SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. multikultural (multibudaya) dan tercampur menjadi satu wadah masyarakat urban

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

PEMBENTUKAN CITRA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA SEBAGAI TAMAN SENI DAN BUDAYA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

RINGKASAN DISERTASI MARGINALISASI WAYANG KULIT PARWA DI KABUPATEN GIANYAR PADA ERA GLOBALISASI

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERKAWINAN. Diajukan. Sosial. Oleh: JURUSAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

BAB II GAMBARAN UMUM TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA. A. Deskripsi Lokasi. Taman Balekambang Surakarta berlokasi di Jalan Balekambang No.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

PENDAHULUAN. (feedback) dan respon yang sesuai dengan keinginan atau tujuan komunikator.

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

BAB IV KESIMPULAN. Kontinuitas yang terjadi pada kelompok musik Riau Rhythm Chambers

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kompleks, abstrak, dan luas (

BAB III PEMBAHASAN Berikut sejarah tentang awal mula berdirinya Taman Balekambang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO)

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan, dikomunikasikan, dan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

OPTIMALISASI PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB II LANDASAN TEORI. menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

Transkripsi:

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI (Studi Kasus di Lingkungan Balekambang Kodya Surakarta) JURNAL Oleh: EVIE NUR AFIFAH K8410022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universits Negeri Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Mei 2014 Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. MH. Sukarno, M.Pd NIP. 195106011979031001 Drs. Tentrem Widodo, M.Pd NIP. 19491221 197903 1 001

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI (Studi Kasus Di Lingkungan Balekambang Kodya Surakarta). EVIE NUR AFIFAH K8410022 ABSTRAK Evie Nur Afifah. K8410022. SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI (Studi Kasus Di Lingkungan Balekambang Kodya Surakarta). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi seni ketoprak di era modernisasi. Lokasi penelitian ini dilakukan di Taman Balekambang Kota Surakarta dengan alasan hingga kini masih mempertahankan seni Ketoprak sebagai salah satu warisan budaya bangsa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan terdiri dari data primer yakni wawancara dengan informan dan sekundernya yakni observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan cuplikan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam (in dept interviewing) dengan 11 informan yang terdiri dari pemain, ketua, sesepuh, penonton dan pemerintah kota. Uji validitas data dengan trianggulasi data (sumber). Teknik analisis menggunakan model analisis data interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini seni Ketoprak semakin terpinggirkan di tengah arus modernisasi sebab masyarakat khususnya generasi muda beranggapan bahwa seni Ketoprak sudah ketinggalan jaman. Masyarakat cenderung memilih siaran televisi sebab dalam penyajiannya lebih menarik. Padahal sebenarnya fungsi Ketoprak dan televisi itu sama-sama menyampaikan pesan kepada masyarakat. Setiap pertunjukan digelar penonton yang menyaksikan hanya sedikit hanya. Faktor yang mendorong para pemain tetap bertahan dalam era modern adalah adanya rasa memiliki dan mereka ingin melestarikan budaya agar generasi muda tidak melupakan sejarah bangsa. Faktor penghambat dalam era modern adalah aturan atau pakem yang masih kaku, kurangnya fasilitas untuk pementasan, sarana publikasi yang minim, dan kurangnya perhatian pemerintah. Di era modern ini para pemain harus menyesuaikan dengan pola pemikiran anak muda agar seni Ketoprak kembali diterima dan digemari masyarakat khususnya generasi muda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah seni Ketoprak Balekambang merupakan salah satu kesenian tradisional yang masih bertahan dalam era modern seperti sekarang. Meskipun pada kenyataannya seni ini semakin ditinggalkan masyarakat khususnya generasi muda. Nilai yang dipertahankan dalam seni Ketoprak adalah nilai moral, sosial-kultural, nilai pendidikan dan nilai estetika. Berbagai cara ditempuh untuk melestarikan seni Ketoprak antara lain melalaui iklan di media massa baik media cetak maupun elektronik serta melakukan pentas keliling.

Kata kunci: Seni, Ketoprak, Modernisasi PENDAHULUAN Taman Balekambang Surakarta merupakan sebuah kenangan sekaligus kebangkitan. Barangkali bisa menjadi potret indah bagaimana perubahan dan tuah pembangunan kota Surakarta. Taman ini dibangun pada tahun 1921 oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII untuk hadiah kedua putrinya, Partini Tuin dan Partinah Bosch sebagai tempat hiburan yang menawan. Di taman Balekambang selain terdapat pohonpohon besar yang asri dan rindang, ada juga beberapa hewan seperti monyet, kalkun, rusa, burung unta, angsa, ayam hutan dan itik yang berkeliaran di sana. Terdapat juga taman reptil di sisi barat kolam pemancingan ikan atau telaga. Di taman reptil tersebut terdapat hewan seperti ular, iguana, kadal dan biawak. Taman Balekambang ini dibangun dengan konsep hijau untuk rekreasi dan hiburan. Salah satu hiburan yang ada di sana yakni pertunjukan kesenian Ketoprak (Joglo semar, Jumat 13 Desember 2013). Seni Ketoprak berfungsi sebagai hiburan seperti yang terdapat Jazuli (2011: 38-39) Fungsi ini tercermin pada kegunaan seni untuk memberi hiburan atau kesenangan semata dan atau dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang. Ketoprak merupakan salah satu kesenian tradisional yang berjalan melalui fase yang panjang, bergerak dari kesederhanaan bahkan cenderung apa adanya, berkembang dalam penyempurnaan-penyempurnaan, dan berakhir menjadi sebuah seni tradisi yang utuh serta diterima sebagai warisan budaya yang memperkaya khazanah kebudayaan bangsa. Seperti dalam Abdullah (2009: 29) Kesenian tradisional adalah suatu bentuk seni yang bersumber dan berakar dari masyarakat, lingkungan serta telah dirasakan sebagai miliknya sendiri. Kesenian tradisional pada umumnya diterima sebagai warisan yang dilimpahkan dari generasi tua kepada generasi muda. Pada zaman dahulu seni pertunjukkan tradisional seperti Ketoprak mendapatkan tempat tersendiri di hati para masyarakat

sebab pertunjukkan tradisional ini memberikan manfaat secara lahir maupun batin bagi para penikmat nya. Hal itu sama seperti fungsi kesenian yang terdapat dalam Sedyawati (2010:366) yakni kegiatan bersenang dan berhibur karena dengan berkesenian maka orang yang melakukan maupun yang menonton kesenian tersebut akan merasa senang dan terhibur. Sebab para pemain kesenian akan merasa puas (senang) apabila penonton terhibur dengan penampilannya di atas pentas. Seni Ketoprak Balekambang merupakan salah satu ikon kota Surakarta yang pada masanya tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan hiburan dan tuntunan. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Umar Kayam (2000: 59-60) pada mulanya ketoprak adalah permainan yang merupakan hiburan santai di waktu senggang di kalangan rakyat pedesaan. Tetapi, di era globalisasi dan modernisasi METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif artinya penelitian yang bersifat atau seperti sekarang seolah dunia tanpa batas jadi banyak produk luar negeri yang bisa dengan mudah masuk ke negara kita tanpa terkecuali budaya nya. Masuknya budaya asing tersebut dapat mengubah pola pikir masyarakat kita dari yang bangga mencintai budayanya sendiri menjadi masyarakat yang bangga menikmati budaya orang lain. Kini para pemain seni ketoprak Balekambang harus berjuang melawan arus modernisasi dengan berbagai cara atau strategi agar ketoprak Balekambang tetap eksis dan mereka tetap bisa bertahan untuk menjalani hidup dan menghidupi keluarga mereka. Karena negeri yang kaya kebudayaan ini ternyata sama sekali tidak menjanjikan kemakmuran bagi para seniman tradisionalnya. Maka berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimanana kondisi seni Ketoprak di era modernisasi. memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau

bilangan (Nawawi dan Martini, 1996: 174). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus tunggal, ini dilakukan sebagai upaya untuk dapat memberi nilai tambah pada pengetahuan kita tentang bagaimana eksistensi atau keberadaan seni ketoprak Balekambang di era modernisasi. Sumber data data dalam penelitian ini meliputi: 1) informan, 2) peristiwa dan tempat, 3) dokumen dan arsip, 4) studi pustaka. Penelitian ini cara pengambilan informan/ responden dilakukan dengan teknik purposive sampling artinya bahwa pengambilan sampel dilakukan berdasarkan adanya pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan balik untuk memperoleh derajat kepercayaan atau validitas data dengan trianggulasi sumber yang dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan informan mengenai seni ketoprak di era modernisasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman (1992: 16) dengan tiga alur kegiatan secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kini di era modernisai seni ketoprak semakin terpinggirkan. Hal ini disebabkan masyarakat yang khususnya para generasi muda beranggapan bahwa seni ketoprak sudah kuno dan dianggap tertinggal dengan perkembangan jaman yang semakin canggih. Mereka lebih cenderung memilih teknologi yang dalam penyajiannya lebih bagus dan menarik. Setiap ada pertunjukan penonton yang datang menyaksikan juga hanya sedikit saja karena masyarakat sudah tidak seantusias dulu lagi. Kini masyarakat cenderung beralih menggunakan teknologi padahal sebenarnya fungsi dari teknologi dan ketoprak itu sama saja yakni sama-sama menyampaikan pesan pada masyarakat hanya saja caranya yang berbeda dimana yang satu tradisional dan yang satu modern. Para pemain juga harus menyesuaikan dengan pola-pola

pemikiran anak muda agar seni ketoprak bisa kembali diterima dan digemari oleh masyarakat khususnya generasi muda. Namun di era modern seperti sekarang seni Ketoprak bisa mengingatkan kembali pada generasi muda mengenai sejarah bangsa lewat lakon yang ditampilkan dalam setiap pertunjukan. Tetapi ada era modern ini juga membuat para generasi muda menjadi kehilangan jati diri bangsa karena mereka cenderung mengikuti perkembangan jaman yang canggih dan serba modern sehingga mereka cenderung meninggalkan budaya bangsa. Faktor Pendorong Bertahan dalam Seni Ketoprak Berdasarkan hasil wawancara ditemukan hal-hal yang mendorong para pemain bertahan dalam seni ketoprak adalah mereka senang terhadap seni tersebut. Selain itu untuk melestarikan budaya bangsa agar para generasi muda tidak melupakan sejarah masa lalu bangsanya. Disamping itu juga adanya rasa memiliki terhadap suatu budaya juga mendorong pemain untuk ikut bergabung dan ikut melestarikan seni Ketoprak karena dengan adanya rasa memiliki maka akan timbul rasa untuk menjaga dan melestarikan seni tersebut. Alasan lain pemain ikut dalam seni Ketoprak juga karena atas dorongan dari para sesepuh dan teman-temannya yang sudah bergabung lebih dulu dalam dunia Ketoprak. Disamping itu juga seni Ketoprak dalam era modern mengingatkan pada generasi muda tentang sejarah bangsa maupun kisah-kisah perjuangan melalui lakon atau cerita yang dipentaskan. Faktor Penghambat Dalam Seni Ketoprak Dari hasil wawancara peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa banyak faktor yang menjadi penghambat perkembangan dan kemajuan seni Ketoprak diantaranya adalah pakem yang masih dipegang teguh oleh pemain generasi tua seni ketoprak padahal pemain generasi muda cenderung ingin melakukan perubahan melalui pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi saat ini agar masyarakat khususnya generasi muda kembali suka dengan seni ketoprak. Disamping itu faktor lain yang menghambat yaitu

kurangnya faslitas pendukung untuk pementasan serta kondisi alam khususnya saat hujan karena pemain tidak bisa melakukan pentas, kalau dipaksa pentas penonton yang hadir juga cuma sedikit. Hal lain yang menghambat kemajuan seni ketoprak adalah kurangnya perhatian dari pemerintah serta publikasi. Sebab masyarakat jarang yang tahu kalau sampai saat ini masih ada pertunjukan seni ketoprak. Pemain yang tidak kompak dan tidak serius juga bisa jadi penghambat karena mengakibatkan pementasan yang kurang maksimal. Pihak pemkot (pemerintah kota) merasa kesulitan untuk mempublikasikan seni ini pada generasi muda karena generasi muda lebih suka siaran-siaran televisi yang disajikan lebih menarik dan modern atau terkini. Cara Bertahan Dalam Era Modernisasi Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa berbagai cara telah ditempuh untuk memajukan dan menjaga seni Ketoprak agar tetap lestari dalam kehidupan masyarakat. Para pemain juga mencoba bertahan dengan berbagai cara agar kelangsungan hidup mereka tetap berlangsung. Cara yang ditempuh agar seni ketoprak tetap lestari adalah dengan melakukan promosi pada masyarakat melalui berbagai cara misalnya melalui iklan di media massa maupun pentas dari kampung ke kampung. Disamping itu para pemain juga senantiasa berusaha tampil lebih baik dalam pertunjukan agar penonton yang menyaksikan pertunjukan puas. Mereka juga harus senantiasa belajar dan belajar agar penampilannya bisa maksimal dan membuat penonton puas melihat sajian yang ditampilkan. KESIMPULAN Seni Ketoprak di Taman Balekambang Surakarta merupakan salah satu seni tradisional rakyat yang masih bertahan dalam era modern seperti sekarang ini. Nilai spontanitas dan kesederhanaan sangat dijunjung tinggi karena dalam setiap pementasan para pemain tidak berpedoman pada naskah melainkan hanya improvisasi saja. Para pemain saat pentas juga hanya menggunakan kostum dan alat seadanya saja sesuai peran yang dibawakan. Seni

Ketoprak tersebut merupakan jenis Ketoprak Gamelan karena dalam pementasan lakon yang diceritakan berkisah babad tentang kerajaan yang pernah ada terutama di daerah Jawa dengan iringan alat musik berupa gamelan. Seni Ketoprak yang ada di Balekambang ini tumbuh dan berkembang dari rakyat dan untuk rakyat karena seni ini merupakan sumber hiburan bagi masyarakat baik bagi seniman maupun penonton. Melalui pementasan lakon dalam pertunjukan seni Ketoprak banyak sekali pesan moral atau nasehat yang terkandung di dalamnya. Nilai yang dipertahankan dalam seni Ketoprak tersebut adalah nilai moral, nilai pendidikan, nilai sosial-kultural dan nilai estetika atau keindahan. Di era modernisasi seperti sekarang seni Ketoprak semakin terpinggirkan sebab tanggapan dari masyarakat khususnya para generasi muda kurang bisa menerima keberadaan seni Ketoprak. Masyarakat beranggapan bahwa seni ketoprak sudah kuno dan tertinggal dengan perkembangan jaman yang semakin canggih sebab cerita dalam lakon seni Ketoprak kurang menarik dan terkini. Masyarakat lebih cenderung memilih teknologi yang dalam penyajiannya lebih bagus dan lebih menarik serta terkini (sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat). Berbagai cara telah ditempuh untuk memajukan dan menjaga seni Ketoprak agar tetap lestari dalam kehidupan masyarakat. Cara yang ditempuh agar seni ketoprak tetap lestari adalah dengan melakukan promosi melalui berbagai cara misalnya melalui iklan di media massa baik cetak maupun elektronik, pentas keliling dari kampung ke kampung. Pentas tersebut bertujuan untuk mengenalkan seni Ketoprak kepada masyarakat luas agar kembali mencintai seni Ketoprak. Disamping itu para pemain juga senantiasa tampil lebih baik dalam setiap pementasan dan terus belajar dan belajar agar penampilannya bisa maksimal dan membuat penonton puas melihat sajian yang ditampilkan. DAFTAR PUSTAKA Edy Sedyawati. (2010). Budaya Indonesia.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Hadari Nawawi & Mimi Matini. (1996). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press M. Jazuli. (2011). Sosiologi Seni (Pengantar dan Model Studi Seni). Solo: uns press Prof. Dr. Irwan Abdullah. (2009). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Umar Kayam. (2000). Ketika Orang Jawa Nyeni. Yogyakarta: Galang Pres