PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI ATLET DAN NON ATLET TERHADAP KECEPATAN REAKSI PADA KELOMPOK LATIHAN SILAT MERPATI PUTIH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

Keterangan: X1 : Pengukuran Reaksi X2 : Pengukuran Antisipasi Y1 : Penjaga Gawang Sepakbola Y2 : Penjaga Gawang Futsal

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB III METODE PENELITIAN

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. nilai dengan teknik yang telah disusun ke dalam lima indikator tes kecepatan

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang dilaksanakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEI MINAT MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. Oleh Budi Valianto 1, Dewi Hamda M.

Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan : X 1 X 2 Y 1

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

Metode Penelitian. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rxy1. Gambar 3.1 Desain Penelitian. : Hubungan BMI terhadap kelincahan. : Hubungan Daya tahan kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN MENTAL TERHADAP PESILAT PUTRA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE RANTING KEBONAGUNG TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGEMBANGAN ALAT UKUR WAKTU REAKSI BERBASIS MICROCONTROLLER

PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis variabel penelitian yang berjudul tingkat

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan skor mentah, supaya

Evaluasi Profil Kondisi Fisik Atlet Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

TINGKAT KECEMASAN ATLET SEBELUM, PADA SAAT ISTIRAHAT DAN SESUDAH PERTANDINGAN

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, artinya penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016: 77-84

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam satu minggu yaitu Selasa, Kamis, Sabtu pukul sampai dengan WIB.

BAB III METODE PENELITIAN

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

PENGARUH DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI TERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA ATLET PPL PPROVINSI RIAU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KETERAMPILAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS VIII PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMP N 1 PUNUNG KABUPATEN PACITAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki motivasi sangat tinggi yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang hasilnya

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Yan Indra Siregar. Abstrak

Kata Kunci : efektivitas, checking yeop chagi, dollyo chagi, idan dollyo chagi, taekwondo

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PORDA KATEGORI BELADIRI DI KOTA BEKASI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA GAMBAR DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL KETEPATAN FLICK ATLET PUTERA SEKOLAH HOKI INDONESIA BANGKIT

SURVEY KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN ATLET JUDO PUTRA UPT SMANOR

Transkripsi:

Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan Diterbitkan Oleh: Prodi Ilmu Keolahragaan FIK-UNIMED ISSN 2580-5150 PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI ATLET DAN NON ATLET TERHADAP KECEPATAN REAKSI Oleh Indah Verawati 1, M. Ilyas Solih Syahputra 2 1 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan 2 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Email: indahverawati07@gmail.com Abstrak Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Tingkat Konsentrasi Atlet dan Non Atlet Terhadap Kecepatan Reaksi Pada Kelompok Latihan Silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara di tahun 2017.Penelitian ini menggunakan metode komparatif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah anggota aktif Silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel penelitian yang digunakan yaitu anggota aktif dengan latar belakang atlet dan non atlet yang berjumalah 16 orang dengan rentang usia 18-24 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan pengukuran dengan menggunakan alat bantu WBR yang terdiri dari stimulus visual dan audio. Setelah semua data diperoleh, kemudian dilanjutkan pengolahan data yang menguji perbedaan hasil konsentrasi dari atlet dan non atlet dengan program SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: hasil kesetaraan varian atlet dan non atlet pada tes audio WBR mendapat nilai Ttabel lebih besar dari Thitung (1,894>1,441). Hasil kesetaraan varian atlet dan non atlet pada tes visual WBR mendapat nilai Ttabel lebih besar dari Thitung (1,894>1,695). Hasil ini menerima H0=Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat konsentrasi atlet dan non atlet pada kelompok silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara 2017. Kata kunci: Konsentrasi, Kecepatan reaksi. A. PENDAHULUAN Indonesia, Malaysia, Thailand - Growth Triangle (IMT-GT) merupakan salah satu wadah silaturahmi antar 3 negara dalam meningkatkan persaudaraan di kancah olahraga antara perguruan tinggi. Kegiatan tahunan ini dilakukan antara 3 negara tersebut secara bergantian sebagai penyelenggara kegiatan. Ada banyak cabang olahraga yang dipertandingkan dan dilombakan dalam IMT-GT. Salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam IMT-GT adalah Pencak Silat. Pencak Silat merupakan cabang olahraga beladiri asli dari daerah melayu. Khusus di Indonesia yang memiliki berbagai macam perguruan dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki perguruan silat Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017 12 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/so

dengan ciri khas masing-masing daerah, sebagian besar telah masuk kedalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan sebagian lagi masih mempertahankan kebudayaannya. Pencak Silat selain melatih fisik seperti umumnya beladiri lain dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kecepatan, kelenturan, kelincahan, kordinasi, keseimbangan, ketepatan dan kecepatan reaksi, perguruan ini terkenal dengan beladiri kebatinan yang mempelajari latihan pengolahan dan pembinaan nafas serta diiringi dengan meditasi untuk meningkatkan ketenangan, konsentrasi, dan kesensitifan panca indra antara tubuh dan lingkungan sekitar tubuh. Perguruan Silat Merpati Putih kelompok latihan Universitas Sumatera Utara terdapat anggota yang memiliki keinginan dan pengalaman berprestasi di dunia persilatan (atlet) dan anggota yang memiliki niat hanya untuk menjaga kebugaran jasmasni dengan memiliki kemampuan beladiri untuk memperoleh kepercayaan diri pada lingkungan yang kurang aman (non atlet), dan ada banyak lagi alasan ketertarikan anggota untuk bergabung dalam perguruan silat merpati putih. Selain komponen fisik dalam olahraga, ada aspek pendukung dalam psikologi olahraga yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia olahraga. Salah satu aspek penting dalam psikologi olahraga adalah konsentrasi, dimana konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu objek tertentu dalam waktu tertentu (Yuanita, 1996). Konsentrasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam cabang olahraga Pencak Silat khususnya di merpati putih. Setiap pergerakan latihan pernafasan dalam Pencak Silat di merpati putih, membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Olahraga beladiri sangat dituntut konsentrasi agar meminimalisasi tingkat cedera dari hasil latihan ataupun mengantisipasi serangan dari lawan. Di kehidupan sehari-hari konsentrasi juga dibutuhkan untuk melakukan aktivitas baik yang dilakukan secara sendiri maupun dilakukan bersama orang lain. Sebagai contoh dalam proses mengendarai kendaraan dari suatu tempat ke tempat lain juga dibutuhkan konsentrasi agar menjamin keselamatan bagi pengendara maupun sekitarnya dari hal yang tidak diinginkan. Perhatian atau konsentrasi adalah proses yang mengarahkan kesadaran akan informasi menjadi sesuatu yang berfungsi pada penginderaan (Gunarsa, 2008). Saat Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 13

melakukan pengarahan dalam berkomunikasi antara pelatih dan atlet juga membutuhkan konsentrasi baik dari komunikator maupun komunikan agar dapat memahami inti dari stategi ataupun teknik yang diberikan oleh pelatih sebagai komunikator. Semakin tinggi konsentrasi yang dimiliki oleh seseorang akan meningkatkan performanya dalam menjalani kehidupan olahraga maupun dalam kehidupan diluar olahraga. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di laboraturium tes dan pengukuran Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan dengan menggunakan Whole Body Reaction (WBR) sebagai alat pengambilan data yang dapat diandalkan keakuratannya baik yang audio dan visual. Alat ini telah teruji validitasnya oleh perusahaan Takei Co. Op, Tokyo, Japan. Whole Body Reaction merupakan alat ukut untuk melihat kecepatan reaksi tubuh yang sangat membutuhkan konsentrasi dari indra pengelihatan dan indra pendengaran serta kordinasi gerak tubuh. Ada dua cara untuk mengoperasikan WBR yaitu melalui audio dan visual. Audio lebih terfokus kepada indra pendengaran dan visual lebih terfokus pada indra pengelihatan. Cara menggunakan WBR audio adalah : testee berdiri di atas sensor yang telah disiapkan dengan posisi membelakangi alat. Kemudian secepat mungkin keluar dari sensor pada saat mendengar bunyi yang keluar dari alat WBR. Alat WBR akan menampilkan waktu reaksi tubuh saat berada di atas sensor sampai berada di luar sensor. Cara menggunakan WBR visual adalah : testee berdiri di atas sensor yang telah disiapkan dengan posisi menghadap alat. Kemudian secepat mungkin keluar dari sensor pada saat melihat cahaya yang keluar dari alat WBR. Alat WBR akan menampilkan waktu reaksi tubuh saat berada di atas sensor sampai berada di luar sensor. Tabel 1. Norma Whole Body Reaction NORMA KATAGORI 0,199 0,298 BAIK SEKALI 0,299 0,398 BAIK 0,399 0,498 CUKUP 0,499 < KURANG Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 14

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria, didapat sampel sebanyak 16 orang yang merupakan anggota aktif Pencak Silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 2. Kriteria Sampel Kriteria Atlet Non atlet a. Berusia 18-24 tahun b. Berjenis kelamin laki-laki & perempuan c. Mengikuti latihan lebih dari 3 bulan d. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian Teknik analisis dta yang digunakan menggunakan T test (uji t). Uji t ini digunakan untuk mengetahui berbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data yang independent. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini adalah penelitian konparatif yang membandingkan tingkat konsentrasi antara atlet dan non atlet pada kelompok latihan silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan data yang diperoleh tidak jauh berbeda hasil kecepatan reaksi yang dimiliki oleh atlet dan non atlet pada kelompok latihan silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara, baik dari hasil audio dari alat WBR maupun hasil visual dari alat WBR. Nilai atlet dan non atlet masuk dalam katagori baik sekali dengan keunggulan yang didominasi oleh kelompok atlet. Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 15

Gambar 1. Grafik perbedaan hasil audio atlet dan non atlet Gambar 2. Grafik perbedaan hasil visual atlet dan non atlet Walaupun kelompok non atlet lebih rendah dibandingkan kelompok atlet, nilai kemampuan mereka tidak berada jauh dibawah atlet. Hal ini membuktikan latihan pernafasan dan meditasi pada kelompok silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara dapat meningkatkan konsentrasi. Nilai kemampuan kecepatan reaksi mereka juga masuk katagori baik sekali dengan intensitas latihan 2x seminggu untuk kelompok non atlet. Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 16

Dalam penilaian dari tes Whole Body Reaction, jika angka yang didapat lebih kecil dan semakin mendekati angka 0 maka hasilnya akan semakin baik. Hal ini diperjelas dengan menggunakan 3 angka dibelakang koma yang memperkuat kedudukannya sehingga terlihat sangat berpengaruhnya nominal angka yang berada di belakang koma. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, ada langkah yang dilakukan diantaranya adalah melakukan uji T atau T test. Uji T dilakukan untuk mengukur perbedaan dari beberapa mean antar kelompok. Hal ini dilakukan karena penelitian ini memiliki 2 kelompok yang mewakili partisipan, yaitu kelompok atlet dan non atlet. Uji persyaratan yang dilakukan yaitu: 1. Uji Normalitas Audio WBR Setelah didapatkan data tes WBR, terlihat dari 8 orang atlet memiliki hasil ratarata audio whole body reaction sejumlah 0,2746. Sedangkan hasil rata-rata audio whole body reaction untuk 8 orang non atlet sejumlah 0,2786. Hasil ini menunjukkan bahwasannya nilai rata-rata kecepatan reaksi audio atlet lebih cepat daripada non atlet. Dalam uji normalitas ada perbandingan data yang harus dilakukan untuk menentukan data tersebut adalah normal atau tidak normal. Data yang didapat kemudian diolah untuk mendapatkan hasil L hitung yang akan dibandingkan dengan data L tabel. L tabel sudah ditentukan berdasarkan nilai X, dan untuk data yang didapat memiliki nilai L tabel = 0,2850. Syarat untuk menentukan data normal adalah L tabel > L hitung. Setelah pengolahan data, didapat hasil L hitung = 0,1925 untuk kelompok atlet dan 0,2301 untuk kelompok non atlet. Kedua kelompok memiliki nilai yang yang lebih kecil dibandingkan dengan L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Audio WBR untuk tes ini memiliki data yang normal. 2. Uji Normalitas Visual WBR Setelah didapatkan hasil tes WBR, terlihat dari 8 orang atlet memiliki hasil ratarata visual whole body reaction sejumlah 0,2706. Sedangkan hasil rata-rata visual whole body reaction untuk 8 orang non atlet sejumlah 0,2754. Hasil ini menunjukkan bahwasannya nilai rata-rata kecepatan reaksi visual atlet lebih cepat daripada non atlet. Tidak berbeda dengan tes audio, khusus nilai L tabel yang digunakan = 0,2850, dengan hasil data yang berbeda dari setiap sampel maka L hitung juga akan memiliki nilai Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 17

berbeda. Untuk kelompok atlet mendapatkan hasil L hitung = 0,1906 dan untuk non atlet didapat hasil L hitung sebesar 0,2451. Kedua kelompok memiliki nilai yang yang lebih kecil dibandingkan dengan L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Visual WBR untuk tes ini memiliki data yang normal. 3. Uji Homogenitas Audio WBR Syarat untuk mengetahui sebuah data masuk katagori Homogen adalah nilai homogenitas F tabel > F hitung.. Dalam menentukan nilai homogenitas juga harus memiliki perbandingan antara F tabel dan F hitung, untuk data saat ini F tabel memiliki ketentuan sebesar 3,7870 dan didapat hasil Fhitung untuk nilai audio = 3,5145. Data ini menyimpulkan bahwa nilai Audio WBR antara atlet dan non atlet adalah Homogen. 4. Uji Homogenitas Visual WBR Syarat untuk mengetahui sebuah data masuk katagori Homogen adalah nilai homogenitas F tabel > F hitung.. Dalam menentukan nilai homogenitas juga harus memiliki perbandingan antara F tabel dan F hitung, untuk data saat ini F tabel memiliki ketentuan sebesar 3,7870 dan didapat hasil Fhitung untuk nilai Visual = 1,9610. Data ini menyimpulkan bahwa nilai Visual WBR antara atlet dan non atlet adalah Homogen 5. Uji Analisis Hasil uji persyaratan analisis menyatakan bahwa semua data berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian analisis dapat menggunakan statistik parametrik. Statistik parameter yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan. Hasil analisis uji t audio menujukkan nilai t hitung sebesar 1,4410. Untuk hasil analisis uji t visual menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,6955. Sedangkan untuk nilai t tabel untuk audio maupun visual sebesar 1,8946. Berdasarkan nilai diatas, t hitung tidak lebih besar t tabel baik dari audio dengan hasilmaupun visual. Sehingga dapat ditegaskan bahwasannya tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk hasil visual-audio WBR dalam kecepatan reaksi dan konsentrasi secara keseluruan adalah tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi yang signifikan untuk atlet dan non atlet pada kelompok latihan silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara. Telah diketahui bahwa kelompok atlet dan non atlet pada silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara memiliki hasil yang sama tinggi dalam katageri baik sekali. Hal ini dikarenakan karena berbagai faktor, seperti istirahat yang cukup, faktor latihan Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 18

pernafasan dan meditasi yang selalu diberikan saat latihan dan intensitas latihan sehingga membuat kesetaraan tingkat konsentrasi terhadap kecepatan reaksi pada seseorang. Hal ini didukung oleh pendapat Setyobroto (1989, 2001) menyatakan bahwa perbedaan dalam hal keterampilan gerak bisa bermacam-macam. Hal itu bisa karena berbeda dalam hal ciri fisik, kemampuan (abilities), gaya belajar, sikap, emosi serta pengalam-pengalaman masa lalu yang memiliki kaitan dengan tugas yang dipelajari. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, penulis melakukan tanya jawab kepada beberapa orang dengan hasil wawancara terbagi dalam kelompok atlet dan non atlet. Kelompok atlet yang biasanya memiliki tingkat intensitas latihan yang tinggi dan juga penguasaan gerak setelah melakukan aktivitas latihan yang lebih banyak, dapat meningkatkan konsentrasi tapi juga memiliki perbedaan dalam hasil tes yang berdasarkan berbedanya kemampuan, ciri fisik, sikap dan emosi seperti. Kelompok non atlet pada Silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara yang pada umumnya merupakan mahasiswa baru dan menengah (mahasiswa angkatan 2016, 2015, 2014) yang masih memiliki banyak waktu luang untuk menjalani latihan yang rutin sehingga memiliki tingkat konsentrasi yang setara atlet yang dikarenakan intensitas latihan dan metode latihan pernafasan dan meditasi sebagai latihan wajib di kelompok silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara sehingga membuat kemampuan non atlet masuk dalam katagori baik sekali seperti kelompok atlet. Berdasarkan perhitungan statistik, nilai rata-rata hasil tes WBR audio dan visual menunjukkan nilai yang lebih besar untuk non atlet, namun dari hasil uji t menunjukkan nilai rata-rata dengan hasil yang tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Hasil ini disebabkan karena kelompok silat Merpati Putih Universitas Sumatera Utara selalu menerapkan metode latihan mental berupa pernafasan dan meditasi yang tidak jauh berbeda diberikan kepada atlet dan non atlet, serta latihan fisik, teknik dan taktik yang cukup dengan intensitas latihan 3 kali seminggu dengan durasi minimal 2 jam. D. KESIMPULAN Pada umumnya tingkat konsentrasi atlet berada diatas orang yang bukan atlet. Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan hasil tingkat konsentrasi terhadap kecepatan reaksi pada anggota Silat Merpati Putih Kelompok Latihan Universitas Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 19

Sumatera Utara baik yang atlet maupun yang non atlet memiliki tingkat konsentrasi yang sama dengan kategori baik sekali. Hasil ini didapat karena terdapat beberapa atlet yang memiliki nilai konsentrasi terhadap kecepatan reaksi yang dibawah dari kategori baik sekali. Hampir seluruh kelompok non atlet memili rata-rata hasil konsentrasi yang masuk dalam katagori baik sekali, sehingga memberikan kesetaraan tingkat konsentrasi antara atlet dan non atlet pada anggota silat Merpati Putih Kelompok Latihan Universitas Sumatera Utara. Ada banyak faktor yang memperngaruhi tingginya tingkat konsentrasi non atlet diantaranya adalah jadwal latihan yang teratur dan istirahat yang cukup serta tuntutan pendidikan yang belum seberat kelompok atlet yang rata-rata adalah mahasiswa tingkat akhir. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (1988). Penelitian Komparatif. Jakarta. Rineka Cipta Arikunto,Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta. Arikunto,Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta. Gunarsa, Singgih D (2008). Psikologi Olahraga Prestas. Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia. Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta. PT. Anem Kosong Anem. Setyobroto, Sudibyo (2001). Mental Training Jakarta. Solo Sugiyono (2011) Metode Penenlitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta. Sugiyono (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung, AlfaBeta Yuanita, N (1996). Psikologi Olahraga: Teori dan Praktik. Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia. Indah Verawati & M. Ilyas Solih Syahputra 20