BAB I PENDAHULUAN. koordinasi yang tinggi. Faktor sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

KODE ETIK GURU INDONESIA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

PENGARUH PANGKAT, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN POLA MANAJERIAL KEPALA SD NEGERI TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah adalah organisasi yang komplek dan unik, terdiri dari beberapa manusia dalam rangka mencapai visi dan misi, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Faktor sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang paling besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi. Faktor SDM merupakan faktor yang dapat menggerakkan tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, namun SDM juga dapat sebagai faktor penghambat menuju tercapainya tujuan organisasi. Hal ini dikarenakan faktor manusia sebagai penentu arah kebijaksanaan dan pelaksana langsung pencapaian tujuan organisasi. Melihat betapa pentingnya peranan manusia dalam organisasi, maka kepala madrasah sebagai penentu kebijakan harus memberi perhatian yang lebih terhadap lingkungan madrasah dan orang-orang yang berada di dalamnya. Pernyataan pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai pengelola sebuah madrasah selain sebagai pendidik, sesungguhnya Kepala Madrasah juga adalah top manager. Maksudnya, seorang Kepala Madrasah adalah pengelola utama seluruh potensi dan segala aktivitas yang ada 1

2 dan berlangsung di madrasah. Mengelola madrasah agar seluruh potensi madrasah berfungsi secara optimal bukanlah pekerjaan yang gampang. Diperlukan suatu keahlian manajerial yang maksimal. Apalagi yang dikelola bukanlah sekedar benda mati, namun juga makhluk hidup seperti guru, staf, dan siswa sebagai sumber daya manusia yang memiliki cipta, rasa, dan karsa. Tentu, selain harus menguasai pengetahuan prinsip-prinsip manajemen, seorang Kepala Madrasah juga menguasai seni mengelola. Seberapa banyak Kepala Madrasah menguasai sekaligus pengetahuan prinsip dan seni manajemen. Kepemimpinan Kepala Madrasah yang baik adalah mampu mengelola semua sember daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan baik dari sisi pembelajaran maupun pengembangan sumber daya manusia. 1 Lebih jauh lagi dari manajemen kepemimpinan Kepala Madrasah diharapkan dapat meningkatkan kinerja para guru, siswa dan komponen pendidikan lainnya. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada madrasah dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan kemampuan Kepala Madrasah dalam berbagai aspek manajerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban madrasahnya. 2 Kinerja guru banyak disangkutpautkan dengan rendahnya mutu pendidikan. Guru sebagai makhluk sosial juga memerlukan kebutuhan yang lain untuk dapat bekerja dengan baik. Untuk dapat berpikir serta bekerja secara maksimal dalam 1 Subagio Atmodiwiryo. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya. 2005) h. 162. 2 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) hlm. 24.

3 kerjanya, guru sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dimana mereka berada serta kepala madrasah yang profesional. Mungkin dengan guru berada dalam lingkungan kerja yang baik dimana didalamnya terdapat suatu kondisi yang memacu bekerja dengan baik, mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, serta gotong royong yang baik, maka akan dapat menciptakan suatu kondisi kerja yang baik sehingga akan dapat lebih meningkatkan kinerja seorang guru untuk bekerja. Selain itu, guru juga akan dapat melaksanakan kegiatan PBM, membangkitkan potensi siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab apabila didukung oleh kondisi tubuh, suasana kejiwaan, sarana prasarana serta proses pengelolaan organisasi madrasah yang ada mendukung bagi timbulnya semangat kerja yang tinggi. Perlu diketahui bahwa tidak semua masyarakat dimana para guru berada adalah masyarakat yang seperti telah disebutkan di atas. Hal tersebut berakibat pada tindakan guru yang berbeda-beda dalam melaksanakan tugasnya. Beratnya tugas yang menjadi tanggung jawab guru apabila tidak dilaksanakan dalam suatu sistem kerja yang rapi menjadikan banyak guru yang kehilangan semangat kerja di dalam melaksanakan tugasnya. Hilangnya semangat kerja ini merupakan masalah pokok dan mendasar yang harus dihindari. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kinerja yang tinggi. Selain itu guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti mengembangkan

4 keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Dalam rangka menciptakan guru profesional yang berkinerja tinggi pada setiap lembaga pendidikan,undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang menjadi pendidik profesional tersebut ditegaskan, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini guru yang melaksanakan pekerjaan pada lembaga pendidikan wajib memiliki kualifikasi tersebut yang menjamin keahlian, kemahiran atau kecakapannya sebagai pendidik profesional. Kriteria-kriteria wajib tersebut merupakan standar mutu yang harus dipenuhi oleh guru. Profesionalitas guru yang memenuhi standar tersebut merupakan pendukung terciptanya kualitas seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya. Terciptanya kualitas kinerja guru yang profesional di madrasah membutuhkan dukungan peran kepala madrasah yang kompeten sebagai leader dan manager 3. Di satu sisi, kepala madrasah berperan sebagai pemimpin (leader) yang memiliki visi ke masa depan yang jelas dan dapat diwujudkan serta mampu mendorong proses transparansi di madrasah. Di sisi lain, kepala madrasah berperan sebagai manajer, yang memiliki strategi-strategi yang efektif dan efisien untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan dan keputusan yang telah ditetapkan. 3 Wahyudi. Kepemimpinan kepala sekolah dalam organisasi pembelajar. (Bandung: Alfa Beta, 2009) hlm 29

5 Wibawa kepala madrasah harus ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang konduktif. Keberhasilan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan sangat tergantung pada peran kepemimpinan. Demikian halnya kepemimpinan memegang peranan sangat sentral dalam dinamika kehidupan organisasi. Sebagai pemimpin, kepala madrasah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat mendorong madrasah mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui berbagai program yang dilaksanakan secara terencana. Oleh karena itu kepala madrasah harus memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh sehingga diharapkan dapat mengambil keputusan secara tepat, disamping memiliki sikap prakarsa yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tanpa kemampuan-kemampuan utama seperti kepemimpinan yang baik, kinerja yang baik, komunikasi yang baik, kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar, kepala madrasah akan sulit dalam mensosialisasikan ide, usulan, saran, atau pikiran-pikiran yang dimilikinya kepada guru dan karyawan. Oleh karena itu, kepala madrasah yang merupakan pemimpin harus bisa menjadi contoh serta mampu mengayomi bawahan dan mampu mengendalikan fungsi kepemimpinannya. Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebut, madrasah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan keberhasilan madrasah adalah keberhasilan Kepala Madrasah. Kepala Madrasah yang berhasil adalah

6 mereka yang memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan Kepala Madrasah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin madrasah. 4 Untuk kepentingan tersebut kepala madrasah selayaknya mampu memobilitasi atau memberdayakan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki, terkait dengan berbagai program, proses, evaluasi, pengembangan, kurikulum, pembelajaran di madrasah, pengelolaan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pelayanan terhadap siswa, hubungan masyarakat, sampai pada penciptaan iklim madrasah yang kondusif. Menurut Subagio kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal yang terpenting bahwa melalui pendidikan kita menyiapkan tenaga-tenaga yang terampil, berkualitas dan tenaga yang siap pakai memenuhi kebutuhan masyarakat binis dan industri serta masyarakat lainnya. Sebagai pemimpin, Kepala Madrasah memiliki tiga fungsi utama, yaitu : membantu para guru dalam memahami, memilih dan merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai, menggerakkan para guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikan di madrasah, dan menciptakan madrasah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, 4 Wahdjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.2008) hlm. 81.

7 sehat, dinamis, nyaman sehingga segenap anggota dapat berkerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh keputusan kerja yang tinggi. 5 Oleh karena itu, Pidarta menyatakan bahwa Kepala Madrasah merupakan kunci kesuksesan madrasah dalam mengadakan perubahan. Kepala Madrasah memiliki peran dan tanggung jawab sebagai manajer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan, dan administor pendidikan. 6 Agar berhasil dalam kepemimpinannya, Kepala Madrasah harus memiliki beberapa hal berikut : 1. Kepribadian yang kuat; Kepala Madrasah harus mengembangkan pribadi agar percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial; 2. Memahami tujuan pendidikan dengan baik; pemahaman yang baik merupakan bekal utama Kepala Madrasah agar dapat menjelaskan kepada guru, staf dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya; 3. Pengetahuan yang luas; Kepala Madrasah harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait; 4. Ketrampilan profesioanal yang terkait dengan tugasnya sebagai Kepala Madrasah, yaitu; (a) keterampilan teknis, misalnya teknis menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat, (b) keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan orang lain, memotivasi guru dan staf, (c) keterampilan 5 Kusmintarjo dan Burhanuddin. Kepemimpinan Pendidikan Bagi Kepala Sekolah, (Jakarta : Depdikbud.1997) h. 5 6 Made Pidarta. Landasan Kependidikan : Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, (Bandung,: Rineka.1997) h. 68

8 konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan madrasah, memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya. 7 Selain hal tersebut di atas, efektifitas kepemimpinan Kepala Madrasah juga dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan yang diperankannya. Tipe kepemimpinan pada dasarnya merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Tipe kepemimpinan merupakan perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Sehingga tipe kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu tipe yang adapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi. Aspek penting dari peran Kepala Madrasah sebagai pemimpin pendidikan adalah memberdayakan para guru sehingga tercapai kinerja guru yang diharapkan. Hal ini dirasa penting karena guru merupakan salah satu unsur sumber daya manusia yang sangat berpengaruh dalam kegiatan pendidikan. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya bersifat administratif dan organisatoris, tetapi juga bersifat metodologis dan psikologis. 8 Thomas E. Curtis dan Wilma Bidwell melihat bahwa dalam proses pembelajaran di madrasah (di kelas), peranan guru lebih spesifik sifatnya, dalam pengertian yang sempit yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Di sini guru di tuntut mampu mengorganisasikan lingkungan belajar dan sebagai 7 Departemen Pendidikan Nasional. Panduan KTSP, (Jakarta : Depdiknas. 2006) h.345 8 Oemar Hamalik. Perencanaan Penajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta; Bumi Aksara.2003) h 43.

9 fasilitator belajar. 9 Peranan guru sebagai pengorganisasi lingkungan belajar, bertitik tolak dari asumsi bahwa pengajaran adalah suatu aktivitas profesional yang unik, rasional dan humanistik. Dalam hal ini guru dituntut menggunakan pengetahuannya secara kreatif dan imajinatif untuk mempromosikan pelajaran dan kesejahteraan bagi orang lain. Madrasah memiliki pola karakteristik yang proses sosialisasinya berlangsung dan anak didik memperoleh pengalaman-pengalaman di dalam situasi madrasah. Dengan demikian guru harus mengembangkan peran sebagai model (figur), perencana, pemrediksi, pemimpin, penunjuk jalan kepada sumber-sumber belajar bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai. Implikasinya terjadi pada tugas dan tanggungjawab guru yang mengemban peran dalam proses kelompok, model kelompok, memberikan penyuluhan dan keterampilan-keterampilan belajar. Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka guru dituntut untuk menunjukkan kinerjanya secara profesional. Imtuk mencapai kinerja profesional tersebut di butuhkan beberapa persyaratan sebagai berikut : 1) menuntut keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; 2) menekankan pada keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan profesinya; 3) menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai; 4) kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; dan 5) berkembang sejalan dengan dinamika kehidupan. 10 Sebagai tambahan persyaratan kinerja profesional guru adalah bahwa guru harus mengerti dan memahami tentang : 1) pengetahuan keguruan; 2) Hall.200) h.357 9 Ibid, h. 45 10 Town W. Bruce. Service in Teaching, Englewood Cliffs, (New Jersey: Prentice

10 pengetahuan profesi guru; 3) kode etik guru; 4) kemampuan dasar mengajar; 5) jenis-jenis administrasi pengajaran di organisasi madrasah; 6) program terencana; 7) evaluasi belajar, dan 8) bimbingan dan konseling. 11 Beberapa persyaratan kinerja profesional guru tersebut tentunya diadaptasikan dengan kondisi dan situasi kebutuhan nyata di lapangan di mana guru madrasah mengajar. Kondisi lapangan merupakan kondisi lingkungan aktual yang menjadikan sumber pemahaman seorang guru yang profesional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dark bahwa lingkungan merupakan sumber pembelajaran yang efektif untuk menjadi seorang guru yang profesional. 12 Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif akan mempengaruhi partisipasi bawahan untuk melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan perasaan puas dan dapat bekerja sesuai dengan konteknya, yaitu mampu memberikan visi, menciptakan gambaran besar, menetapkan tujuan yang jelas dan disetujui bersama, memonitor dan menganalisis prestasi, serta mampu mengembangkan prestasi para pengikutnya, yaitu dengan memberikan pengarahan dan panduan, melatih dan membimbing serta memberikan umpan balik. Setelah melihat uraian di atas, tampak bahwa mutu proses pendidikan di madrasah dipengaruhi oleh sinergisnya proses interaksi antara faktor-faktor dari peran kepala madrasah sebagai pemimpin dan manager madrasah, kompetensi kepala madrasah, lingkungan madrasah terhadap faktor kinerja guru. Lemahnya manajemen atas faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pencapaian tingkat mutu pendidikan pada madrasah menjadi kurang optimal diantaranya tampak 11 Mohammad Fakri Gafar, dkk. Administrasi Pendidikan, (Bandung: FIP.1991) h.147 12 Robert R. Dark, Profesionalism and Environment Attitudes, The Journal of Educational Research, Washington, DC, is; 0022-0671, v. 73 June 1996, h. 16-22

11 dalam hasil UN para siswa yang rendah dan berdampak pada kualitas SDM yang tidak mampu bersaing. Hal ini mewujudkan bahwa guru berperan penting dalam proses belajar para siswa dan hasil belajar siswa yang mencerminkan kualitas kerja guru dalam mendidik para siswa. Hal ini disebabkan oleh rendahnya profesionalitas guru, kurangnya fasilitas pendidikan, dan manajemen pendidikan yang belum efektif dan efisien. Masalah-masalah ini saling berkait menciptakan kondisi pendidikan yang kurang kondusif bagi para guru untuk menunjukkan kinerjanya sebagai guru profesional dalam proses pendidikan SDM yang bermutu. Fungsi pemimpin hendaknya diartikan seperti motto Ki Hadjar Dewantara: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di depan menjadi teladan, di tengah memberi kemauan, dibelakang menjadi pendorong atau memberi daya). Kinerja guru merupakan hasil kerja dan kemajuan yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya. Kinerja yang baik itu diantaranya terlihat dari guru yang ingin hadir ke madrasah dan rajin dalam mengajar, guru mengajar dengan sungguh-sungguh menggunakan rencana pelajaran, guru mengajar dengan semangat dan senang hati, menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran, melakukan evaluasi pengajaran dan menindak lanjuti hasil evaluasi. Kinerja guru yang tinggi ini akan banyak memberikan pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan peserta didik dalam mencapai tingkat kompetensinya. Namun demikian, kinerja guru juga disangkutpautkan dengan kepemimpinan kepala madrasah, komunikasi antar sesama guru dan kepala madrasah dapat dikatakan kurang berjalan dengan baik, kepala madrasah kurang

12 memberikan motivasi yang penuh terhadap guru sehingga terkadang guru masih enggan untuk mengembangkan tingkat profesionalitasnya. Dengan kondisi seperti ini, otomatis akan terjadi pergeseran peran guru dalam proses pengembangan potensi peserta didik, yakni guru hanya sebagai pembekal informasi bagi peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dalam menjalankan kepemimpinannya. Oleh karena itu agar diperoleh kualitas pendidikan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan maka guru dituntut untuk selalu memiliki kinerja yang tinggi. Dengan demikian masalah kinerja guru ini perlu mendapatkan perhatian yang serius. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud melaksanakan penelitian tentang kinerja guru dengan menganalisis kepemimpinan kepala madrasah. Hal tersebut dapat terlihat pada beberapa Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Bandar Lampung, pelaksanaan kepemimpinan belum sesuai dengan hal yang diharapkan. Berdasarkan wawancara dalam penelitian pendahuluan yang dilakukan pada salah satu guru MIN di Bandar Lampung kebiasaan yang dilakukan oleh kepala madrasah ketika melakukan monitoring hanya sekedar keliling kelas saja tanpa mencoba untuk memastikan kondisi kelas tersebut. 13 Tidak berlebihan kiranya jika Kepala Madrasah ketika monitoring ke kelaskelas berkomunikasi langsung dengan guru yang saat itu berada dikelas, tentang kendala yang dihadapi dilapangan, sehingga dapat dengan tepat diketahui 13 Siti Rubayya, S.PdI, Wawancara. Guru MIN 7 Bandar Lampung, Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Januari 2017

13 permasalahan dan dapat di sepakati sebuah alternative jalan keluar bagi permasalahan tersebut. 14 Menurut para dewan guru terdapat kepala madrasah yang kurang cepat tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa sehingga terkesan kepala madrasah tersebut kurang bijaksana dalam pengambilan keputusan. 15 Dalam kaitannya dengan peranan kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja guru, perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus berbuat baik. Pemimpin dalam hal ini kepala madrasah harus juga memberi contoh, sabar, dan penuh pengertian. 16 Kenyataan dilapangan yang terjadi ketika Kepala Madrasah menerapkan kedisiplinan guna meningkatkan Kinerja guru, terkadang terjadi benturan bagi yang tidak pro terhadap kepemimpinan Kepala Madrasah di Madrasah tersebut. 17 Dari kenyataan yang terjadi di Kota Bandar Lampung tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk mengungkap masalah ini dalam sebuah tesis yang berjudul: Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Se Kota Bandar Lampung Tahun 2016 (Analisis Implementasi Fungsi-Fungsi Kepemimpinan Kepala Madrasah Se Kota Bandar Lampung). 14 Wawancara Siti hajar, S.Pd.I Guru MIN 7 Bandar Lampung Tanggal 9 September 2016 15 Bambang Dwi Purnomo, S.Ag, Wawancara. Guru MIN 8 Bandar Lampung, Wawancara dilakukan pada tanggal 19 Januari 2017 16 Hisbuddin Burmelli, S.Pd, Wawancara. Guru MIN 12 Bandar Lampung, Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Januari 2017 17 Hj. Thintisnawati, S.Ag, Wawancara. Kepala MIN 12 Bandar Lampung, Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Januari 2017

14 B. Fokus Penelitian Berdasarkan Latar Belakang Masalah dan hasil wawancara pada penelitian pendahuluan, maka penulis menetapkan fokus penelitian ini adalah : Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Se Kota Bandar Lampung Tahun 2016. C. Sub Fokus Masalah Berdasarkan Fokus Masalah diatas, maka penulis menentukan Sub Fokus Masalah dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik, adapun fungsi kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : 1. Fungsi Instruksi, 2. Fungsi Konsultasi, 3. Fungsi Partisipasi, 4. Fungsi Delegasi, 5. Fungsi Pengendalian. D. Rumusan Masalah Berkaitan dengan sub fokus masalah diatas maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana keterlaksanaan fungsi Instruksi pada Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sekota Bandar Lampung dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Tahun 2016?

15 2) Bagaimana keterlaksanaan fungsi Konsultasi pada Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sekota Bandar Lampung dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Tahun 2016? 3) Bagaimana keterlaksanaan fungsi Partisipasi pada Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sekota Bandar Lampung dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Tahun 2016? 4) Bagaimana keterlaksanaan fungsi Delegasi pada Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sekota Bandar Lampung dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Tahun 2016? 5) Bagaimana keterlaksanaan fungsi Pengendalian pada Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sekota Bandar Lampung dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Tahun 2016? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menggambarkan : Keterlaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sekota Bandar Lampung dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pendidik Tahun 2016. 2. Kegunaan penelitian ini adalah: a. Kegunaan secara teoritis Memberikan kontribusi keilmuan bagi ilmu pendidikan terutama mengenai konsep peran kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan Islam tingkat dasar.

16 b. Kegunaan secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan analisis Kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peneliti dalam praktik manajemen sumber daya manusia di Madrasah Ibtida iyah. Dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait baik secara teoritis maupun praktis.