 poin, mulai dari sangat setuju (SS), setuju (S), raguragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa hal, yaitu : a. Melakukan pengkajian dan penelaahan teori-teori terkait penelitian agar penelitian berdasarkan teori yang kuat (studi pustaka). b. Menentukan materi fisika yang akan menjadi bahan penelitian, kemudian menelaah kurikulum terkait materi tersebut, dan diketahui tujuan pembelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar. c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat untuk penelitian. d. Membuat surat izin penelitian ke lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan surat izin penelitian. e. Menghubungi pihak sekolah dan guru mata pelajaran fisika terkait penelitian dan permohonan izin. f. Diskusi dan konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika yang terkait untuk menentukan populasi dan sampel. g. Menyusun instrumen penelitian dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran penelitian, dengan bimbingan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran fisika.

30 h. Mengkonsultasikan dan mendiskusikan rencana pembelajaran yang telah disusun baik dengan guru pembimbing maupun guru mata pelajaran fisika yang terkait. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan beberapa hal, yaitu : a. Perkenalan dan pengadaptasian antara kedua belah pihak, yaitu peneliti dengan pihak sekolah, yaitu staf-staf sekolah, lingkungannya, kelas, dan sampel penelitian (siswa). b. Pelaksanaan tes awal (pretest) pada sampel penelitian (tes). c. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ED. d. Melakukan observasi saat pelaksanaan proses pembelajaran. e. Pelaksanaan tes akhir (poss test) pada sampel penelitian, dengan menggunakan tes dan non tes. 3. Tahap Penyelesaian Penelitian Pada tahap penyelesaian ini dilakukan beberapa hal, yaitu : a. Mengolah data hasil tes ranah kognitif untuk hasil belajar siswa dan non tes sikap ilmiah. b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian. d. Mengevaluasi hasil penelitian untuk melihat kekurangan dan hambatannya, serta memberikan saran untuk penelitian lebih baik.

31 Studi Pustaka Materi Penelitian Telaah kurikulum materi penelitian Pengembangan instrumen penelitian, dan RPP Perizinan, konsultasi, diskusi dengan pihak sekolah Pre Test : tes ranah kognitif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Metode ED Metode Tradisional Observasi Sikap Metode ED Post Test : tes ranah kognitif Angket Sikap Ilmiah Pengolahan dan Analisiss Data Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian

32 E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, dengan beberapa cara. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1) Tes hasil belajar pada ranah kognitif Tes ini merupakan tes objektif pilihan ganda. Soal yang diberikan untuk mengatahui bagaimana hasil belajar siswa pada ranah kognitif untuk materi fisika yang telah diajarkan. Soal berjumlah 20 buah. Pada awal dan akhir pembelajaran siswa diberikan soal yang sama, agar didapatkan data yang sama untuk kemudian dibandingkan hasilnya. 2) Angket/ kuesioner Merupakan self assessment siswa mengenai sikap ilmiah yang mereka miliki. Secara tidak langsung siswa akan menjawab, sikap ilmiah apa saja yang mereka miliki. Angket berupa pernyataan positif dan negatif menggunakan skala likert 5 poin, mulai dari sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) 3) Observasi Observasi ini dilakukan untuk mengamati bagaimana proses pembelajaran apakah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, dimana tahapannya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Instrumen ini berbentuk raling scale, dimana observer hanya memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai dengan yang terjadi. F. Teknik Analisis Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Sebelum soal tes kognitif diujikan pada kelas sampel, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen, yang meliputi uji oleh ahli (judgment) dan uji langsung. Uji ahli dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang fisika, yaitu dosen fisika. Sedangkan untuk uji langsung ke lapangan maka, soal tersebut diujikan pada kelas lain, diluar kelas sampel. Analisis soal yang ingin diketahui adalah : uji tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas, dan uji reliabilitas.

33 1. Indeks Kesukaran (Index Difficulty) Taraf kesukaran suatu butir soal ialah perbandingan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa untuk suatu item dengan jumlah seluruh siswa yang mengerjakan soal Arikunto (2009 : 207). Taraf kesukaran dihitung dengan rumus Keterangan : P = Taraf Kesukaran P B JS B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah Siswa ( Arikunto (2009 : 208)) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak dapat merangsang kemampuan siswa menjadi lebih baik. Sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa putus asa untuk menyelesaikannya, karena di luar kemampuan dan kompetensi yang ia dapatkan selama proses pembelajarannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Tabel 3.2 Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai P Kriteria 0.00 0.30 Sukar 0.31 0.70 Sedang 0.71 1.00 Mudah (Arikunto, 2009 : 210) Berikut hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal disajikan pada tabel berikut ini.

34 Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal No. Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,6 Sedang 2 0,02 Sukar 3 0,4 Sedang 4 0,2 Sukar 5 0,4 Sedang 6 0,6 Sedang 7 0,7 Mudah 8 0,8 Mudah 9 0,07 Mudah 10 0,2 Sukar 11 0,7 Mudah 12 0,4 Sedang 13 0,4 Sedang 14 0,5 Sedang 15 0,6 Sedang 16 0,2 Sukar 17 0,5 Sedang 18 0,3 Sedang 19 0,7 Mudah 20 0,6 Sedang

35 No. Indeks Kesukaran Interpretasi 21 0,2 Sukar 22 0,5 Sedang 23 0,6 Sedang 24 0,3 Sedang 25 0,5 Sedang 26 0,2 Sukar 27 0,8 Mudah 28 0,05 Sukar 29 0,8 Mudah 30 0,4 Sedang 2. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus : DP B J A A B J B B ( Arikunto (2009 : 213)) Keterangan: DP = indeks daya pembeda butir soal. JA = banyaknya peserta kelompok atas. JB = banyaknya peserta kelompok bawah. BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

36 Sedangkan interpretasi nilai daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP Kategori Negatif 0.00 Tidak baik 0.01 0.20 Jelek (poor) 0.20 0.40 Cukup (satisfactory) 0.40 0.70 Baik (good) 0.70 1.00 Baik sekali (excellent) (Arikunto, 2009: 218) Berikut hasil perhitungan daya pembeda butir soal. Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal No. Daya Pembeda Interpretasi 1 0,2 Cukup 2-0,05 Tidak Baik 3 0,2 Cukup 4 0,05 Jelek 5 0,2 Cukup 6 0,05 Jelek 7 0,1 Jelek 8 0,35 Cukup 9 0,15 Jelek 10 0,05 Jelek 11 0,3 Cukup

37 No. Daya Pembeda Interpretasi 12 0,3 Cukup 13 0,1 Jelek 14 0,3 Cukup 15 0,2 Cukup 16 0,05 Jelek 17 0,25 Cukup 18 0,3 Cukup 19 0,55 Baik 20 0,5 Baik 21 0 Jelek 22 0,1 Jelek 23 0,15 Jelek 24 0,3 Cukup 25 0,35 Cukup 26 0,25 Cukup 27 0 Jelek 28 0,1 Jelek 29 0,4 Baik 30 0,4 Baik 3. Validitas Instrumen Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki

38 kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Validitas instrumen yang dikaitkan dengan kriteria menyatakan sebuah item valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu : r xy N XY X Y 2 2 2 N X X N Y Y (Arikunto 2009: 72) Keterangan: r 11 : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N : Jumlah siswa uji coba (testee) X : Skor tiap item Y : Skor total tiap butir soal Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah dengan melihat tabel nilai r product moment. 2 Tabel 3.6 Interpretasi Validitas Butir Soal Koefisien Korelasi Kriteria 0.00 0.20 Sangat rendah 0.20 0.40 Rendah 0.40 0.60 Sedang 0.60 0.80 Tinggi 0.80 1.00 Sangat tinggi Berikut hasil perhitungan validitas butir soal disajikan pada tabel berikut.

39 Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validitas Tiap Butir Soal No. Validitas Interpretasi 1 0,23 Rendah 2 0,04 Sangat Rendah 3 0,04 Sangat Rendah 4 0,23 Rendah 5 0,3 Rendah 6 - Sangat Rendah 7 - Sangat Rendah 8 0,44 Sedang 9 0,4 Sedang 10 0,05 Sangat Rendah 11 0,43 Sedang 12 0,46 Sedang 13 0,07 Sangat Rendah 14 0,4 Sedang 15 0,4 Sedang 16 0,3 Rendah 17 0,3 Rendah 18 0,49 Sedang 19 0,48 Sedang 20 0,52 Sedang

40 No. Validitas Interpretasi 21 - Sangat Rendah 22 0,22 Rendah 23 0,20 Rendah 24 0,5 Sedang 25 0,43 Sedang 26 0,2 Rendah 27 0,12 Sangat Rendah 28 0,31 Rendah 29 0,4 Sedang 30 0,13 Sangat Rendah 4. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 dengan persamaan berikut ini : r 2 n S pq n 1 S 11 2 (Arikunto, 2009: 101) Keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes

41 Tabel 3.8 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria 0.00 0.200 Sangat rendah 0.200 0.400 Rendah 0.400 0.600 Sedang 0.600 0.800 Tinggi 0.800 1.00 Sangat tinggi Data dimasukan ke dalam persamaan di atas, maka : r 11 = x = 0,965 Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,965. Ini menunjukan bahwa soal tes kognitif tersebut memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi Adapun rekap analisis kualitas butir soal disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.9 Rekap Analisis Kualitas Butir Soal No. Validitas Tiap Reliabilitas Daya Indeks Ket. Butir Soal Pembeda Kesukaran 1 Rendah Sangat Cukup Sedang Diperbaiki 2 Sangat Rendah Tinggi Tidak Baik Sukar Dibuang 3 Sangat Rendah Cukup Sedang Dibuang 4 Rendah Jelek Sukar Dibuang 5 Rendah Cukup Sedang Diperbaiki 6 Sangat Rendah Jelek Sedang Dibuang 7 Sangat Rendah Jelek Mudah Diperbaiki 8 Sedang Cukup Mudah

42 No. Validitas Tiap Butir Soal Reliabilitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran 9 Sedang Jelek Mudah 10 Sangat Rendah Jelek Sukar 11 Sedang Cukup Mudah 12 Sedang Cukup Sedang 13 Sangat Rendah Jelek Sedang 14 Sedang Cukup Sedang 15 Sedang Cukup Sedang 16 Rendah Sangat Tinggi Jelek Sukar 17 Rendah Cukup Sedang 18 Sedang Cukup Sedang 19 Sedang Baik Mudah 20 Sedang Baik Sedang 21 Sangat Rendah Jelek Sukar 22 Rendah Jelek Sedang 23 Rendah Jelek Sedang 24 Sedang Cukup Sedang 25 Sedang Cukup Sedang 26 Rendah Cukup Sukar 27 Sangat Rendah Jelek Mudah 28 Rendah Jelek Sukar 29 Sedang Baik Mudah 30 Sangat Rendah Baik Sedang Ket. Diperbaiki Dibuang Diperbaiki Diperbaiki Diperbaiki Dibuang Diperbaiki Dibuang Diperbaiki Dibuang Dibuang Dibuang

43 G. Teknik Pengolahan Data Data pada penelitian ini berasal dari pretest-posttest tes kognitif hasil belajar, angket sikap ilmiah, dan observasi keterlaksanaan metode. Sehingga data dikategorikan dalam data kuantitatif dan kualitatif. Tes kognitif hasil belajar pada pretest-posttest dan angket sikap ilmiah termasuk data kuantitatif, sedangkan observasi keterlaksanaan metode termasuk data kualitatif. 1. Data Kuantitatif Dalam penelitian ini, data skor tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Skor tes ini berasal dari nilai pre-test dan post-test. Selain itu dilihat bagaimana peningkatannya bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows. a. Analisis data pretest kelas eksperimen dan kontrol Pengolahan data saat pretest ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal siswa pada kedua kelas, apakah sama ataukah tidak, serta bagaimana penyebaran data pada kedua kelas. Langkah-langkah dalam pengolahan data kuantitatif untuk kemudian dianalisis adalah sebagai berikut. (i) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan agar mengetahui apakah penyebaran data pada kelas eksperimen dan kontrol terdistribusi normal atau tidak. Jika hasil dari uji normalitas menunjukan bahwa kedua data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sedangkan apabila kedua data atau salah satunya tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non-parametrik. (ii) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana varians kedua data tersebut, apakah homogen atau tidak.

44 (iii) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata skor tes dilakukan untuk mengetahui bagaimana skor rata-rata kedua kelas berbeda atau sama. Apabila skor tes kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Namun apabila skor tes kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka pengujiannya menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak normal dan tidak homogen maka pengujiannya menggunakan uji nonparametrik. Uji t pada skor posttest untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh penerapan metode ED dalam pembelajaran,apakah berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. b. Analisis data peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif Apabila hasil pretest menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sama, maka analisis data untuk bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dilakukan pada hasil posttest dengan langkah analisis yang sama seperti pada analisis data pretest sebelumnya. Sedangkan apabila data hasil pretest menunjukan bahwa kemampuan awal siswa berbeda, maka untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dilakukan uji statistik pada gain ternormalisasi, dengan langkah sama seperti pada pretest-posttest. Gain yang ternormalisasi diinterpretasikan sebagai kriteria untuk menunjukkan besarnya peningkatan antara skor pre-test dan posttest. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah : G S S f i % G (% Sf % Si ) g % G (100 % S ) maks i

45 Keterangan : G = Gain skor (gain aktual) S i S f = Skor pre-test = Skor post-test < g > = Rata-rata gain ternormalisasi G = Rata-rata gain aktual G maks S f S i = Gain maksimum yang mungkin terjadi = Rata-rata skor post-test = Rata-rata skor pre-test Tabel 3.10 Interpretasi Gain Ternormalisasi <g> g Kriteria 0.71 1.00 Tinggi 0.41 0.70 Sedang 0.01 0.40 Kurang (Hake, 2001) c. Angket Sikap Ilmiah Teknik penskoran pada angket yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif, menggunakan aturan penskoran skala Likert menurut Suherman (2003 : 191), sebagai berikut. Tabel 3.11 Aturan Penskoran Data Angket dengan Skala Likert No. Jawaban Siswa Skor untuk tiap Pernyataan Positif Negatif 1 SS 5 1 2 S 4 2 3 RR 3 3 4 RS 2 4 5 STS 1 5

46 Langkah-langkah pengolahan data sikap ilmiah berdasarkan angket adalah sebagai berikut : 1. Memberikan skor untuk setiap jawaban siswa pada angket. 2. Menghitung persentase skor yang diperoleh siswa dengan menggunakan persamaan. Nilai (%) = x 100% 3. Menafsirkan nilai % ke dalam kategori kemampuan berdasarkan kriteria yang dikemukakan sebagai berikut ini : Tabel 3.12 Interpretasi Presentase Angket Sikap Ilmiah Persentase (%) Kategori 81 100 Sangat baik 61 80 Baik 41 60 Cukup 21 30 Kurang < 20 Sangat kurang (Syah, 1995) 2. Data Kualitatif Pada penelitian ini data kualitatif diperoleh dari observasi keterlaksanaan metode. Lembar observasi keterlaksanaan metode merupakan data yang mendukung untuk menggambarkan apakah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode Experimenting and Discussion (ED) atau tidak. Data yang diperoleh dikumpulkan dalam tabel untuk semua pertemuan, kemudian dianalisis secara deskriptif.