BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat peserta didik dapat belajar (Sugihartono dkk, 2007:73).

BAB I PENDAHULUAN. hlm E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010),

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. antara seseorang dengan lingkungannya. Maka dari itu, belajar dapat terjadi kapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I. dengan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan harus melalui proses. pembelajaran. Syam, dkk (1988:2) mengemukakan:

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, misalnya bidang ekonomi, industri, komunikasi, transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian diharapkan agar dapat menemukan sesuatu yang baru untuk

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia abad ke-21 mempunyai karakteristik sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan antara peserta didik dan pendidik yang dirancang sedemikian rupa

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan senantiasa harus dinamis dan tanggap dalam menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan bukan sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perbaikan secara terus-menerus. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut adanya perbaikan dan pembaharuan pada sistem pendidikan nasional. Peningkatan kualitas pendidikan masih menjadi masalah paling utama dalam usaha perbaikan mutu pendidikan nasional. Baik pemerintah maupun pihak instansi pendidikan telah melakukan berbagai usaha dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Usaha tersebut antara lain berupa perbaikan kurikulum, penggunaan sumber belajar yang tepat, melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran, serta peningkatan kualitas tenaga kependidikan serta berbagai macam perbaikan lainnya. Salah satu upaya dalam mendukung proses pembelajaran yaitu melalui pengembangan sumber belajar. Pengembangan sumber belajar ini salah satunya meliputi buku, seperti buku teks pelajaran, buku ajar/buku pegangan pendidik, dan buku pengayaan. Keberadaan buku teks pelajaran yang kurang menarik dan tebal dapat membuat peserta didik merasa bosan dan tidak 1

2 memiliki motivasi untuk belajar, sehingga diperlukan sumber belajar yang memadai untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasaal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Balitbang, 2004:10). Berdasarkan peraturan ini, guru selalu dituntut berinovasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini telah dilakukan. Pembelajaran saat ini menempatkan guru untuk bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Guru mengarahkan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengelaman belajar selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran jika dikelola dengan baik, maka akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning), dan bukan sekedar pembelajaran yang hafalan saja (rote learning). Proses pembelajaran bermakna (meaningfull learning) dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Pembelajan aktif memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan objek dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mampu membangun kreatifitas peserta didik dalam menghadapi tantangan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Inovatif artinya proses pembelajaran

3 dirancang oleh guru dengan metode dan teknik yang bervariasi, dengan memperhatikan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai. Pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang dijalankan secara terstruktur dengan hasil maksimal dan mampu mendongkrak kualitas hasil belajar. Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang menentang peserta didik untuk berekspresi dan berfikir jauh ke depan serta menerima pengetahuan secara relaks. Pembelajaran bermakna yang menggunakan pendekatan PAIKEM dapat berjalan dengan baik jika terdapat faktor pendukung seperti motivasi belajar peserta didik dan sumber belajar yang memadai. Motivasi belajar merupakan kesadaran peserta didik untuk berperan dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik dalam kelas antara lain sifat dasar peserta didik, tujuan belajar yang terstruktur, metode pembelajaran, perilaku pendidik. Rendahnya motivasi belajar peserta didik disebabkan situasi pembelajaran yang kurang memadai seperti kurang bervariasinya metode pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang kurang terkontrol. Peserta didik cenderung untuk mencari alternatif sumber belajar mandiri sebagai solusi untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Belajar mandiri yang dilakukan peserta didik harus didukung oleh sumber belajar yang menarik dan sesuai dengan minat peserta didik, sehingga kebermaknaan dalam belajar dapat tercapai. Kecenderungan pembelajaran bahasa jawa di sekolah kurang banyak diminati oleh siswa sehingga materi pembelajaran sering dikaitkan dengan

4 kehidupan sehari-hari peserta didik (kontekstual), dan apabila tidak dapat ditemukan dalam kehidupan nyata maka digunakan alat bantu untuk memvisualisasikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala fasilitasnya mampu menghasilkan sumber belajar dalam bentuk media cetak maupun media elektronik, namun sampai saat ini belum ada inovasi dalam pembuatan media cetak berupa majalah yang digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri bagi peserta didik yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang diperlukan dalam pembelajaran bermakna yaitu, penggunaan kolaborasi pendekatan Contextual and Teaching Learning atau disingkat CTL dan Mind Mapping dalam penulisan materi pelajaran. Pemilihan majalah sebagai sumber belajar mandiri, karena majalah merupakan salah satu media cetak yang berfungsi sebagai media informasi bagi masyarakat. Media cetak ini sendiri relatif lebih jelas target konsumennya dan media jenis ini digemari oleh anak-anak muda terutama kaum pelajar, jika dibandingkan dengan buku pelajaran yang tebal. Karakter majalah yang dinamis, yaitu kesan pada setiap desain layout tiap halamannya yang ditata sedemikian rupa sehingga tidak monoton dan menimbulkan suasana baru atau fresh di tiap halamannya. Majalah menggunakan penggabungan gaya grafis tertentu untuk member kesan dinamis dan tidak monoton, sehingga peserta didik dapat menikmati suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya penelitian pembuatan media cetak berupa majalah berbahasa Jawa dengan mengacu pada pembelajaran

5 sekolah. Majalah ini memuat konsep materi pendidikan bahasa Jawa kelas X SMA/SMK. Konsep yang dimuat dalam majalah ini yaitu SK-KD pendidikan bahasa Jawa kelas X SMA/SMK. Perpaduan komponen dan pendekatan yang tercantum pada majalah ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam proses pembelajaran bahasa Jawa SMA/SMK kelas X sehingga akan menumbuhkan daya tarik peserta didik dalam belajar bahasa Jawa. Ketertarikan peserta didik terhadap sumber belajar yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar bahasa Jawa sehingga kebermaknaan dalam proses belajar bahasa Jawa akan tercapai serta meningkatkan prestasi hasil belajar dalam mata pelajaran bahasa Jawa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang ada sebagai berikut. 1. Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain metode pembelajaran, sumber belajar, dan motovasi belajar dalam diri peserta didik. 2. Sumber belajar berupa buku pelajaran kurang memotivasi peserta didik selama proses pembelajaran, karena kurang menarik dan monoton. 3. Muatan-muatan pengetahuan yang ada pada buku pelajaran bahasa Jawa masih kurang, sehingga kebermaknaan belajar belum diperoleh, sesuai dengan tujuan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

6 4. Kecenderungan peserta didik untuk belajar secara mandiri karena proses pembelajaran yang kurang bermakna. 5. Belum adanya suatu inovasi pembuatan sumber belajar mata pelajaran bahasa Jawa yang dinamis untuk mendukung proses belajar secara mandiri. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Jawa sangat banyak dan kompleks. Satu penelitian tidak mungkin mengkaji semua permasalahan tersebut. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut agar permasalahan tidak terlalu luas sebagai berikut. 1. Sumber belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa majalah berbahasa Jawa yang digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri untuk peserta didik SMA/SMK kelas X semester-1. 2. Materi yang dibahas dalam majalah berbahasa Jawa ini dibatasi pada SK- KD yang terdapat pada pelajaran bahasa Jawa SMA/SMK kelas X semester-1. 3. Majalah berbahasa Jawa yang dikembangkan masih berupa prototype sehingga untuk kedepannya dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan majalah SMA. 4. Pembuatan majalah berbahasa Jawa ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan materi, pengorganisasian materi, pembuatan layout majalah, dan penilaian majalah.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang disampaikan sebelumnya, maka dapat diajukan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana produk majalah berbahasa Jawa untuk peserta didik SMA/SMK kelas X semester-1 yang sesuai dengan standar isi sebagai alternatif sumber belajar mandiri? 2. Bagaimanakah kualitas majalah berbahasa Jawa yang dihasilkan, ditinjau dari komponen kelayakan materi, kelayakan penyajian, bahasa dan gambar, isi majalah, dan penampilan majalah berdasarkan penilaian dan tinjauan guru bahasa Jawa SMA/SMK? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pengembangan majalah berbahasa Jawa sebagai alternatif sumber belajar mandiri sebagai berikut. 1. Menyusun dan mengembangkan majalah berbahasa Jawa untuk peserta didik SMA/SMK kelas X semester-1 sesuai dengan standar isi sebagai sumber belajar mandiri. 2. Menentukan kualitas majalah berbahasa Jawa yang dihasilkan, ditinjau dari komponen kelayakan materi, kelayakan penyajian, bahasa dan gambar, isi majalah, dan penampilan majalah berdasarkan penilaian dan tinjauan yang dilakukan oleh tiga orang guru bahasa Jawa SMA di Yogyakarta.

8 F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa majalah berbahasa Jawa yang harapannya dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta didik kelas X yang memuat materi pokok semester-1. Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. 1. Majalah yang dikembangkan memiliki nama Jawagung Bintara. 2. Sebuah edisi majalah berbahasa Jawa memuat konsep tertentu yang masih dalam batasan materi untuk peserta didik SMA/SMK kelas X semester-1, dan dikemas dengan pendekatan Contextual and Teaching Learning atau disingkat CTL. 3. Isi majalah berbahasa Jawa mengacu pada standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran bahasa Jawa SMA/SMK kelas X semester-1. 4. Majalah berbahasa Jawa untuk SMA/SMK kelas X semester-1 berupa media cetak full colour dengan ukuran 21 cm x 29,7 cm. 5. Majalah berbahasa Jawa ini memiliki format secara garis besar adalah sebagai berikut. a. Halaman sampul (depan atau cover) Halaman depan atau cover memuat nama majalah yaitu Jawagung Bintara dan memuat topik-topik utama yang tersaji dalam rubrik-rubrik majalah. b. Serambi redaksi

9 Halaman ini berisi tentang kata pengantar dari redaksi. c. Daftar isi Halaman ini memuat daftar materi atau artikel yang disajikan pada halaman isi (rubrik). d. Halaman isi (rubrik) Halaman isi memuat berbagai macam rubrik yang terdiri atas: 1) Teropong Budaya, rubrik ini memuat pokok materi budaya yang terdapat pada KD (Kompetensi Dasar) pelajaran bahasa Jawa SMA/SMK kelas X semester-1; 2) Kenalan, rubrik ini memuat pengetahuan tambahan seputar tokoh-tokoh penting dalam perkembangan budaya Jawa yang disampaikan pada rubrik sebelumnya; 3) Lingkungan, rubrik ini memuat peristiwa atau kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari; 4) Ahli, rubrik ini memuat tentang profil budayawan atau ilmuan bidang bahasa Jawa dan hasil karyanya; 5) Masyarakat suksès, rubrik ini memuat beberapa alternatif usaha dengan memanfaatkan alam sekitar dengan mengedepankan kearifan lokal, seperti pengolahan tanah dengan pupuk alami seperti yang dilakukan masyarakat Jawa masa lalu; 6) Crita lan lelagon, rubrik ini memuat cerita-cerita fiksi disertai lagulagu yang muncul dari cerita tersebut disertai penjelasan nilai moral yang bisa diambil hikmahnya; 7) Inovasi, rubrik ini memuat suatu penjelasan tentang inovasi-inovasi yang dilakukan oleh masyarakat

10 Jawa dalam perkembangan budaya Jawa; 8) Mind Mapping, rubrik ini memuat suatu peta konsep seni pertunjukan tradisional Jawa dari berbagai media sehingga pembaca lebih mudah memahami seni pertunjukan tradisional Jawa; 9) Aksara, rubrik ini memuat tentang aksara Jawa yang berisi info aksara, dan maos yang berisi kata-kata mutiara dalam budaya Jawa; 10) On Line, rubrik ini memuat infoinfo bahasa dan budaya Jawa berupa alamat website; 11) Ndhèrèk Langkung, merupakan rubrik tambahan berupa komik berbahasa Jawa dan teka-teki silang berbahasa Jawa guna mendukung materi yang disajikan. e. Halaman sampul (belakang) Halaman belakang majalah memuat pesan atau informasi tertentu yang masih berkaitan dengan pelajaran bahasa Jawa. Halaman ini juga bisa berfungsi sebagai media promosi. f. Isi majalah Isi majalah berbahasa Jawa ini memenuhi standar mutu buku meliputi kelayakan materi, kelayakan penyajian, bahasa dan gambar, isi majalah, dan penampilan majalah yang sudah ditinjau oleh peer reviewer (teman sejawat), ahli materi dan pembelajaran, ahli media, dan guru bahasa Jawa SMA/SMK. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat, yaitu sebagai berikut.

11 1. Peserta didik Tersedianya alternatif sumber belajar mandiri untuk pelajaran bahasa Jawa yang menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar bahasa Jawa secara mandiri. 2. Guru Memberikan tambahan referensi sumber belajar yang inofatif, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan menumbuhkan motivasi para pendidik untuk mengembangkan sumber belajar yang lebih baik guna menunjang proses pembelajaran. 3. Mahasiswa Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk mengembangkan sumber belajar bahasa Jawa yang inovatif dan menarik, sehingga sumber belajar ini dapat dikembangkan lagi. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan Asumsi dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. a. Majalah berbahasa Jawa ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta didik yang ingin belajar bahasa Jawa dengan halhal yang menarik dan bermakna. b. Produk majalah yang dikembangkan masih berupa prototype, sehingga dalam pembuatannya mengacu pada penyusunan majalah secara umum.

12 c. Penilai sejawat (peer review) memiliki pemahaman yang sama tentang standar majalah yang baik. d. Ahli materi dan pembelajaran merupakan dosen yang memiliki pengetahuan dalam bidang materi dan pembelajaran bahasa Jawa, dan ahli media merupakan seseorang yang memahami standar mutu majalah yang baik. e. Guru SMA/SMK yang bertindak sebagai penilai dan peninjau (reviewer) memiliki kompetensi dalam menilai dan memberi masukan terhadap majalah yang dikembangkan. 2. Keterbatasan Pengembangan Pengembangan sumber belajar mandiri berupa majalah berbahasa Jawa ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut. a. Konsep yang dimuat dalam majalah berbahasa Jawa Jawagung Binantara adalah materi pelajaran bahasa Jawa SMA/SMK kelas X semester-1 saja. b. Majalah hasil pengembangan ditinjau oleh tiga orang mahasiswa pendidikan bahasa Jawa sebagai peer review (teman sejawat) dan satu dosen prodi Pendidikan Bahasa Jawa sebagai ahli materi dan pembelajaran, dan satu ahli media untuk memberi masukan. c. Majalah berbahasa Jawa hasil pengembangan dinilai dan ditinjau oleh tiga guru mata pelajaran Bahasa Jawa SMA/SMK yang bertindak sebagai reviewer.

13 d. Tidak diadakan uji coba kualitas majalah hasil pengembangan terhadap peserta didik. I. Definisi Istilah Istilah-istilah operasional yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini antara lain sebagai berikut. 1. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan mengembangkan suatu produk melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian produk. 2. Majalah berbahasa Jawa ini adalah majalah yang berisi materi dan informasi yang mendukung ketercapaian standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Jawa SMA/SMK kelas X semester-1, terdiri atas beberapa rubrik seperti Teropong, Budaya, Kenalan, Lingkungan, Ahli, Masyarakat Suksès dan lain sebagainya. Majalah ini memuat grafis (gambar, tabel, dan ilustrasi) dan juga hiburan yang berkaitan dengan materi. Materi dalam majalah ini mengacu pada standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Jawa kelas X semester-1, yang dikemas menggunakan pendekatan Contextual and Teaching Learning atau disingkat CTL. 3. Belajar mandiri merupakan suatu proses belajar individu dengan menentukan sendiri metode dan sumber belajarnya sesuai dengan kebutuhan belajar. 4. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi

14 bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 5. Standar kompetensi (SK) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang duharapkan pada setiap kelas dan atau semester pada suatu mata pelajaran. 6. Kompetensi dasar (KD) adalah penjabaran lebih lanjut dari SK yang memuat hasil belajar yang diharapakan setelah peserta didik melakukan pembelajaran dalam kompetensi tertentu. 7. Teman sejawat adalah tiga mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa UNY minimal semester VI yang memahami standar mutu majalah yang baik. 8. Ahli materi adalah dosen prodi Pendidikan Bahasa Jawa yang memiliki pengetahuan dalam bidang materi dan pembelajaran bahasa Jawa 9. Ahli media adalah seseorang yang memahami standar dan mutu majalah yang baik. 10. Reviewer adalah tiga orang guru mata pelajaran bahasa Jawa SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menilai kualitas produk majalah hasil pengembangan meliputi komponen kelayakan materi, kelayakan penyajian, bahasa dan gambar, isi majalah, dan penampilan majalah.