BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditnya setelah pembukuan ditutup. Kewajiban penyampaian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 07

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Apabila audit report

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi para analisis merupakan media yang paling pentng untuk menilai prestasi pada kondisi ekonomis suatu perusahaan. Definisi laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara seperti misalnya: sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari perusahaan dan kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan harus mempunyai ciri kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan sebagaimana yang dikemukakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007)

a. Dapat dipahami, artinya informasi yang ditampung dalam Laporan Keuangan dapat segera dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan, artinya informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan putusan. Informasi memiliki kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, serta mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. c. Keandalan, artinya informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan. d. Dapat dibandingkan, artinya pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif sehingga pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa dapat dilakukan secara konsisten untuk perubahan yang sama tetapi untuk perusahaan yang berbeda. Implikasi dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan, serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada Standar Akuntansi Keuangan termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dapat membantu pencapaian daya banding. 2. Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila penyelesaian penyajian laporan keuangan terlambat atau tidak diperoleh saat dibutuhkan, maka relevansi dan manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan akan berkurang (Hanafi, 2003 : 35). Penyelesaian penyajian laporan keuangan ini diukur dengan menggunakan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Yang dimaksud dengan keterlambatan penyelesaian

penyajian laporan keuangan adalah interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal penyelesaian laporan keuangan (Almilia, 2006). Tanggal penyelesaian laporan keuangan diambil dari tanggal opini auditor. Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (IAI, 2007). Dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam membuat laporan keuangan mempertimbangkan trade off antara relevansi dan keandalan (reliabilitas) dari laporan keuangan tersebut. Berdasarkan surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep- 36/PM/2003, perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit selambat-lambatnya sembilan puluh hari atau tiga bulan setelah tanggal neraca. Menurut Almilia (2006), ada tiga kriteria keterlambatan, yaitu : 1. Keterlambatan audit (Auditors Report Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. 2. Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEI. 3. Keterlambatan total (Total Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa. Beberapa peneliti lain menggunakan istilah audit delay untuk menggambarkan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Menurut Sejati (2007) menyebutkan bahwa Audit delay merupakan lamanya waktu dari

tanggal tutup tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor. 3. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer. Implikasi penerapan teori ini dapat menimbulkan perilaku efisiensi ataukah perilaku opportunistik bagi si Agen. Teori ini mengasumsikan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkungan, agen dan prinsipal diasumsikan dimotivasi oleh kepentingannya sendiri dan sering kepentingan diantara agen dan prinsipal berbenturan. Agency Theory biasanya dilihat sebagai konflik kepentingan (conflict of interest) dalam akuntansi dan perusahaan. Ada pula yang menyebutkan sebagai agency problem (Keown, 1999). Masalah keagenan (agency problem) ini timbul akibat dari pemisahan tugas antara pemegang manajemen perusahaan (agen) dengan pemegang saham (prinsipal). Pada umummnya perusahaan yang besar dijalankan oleh para manajer professional yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada porsi kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Adanya pemisahan tugas antara pemegang saham dan manajer ini bisa saja mengakibatkan permasalahan. Para manajer ini berusaha

mengambil keputusan yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan awal untuk memaksimalkan kesejahteraan bagi para pemegang saham. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan a. Laba (profit) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi, 2003). Menurut Rachmawati (2008) menyebutkan bahwa : Ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu. Rachmawati (2008) juga menyebutkan bahwa : Perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan auditor untuk memulai proses pengauditan lebih lambat dari biasanya. Oleh karena hal tersebut, maka akan terjadi pula keterlambatan dalam menyampaikan kabar buruk kepada publik. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan. Penelitian yang dilakukan oleh Catrinasari dan Sejati membuktikan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan. b. Solvabilitas (solvability) Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka

panjang) dari harta perusahaan tersebut (Hanafi, 2003). Menurut Rachmawati (2008) disebutkan bahwa : Proporsi relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula resiko kerugiannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mismanagement) dan kecurangan (fraud). Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati membuktikan bahwa variabel solvabilitas berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan. c. Ukuran Perusahaan (firm size) Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan yang akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Rachmawati (2008) menyebutkan bahwa :

Manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (Audit Delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki Audit Delay dan Timeliness yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Catrinasari, Almilia dan Setiady, Rachmawati menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan. d. Umur Perusahaan (firm age) Pada dasarnya perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas atau dalam periode yang panjang, tidak didirikan hanya untuk beberapa tahun saja. Almilia (2006) menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Hal ini memberikan indikasi bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua dapat mempersingkat rentang waktu penyelesaian laporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Catrinasari serta Almilia dan

Setiady membuktikan bahwa variabel umur perusahaan berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan. e. Ukuran Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangundangan dalam hal pemberian jasa profesional bagi praktek akuntan publik. Beberapa penelitian yang menguji pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian penyajian laporan keuangan menunjukkan adanya pengaruh yang negatif. Artinya perusahaan yang diaudit oleh KAP anggota The Big Four lebih cepat mempublikasikan laporan keuangannya daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non The Big Four. Menurut Ahmad (2005) bahwa KAP The Big Four membutuhkan waktu lebih pendek dibandingkan KAP Non The Big Four hal ini disebabkan efisien waktu, insentif lebih tinggi, menjaga reputasi, dan kualitas SDM yang lebih baik. Menurut Stice (2004), empat besar kantor akuntan publik yang diurut berdasarkan abjad adalah Deloitte & Touche, Ernst & Young, KPMG Peat Marwick, dan Price Waterhouse Coopers. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Hamzah Ahmad, M. Nisarul Alim, dan Imam Subekti (2005) Penelitian ini mempelajari hubungan antara ukuran perusahaan, ukuran KAP, going concern opinion, rugi (loss), segmen geografis, dan jenis industri terhadap Audit Report Lag yang diproksikan menjadi firm

cycle time (FCT) dan client cycle time (CCT) pada perusahaan yang terdapat di BEJ tahun 2003. Pengukuran CCT yaitu jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan penutupan buku, sedangkan FCT yaitu waktu yang dibutuhkan auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya setelah penutupan buku klien. Sampel yang digunakan sebanyak 70 perusahaan yang terdiri dari 49 perusahaan manufaktur dan 21 perusahaan finance. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, rugi, dan segmen geografis berpengaruh signifikan terhadap client cycle time (CCT). Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, rugi, going concern opinion, dan segmen geografis berpengaruh signifikan terhadap firm cycle time (FCT). 2. Luciana Spica Almilia dan Lucas Setiady (2006) Penelitian ini mempelajari hubungan antara Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Umur Perusahaan, dan Pelaporan item luar biasa terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdapat di BEJ tahun 2002-2004. Sampel yang digunakan sebanyak 131 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan, sedangkan variabel rasio Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Pelaporan item luar biasa tidak berpengaruh secara signifikan.

3. Renny Catrinasari (2006) Penelitian ini mempelajari hubungan antara Rasio Gearing, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Umur Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan Perbankan yang terdapat di BEJ tahun 2001-2003. Sampel yang digunakan sebanyak 70 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Gearing, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Umur Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan variabel Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan. 4. Anggit Wasis Sejati (2007) Penelitian ini mempelajari hubungan antara Ukuran Perusahaan, Klasifikasi Industri, dan Laba Rugi Perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan yang terdapat di BEJ tahun 2003-2005. Sampel yang digunakan sebanyak 810 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Klasifikasi Industri dan Laba Rugi Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan. 5. Sistya Rachmawati (2008) Penelitian ini mempelajari hubungan antara Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit delay dan timeliness pada perusahaan yang terdapat di BEJ

tahun 2003-2005. Sampel yang digunakan sebanyak 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Di samping itu, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap timeliness. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun Penelitian) 1. Hamzah Judul Penelitian Pengujian Empiris Penelitian Hasil Penelitian Menunjukkan Ahmad, Audit Report Lag Independen : bahwa ukuran M. Nisarul menggunakan ukuran perusahaan, perusahaan, rugi, Alim, dan Client Cycle Time rugi (loss), ukuran dan segmen Imam Subekti dan Firm Cycle KAP, going geografis (2005) Time concern opinion, berpengaruh segmen geografis, signifikan terhadap dan jenis industri client cycle time (CCT). Selain itu, Dependen : ukuran perusahaan, firm cycle time rugi, going concern (FCT) dan client opinion, dan cycle time (CCT) segmen geografis berpengaruh signifikan terhadap firm cycle time (FCT) 2. Luciana Spica Faktor-Faktor yang Menunjukkan Almilia Mempengaruhi Independen : bahwa Ukuran dan Penyelesaian Ukuran Perusahaan dan

Lucas Setiady Penyajian Laporan Perusahaan, Umur Perusahaan (2006) Keuangan Pada Profitabilitas, berpengaruh Perusahaan yang Likuiditas, signifikan terhadap Terdaftar di BEJ Solvabilitas, Umur penyelesaian Perusahaan, dan penyajian laporan Pelaporan item luar keuangan, biasa sedangkan variabel rasio Profitabilitas, Dependen : Likuiditas, penyelesaian Solvabilitas, dan penyajian laporan Pelaporan item luar keuangan biasa tidak berpengaruh secara signifikan. 3. Renny Faktor-Faktor yang Menunjukkan Catrinasari Mempengaruhi Independen : bahwa Rasio (2006) Ketepatan Waktu Rasio Gearing, Gearing, Ukuran Pelaporan Ukuran Perusahaan, Keuangan Perusahaan, Profitabilitas, Umur Perusahaan Profitabilitas, Umur Perusahaan Perbankan Go Perusahaan, dan berpengaruh Publik di Bursa Struktur signifikan terhadap Efek Jakarta (BEJ) Kepemilikan ketepatan waktu pelaporan Dependen : keuangan, ketepatan waktu sedangkan variabel pelaporan keuangan Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan. 4. Anggit Wasis Analisis Faktor- Menunjukkan Sejati (2007) Faktor yang Independen : bahwa Klasifikasi Mempengaruhi Ukuran Industri dan Laba

Audit Delay pada Perusahaan Go Publikdi Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005 Perusahaan, Klasifikasi Industri, dan Laba Rugi Perusahaan Dependen : audit delay Rugi Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan. 5. Sistya Rachmawati (2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2009 Independen : Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Dependen : audit delay dan timeliness Menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Di samping itu, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap timeliness C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalh penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004 : 13).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis membuat kerangka konseptual seperti di bawah ini yang menunjukkan hubungan antara variabel laba, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan ukuran KAP terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan. Laba (X 1 ) Solvabilitas (X 2 ) Ukuran perusahaan (X 3 ) Umur perusahaan (X 4 ) Ukuran KAP (X 5 ) Penyelesaian penyajian laporan keuangan (Y) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Rachmawati (2008) menyebutkan bahwa : Ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu. Semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka keterlambatan penyelesaian yang terjadi akan menjadi semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar rasio profitabilitas, semakin baik pula kinerja

perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan informasi tersebut kepada pihak lain yang berkepentingan. Menurut Rachmawati (2008) menyebutkan bahwa : Proporsi relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula resiko kerugiannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mismanagement) dan kecurangan (fraud). Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan. Semakin besar rasio solvabilitas perusahaan, maka keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan akan menjadi semakin besar. Solvabilitas yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk memoles telebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan rasio solvabilitas yang tinggi akan cenderung memiliki rentang waktu penyajian laporan keuangan yang lebih lama. Menurut Rachmawati (2008) menyebutkan bahwa : Manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (Audit Delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki Audit Delay dan Timeliness yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil.

Semakin besar ukuran perusahaan, maka keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan menjadi semakin kecil. Perusahaan yang memiliki ukuran besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih tepat waktu. Menurut Almilia (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Semakin besar umur perusahaan, maka semakin kecil pula keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung memiliki pengalaman yang memadai untuk mengelola informasi keuangan sehingga dapat lebih awal dalam menyelesaikan laporan keuangannya. Menurut Ahmad (2005) bahwa KAP The Big Four membutuhkan waktu lebih pendek dibandingkan KAP Non The Big Four hal ini disebabkan efisien waktu, insentif lebih tinggi, menjaga reputasi, dan kualitas SDM yang lebih baik. Semakin besar ukuran KAP, maka semakin kecil pula keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang disimpulkan dari kerangka konseptual dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang dapat diuji berdasarkan fakta empiris (Jurusan Akuntansi, 2004 : 13).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah laba, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan baik secara simultan maupun parsial.