KESESUAIAN JENIS TANAH TERHADAP TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BISNIS HASIL PERKEBUNAN DENGAN GEOPROCESSING

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

PEDOSFER PEDOSFER. T = f (i, o, b, t, w) Keterangan: o = organisme

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB II METODE PEMBELAJARAN PQ4R DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEDOSFER

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses kehilangan tanah pada peristiwa erosi geologi (geological erosion) (Frevert

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016

11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah Aluvial,

Jumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

EVALUASI SOSIAL EKONOMI UNTUK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH UMUM NEGERI DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.1

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

TUGAS EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SPASIAL KEMAMPUAN INFILTRASI SEBAGAI BAGIAN DARI INDIKASI BENCANA KEKERINGAN HIDROLOGIS DI DAS WEDI, KABUPATEN KLATEN-BOYOLALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

Aplikasi Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian di Kabupaten Boyolali Menggunakan Location Quotient. Artikel Ilmiah

B U P A T I B O Y O L A L I PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

ANALISIS SPASIAL PEMETAAN PEMUKIMAN WARGA PADA AREA RAWAN BENCANATANAH LONGSOR DI KOTA SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SIMO KABUATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Lampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

PEMETAAN POTENSI KERUSAKAN LAHAN DAN BENCANA LONGSOR PADA WILAYAH BUDIDAYA PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL BERBASIS WEB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

LAPORAN PERENCANAAN WILAYAH ACARA III ANALISIS PELAYANAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

Transkripsi:

KESESUAIAN JENIS TANAH TERHADAP TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BISNIS HASIL PERKEBUNAN DENGAN GEOPROCESSING KESESUAIAN JENIS TANAH TERHADAP TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BISNIS HASIL PERKEBUNAN DENGAN GEOPROCESSING Febryantahanuji 1, Haryo Kusumo 2, Sri Yulianto 3 Universitas Kristen Satya Wacana febryanth@gmail.com 1, yo2kusuma@gmail.com 2, sri.yulianto@staff.uksw.edu 3 ABSTRACT Suitability to the plantation soil type is very important, because can increase the productivity of plantation crops. From the observation in Boyolali, there are several types of soil, includingregosol, Andosol, litosol, mediterranean, grumosol. Geographic Information Systems (GIS) is one of the appropriate steps to present the spatial aspect (spatial). SIG has benefits that can be used to analyze the suitability of land in accordance with predetermined parameters, the type of soil, crop types and data sub-district in Boyolali. This study aimed to analyze the suitability of the soil to increase the productivity of plantations in Boyolali using Geoprocessing techniques. Following the Geoprocessing techniques in all sub-districts boyolali, most soil types are regosol and mediterranean contained in 15 districts, so it can be concluded that the type of plants should be planted in the district is coffee, Kina, Cinnamon, Crops, Fruits. Keywords: Geographic Information System, Geoprocessing, Spatial Data. I. PENDAHULUAN Letak geografis Kabupaten Bayolali sangat strategis. Terletak di 110o22 110o50 Bujur Timur dan 7o36 7o71 Lintang Selatan. Boyolali berbatasan dengan sebelah utara Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. Sisi Timur Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan pada sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta sisi barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Luas wilayah Kabupaten Boyolali 101.510,20 Ha yang terdiri tanah sawah 22.830,83 Ha dan tanah kering 78.679,37 Ha. Secara topograffi Kabupaten Boyolali merupakan daerah dengan wilayah dataran rendah perbukitan dan pegunungan, ada pada ketinggian rata-rata 700m di atas permukaan laut. Sedangkan Titik tertinggi ada pada 1.500m yaitu di Kecamatan Selo dan terendah pada 75m di Kecamatan Banyudono. Kabupaten Boyolali terdiri atas 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali terdiri Kec. Ampel, Kec. Andong, Kec. Banyudono, Kec. Boyolali, Kec. Cepogo, Kec. Juwangi, Kec. Karanggede, Kec. Kemusu, Kec. Klego, Kec. Mojosongo, Kec. Musuk, Kec. Ngemplak, Kec. Nogosari, Kec. Sambi, Kec. Sawit, Kecamatan Selo, Kec. Simo, Kec. Teras dan Kec. Wonosegoro. Berdekatan dengan Gunung Merbabu dan Gunung Merapi menjadikan kondisi tanah di Boyolali sangat subur. Hal ini menjadikan Boyolali sebagai salah satu lumbung pangan bagi Provinsi Jawa (boyolali.go.id, 2017). Gambar 1. Kecamatan Kabupaten Boyolali Sumber: Greogory, 2015 7 D

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 8 Nomor 2 September 2017 Dengan letak geografis yang strategis dan memiliki kondisi tanah yang subur tidak serta merta membuat produksi komoditi perkebunan pada kabupaten boyolali berkembang secara signifikan. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan jenis tanaman menyebabkan produksi hasil perkebunan yang kurang maksimal. Dengan masih banyaknya lahan yang bisa dimanfaatkan, sektor perkebunan masih berpeluang besar untuk dikembangkan. Karena itu diperlukan perencanaan dengan memperhatikan kemampuan dan kesesuaiannya dalam pengambilan keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dengan tetap memperhatikan kaidah kelestarian. Berdasarkan permasalahan yang ada tujuan dari penelitian adalah untuk: (1) Mengidentifikasi komoditas perkebunan rakyat yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Boyolali, (2) Mengidentifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan yang cocok untuk perkebunan di Kabupaten Boyolali. II. TINJAUN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 1. Jurnal Nasional dengan judul Generator Model Keputusan Penentuan Wilayah yang Memiliki Potensi Nilai Ekonomis bagi Komoditas Perkebunan di Wilayah Kabupaten Semarang Berbasis Sistem Informasi Geografi menyatakan bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk penentuan lokasi perkebunan dan jenis tanaman yang dianggap paling cocok agar dikembangkan di kecamatan yang ada pada kabupaten semarang (Sukur, 2013). 2. Jurnal Nasional dengan judul Klasifikasi Kemampuan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow menyatakan bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dapat membantu mengklasifikasi kelas kemampuan lahan pada Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow (Sefle, 2013). 3. Jurnal Nasioanl dengan judul Penelitian Analisis Geoprocessing Sebagai Solusi Alternatif Penanganan Pada Daerah Resiko Rawan Banjir Di Kota Semarang, menyatakan bahwa spasial geoprossessing dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh antar data spasial dengan metode intersection, interpolasi, dan analisis query spatial. data spasial yang digunakan peta administrasi kecamatan kota semarang, peta daerah banjir, peta kelerengan, peta sempadan, peta tata guna lahan, peta daerah aliran sungai, dan data curah hujan kota semarang (Santoso, 2016). Berdasarkan kajian penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Informasi Geografis dapat membantu dalam menentukan klasifiksi kelas kemampuan lahan dan kesesuaian lahan di daerah, belum adanya penelitian yang menentukan kesesuaian lahan untuk perkebunan pada wilayah Kabupaten Boyolali dengan menggunakan teknik Geoprocessing Intersect. 2.2 Jenis-Jenis Tanah 1. Andosol Jenis mineral yang mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.. Jenis tanaman yang cocok diantaranya, Kopi, Kina, dan Kayu Manis. 2. Grumosol Jenis tanah tanah mineral mempunyai perkembangan profil, agak tebal, bertekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorbsi tinggi, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Untuk jenis tanah ini sebaiknya digunakan untuk persawahan dengan system irigasi. 3. Regosol Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, ph umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk 8

KESESUAIAN JENIS TANAH TERHADAP TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BISNIS HASIL PERKEBUNAN DENGAN GEOPROCESSING material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai. Jenis tanaman yang cocok untuk tanah ini diantaranya Palawija, Buah-buahan, dan Tembakau. 4. Litosol Jenis tanah tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya beku, dan kedalaman tanah dangkal bahkan kadang merupakan batuan induk (outerop). Tekstur tanah pada umumnya berpasir, tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan dengan kesuburannya yang bervariasi. Jenis tanaman yang cocok adalah Bunga Edelweis, Jagung dan Rumput-rumputan. 5. Mediteran Jenis tanah yang mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, ph netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorbsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuff vulkanis bersifat basa. Jenis tanaman yang cocok diantaranya adalah Palawija, Jati, Tembakau, dan Jambu mete. (Sugiharyanto, 2009). III. METODE Setelah melihat rumusan permasalahan di atas, penulis menggunakan teknik Geoprocessing sebagai metode analisa data. Menurut Forest Watch Indonesia, Geoprocessing mempunyai beberapa fungsi spasial, yaitu: Dissolve, Merge, Clip, Union, Intersect dan Spatial Join atau Assign Data By Location. Tabel 1 Jenis Geoprocessing Dengan teknik Geoprocessing Intersect akan mampu menganalisa kesusaian tanah terhadap jenis tanaman yang ada pada kabupaten boyolali, agar dapat meningkatkan produktivitas bisnis hasil perkebunan. Geoprocessing adalah proses dalam SIG digunakan untuk mengolah analisa terhadap data spasial, dimana pada akhirnya akan menghasilkan data dan informasi yang baru. Terdapat 6 fungsi dalam geoprocessing yaitu Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data by Location (Spatial Join). IV. KERANGKA PEMIKIRAN Mulai Studi Literatur Peta Geoprocessing Intersect Analisa Kesesuaian Jenis Tanah 9

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 8 Nomor 2 September 2017 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penulis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil studi litetarur bahwa jenis tanah yang berada di Kabupaten Boyolali sangat beragam diantaranya adalah regosol, andosol, litosol, mediteran, grumosol yang notabenya memang termasuk dalam jenis tanah yang berada di Indonesia. dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. (Sugiharyanto, Khotimah, 2009). Untuk mengetahui jenis tanah yang berada pada kecamatan Kabupaten Boyolali, dilakukan teknik geoprocessing intersect dimana teknik ini akan menggabungan atribut antara jenis tanah dengan kecamatan Kabupaten Boyolali. Gambar 3. Peta Kabupaten Boyolali dengan Jenis Tanah Gambar 5. Peta Hasil Geoprocessing Intersect Berikut ini adalah hasil teknik Geoprocessing Intersect yang menggabungan atribut antara jenis tanah dengan kecamatan Kabupaten Boyolali. Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil Geoprocessing Intersect 10 Gambar 4. Peta Kecamatan Kabupaten Boyolali Dilihat dari peta di atas, dimana tanah dengan jenis regosol paling banyak di jumpai di Kabupaten Boyolali. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, ph umumnya netral, kesuburan sedang, berasal Tabel 3. Hasil Geoprocessing Intersect

KESESUAIAN JENIS TANAH TERHADAP TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BISNIS HASIL PERKEBUNAN DENGAN GEOPROCESSING 5 Mediteran Teras, Simo, Sambi, Nogosari, Klego, Karanggede, Boyolali, Banyudono, dan Andong Palawija, Jati, Tembakau, dan Jambu mete. Dari Hasil Analisis dengan menggunakan Geoprocessing Intersect adalah dimana dari 19 kecamatan Kabupaten Boyolali hanya 16 Kecamatan yang dapat dijadikan sample kesesuaian lahan (jenis tanah) terhadap tanaman, berikut pengelompokkan hasilnya: No Tabel 3. Hasil Pengelompokkan Analisis Geoprocessing Intersect Jenis Tanah Kecamatan 1 Andosol Selo dan Cepogo 2 Grumosol Simo, Sambi, Nogosari, Ngemplak, Klego, Karanggede, Juwangi, dan Andong 3 Litosol Cepogo, Boyolali, dan Ampel 4 Regosol Juwangi, Teras, Sawit, Mojosongo, Cepogo, Boyolali, Banyudono, Selo, dan Ampel. Jenis Tanaman Kopi, Kina, dan Kayu Manis Sawah Irigasi Bunga Edelweis, Jagung dan Rumputrumputan. Palawija, Buahbuahan, dan Tembakau. V. KESIMPULAN Setelah melihat hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan Sistem Infromasi Geografis dapat dilakukkannya klasifikasi kesesuaian lahan pada Kabupaten Boyolali dengan menggunakan teknik Geoprocessing Intersect. Supaya produktivitas perkebunan pada Kabupaten Boyolali dapat meningkat, sebaiknya pada Kecamatan Selo dan Cempogo menanam jenis tanaman yang tepat diantaranya Kopi, Kina dan Kayu Manis karena di kecamatan tersebut memiliki jenis tanah Andosol. Pada Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari, Karanggede, Andong, Boyolali, Klego, Banyudono menanam jenis tanaman diantaranya Palawija, Buah-buahan, Tembakau dan Bunga Edelweis dikarenakan memiliki jenis tanah Mediteran, Litosol, Grumosol dan Regosol. Apabila petani di kecamatan daerah tersebut belum menanam jenis tanaman yang sudah disebutkan di atas sebaiknya diganti agar produktivitas perkebunan lebih meningkat. VI. DAFTAR PUSTAKA Forest Watch Indonesia. 2010. Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis. Bogor : FWI Greogory, B. Karay, J. 2015. Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Longsor di Kabupaten Boyolali. Universitas Kristen Satya Wacana. http://lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2011/12/06- GEOPROCESSING.pdf, diakses pada 15/3/2017 pukul 11:45am. 11

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 8 Nomor 2 September 2017 Santoso Agustinus Budi, Reinhard Komansilan, Sri Yulianto. 2017. Analisis Geoprocessing Sebagai Solusi Alternatif Penanganan Pada Daerah Resiko Rawan Banjir Di Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional Geotik 2017. ISSN:2580-8796. Sefle Luther, Sandra E. Pakasi, Yani E. B. Kamagi, Rafli Kawulusan. 2013. judul Klasifikasi Kemampuan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal. UNSRAT. Sukur Muji, Dewi Handayani Untari Ningsih. 2013. Generator Model Keputusan Penentuan Wilayah yang Memiliki Potensi Nilai Ekonomis bagi Komoditas Perkebunan di Wilayah Kabupaten Semarang Berbasis Sistem Informasi Geografi. Jurnal Teknologi Informasi. UNISBANK. Semarang. Sugiharyanto, Khotimah, N. 2009. Geografi Tanah. Diktat.Universitas Negeri Yogyakarta http://www.boyolali.go.id/geografis/ diakses pada 15/3/2017 pukul 14:00am 12