BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menghadapi tantangan era globalisasi. diantaranya melalui pendidikan.pengertian pendidikan telah dirumuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan, dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Berdasarkan pernyataan diatas tentang pendidikan, dapat di ambil garis besarnya bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, kepada peserta didik. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya Pendidikan sangat penting terutama pendidikan kewarganegaraan. Menurut Zamroni (dalam

2 Taniredja 2009: 3) pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dinyatakan sebagai berikut: Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Sejalan dengan pengertian pendidikan kewarganegaraan di atas Menurut Winataputra (dalam Taniredja, dkk. 2009: 23) bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki sebuah tujuan, dinyatakan sebagai berikut: Tujuan pendidikan kewarganegaraan diharapkan setiap individu memiliki wawasan, watak, serta keterampilan intelektual dan sosial yang memadai sebagai warga Negara. Dengan demikian, setiap warga Negara dapat berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia serta dunia. Oleh karena itu, bahwa setiap jenjang pendidikan diperlukan pendidikan kewarganegaraan yang akan mengembangkan kecerdasan peserta didik melalui pemahaman dan pelatihan keterampilan intelektual. Proses ini diharapkan akan bermanfaat sebagai bekal bagi peserta didik dalam pemecahan masalah yang ada di lingkungannya. Berdasarkan tujuan pendidikan kewarganegaraan yang memiliki harapan mengembangkan kecerdasan peserta didik melalui pemahaman dan pelatihan keterampilan intelektual untuk pemecahan masalah yang ada di lingkungannya serta untuk melawan berbagai tantangan pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi. Menurut Taniredja, dkk (2009: 23) bahwa Tantangan pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi ditandai dengan kuatnya lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional, Negaranegara maju yang ikut mengatur perpolitikan, perekonomian, sosial

3 budaya dan pertahanan dan keamanan global. Dalam tantangan pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi maka dalam pembelajarannya peserta didik perlu mempelajari tentang globalisasi, sejalan tentang tantangan pendidikan kewarganegaraan tersebut. Menurut Wuryan (2008: 143) pengertian Globalisasi dinyatakan sebagai berikut: Globalisasi merupakan sebuah proses mendunianya sebuah kebudayaan, baik disengaja maupun tidak, yang dapat memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama tersedianya fasilitas media komunikasi dan informasi serta transportasi, yang dapat memperpendek atau memperdekat jarak-jarak batas teritorial antarnegara di belahan dunia ini. Berdasarkan pengertian globalisasi yang merupakan sebuah proses mendunianya, globalisasi juga merupakan gejala sejarah. Menurut Kartodirjo (dalam Priyanto, dkk. 2008: 73) berpendapat bahwa proses globalisasi sebenarnya merupakan gejala sejarah yang telah ada sejak jaman prasejarah. Pentingnya Globalisasi bagi Indonesia sebagai anggota masyarakat dunia, Indonesia pasti tidak dapat dan tidak akan mengisolasi diri dari pergaulan internasional. Menurut Priyanto, dkk (2008: 74-75) Globalisasi memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun, dinyatakan sebagai berikut: Globalisasi memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun yaitu dengan mengambil manfaat dari kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa atau Negara lain, untuk diterapkan di Indonesia. Sudah barang tentu tidak semua kemajuan yang dialami bangsa lain akan kita ambil atau kita tiru begitu saja. Indonesia seharusnya hanya akan mengambil kemajuan dari sisi positifnya saja, baik itu kemajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun teknologi.

4 Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada hari Jum at 20 November 2015 (Indrijani, S.Pd) di SMP Negeri 1 Sumbang. Peneliti memperoleh informasi secara umum bahwa dalam proses penyampaian materi masih dilakukan dengan cara konvensional. Menurut Sanjaya (dalam Nugroho dkk, 2013: 2) metode pembelajaran konvensional, dinyatakan sebagai berikut: Guru lebih banyak berperan sebagai informan bagi peserta didik. Materi-materi yang dirasa penting dicatatkan oleh guru di papan tulis peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran. Interaksi antara guru dengan peserta didik hampir tidak ada. Keadaan seperti ini membuat peserta didik merasa bosan dengan proses pembelajaran yang hanya di dominasi oleh guru. Peserta didik kurang dapat menerima apalagi memahami materi pelajaran. Seharusnya materi pelajaran tidak begitu saja di transfer oleh guru ke pikiran peserta didik tetapi harus dikonstruksi di dalam pikiran peserta didik itu sendiri dengan cara memberikan pengalaman yang nyata bagi peserta didik. Pembelajaran tersebutlah yang membuat tidak efektif karena peserta didik justru tidak paham dengan apa yang mereka tulis tanpa ada pemahaman mendalam yang diberikan oleh guru. Selama proses pembelajaran juga tidak menggunakan strategi, teknik, pendekatan, media, dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Sehingga, peserta didik cenderung tidak tertarik dan pasif dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikarenakan pembelajaran yang membosankan, mementingkan hafalan dan hanya mencatat saja, sehingga menyebabkan kurangnya kreativitas yang dimiliki peserta didik.

5 Berdasarkan hasil Observasi Kelas IX E mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilaksanakan hari Kamis, 26 November 2015. Peneliti mendapatkan faktor-faktor yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran karena bertentangan dengan indikator kreativitas, yaitu: (1) kurangnya kemauan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, hal ini terbukti ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, (2) kurangnya daya imajinasi peserta didik, hal ini terbukti pada saat mengerjakan soal latihan peserta didik kurang memiliki alternatif dalam menyelesaikan masalah, (3) peserta didik kurang berani dalam menyatakan dan menanggapi pendapat, terbukti ketika diskusi berlangsung peserta didik cenderung diam, (4) kebanyakan peserta didik kurang mampu dalam melihat dan memecahkan masalah pada saat mengerjakan soal yang sulit, terbukti ketika guru memberikan soal yang sulit peserta didik cenderung malas untuk mengerjakan, (5) kurangnya keberanian peserta didik untuk mengambil resiko, terbukti pada saat diskusi peserta didik kurang dapat mempertahankan pendapatnya sendiri. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat peneliti sangat tertarik dan tertantang untuk meningkatkan kreativitas pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan KD Globalisasi peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Sumbang. Karena, Tujuan pendidikan kewarganegaraan diharapkan setiap individu memiliki wawasan, watak, serta keterampilan intelektual dan sosial yang memadai sebagai warga Negara dan kreativitas juga sangat

6 diperlukan untuk menghadapai berbagai tantangan di era globalisasi. Menurut Munandar (2009: 71) subskala untuk kreativitas meliputi ciri-ciri sebagai berikut: Subskala untuk kreativitas meliputi ciri-ciri: (1) rasa ingin tahu yang luas dan mendalam, (2) sering mengajukan pertanyaan yang baik, (3) memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah, (4) bebas dalam menyatakan pendapat, (5) mempunyai rasa keindahan yang mendalam, (6) menonjol dalam salah satu bidang seni, (7) mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang, (8) mempunyai rasa humor, (9) mempunyai daya imajinasi, dan (10) orisinil dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah. Kamis, 7 Januari 2016 di ruang guru peneliti memperoleh daftar data kreativitas pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi dasar globalisasi peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Sumbang selama tiga tahun berturut-turut dari tahun pelajaran 2012/2013, tahun pelajaran 2013/2014, dan tahun pelajaran 2014/2015, dinyatakan sebagai berikut: Tabel 1.1. Daftar Data Kreativitas kelas IX E selama tiga tahun berturut-turut SMP Negeri 1 Sumbang Tahun % rata-rata kreativitas Pelajaran 2012/2013 60,12% 2013/2014 60,00% 2014/2015 60,81% (Sumber: Daftar Data Kreativitas SMP Negeri 1 Sumbang) Berdasarkan daftar data Kreativitas SMP Negeri 1 Sumbang pada kelas IX E pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi dasar Globalisasi. Pada tahun pelajaran 2012/2013 rata-rata % Kreativitas hanya 60,12%, tahun pelajaran 2013/2014 rata-rata % Kreativitas hanya 60,00%, dan tahun pelajaran 2014/2015 rata-rata % Kreativitas hanya

7 60,81%. Tahun pelajaran yang memiliki rata-rata % Kreativitas paling rendah adalah tahun pelajaran 2013/2014, sedangkan tahun pelajaran yang memiliki rata-rata % Kreativitas lebih baik dari ketiga tahun pelajaran tersebut adalah tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 60,81% Menurut Arikunto (2010: 44) 60,81% termasuk kedalam persentase cukup. Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa selama tiga tahun berturutturut kreativitas IX E masih harus ditingkatkan, perhitungan diperoleh rumus penilaian Menurut Prastowo (2015: 388). Dilihat dari proses belajar mengajar, peneliti menyimpulkan bahwa peserta didik merasa cepat bosan, malas dan peserta didik tidak mempunyai kreativitas untuk mengembangkan ide atau gagasan dan tidak mempunyai inisiatif dalam mengerjakan tugas-tugas baru. Menurut Munandar (2009: 25) bahwa kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Adapun indikator kreativitas yaitu: (1) mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, (2) mempunyai daya imajinasi, (3) orisinil dalam menyampaikan gagasan, (4) mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan (5) sikap berani mengambil resiko. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu diterapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kreativitas peserta

8 didik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satunya yaitu dengan model pembelajaran Mind Mapping. Menurut Hamid (2014: 227) Model Pembelajaran yang sesuai berpusat pada peserta didik adalah model pembelajaran Mind Mapping, yang suatu usaha pembelajaran untuk memperoleh pemahaman atau suatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau bahan. Melalui model pembelajaran tersebut peserta didik belajar dengan kreatif, efektif, efisien, dan menyenangkan. Dengan model pembelajaran Mind Mapping diharapkan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Mind mapping sangat baik dilakukan untuk mengenal sampai sejauh mana pengetahuan peserta didik terhadap suatu materi atau pelajaran. Selain itu, bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai alternatif jawaban dari suatu persoalan pada suatu materi pelajaran. Menurut Mahmuddin (2009: 8) pengaruh model pembelajaran Mind Mapping terhadap Kreativitas peserta didik. Kreativitas adalah segala potensi yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi ideide/gagasan-gagasan yang dapat dipadukan dan dikembangkan, sehingga dapat menciptakan suatu produk yang baru dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Kreativitas muncul karena adanya kemauan yang kuat dari Individu yang bersangkutan. Produk dari kreativitas dapat dihasilkan melalui serangkaian tahapan yang memerlukan waktu relatif lama namun mempermudah dalam sistem limbik memproses informasi dan

9 memasukkannya menjadi memori jangka panjang, sehingga tepat sekali digunakan untuk materi yang memerlukan hafalan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti adalah: Apakah kreativitas pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan KD Globalisasi melalui model pembelajaran Mind Mapping peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Sumbang dapat ditingkatkan? C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Meningkatkan kreativitas pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan KD Globalisasi melalui model pembelajaran Mind Mapping peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Sumbang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, dinyatakan sebagai berikut: 1. Manfaat dari Segi Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan memberikan kontribusi bagi penelitian sebelumnya dalam proses meningkatkan kreativitas peserta didik melalui model pembelajaran Mind Mapping.

10 Selain itu, kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi dan sumbangan terhadap perkembangan dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan globalisasi saat ini dan di masa yang datang, dengan menumbuhkan kreativitas peserta didik terutama di Sekolah, khususnya generasi muda yang merupakan penerus bangsa. 2. Manfaat dari segi Praktis a. Bagi Peserta didik 1) Membentuk sikap kerjasama antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan KD Globalisasi. 2) Mendapatkan pengalaman yang baru bagi Peserta didik dengan diterapkannya model pembelajaran Mind Mapping. 3) Meningkatkan kreativitas peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas barunya dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan KD Globalisasi. 4) Meningkatkan kreativitas mencatat materi pelajaran yang dimiliki peserta didik yang dapat dituangkan melalui gambar, simbol, dan warna. 5) Mewujudkan harapan peserta didik untuk memori jangka panjang dalam materi pelajaran yang dibuat dalam bentuk Mind Mapping, yang mempermudah sistem limbik memproses

11 informasi dan memasukkannya menjadi memori jangka panjang. b. Bagi Guru 1) Memberikan informasi/wacana tentang model pembelajaran Mind Mapping sebagai alternatif dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. 2) Meningkatkan keberhasilan guru sebagai pengajar yang profesional khususnya guru pendidikan kewarganegaraan. 3) Memberikan pengalaman baru bagi guru sebagai pengajar dan guru profesional untuk lebih meningkatkan kreativitas peserta didik di SMP Negeri 1 Sumbang. 4) Memberikan sebuah contoh untuk guru-guru lainnya, untuk mengatasi masalah kelas, seperti kurangnya kreativitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Menyumbangkan kepada sekolah khususnya SMP Negeri 1 Sumbang dalam rangka memperbaiki pembelajaran pendidikan kewarganegaraan melalui model pembelajaran Mind Mapping

12 dalam mengatasi kurang kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. 2) Meningkatkan kreativitas belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Sumbang dengan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran Pendidikan Kewargangaraan. d. Bagi Peneliti 1) Memiliki wawasan bagi peneliti tentang bagaimana meningkatkan kreativitas peserta didik melalui model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi dasar Globalisasi. 2) Memberikan pengalaman baru bagi peneliti tentang bagaimana meningkatkan kreativitas peserta didik melalui model pembelajaran Mind Mapping. 3) Memberikan tantangan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi dasar Globalisasi. Karena, Tujuan pendidikan kewarganegaraan diharapkan setiap individu memiliki wawasan, watak, serta keterampilan intelektual dan sosial yang memadai sebagai warga Negara. e. Bagi Fakultas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

13 Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yaitu menjadikan tambahan pendidikan kewarganegaraan dengan kreativitas melalui model pembelajaran Mind Mapping yang tidak hanya dilingkungan SMP Negeri 1 Sumbang tetapi juga dilingkungan perkuliahan. f. Bagi Program Studi PPKn Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yaitu menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kreativitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan model pembelajaran Mind Mapping pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. g. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yaitu masukan dan tambahan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan meningkatkan kreativitas belajar melalui model pembelajaran Mind Mapping dalam proses pembelajaran.