BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanik Amelia, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah. Perubahan dalam arti perbaikan mutu pendidikan pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Plato (2000:5) Pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan, karena

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PEMBELAJARAN MUSIK KINTUNG BERBASIS KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK DI DAPUR THEATER KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

siswa, mahasiswa, dan umum dalam skala lokal, nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari sisi jenis maupun bentuk penyajiannya. Salah satu tradisi yang ada di Gorontalo yaitu tradisi Langga.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

2015 PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DI TK SALMAN AL FARISI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Banten merupakan daerah yang cukup kaya dengan jenis kesenian yang lahir dan berkembang secara turun-temurun dalam masyarakat, diantaranya kesenian Debus, Pencaksilat, Bendrong Leusung, Rampak Bedug. Kesenian yang lahir dan berkembang pada saat ini di sekolah yang saya teliti yaitu kesenian Rampak Bedug. Kesenian rampak bedug dahulu digunakan oleh masyrakat Banten khususnya Pandeglang dan lebih dikenal dengan sebutan ngadu bedug atau ngadulag. Kesenian ini sudah ada sejak lama sampai saat ini, dan kesenian rampak bedug telah menjadi tradisi atau bagian dari budaya di daerah Kabupaten Pandeglang, dan pada saat ini berkembang di Kota Cilegon. Pada awalnya kesenian rampak bedug berasal dari ngadulag (memainkan bedug besar) yang berfungsi sebagai sarana pengiring kegiatan religi yang biasa dimainkan pada acara seperti menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Istilah ngadulag bagi umat muslim khususnya orang Sunda di daerah Banten sudah sangat familiar yang biasa marak dilakukan pada bulan Ramadhan setelah tarawih. Ngadulag sebagai simbol budaya atau tanda memperingati saatnya shalat lima waktu bagi umat islam. Sejalan dengan perkembangannya, ngadulag adalah inspirasi masyrakat pandeglang untuk dibentuknya suatu kesenian rampak bedug yang saat ini sudah menjadi salah satu objek seni. Seni rampak bedug dengan budayanya mampu mempengaruhi masyarakat luar Pandeglang dan berkembang di daerah Serang dan Cilegon. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kemajuan pola pikir masyarakat dan keterbukaan masyarakat yang sudah dapat menerima pengaruh-pengaruh

2 budaya dari luar sehingga menunjang terhadap perkembanngan kesenian rampak bedug. Dari penjelasan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mempelajari dan mengetahui secara lebih dalam tentang kesenian rampak bedug, yang ada dan berkembang di kota Cilegon. Khususnya di sekolah dasar dalam proses pembelajaran kesenian rampak bedug. Pembelajaran kesenian rampak bedug merupakan salah satu kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah salah satu peranan yang sangat penting pada pendidikan untuk merangsang pola pikir siswa sehingga terjadinya proses interaksi peserta didik dengan pendidik. Sehingga pembelajaran merupakan tombak atau tahapan yang penting pada sebuah pendidikan, diantaranya adalah pembelajaran tentang pendidikan seni. Pada pembelajaran siswa dapat memperoleh pengalaman belajar khususnya pendidikan seni. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu kondisi yang sengaja diciptakan agar terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud, menyangkut perubahan yang terjadi secara sadar, kontinyu fungsional, bersifat positif dan aktif serta tidak bersifat sementara, memiliki tujuan atau terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jazuli (2008, hlm.137). Pendidikan memiliki tujuan yang luas. Salah satunya tujuan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran seni yaitu untuk meningkatkan kreativitas siswa dan ekspresi yang dikembangkan melalui ekstrakurikuler (seni musik). Banyak ekstrakurikuler di sekolah, salah satunya di SD Negeri Cilegon-2 yaitu ekstrakurikuler rampak bedug. Ketertarikan peneliti untuk meneliti subjek dilihat dari keberhasilan pembelajaran yang ditunjang dari perencanaan, proses, metode yang digunakan. Dari permasalahan di atas, untuk mengantisipasi dampak terhadap generasi muda terutama siswa SD yang pada saat ini masih lemahnya pemahaman, dan kurangnya memiliki sikap menghargai terhadap kesenian tradisional. Secara kontinuitas diperlukan upaya pembinaan sikap yang

3 bersifat apresiatif tentang pengalaman berkesenian, karena pada pelaksanaan pendidikan seni proses pengalaman praktik lebih efektif dan penting, dari pada diberikan untuk dipahami secara teoritik. Memperhatikan pendidikan kesenian di SD Negeri Cilegon-2 yang peneliti ketahui selama ini, pihak sekolah memberikan tambahan dan pengenalan seni tradisional yang berkembang sejak lama di Provinsi Banten dengan mengadakan pembelajaran tambahan (ekstrakurikuler) di bidang seni tradisional. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada bulan Januari 2014, kegiatan pembelajaran rampak bedug melalui kegiatan ekstrakurikuler ini sangat didukung oleh pihak sekolah dan didukung oleh keberadaan tenaga pendidik atau guru seni musik yang memiliki potensi pada bidang seni tradisional. Dukungan terhadap proses pembelajaran kesenian tradisional juga datang dari siswa yang menyukai kesenian tradisional pada bentuk penyajiannya dan keunikan pada permainannya yang membuat anak atau siswa tertarik ingin memainkan alat-alat kesenian tersebut. Kesenian tersebut diantaranya seni tari, degung, angklung, dan salah satunya kesenian rampak bedug. Di beberapa daerah atau wilayah tertentu kesenian rampak bedug mulai kurang diminati, karena susahnya masyarakat untuk berlatih dan belajar kesenian rampak bedug. Bahkan sulit sekali untuk menemukan pelatih yang memiliki kompetensi pada bidang seni rampak bedug, yang menyebabkan menurunnya minat masyarakat pada memainkan kesenian rampak bedug. Kesenian rampak bedug pada umumnya tidak diajarkan di sekolah-sekolah, karena kurangnya atau tidak adanya guru yang memiliki kompetensi untuk melatih kesenian rampak bedug pada anak didiknya di sekolah. Salah satu sekolah yang mengembangkan pembelajaran Kesenian rampak bedug bagi anak didiknya, diantaranya di SD Negeri Cilegon-2. Pada hal ini, dilakukan untuk menggali potensi dan kompetensi siswa didik, khususnya tentang seni tradisional yaitu dibidang seni rampak bedug. Dikarenakan SD Negeri Cilegon-2 merupakan sekolah yang ditunjuk oleh

4 pemerintah kota Cilegon sebagai sekolah SD (SD IPK) yang harus mengembangkan potensi siswa dibidang kesenian dan sekolah SD Cilegon-2 memiliki prestasi yang memuaskan atau membanggakan, diantaranya mendapatkan juara 1 solo tingkat Provinsi, juara 1 tari tingkat propinsi, dan masihbanyak lagi salah satunya kesenian rampak bedug, dan ikut melestarikan kesenian tradisi khususnya di Kota Cilegon dan umumnya di Provinsi Banten. Kemampuan siswa pada bidang seni yang dituangkan pada bentuk bermain kesenian rampak bedug, siswa yang mengikuti kegiatan rampak bedug di SD Negeri Cilegon-2 sangat membanggakan bagi pihak sekolah dan komunitas seni daerah setempat dengan sering ditampilkanya kesenian rampak bedug di berbagai acara yang di isi oleh siswa SD Negeri Cilegon-2. Kompetensi pelatih yang dimiliki, dapat membawa siswa didik pada pembelajaran rampak bedug di SD Negeri Cilegon-2 ke arah yang lebih fleksibel (kreatif dan inovatif) artinya pembelajaran rampak bedug tersebut menarik perhatian peneliti. Oleh karenanya di kesempatan ini dilakukan penelitian tentang proses pembelajaran, untuk mengetahui bagaimana sistem pelatihan rampak bedug yang dilakukan oleh guru, selaku pelatih rampak bedug di SD Negeri Cilegon-2. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkepentingan untuk mengetahui bagaimana cara pembelajaran yang dikakukan oleh guru kepada siswanya. Untuk mewujudkan hal tersebut, penelitian dengan judul Pembelajaran Rampak Bedug pada Ekstrakurikuler di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten adalah sebuah tema untuk diteliti kemudian dikembangkan di sekolah. Dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat berkonstribusi bagi metodologi pembelajaran seni di pendidikan sekolah khususnya bagi lembaga UPI, umumnya bagi pendidikan sekolah di Provinsi Banten, serta temuannya dapat memperkarya referensi khasanah budaya masyarakat Indonesia.

5 B. Identifikasi Masalah Pada Pembelajaran Ekstrakurikuler Kesenian Rampak Bedug di SD Negeri Cilegon-2 banyak hal yang membuat peniliti tertarik yaitu pada proses pembelajaran mulai dari awal sampai akhir mereka tampil karena dari penglihatan seorang pengajar untuk memberikan materinya menerapkan langkah-langkah dan Proses sehingga siswa dapat memahami apa yang harus dilakukan. Masalah lainnya terkait dengan pembelajaran rampak bedug mulai dari pola tabuhan yang disertai gerakan-gerakannya. Karena itu siswa bisa mengenal kesenian rampak bedug dengan segala konsep pada pembelajaran yang diberikan oleh pelatih. Selain masalah aspek-aspek musikal diberikan pula tentang tarian-tarian yang ada pada pembelajaran kesenian rampak bedug. Secara naturalistik dan faktual keduanya pada saat pertunjukkan menjadi satu kesatuan yang utuh. Pembelajaran rampak bedug menanamkan nilai-nilai yang dikandung di dalamnya melalui nilai agama serta nilai sosial sehingga siswa mengenal kesenian daerah itu sendiri. C. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah, pengkajiannya dirumuskan yakni bagaimana pembelajaran rampak bedug pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten? Secara operasional agar lebih terfokus bahasannya, maka rumusan permasalahan dapat disusun melalui bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran rampak bedug pada ekstrakurikuler di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten? 2. Bagaimana proses pembelajaran rampak bedug pada ekstrakurikuler di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten? 3. Bagaimana hasil pembelajaran rampak bedug pada ekstrakurikuler di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten yang dilakukan pelatih kepada siswa?

6 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mendeskripsikan pembelajaran rampak bedug yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler di SD Negeri Cilegon-2. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, maka tujuan yang ingin dicpai pada penelitian ini untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menjawab pertanyaan tentang: a. Perencanaan pembelajaran kesenian rampak bedug pada ekstrakurikuler di SD Negeri Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten. b. Proses pembelajaran kesenian rampak bedug pada ekstrakurikuler di SD Negeri Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten. c. Hasil dari kegiatan pembelajaran kesenian rampak bedug pada ekstrakurikuler di SD Negeri Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten. E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang berguna bagi bebrapa pihak, diantaranya: 1. Peneliti Memperoleh wawasan dan temuan sebagai konstektual pengalaman lapangan, serta mendapat informasi secara langsung melalui proses pelatihan kesenian rampak bedug pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri Cilegon-2. 2. Pelatih a. Agar memberikan tambahan kreatifitas pada mengolah materi dan memberikan pelatihan atau pengajaran kepada siswa/siswi. b. Untuk lebih tertantang pada membuat atau mengolah materi kepada siswayang akan diberikan agar tidak terkesan monoton sehingga kesenian rampak bedug dapat menarik perhatian siswa/siswi. 3. Lembaga Pendidikan a. UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) b. Jurusan Pendidikan Seni Musik

7 c. SD Negeri Cilegon-2 Sebagai masukan metodologi pembelajaran dan referensi untuk ikut melestarikan kesenian tradisional dan memeberikan pengetahuan kepada siswa khususnya pembelajaran kesenian rampak bedug. serta menambah pengalaman, wawasan, dan keterampilan tentang kesenian rampak bedug. 4. Siswa a. Merangsang minat siswaterhadap kesenian tradisional khususnya kesenian Rampak Bedug. b. Memberikan pengetahuan terhadap seni tradisional khususnya kesenian rampak bedug yang harus dilestarikan. c. Mengembangkan kreatifitas siswa dibidang seni F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan yang diterapkan dalam karya tulis skripsi ini adalah: Sebagai awal bahasan penelitian yang menyangkup masalah-masalah terdiri dari: a. Latar belakang masalah, b. Identifikasi Masalah, c. Rumusan Masalah, d. Tujuan Penelitian, e. Manfaat Penelitian, f. Sistematika penulisan. Berdasar sebagai pembedah membatasi data penelitian yang terkait dengan pembelajaran rampak bedug ruang lingkup batasannya: a. Pembelajaran Seni, b. Prinsip Pembelajaran, c. Perencanaan Pembelajaran, d. Proses Pembelajaran, e. Kesenian Rampak Bedug, f. Penelitian Terdahulu. Sebagai strategi dan opersional melalui kegiatan penelitia, hasil yang berhubungan dengan aktivitas penelitian ini dibahas berdasarkan karakterisitik penelitian yakni diawali dengan bahasan sebagai berikut: a. Lokasi dan Subjek, b. Desain Penelitian, c. Metode Penelitian, d. Definidi Operasional, e. Instrumen Penelitian, f. Proses Pengembangan Instrumen, g. Teknik Pengumpulan Data, h. Analisis Data. Setelah melalui hasil penelitian, pengamatan, observasi, dokumentasi, pembedahan melalui teori-teori dan dibahas dengan membahas yang

8 menyangkut pada rumusan masalah perencanaan, proses, dan hasil pembelajaran rampak bedug pada ekstrakurikuler di SDN Cilegon-2 dengan sebagai berikut: a. Hasil Penelitian, b. Pembahasan dan Bab V Simpulan dan Rekomendasi.