BAB I PENDAHULUAN. surga ada neraka, ada pria ada wanita dan sebagainya. 1. semua mahluknya, baik pada manusia hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I. Pendahuluan. melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam membangun keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

Oleh: Hj. Sasa Esa Agustiana S.H. PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA

SKRIPSI. BATAS KEMAMPUAN MENIKAH DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Telaah Analitis Terhadap Pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974)

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB I PENDAHULUAN. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh pasangan suami istri yang terikat

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah menjadikan makhluk-nya berpasang-pasangan, menjadikan

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan ibadah kepada-nya, tetapi sekaligus menimbulkan akibat Hukum ke

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

BAB IV HUKUM PERKAWINAN BAGI PENDERITA PENYAKIT IMPOTENSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

P U T U S A N. Nomor:0089/Pdt.G/2008/PA.Wno DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

P U T U S A N Nomor : 022/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Permohonan Cerai Talak antara pihak-pihak ; LAWAN. Termohon ;--

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

P U T U S A N. NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Salinan P U T U S A N

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1988, hlm. 104

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

P U T U S A N Nomor: 0628/Pdt.G/2012/PA.Dum

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

P U T U S A N Nomor: 0381/Pdt.G/2012/PA.PRA

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 1 Tahun Dalam Pasal 1 Undang-undang ini menyebutkan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Gugat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. Perkawinan yang dalam istilah agama disebut nikah ialah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sah, penyerahan diri istri kepada suami, dan memungkinkan untuk terjadinya

BAB IV CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS. DALAM PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs PENGADILAN AGAMA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

ANTARA PRIA DAN WANITA

1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.

Dengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

P U T U S A N. Nomor 841/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N No. : 0219/Pdt.G/2012/PA.PRA

PUTUSAN Nomor : 200/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah melengkapi manusia dengan nafsu syahwat, yakni keinginan untuk menyalurkan kebutuhan biologis (kelamin nya). Dalam rangka itu Allah pun telah menciptakan segala sesuatu yang ada ini berjodohjodohan, ada siang ada malam, ada besar ada kecil, ada bumi ada langit, ada surga ada neraka, ada pria ada wanita dan sebagainya. 1 Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua mahluknya, baik pada manusia hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT. Sebagai jalan bagi mahluknya untuk berkembangbiak, dan melestarikan hidupnya. 2 1 A. Zuhdi Muhdor, Memahami Hukum Perkawinan, (Bamdung : Al-bayan, cet I, 1994), hal. 11. 2 Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih Munakahat I, (Bandung : Pustaka setia cet I, 1999), hal. 9. 1

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(ar Rum: 21) 3 Allah SWT tidak menjadikan manusia seperti mahluk lainnya, yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan atara jantan dan betina secara anargik dan tidak ada aturan. Akan tetapi kehormatan dan martabat manusia maka Allah mengadakan hubungan anatara laki-laki dan perempuan dalam sebuah ikatan perkawinan. Dalam suatu perkawinan itu terkandung unsur ketentraman dalam rumah tangga sebagai sumber kebahagiyaan dan ketentraman dijalani oleh mawaddah yaitu rasa kasih sayang diantara suami isti. Ada yang menafsirkan mawaddah itu nafsu birahi yang dilengkapi dengan rahmah yaitu kasih sayang yang mengikat kedua suami istri. Sebenarnya nafsu birahi manusia hanya sebatas umur, tetapi yang mengabadikan perkawinan adalah rahmah atau kasih sayang diantara suami istri. 4 Kalau seorang perempuan dan seorang laki-laki berkata sepakat melakukan perkawinan satu sama lain, ini berarti mereka saling berjanji akan taat pada peraturan-perturan hukum yang berlaku mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak selama dalam hidup bersama. 3 Junus Mahmud, Tarjamah Al Quran Al Karim, (Bandung : PT. Alma arif cet X, 1996), hal. 366. 4 Idhamy Dahlan, Azaz-Azaz Fiqih Munakahat Hukum Keluarga Islam (Surabaya : Al Ikhlas, 1984), hal. 11. 2

Begitu juga halnya dalam menghentikan sebuah perkawinan, suami dan istri tidak leluasa penuh untuk menetukan sendiri syarat-syarat penghentian itu melainkan terkait juga pada hukum perihal itu. 5 Oleh karena itu pihak laki-laki maupun pihak wanita yang mau mengikat janji dalam perkawinan mempunyai kebebasan penuh untuk menyatakan apakan mereka bersedia atau tidak. 6 Tujuan dasar dalam sebuah rumah tangga yaitu disamping untuk mendapatkan keturunan yang saleh juga untuk dpat hidup tentram, adanya rasa sakinah yang disertai rasa sayang. Ikatan pertama pembentukan rumah tangga telah di patri oleh ijab dan kabul yang dilakukan waktu akad nikah. Kalimat ijab dan kabul sangat mudah diucapkan oleh calon suami dan wali calon istri. Seperti yang dikatakan Rasulullah (ijab dan kabul itu ringan untuk diucapkan oleh lidah tetapi berat pada timbangan). Artinya bahwa ucapan ijab dan Kabul sungguh gampang di ucapkan namun berat dalam pelaksanaannya, karena memerlukan perhatian yang serius dan terus menerus. 7 Dalam kehidupan rumah tangga meskipun pada mulanya dua suami istri penuh kasih sayang seolah-olah tidak akam menjadi pudar, namun pada kenyataannya rasa kasih sayang itu bila tidak dirawat bisa mejadi pudar, bahkan bisa hilang berganti menjadi kebencian. Karena sulit digambarkan dalam sebuah rumah tangga itu tidak terjadinya sebuah percek cokan akan tetapi percekcokan itu beragam bentuknya ada yang ibarat seni dan irama ada 5 R. Wirjono Prodikto, Hukum Perkawinan di Indonesia (Bandung : Sumur,cet IX, 1991), hal. 8. 6 Anwar Harjono, Hukum Islam dan Keadilannya (Jakarta : Bulan Bintang, 1968), hal. 221. 7 Efendi Satria M. Zein, MA, Problematika Hukum Keluarga Islam Konteporer (Jakarta Timur : Prenada Media, cet I, 2004), hal. 96. 3

bahkan dua hati yang tadinya satu dan penuh kasih sayang sudah tidak dapat lagi dipertemukan atau didamaikan. Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang perceraian adalah Undang-undang No 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1975 Tentang pelaksanaan Undang-undang No 1 Tahun 1974, akan tetapi di dalamnya tidak ditemukan interpretasi mengenai istilah perceraian. Menurut R. Subekti perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan keputusan hakim atau tuntutan salah satu pihak selama perkawinan. 8 Sedangkan pengertian perceraian menurut bahasa Indonesia berasal dari suku kata cerai, dan perceraian menurut bahasa berarti perpisahan, perihal bercerai antara suami dan istri, perpecahan, menceraikan. 9 Cerai dalam Islam memiliki tiga rukun, yakni: kata-kata talak, suami yang menjatuhkan talak, dan istri yang dijatuhi talak. 10 Jika ketiga rukun tersebut dilaksanakan maka jatuhlah talak suami pada istri. Selama istri belum di rujuk selama masa iddahnya habis, maka istri berhak menikah kembali. Kasus perceraian bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Berdasarlan dari hasil penelitian bahwa di Pengadilan Agama Bawean sering terjadi perceraian yang disebabkan karena pencarian nafkan di luar pulau, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Di Pulau Bawean yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang tentunya menaati norma-norma yang ada dalam Islam, mereka dalam 8 R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Bandung, PT Intermasa, 2010), hal. 42, 9 WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jogjakarta : UP Indonesia, cet I, 1997), hal. 200. 10 Slamet Abidin, Fiqih Munakahat II (Jakarta: Pustaka Setia, 1999), hal. 66. 4

menunjang fasilitas kehidupannya banyak yang mencari sumber penghidupan yang lebih layak diluar wilayahnya baik itu di dalam negeri maupun di luar Negeri. Memang ada pengahasilan dari sawah dan laut tetapi hanya sekedar cukup untuk dimakan setiap hari, namun untuk kebutuhan lainnya yang lebih mahal seperti rumah yang lebih mewah, pakaian yang lebih mahal, pendidikan yang lebih tinggi, tentu perlu ekonomi yang lebih tinggi. Lagipula harga barang-barang di Bawean sangat mahal. Karen itu meranatu mencari rizki keluar pulau sudah tidak dapat dielakkan lagi bagi sebagian orang Bawean, bahkan sampai sekarang, sebab sumber pekerjaan yang sangat minim. Mencari nafkah keluar pulau itu juga mempunyai dampak baik dan burk. Dari sudut suami tentu saja baik dan dibenarkan, bahkan mencari nafkah adalah wajib bagi kepala rumah tangga. Tetapi pada sisi lain kebutuhan biologis tentu juga kebutuhan bagi suami isteri. Bagi suami di perantauan dengan dalil agama mereka boleh kawin lagi. Bagaimana dengan perempuan. Mereka akan mengalami siksa batin yang hebat. Dan hanya isteri-isteri yang kuat saja yang boleh bertahan seperti ini. Dampak buruk lainnya adalah anak yang ditinggal kurang kasih sayang dari orang tua. Figure sosok ayah sangat amat penting keberadaannya didalam sebuah keluarga, sedangkan jika disebuah keluarga di tinggal merantau oleh suami hingga batas waktu yang sangat lama maka sebuah keluarga tersebut akan mengalami keretakan dalam rumahtangganya. Berdasarkan realiatas sosial yang terjadi sebagaimana telah disebutkan di atas serta permasalahan-permasalahan yang ada, penulis merasa tertarik 5

untuk melakukan penelitian dengan judul Pencarian nafkah di luar pulau sebagai salah satu penyebab terjadinya perceraian (studi kasus pandangan Hakim Pengadilan Agama Bawean) B. Batasan Masalah Untuk menghindari melebarnya pembahasan yang berakibat kurang mengarah pada pokok permasalahan penelitian, sehingga sulit untuk mendapatkan kesimpulan yang kongkrit. Maka hanya seputar hal-hal yang menjadi faktor penyebab pencarian nafkah di luar pulau sebagai salah satu penyebab terjadinya perceraian studi kasus pandangan Hakim Pengadilan Agama Bawean. Yang akan diteliti dari tahun 2011 sampai 2013 C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dan sesuai dengan judul yang dipilih rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tanggapan Hakim Pengadilan Agama Bawean mengenai penyebab terjadinya perceraian di Pulau Bawean? 2. Mengapa mencari nafkah di luar pulau menyebabkan perceraian menurut pandangan Hakim Pengadilan Agama Bawean? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian adalah: 1. Ingin mendiskripsikan tanggapan Hakim Pengadilan Agama Bawean mengenai penyebab terjadinya perceraian di Pulau Bawean. 6

2. Ingin mendiskripsikan mencari nafkah di luar pulau menyebabkan perceraian menurut pandangan Hakim Pengadilan Agama Bawean. E. Manfaat Penelitian Sementara itu, manfaat penelitian secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Dengan penelitian ini diharapkan mampu memperkaya keilmuan serta mampu memberikan pemahaman hal yang baru pada masyarakat Pulau Bawean tentang pencarian nafkah di luar pulau sebagai salah satu penyebab terjadinya perceraian. b. Dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk menyusun hepotesa bagi penelitian berikutnya untuk mengetahui dan mendiskripsikan pengaruh pencarian nafkah di luar pulau sebagai salah satu penyebab terjadinya perceraian. 2. Manfaat Praktis a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kotribusi dan masukan positif, sehingga dapat dijadikan acuan dan evaluasi untuk Pengadilan Agama Bawean. Disamping itu sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan keputusan bagi Pengadilan Agama Bawean untuk menanggulangi masalah yang berhubungn dengan pencarian nafkah di luar pulau sebagai salah satu penyebab terjadinya perceraian. 7

b. Diharapkan menjadi salah satu rujukan tentang pembahasan mengenai perceraian, baik sebagai study komparatif, maupun sebagai literatur. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap kampus Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang F. Definisi Oprasional Sebelum membicarakan dari inti pembahasan skripsi ini, terlebih dahulu mendefinisikan istilah-istilah yang tercantum dalam judul di atas, hal ini dimaksud untuk menghindari kesalahan dalam memahami suatu pengertian skripsi tersebut. 1. Pencarian nafkah diluar pulau Untuk memenuhi kebutuhannya, seorang muslim wajib berusaha dengan mencari nafkah yang halal. Dengan nafkah itu, ia dapat menghidupi dirinya dan keluarganya. Dengan nafkah itu, ia juga dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Seorang muslim tidak boleh menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Karena hidup dengan bergantung kepada orang lain merupakan kehinaan. Dan hidup dari usaha orang lain adalah tercela. Mengembaralah dengan meninggalkan negeri-negerimu untuk mencari kemuliaan. Dan bermusafirlah karena terdapat lima faedah bermusafir iaitu menghilangkan kedukaan, mencari rizki, faedah ilmu, faedah adab dan menemani orang yang mulia (imam al-syafii) 8

2. Perceraian Perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan antara suami istri yang dilakukan atas kehendaknya suami dan istri tersebut atau karena adanya putusan pengadilan G. Sisitematika Pembahasan Dalam kaitannya dengan sisitematika pembahasan ini akan di uraikan urutan-urutan dari bab perbab tentang isi yang akan dibahas adalah sebagai berikut: Bab I : Merupakan kerangka dasar yang menurut orientasi pembahasan dalam pengkajian, termasuk di dalamnya memuat pokok-pokok pikiran yang menjadi persoalan sekaligus merupakan arah dan pembahasan penelitia ini, sebagai pokok pikiran tentunya perlu sekali dijabarkan secara mendetail, pokok pikiran yang dimaksud disini adalah terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar blakang masalah, Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Tinjauan pustaka, metode penelitian, Definisioprasional dan Sistematika pembahasan Bab II : pada bab ini dibahas tentang penelitian terdahulu dan tujuan pustaka, penulis menguraikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan tujuan pustaka dan menjelaskan dari literature sehingga pembaca dapat memahami tentang pengertian perceraian secara umum yang meliputi: pengertian perceraian, bentuk-bentuk perceraian, dasar hukum perceraian, faktor-faktor perceraina, pengertian nafkah, dasar hokum nafkah, sebab-sebab nafkah serta hak dan kewajiban suami stri. 9

Bab III : pada bab ini dibahas tentang metode penelitian, yang merupakan paparan dari beberapa metode yang meliputi : lokasi penelitian, pendekatan, jenis penelitian, sumber data, serta teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data. Metode penelitian ini merupakan suatu cara atau teknis yang akan dilakukan dalam proses penelitian, agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan yang diinginkan Bab IV, pada bab ini berisi penyajian hasil analisis, diskusi, dan interpretasi data dari data-data yang telah dikumpulkan. Dalam bab ini juga merupakan paparan inti dari penelitian peneliti setelah melihat berbagai teoriteori yang diperoleh dari berbagai literatur termasuk hasil pencarian data para pencari keadilan yang berstatus perceraian terhadap pencarian nafkah di luar pulau sebagai salah satu penyebab terjadinya perceraian (studi kasus pandangan Hakim Pengadilan Agama Bawean). Bab V, penutup merupakan bab terakhir yang berisi tentang penutup setelah melihat dan memaparkan berbagai teori-teori dan hasil penelitian peneliti. Didalamnya meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diambil dari hasil penelitian 10