I. PENDAHULUAN. diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan penunjang pembangunan

I.PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar dalam perekonomian nasional Indonesia. 1 Dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencatatan saham..., Miranda anwar, FHUI, 2008 Universitas Indonesia. Akuisisi, Jakarta, 18 Oktober 1997), hal. 2.

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran

DAFTAR PUSTAKA. Aminudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB. I PENDAHULUAN. (Commanditaire Vennootschap atau CV), Firma dan Persekutuan Perdata. Dalam

PENGGABUNGAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mendorong pelaku usaha untuk melakukan pengembangan dalam

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LK NOMOR KEP-259/BL/2008 TANGGAL 30 JUNI 2008 PERATURAN NOMOR IX.H.1: PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan memperoleh dan meningkatkan kesejahteraan. 1 Mengingat prospek

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan

BAB. III PENUTUP. A. Simpulan. 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

*36423 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 29 TAHUN 1999 (29/1999) TENTANG PEMBELIAN SAHAM BANK UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG MEKANISME GO PRIVATE CONDRO HADI PURNOMO / D Kata Kunci : go private, pemegang saham independen, penawaran tender

PT TRADA ALAM MINERA TBK (d/h PT TRADA MARITIME TBK)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKUISISI DAN PERSEROAN TERBATAS. tentang Perseroan Terbatas ini telah diatur di dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB II PENGATURAN AKUISISI DALAM PERUSAHAAN. A. Pengertian dan Dasar Hukum Akuisisi Berdasarkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi ekonomi menyebabkan persaingan usaha di antara

BAB III PENUTUP. diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ini adalah apabila setelah dilakukan penilaian oleh KPPU, ternyata merger

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis terhadap..., Aryanti Artisari, FT UI, Universitas Indonesia

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

Peraturan BAPEPAM Atas Merger dan Akuisisi Oleh : I Made B. Tirthayatra

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan

AKIBAT HUKUM INVESTOR BARU SEBAGAI PEMEGANG SAHAM BANK (STUDI KASUS PT. BANK SULUT) 1 Oleh: Fauzy Indra Rizky Arbie 2

BAB I PENDAHULUAN. harta orang perorangan yang dianggap layak untuk dipertahankan. 1

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing dari perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang

BAB IV PEMBAHASAN Pengambilalihan saham mayoritas lewat pasar modal oleh investor asing berdasarkan ketentuan investasi yang berlaku.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

BAB I PENGANTAR. Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

Oleh : Vidya Triananda ABSTRAK

Kata Kunci : Akusisi, saham, perseroan terbatas

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. Haryani & Serfianto (2011:22) mengatakan bahwa :

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/2002 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. barang, dan urusan-urusan keuangan yang bertalian dengan kegiatan-kegiatan ini.

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi dan persaingan bebas pada saat ini juga dengan kemajuan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui

Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Hotel Borubudur, Jakarta 29 November 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bank di Indonesia mengalami proses pasang surut, dimulai pada

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-04/PM/2002 TENTANG PENAWARAN TENDER KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Adapun...

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Pengungkapan Pihak-Pihak yang Berelasi

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya juga mengakibatkan hancurnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelindo II (Persero) yang mana PT Pelindo II (Persero) sendiri merupakan

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal mempunyai peran strategis dalam pembangunan Perekonomian Indonesia

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada kesejahteraan karyawan dalam manajemen personalia.karyawan harus

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi bisnis yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dalam suatu negara selalu diiringi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. jangkauannya. Para pelaku bisnis tidak hanya melakukan kerja sama dengan

I. PENDAHULUAN. dimana manusia cenderung untuk saling mengungguli dalam banyak hal. Dari banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. swasta dan perusahaan publik. Sementara perusahaan milik memiliki pemilik

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dalam suatu negara yang dapat menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. 1 Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, pasar modal berperan sebagai penyedia fasilitas untuk memindahkan dana (modal) dari pemilik dana (masyarakat) ke penerima dana (perusahaan terbuka). 2 Dana yang diperjualbelikan dalam pasar modal diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari sejumlah efek yang telah dibeli oleh pemilik dana, maka penerima dana akan menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek kepada pemilik dana. 4 Pasar modal merupakan sarana untuk menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki oleh pemilik dana. Dari investasi tersebut pemilik dana akan mendapatkan sejumlah imbalan atau keuntungan. 5 Sedangkan, bagi penerima dana pasar modal berperan sebagai sumber pendanaan jangka panjang sehingga dana yang didapatkan melalui pasar modal dapat digunakan sebagai modal pengembangan kegiatan bisnis bagi penerima dana. 6 1 M. Irsan Nasarudin, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2004), hal. 13. 2 Ibid., hal. 13-14. 3 Ibid., hal. 10. 4 Ibid. 5 Ibid., hal. 14. 6 Ibid.

Pendanaan yang dilakukan melalui pasar modal tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas perekonomian dalam suatu negara. Hal tersebut dikarenakan, pendanaan yang didapatkan dapat dijadikan sumber investasi dan peningkatan produksi barang dan jasa perusahaan. Khususnya di Indonesia, keberadaan pasar modal telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang berdampak kepada membaiknya pertumbuhan ekonomi negara. 7 Melihat potensi tersebut, Pemerintah Indonesia membuat suatu landasan hukum yang mengatur segala kegiatan yang berkaitan di pasar modal. Pengaturan tersebut terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UU No. 8 Tahun 1995) pada tanggal 10 November 1995 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608). Kegiatan yang berlangsung dalam pasar modal, dalam perkembangannya, tidak berjalan mulus begitu saja. Hal ini disebabkan karena adanya implikasi dari globalisasi ekonomi yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses peningkatan aktivitas ekonomi yang terjadi melampaui batas-batas wilayah negara sehingga terjadi penyatuan atau integrasi ekonomi yang mengakibatkan tingkat ketergantungan aktivitas ekonomi antar negara semakin tinggi. 8 Globalisasi ekonomi mengakibatkan semakin ketatnya persaingan antarpelaku usaha (perusahaan) dalam memperebutkan pangsa pasar dan dalam memperoleh pendanaan melalui pasar modal. 9 Oleh karena itu, pelaku usaha dituntut untuk lebih strategis dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan pelaku usaha untuk dapat memantapkan dan mengembangkan usahanya adalah dengan melibatkan partisipasi unsur- 7 Ibid., hal. 2. 8 Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007), hal. 2. 9 M. Irsan Nasarudin, et al., op.cit., hal. 21.

unsur yang ada di luar perusahaan, antara lain melalui perusahaan patungan ( joint venture), penggabungan (merger), pengambilalihan (acquisition), konsolidasi, menggalang kemitraan, dan sebagainya. 10 Di antara pilihan alternatif tersebut, pengembangan usaha melalui pengambilalihan merupakan alternatif yang umum dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, pengambilalihan merupakan salah satu cara untuk melakukan ekspansi perusahaan dengan tetap mempertahankan perusahaan yang diambilalih. Pengambilalihan perusahaan secara umum diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UU No. 40 Tahun 2007) pada tanggal 16 Agustus 2007 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4756) dan secara lebih khusus diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut PP No. 27 Tahun 1998) pada tanggal 24 Februari 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3741). Dalam Pasal 1 Angka (11) UU No. 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Dengan beralihnya pengendalian dari pihak yang diambilalih kepada pihak pengambilalih, tidak mengakibatkan pihak yang diambilalih sahamnya menjadi bubar atau berakhir. 11 Perusahaan yang diambilalih tetap eksis seperti sediakala hanya saja pemegang sahamnya yang beralih dari pemegang saham semula kepada pihak pengambilalih. Jadi, unsur penting dalam konsep 10 Miranda Anwar, 2008, Pencatatan Saham Lewat Belakang (Backdoor Listing) dengan Cara Melak ukan Akuisisi (Studi Kasus: Akuisisi PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk oleh Titan International Corp. Sdn. Bhd), Universitas Indonesia, Depok, hal. 1. 11 Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 509.

pengambilalihan adalah kepemilikan sebagian besar atau seluruh saham, melalui proses pembelian saham. 12 Sedangkan, perseroannya sendiri (pihak yang diambilalih) masih tetap berjalan seperti biasa, tetapi di bawah kendali pihak pengambilalih karena mayoritas saham dalam perseroan tersebut dimiliki oleh pihak pengambilalih. 13 Untuk dapat disebut transaksi pengambilalihan, saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51% (simple majority), atau paling tidak setelah pengambilalihan tersebut, pihak pengambilalih memegang saham minimal 51%. 14 Apabila kurang dari presentase tersebut perusahaan target tidak dapat dikontrol, karenanya yang terjadi hanyalah jual beli saham biasa saja. 15 Pengambilalihan banyak dilakukan oleh pelaku usaha dengan berbagai alasan dan tujuan baik untuk mengembangkan usahanya atau sebagai upaya untuk penyelamatan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Pengambilalihan dapat dilakukan di antara perusahaan dalam suatu grup perusahaan atau oleh suatu perusahaan yang telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui bursa (go public) terhadap suatu perusahaan yang belum go public atau sebaliknya perusahaan yang belum go public terhadap perusahaan yang sudah go public. 16 Perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaannya dalam pasar modal disebut perusahaan go public atau perusahaan terbuka. Dalam perkembangannya, pengambilalihan juga dapat dilakukan melintasi batas negara. 17 Dalam artian, pengambilalihan dapat dilakukan antar perusahaan Indonesia terhadap perusahaan asing di luar negeri atau sebaliknya perusahaan asing di luar negeri terhadap perusahaan di Indonesia 90. 12 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010), hal. 362. 13 Ibid. 14 Munir Fuady, Hukum tentang Akuisisi, Take Over, & LBO, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001), hal. 15 Ibid. 16 Felix Oentoeng Soebagjo, Hukum Tentang Akuisisi Perusahaan di Indonesia, (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2006), hal. 3. 17 Ibid., hal. 3-4.

Pengaturan mengenai pengambilalihan saham terhadap perusahaan terbuka pada umumnya sama dengan pengaturan pengambilalihan dalam UU No. 40 Tahun 2007 dan PP No. 27 Tahun 1998. Namun, terdapat pengaturan khusus bagi pengambilalihan perusahaan terbuka yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan Peraturan Pelaksana yang diterbitkan oleh Bapepam-LK Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-259/BL/2008 Tanggal 30 Juni 2008 (selanjutnya disebut Peraturan Bapepam-LK No.IX.H.1). Pengaturan khusus tersebut antara lain adalah melakukan pencatatan atas saham yang dikeluarkan dan disetor penuh oleh perusahaan terbuka, melakukan keterbukaan informasi kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut Bapepam-LK) dan masyarakat perihal pengambilalihan tersebut, melakukan penawaran tender untuk saham yang tidak diambilalih, dan memperhatikan benturan kepentingan terhadap pihak-pihak yang terkait. Salah satu praktik pengambilalihan perusahaan terbuka yang menjadi objek penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini adalah pengambilalihan pada PT Indoexchange Tbk yang dilaksanakan pada tahun 2011. PT Indoexchange Tbk merupakan suatu perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, yang berkedudukan di Indonesia. PT Indoexchange Tbk bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen bisnis dan informasi melalui internet dan konsultasi tekhnologi internet, serta jasa di bidang kepelabuhan, angkutan, dan logistik. Pemegang saham mayoritas dan juga pengendali dari PT Indoexchange Tbk adalah Integrax Berhad. Integrax Berhad memiliki 70.31% dari modal disetor atau dari seluruh jumlah saham

yang telah dikeluarkan oleh PT Indoexchange Tbk. Sedangkan, 29.69% dari saham yang telah dikeluarkan PT Indoexchange Tbk dimiliki oleh pemegang saham publik (masyarakat). 18 Praktik pengambilalihan ini berawal dari Integrax Berhad selaku pemegang saham utama dan pengendali dari PT Indoexchange Tbk hendak menjual dan mengalihkan seluruh saham yang dimilikinya kepada Equatorex Sdn Bhd. Equatorex Sdn Bhd merupakan suatu perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Malaysia dan berkedudukan di Malaysia yang masih memiliki hubungan afiliasi dengan PT Indoexchange Tbk dan Integrax Berhad. Hubungan afiliasi tersebut terjadi karena Executive Director/Co-CEO di Integrax Berhad adalah pemegang saham utama dan Chairman di Equatorex Sdn Bhd, serta Presiden Direktur di PT Indoexchange Tbk. Adapun tujuan dari pengambilalihan tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja PT Indoexchange Tbk melalui investasi saham dalam perseroan. Pihak yang terkait dalam pengambilalihan, baik Equatorex Sdn Bhd selaku pihak pengambilalih maupun Integrax Berhad sebagai pihak yang diambilalih harus memenuhi syarat, prosedur maupun akibat hukum yang timbul dari pengambilalihan tersebut. Secara umum, pengaturan mengenai syarat, prosedur, dan akibat hukum terhadap pengambilalihan perusahaan terdapat dalam UU No. 40 Tahun 2007 dan PP No. 27 Tahun 1998. Namun, bagi pengambilalihan perusahaan terbuka terdapat beberapa hal lain yang harus dipenuhi. Pengaturan mengenai hal lain yang harus dipenuhi dalam pengambilalihan perusahaan terbuka terdapat dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan Peraturan Bapepam-LK No.IX.H.1. Adapun hal lain yang wajib dipenuhi dalam pengambilalihan perusahaan terbuka adalah mengenai pencatatan segala kegiatan perusahaan terbuka di bursa efek termasuk di dalamnya 18 Data didapatkan dari dokumen struktur permodalan dan komposisi pemegang saham PT Indoexchange Tbk pada tahun 2011.

mengenai pencatatan saham yang diambilalih, melakukan keterbukaan informasi kepada Bapepam-LK dan masyarakat perihal pengambilalihan tersebut, melakukan penawaran tender untuk saham yang tidak diambilalih, dan memperhatikan benturan kepentingan terhadap pihakpihak yang terkait. Equatorex Sdn Bhd selaku pihak pengambilalih saham Integrax Berhad yang dikeluarkan oleh PT Indoexchange wajib melakukan pencatatan efek di bursa efek, melakukan keterbukaan informasi dengan menyampaikan maksud dan tujuan pengambilalihan tersebut kepada ketua Bapepam-LK dan mengumumkan kepada media massa perihal pengambilalihan tersebut, serta Equatorex Sdn Bhd wajib melakukan penawaran tender untuk membeli saham yang telah dikeluarkan dan tidak diambilalih dalam PT Indoexchange Tbk yaitu sebesar 29.69% dari saham yang telah dikeluarkan. Selanjutnya, Equatorex Sdn Bhd juga harus memperhatikan apakah ada benturan kepentingan yang dapat menimbulkan kerugian dari pihak-pihak yang terkait dalam pengambilalihan PT Indoexchange Tbk. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti akan mengkaji dan membahas mengenai pengambilalihan perusahaan terbuka khususnya pada PT Indoexchange Tbk. Untuk itu, yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah Pengambilalihan Perusahaan Terbuka Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Studi pada PT Indoexchange Tbk). B. Rumusan Masalah dan Lingkup Penelitian Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Apa syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilalihan PT Indoexchange Tbk? 2. Bagaimana prosedur pengambilalihan PT Indoexchange Tbk?

3. Bagaimana akibat hukum terhadap pihak pengambilalih dan pihak yang diambilalih dalam pengambilalihan PT Indoexchange Tbk? Lingkup penelitian ini meliputi lingkup pembahasan dan lingkup bidang ilmu. Lingkup pembahasan adalah pengambilalihan perusahaan terbuka yang dilaksanakan berdasarkan keputusan Bapepam-LK. Sedangkan, lingkup bidang ilmu adalah Hukum Keperdataan khususnya Hukum Perusahaan dan Hukum Pasar Modal. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi lengkap, rinci, jelas, dan sistematis mengenai: 1. Syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilalihan PT Indoexchange Tbk; 2. Prosedur pengambilalihan PT Indoexchange Tbk; 3. Akibat hukum terhadap pihak pengambilalih dan pihak yang diambilalih dalam pengambilalihan PT Indoexchange Tbk. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu: 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai bahan pemikiran dalam upaya pengembangan disiplin ilmu hukum, khususnya yang membahas mengenai pengambilalihan perusahaan terbuka. 2. Kegunaan Praktis

Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah: a. Sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan hukum bagi penulis khususnya mengenai pengambilalihan perusahaan terbuka; b. Sebagai bahan bacaan maupun literatur bagi mahasiswa dan pihak lainnya berkaitan dengan pengambilalihan perusahaan terbuka; c. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Hukum Universitas Lampung.