BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam memepertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbanagn cairan tubuh, dan nonelektrolit, serta mengekskresikan kelebihannya sebagai urine. Ginjal juga mengeluarkan produk sisa metabolisme (misal urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing. Akhirnya, selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga mengekresikan renin (penting untuk mengatur tekanan darah), bentuk aktif vitamin D (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang disebut uremia atau penyakit ginjal stadium akhir (end stage renal disease, ESRD). Perkembangan teknik dialisi dan transplantasi ginjal yang terus berlanjut sejak tahun 1960 sebagai pengobatan ESRD dan sistem biaya pengobatan sejak 1973 merupakan alternatif dari risiko kematian yang hampir pasti. (Price, 2005) Hemodialisa adalah suatu tindakan yang digunakan pada gagal ginjal untuk menghilangkan sisa toksik, kelebihan air, cairan, dan untuk memperbaiki keseimbangan elektrolit, dengan prinsip filtrasi, osmosis, dan difusi, dengan menggunakan sistem dialisa eksternal; terdapat beberapa tipe akses vaskular yang dapat digunakan: pirau-sementara; sambungan eksternal diantara arteri dan vena; fistula-permanen, sambungan internal atau tandur diantara arteri dan vena dilengan atau paha; jalur subklavia atau femoral-sementara, kateter eksternal pada vena besar (Turker, 1999). 1
Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung pada cuci darah. Berdasarkan data dari Indonesia Renal Regestry pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisis 2260 orang dari 2148 orang pada tahun 2007 (Rachmat, 2009). Dari data PT Askes tahun 2009 menunjukkan insidensi gagal ginjal di Indonesia mencapai 350 per 1 juta penduduk, saat ini terdapat sekitar 70.000 penderita gagal ginjal kronik yang memerlukan cuci darah (Siswono, 2008). Kasus gagal ginjal di Jawa Tengah tahun 2009 dengan tindakan hemodialisis yang berjumlah sekitar 32010 tindakan. Pasien yang mengalami gagal ginjal akan menunjukkan gejala seperti terjadinya penurunan lemak tubuh, retensi air dalam jaringan, perubahan warna kulit tubuh, gerakan yang melambat serta adanya penumpukan zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh (Lemonce & Burke, 2004). Gejala ini merupakan suatu fenomena universal progresif dan tidak dapat diperbaiki lagi. Selama ini hemodialisa berkala (Intermiten) masih merupakan pilihan utama untuk pengobatan gagal ginjal terminal sebelum transplantasi ginjal. Hemodialisa dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu alat yang terdiri dua ruangan atau kompartemen. Kompartemen pertama adalah kompartemen yang di dalamnya mengalir darah penderita yang dibatasi oleh selaput semipermiabel buatan (artificial) dengan kompartemen kedua yang berisi cairan dialisat. Darah mengalir ke tempat dialisis yang disebut dengan ginjal buatan (Hollow Fiber atau Artificial Kidney) melalui satu jalur atau akses khusus. Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan tindakan hemodialisa agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik. 2
B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan tindakan hemodialisa. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran penyakit dan konsep dasar gagal ginjal. b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien dengan tindakan hemodialisa. c. Dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan tindakan hemodialisa secara langsung pada klien di rumah sakit. d. Mengetahui faktor yang menghambat dalam pemberian asuhan keperawata pada klien dengan tindakan hemodialisa di rumah sakit. e. Menemukan solusi penyelesaian masalah dalam berbagai hambatan yang muncul pada masalah pemberian asuhan keperawaan pada klien dengan tindakan hemodialisa di rumah sakit. C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi. Adapun teknik penulisan bersifat deskriptif yaitu merupakan suatu gambaran kasus yang dibaca. Sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut : 3
1. Observasi partisipatif Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien selama di rumah sakit dan lebih bersifat obyektif yaitu : dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan. 2. Interview Suatu teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan keterangan. 3. Pemeriksaan Fisik Suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan data fisik klien secara keseluruhan. 4. Studi Dokumenter Suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mempelajari catatan medik dan catatan perawatan serta hasil pemeriksaan diagnosik yang ada. Dalam hal ini penulis mempelajari buku laporan, catatan keperawatan dan catatan medik serta hasil diagnostik. 5. Studi Pustaka Yaitu mmepelajari buku-buku referensi tentang penyakit yang berhubungan dengan keperawatan. D. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu : 4
Bab I : Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II : Berisi tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplilasi, penatalaksanaan, pengkajian fokus, pathways keperawatan, dan fokus intervensi. Bab III : Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien, meliputi pengkajian, pathways kasus, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara konsep teori dan fakta kasus yang ada mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 5