Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Sugma Wily Supala, Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D dan Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.,Ph.D Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 E-mail: dedet@ee.its.ac.id; ashari@ee.its.ac.id Abstrak Konverter DC DC merupakan peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus DC yang berasal dari suatu sumber DC lain. Peralatan ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan atau arus DC. Salah satu jenis konverter DC DC adalah konverter boost. Konverter ini mampu menyediakan tegangan output yang lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan sumber atau inputnya. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan implementasi konverter DC-DC singleinput multiple-output berbasis coupled inductor. Input-nya memiliki satu masukan dengan level tegangan yang rendah. Sedangkan output-nya memiliki jumlah lebih dari satu. Untuk tugas akhir ini, output-nya telah ditentukan berjumlah dua. Level tegangan keluaran merupakan tegangan menengah dan tegangan tinggi. Topologi menggunakan satu saklar sehingga lebih sederhana dibandingkan dengan yang pernah dibuat. Coupled inductor di sini dapat membantu dalam meningkatkan level tegangan dengan rasio konversi yang tinggi. Kata Kunci- konverter boost, coupled inductor, konverter DC-DC single-input multiple-output, rasio konversi I. PENDAHULUAN Energi fosil merupakan energi yang tidak terbarukan. Semakin lama energi ini akan habis karena dibutuhkan proses yang lama untuk terbentuknya kembali energi fosil tersebut. Selain itu, hasil pembakaran energi ini dapat mencemari udara di lingkungan sekitar kita. Maka dari itu, para ilmuan telah berlomba-lomba untuk menciptakan suatu sumber energi yang terbarukan atau clean energy. Seiring dengan berkembangnya pembangkit yang menggunakan energi terbarukan maka hal tersebut juga berdampak kepada perkembangan konverter. Konverter biasa digunakan pada pembangkit dengan energi terbarukan untuk menaikan atau menurunkan tegangan seperti yang diinginkan. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan pada konverter ini. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi baik dari segi biaya pembuatan dan daya yang dihasilkan. Konverter DC-DC merupakan peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus DC yang berasal dari sumber DC [1]. Peralatan ini bisa berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dan arus DC. Pada umumnya, variasi single-input single-output DC- DC converter dengan peningkatan tegangan sebelumnya telah ada yang membuat. Alat ini menggunakan sistem kontrol yang lebih rumit dan harga yang mahal. Konverter dc-dc yang pernah dibuat oleh Patra memiliki lebih dari 3 saklar untuk satu keluaran [2]. Topologi ini mampu mentranfer daya dengan tegangan rendah dan beroperasi secara hard-switching. Nami juga membuat dc-dc multi-output boost converter yang dapat membagi total keluaran daya tiap level tegangannya [3]. Tetapi alat ini menggunakan lebih dari dua saklar untuk satu keluaran dan skema kontrol yang sangat rumit. Chen membuat multipleoutput dc-dc converter dengan pembagian ZCS (zero-currentswitcing) [4]. Konverter ini menggukan soft-switching yang dapat mengurangi rugi-rugi dari saklar. Topologi yang digunakan adalah three full-bridge converter. Topologi ini sangatlah rumit sehingga untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi sangat sulit dan biaya pembuatan yang dibutuhkan juga mahal. Dari itu semua, konverter DC-DC SIMO diharapkan dapat meningkatkan variasi tegangan sesuai kebutuhan, efisiensi tinggi dan mengurangi biaya pembuatan konverter tersebut dikarenakan konverter ini memiliki topologi yang sederhana [5]. Dari jenis-jenis konverter yang telah disebutkan diatas, sebagian besar konverter tersebut menggunakan lebih dari satu saklar. Tetapi untuk konverter DC-DC SIMO hanya menggunakan satu saklar. Topologi yang digunakan pada konverter ini berbasis coupled inductor. Coupled inductor ini membantu dalam meningkatkan tegangan ke rasio konversi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan konverter yang pernah dibuat sebelumnnya. II. DESAIN DAN ANALISIS KONVERTER A. Konfigurasi Sistem Pada gambar 1 menunjukkan blok diagram keseluruhan dari Coupled Inductor. Block diagram tersebut terdiri dari sumber DC 12 volt, Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output, beban DC tegangan tinggi (66 volt), beban DC tegangan menengah (32 volt), driver mosfet dan PWM. Konverter ini bekerja pada frekuensi 5 khz dengan duty cycle,64. Blok diagram ini bekerja sama sesuai dengan fungsinya masingmasing supaya konverter ini dapat berkerja dengan baik dan memiliki tegangan keluaran yang diinginkan. Keluaran dari konverter ini dapat dimanfaatkan untuk mensuplai beban DC pada umunya. Salah satu contohnya keluaran tegangan tinggi digunakan untuk menyuplai DC-AC inverter. Keluaran
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 2 tegangan menengah digunakan untuk menyuplai kontrol dari inverter tersebut atau untuk pengisian muatan pada baterai. Gambar 1. Blok diagram rangkaian konverter DC-DC Single-Input Multiple- B. Pemodelan Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Topologi konverter DC-DC Single-Input Multiple- ditunjukkan pada gambar 2. Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa konverter DC-DC Single-Input Multiple- terdiri dari 5 bagian, yaitu rangkaian sisi tegangan rendah, clamped circuit, rangkaian sisi tegangan menengah, rangkaian tambahan, dan rangkaian sisi tegangan tinggi. Perbandingan belitan (N) dan koefisien kopling (k) dari trafo ideal dapat didefinisikan sebagai berikut : (1) Dimana : N 1 = Belitan Primer = Belitan Sekunder N 2 ( ) Dimana : k = koefisien kopling L mp = induktor magnetisasi = induktor bocor L kp C. Mode Operasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor memiliki 6 mode operasi. Dari mode operasi tersebut dapat digambarkan suatu grafik sinyal tegangan dan arus dari beberapa komponen pada konverter tersebut ditunjukkan pada gambar 4. (2) Gambar 2. Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor Sebelum membahas tentang strategi pensaklaran pada konverter ini, ada satu hal yang perlu diketahui terlebih dahulu yaitu polaritas pada masing-masing komponen. Dengan mengetahui polaritas pada masing-masing komponen tersebut maka dapat diketahui pula arah arus dari rangkaian konverter ini. Rangkaian ekuivalen dari konverter DC-DC Single-Input Multiple- dapat dilihat pada gambar 3. Coupled inductor pada gambar 3 dapat dimodelkan menjadi sebuah trafo ideal yang terdiri dari induktor magnetisasi L mp dan induktor bocor L kp. Gambar 3. Rangkaian Ekuivalen dari Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Gambar 4. Karakteristik Bentuk Gelombang dari Konverter DC-DC Single- Input Multiple- 1. Mode operasi 1 (t -t 1 ) Pada mode ini, saklar utama (S1) pada kondisi tertutup. Arus mengalir melewati coupled inductor. Arus yang melewati bagian primer akan menginduksi bagian sekundernya maka dioda D 3 pada kondisi tertutup. Arus I Ls pada bagian sekunder dari coupled inductor akan mengisi kapasitor C 2. Dioda D 4 pada kondisi terbuka. Mode ini selesai, ketika induktor tambahan L aux telah melepaskan semua energi yang tersimpan sehingga dioda D 2 akan menjadi terbuka. 2. Mode operasi 2 (t 1 -t 2 ) Pada waktu t = t 1, saklar utama tetap pada kondisi tertutup. Karena bagian primer L p dari coupled inductor
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 3 berhubungan dengan sumber maka arus magnetisasi i Lmp akan mengalami peningkatan. Pada waktu yang bersamaan, bagian primer dari coupled inductor menginduksi bagian sekunder dari coupled inductor. Bagian sekunder V Ls dari coupled inductor mengisi kapasitor C 2 melewati dioda D 3 3. Mode operasi 3 (t 2 -t 3 ) Pada waktu t = t 2, saklar utama S1 pada kondisi terbuka. Ketika bagian primer coupled inductor teraliri arus maka pada bagian sekunder dari coupled inductor juga mengalirkan arus melalui dioda D 3 ke kapasitor C 2. Dioda D 1 mengalirkan arus melalui bagian primer pada coupled inductor ke kapasitor C 1. Pada waktu yang sama, sebagian arus dari bagian primer pada coupled inductor dialirkan ke induktor tambahan L aux, dan dioda D 2 pada kondisi tertutup. Arus I laux mengalir melaui dioda D 2 untuk menyuplai daya pada beban yang ada di rangkaian tambahan. Ketika bagian sekunder dari coupled inductor telah mengalirkan semua arus untuk mengisi kapasitor C 2 maka dioda D 3 menjadi terbuka, dan mode ini berakhir. 4. Mode operasi 4 (t 3 -t 4 ) Pada waktu t = t 3, saklar utama S 1 telah berkondisi terbuka. Ketika bagian primer dari coupled inductor telah melepaskan arus bocor i Lkp, arus sekunder i Ls menginduksi bagian primer dari coupled inductor melalui trafo ideal tersebut sehingga menimbulkan arah arus yang berkebalikan. Arus sekunder I Ls mengalir melewati dioda D 4 menuju rangkaian sisi tegangan tinggi. Pada waktu yang sama, sebagian energi dari bagian primer induktor bocor L kp disalurkan ke induktor tambahan L aux, dan dioda D 2 mengalirkan arus. Arus I Laux melewati dioda D 2 untuk menyuplai daya pada beban di rangkaian tambahan 5. Mode operasi 5 (t 4 -t 5 ) ` Pada waktu t = t 4, saklar utama telah berkondisi terbuka dioda clamped D 1 berkondisi terbuka karena arus bocor dari sisi primer I Lkp sama dengan arus pada induktor tambahan L aux yang terhubung seri dengan suplai pada beban pada rangkaian tambahan melalui dioda D 2. Pada waktu yang sama, daya input, belitan sekunder dari coupled inductor T r, kapasitor clamped C 1 dan kapasitor tegangan menengah C 2 berhubungan secara seri untuk melepaskan energi pada rangkaian sisi tegangan tinggi melalui dioda D 4. 6. Mode operasi 6 (t 5 -t 6 ) Pada waktu t = t 5, mode ini dimulai ketika saklar utama S 1 mendapatkan trigger pada bagian gate dan source-nya sehingga saklar berkondisi tertutup. Arus induktor tambahan I Laux membutuhkan waktu untuk melepaskan semua energi yang tersimpan sehingga dioda D 2 tetap pada kondisi mengalirkan arus. Pada mode ini, daya masukan, kapasitor clamped C 1, belitan sekunder dari coupled inductor Tr, dan kapasitor tegangan menengah C 2 terhubung secara seri untuk mengalirkan energi atau arus ke rangkaian sisi tegangan tinggi melalui dioda D 4. Ketika arus sekunder i Ls bernilai nol, mode ini berakhir. Selanjutnya mode operasi ini dimulai kembali pada mode operasi 1. Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor memiliki persamaan rasio kenaikan tegangan. Persamaan tersebut didapatkan dengan menggunakan teori voltage second balance [6]. Persamaan 4 menunjukkan persamaan rasio kenaikan tegangan untuk keluaran 1. Besar nilai dari tegangan keluaran 1 dipengaruhi oleh waktu discharge yang disimbolkan d x dari induktor tambahan L aux. Besar nilai d x ditunjukkan pada persamaan 3 berikut ini. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Rasio kenaikan tegangan pada keluaran 2 ditunjukan pada persamaan 5 berikut ini. III. PENENTUAN PARAMETER DESAIN KONVERTER Melalui persamaan 5 didapatkan kurva kenaikan tegangan seperti pada gambar 5. Dari kurva tersebut dapat ditentukan rasio kenaikan tegangan yang diinginkan. G VH 1 8 6 4 2 Gambar 5. (3) (4) (5) Kurva Kenaikan Tegangan G VH Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Pada tugas akhir ini telah ditentukan besarnya tegangan keluaran dengan perbandingan lilitan coupled inductor bernilai N = 1 dan duty cyle bernilai d 1 =,64. Sehingga dengan nilai tersebut bila dimasukkan ke dalam persamaan 5 didapatkan G VH sebesar 5,56. Dengan nilai rasio tegangan tersebut didapatkan tegangan keluaran 2 sebesar 66,72 Volt. G VL 1 8 6 4 2 Gambar 6.,1,2,3,4,5,6,7,8,9,1,2,3,4,5,6,7,8,9 N = 1 N = 2 N = 3 N = 4 N = 5 N = 6 Laux = 1 Laux = 2 Laux = 3 Laux = 4 Laux = 5 Laux = 6 Laux = 7 Kurva Kenaikan Tegangan G VL Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Melalui persamaan 4 didapat kurva kenaikan tegangan GV L seperti pada gambar 6. Pada tugas akhir ini telah ditentukan besarnya tegangan keluaran dengan nilai induktansi dari L aux sebesar L aux 5,1, beban R 1 75 Ω dan periode pensaklaran 2 1-6 dan duty cyle bernilai d 1 =,64.
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 4 Sehingga dengan nilai tersebut didapatkan G VL sebesar 2,64. Dengan nilai G VL tersebut didapatkan nilai tegangan keluaran 1 yang diinginkan sebesar 31,8 Volt. Konverter ini memiliki 2 buah daya keluaran. Keluaran V 1 menggunakan beban 75 Ω. Daya keluaran P 1 dapat dihitung melalui persamaan sehingga didapatkan besar daya keluaran P 1 sebesar 13,5 Watt. Keluaran V 2 menggunakan beban 7 Ω. Daya keluaran P 2 dapat dihitung melalui persamaan sehingga didapatkan besar daya keluaran P 2 sebesar 6,4 Watt. Daya keluaran yang diinginkan bisa diubah sesuai dengan desain yang kita inginkan. Dari beberapa persamaan yang didapatkan melalui analisa dari sistem konverter tersebut. Pada akhirnya dapat ditentukan parameter pada tabel 1. Tabel 1. Parameter Komponen Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Tegangan Masukan V FC = 12 Volt Tegangan Keluaran 2 V 2 = 66 Volt Tegangan Keluaran 1 V 1 = 32 Volt Beban 2 R 2 = 7 Ω Beban 1 R 1 = 75 Ω Frekuensi Pensaklaran F s = 5 khz Coupled Inductor L p = 925 µh L s = 925 µh Saklar S 1 = IRF54N Dioda D 1,D 2,D 3,D 4 = BYC1-6 Induktor Tambahan L aux = 5,1 µh Kapasitor C 1 = 2 µh IV. SIMULASI KONVERTER C 2 = 1 µh C 1 = 33 µh C 2 = 2,2 µh Simulasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple- ditunjukkan pada gambar 7. Gambar 7. Rangkaian Simulasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Rangkaian konverter ini dilakukan dengan parameter sebagai berikut: duty cycle 64%, tegangan masukan 12 V, beban R 1 75 Ω, dan beban R 2 7 Ω. Pada simulasi ini, coupled inductor mempunyai koefisien kopling sebesar K =,96. Hasil simulasi dari rangkaian konverter DC-DC Single- Input Multiple- ditampilkan pada gambar 8. Pada gambar 8 terlihat bahwa hasil simulasi telah sesuai dengan hasil analisa pada teori. Gambar 8. Hasil Simulasi Bentuk Gelombang Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Tegangan keluaran V 1 dan V 2 yang dihasilkan sebesar 32,8 volt dan 66,68 volt. Selanjutnya dilakukan pengubahan duty cycle pada simulasi. Parameter koefisien kopling dibuat sebesar 1. Hasil simulasi dengan mengubah duty cycle dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil simulasi rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- dengan Pengubahan DUTY CYCLE Teori Simulasi V 1 V 2 V 1 V 2 Error V 1 Error V 2,1 13,2 26,67 13,3 26,3 1% 1%,2 14,8 3 14,9 29,6 1% 1%,3 16,8 34,28 17 33,9 1% 1%,4 19,61 4 19,7 39,8 % 1%,5 23,34 48 23,6 47,7 1% 1%,6 28,7 6 29,1 59,8 1% %,7 37,21 8 37,8 8 2% % Dari hasil simulasi tersebut terlihat bahwa simulasi yang telah dibuat sesuai dengan analisa teori. Hal tersebut dapat lebih jelas terlihat pada garis yang berhimpitan antara simulasi dan teori pada gambar 8 dan gambar 9.
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 5 4 3 Tegangan 2 1 Hasil Hasil Simulasi,1,2,3,4,5,6,7 Gambar 8 Tegangan 1 8 6 4 2 Gambar 9 Grafik Tegangan Keluaran V 1 Terhadap Rangkaian Coupled Inductor Grafik Tegangan Keluaran V 2 Terhadap Rangkaian Coupled Inductor V. IMPLEMENTASI KONVERTER Hasil Hasil Simulasi,1,2,3,4,5,6,7 Implementasi dari Konverter DC-DC Single-Input Multiple- ditunjukkan pada gambar 1 yang terdiri dari power supply, PWM, driver mosfet, dan Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor. Power supply berfungsi untuk menyuplai daya bagi PWM dan driver mosfet. Gambar 11. Gelombang hasil implementasi alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Pada gambar 8 terdapat kesesuaian gambar bentuk gelombang hasil implementasi alat dengan hasil simulasi. Parameter yang ditentukan pada implementasi alat ini adalah duty cycle 63,92% (,639), beban R 1 75 Ω, R 2 7 Ω dan tegangan masukan sebesar 12 Volt. Tegangan keluaran V 1 dan V 2 yang dihasilkan sebesar 28,7 Volt dan 62,6 Volt. Tegangan keluaran V 1 dan V 2 memiliki ripple peak-peak dengan nilai yang sama sebesar 8 Volt. Hasil percobaan dari implementasi alat pada rangkaian Coupled Inductor dengan pengubahan beban dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil implementasi alat rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- dengan pengubahan beban BE BA N (Ω) V in I in (A) V 1 I 1 (A) V 2 I 2 P in (W) P out (W) Effis iensi 4 12 2,76 33,8,45 67,3,151 33,12 23,851 72% 5 12 2,3 35,1,436 66,6,118 27,6 23,162 84% 6 12 2,12 35,2,439 66,6,94 25,44 21,687 85% 7 12 1,91 34,3,42 65,6,82 22,92 19,811 86% 8 12 1,86 34,6,421 66,5,74 22,32 19,461 87% 9 12 1,77 34,,415 66,5,61 21,24 18,193 86% Gambar 1. Implementasi Alat dari Rangkaian Konverter DC-DC Single- Input Multiple- Berikut hasil implementasi alat rangkaian DC-DC Single-Input Multiple- dengan range waktu 25µs/div ditunjukkan pada gambar 11. 1k 12 1,73 34,2,43 66,6,55 2,76 17,446 84% Pengujian ini dilakukan dengan mempertahankan nilai dari tegangan masukan dan tegangan keluaran dengan dengan cara mengubah duty cycle. Tegangan yang dijaga memiliki toleransi sebesar ± 1 Volt. Pengujian dilakukan pada beban R 2 4 Ω sampai dengan 1 Ω. Beban R 1 bernilai tetap pada 75 Ω. Semakin besar arus masukan untuk menyuplai
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 6 beban konverter maka semakin tinggi rugi-rugi yang didapat karena besar arus sebanding dengan daya (P = I 2 R) Gambar grafik effisiensi dapat dilihat pada gambar 11. Effisiensi Gambar 11. Grafik Effisiensi Hasil Implementasi Alat pada rangkaian Coupled Inductor Hasil implementasi konverter dengan mengubah duty cycle didapatkan data pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. DUTY CYCLE Hasil Implementasi Alat Pada Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- dengan perubahan duty cycle (D) Teori Simulasi Implementasi Error V 1 V 2 V 1 V 2 V 1 V 2 V 1 V 2,1 13,2 26,67 13,3 26,3 12,4 21,7 6% 19%,2 14,8 3 14,9 29,6 14 27,9 5% 7%,3 16,8 34,28 17 33,9 16,2 33,1 4% 3%,4 19,61 4 19,7 39,8 19 39,2 3% 2%,5 23,34 48 23,6 47,7 22,5 47 4% 2%,6 28,7 6 29,1 59,8 27,6 58,1 4% 3%,7 37,21 8 37,8 8 34,7 73,9 7% 8% Pada tabel 4 terdapat error pada hasil dari implementasi alat tersebut. Error pada implementasi alat dikarenakan adanya rugi-rugi tiap komponen pada rangkaian konverter tersebut. Selain itu, pengaruh dari mikrokontroller yang tidak dapat menghasilkan sinyal kotak secara sempurna. Gambar 12 dan 13 menunjukkan grafik perbedaan nilai tegangan keluaran dibandingkan antara hasil dari perhitungan teori, simulasi dan implementasi alat. Tegangan (v) 1% 9% 8% 7% 6% 5% 15 2 25 Daya Keluaran (Watt) 4 3 2 1 PERHITUNGAN SIMULASI IMPLEMENTASI,1,2,3,4,5,6,7 Duty cycle Gambar 12. Grafik Tegangan Keluaran V 1 dari, Simulasi, dan Implementasi Terhadap pada Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- Tegangan (v) 1 8 6 4 2 Gambar 13. Grafik Tegangan Keluaran V 2 dari, Simulasi, dan Implementasi Terhadap pada Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- VI. KESIMPULAN PERHITUNGAN SIMULASI IMPLEMENTASI,1,2,3,4,5,6,7 Duty cycle Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap simulasi maupun implementasi alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut. 1. Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- dapat menaikkan tegangan dengan rasio konversi yang tinggi sesuai dengan desain yang diinginkan. Hal tersebut telah ditunjukkan pada persamaan 4 dan 5 untuk mencari rasio konversi kenaikan tegangannya. 2. Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple- memiliki lebih dari satu keluaran. 3. Hasil dari implementasi alat telah sesuai dengan teori yang telah dibuat. Hal ini ditunjukkan melalui pengujian yang telah dilakukan. 4. Implementasi alat pada rangkaian konverter ini memiliki effisiensi tertinggi pada beban 8 Ω yaitu sebesar 87 % DAFTAR PUSTAKA [1] Ashari, Mochamad. Sistem Konverter DC. ITS Press. 212 [2] Misra, N., Patra, A., Patra, P.. A Single-Inductor Multiple-Output Switcher With Simultaneous Buck, Boost And Inverted Outputs, IEEE Trans. Power Electron. 212 [3] Nami, A, dkk. Multiple-Output DC-DC Converters Based On Diode-Clamped Converters Configuration; Topology and Control Stratedy. IET Power Electron. 21 [4] Chen Y., dkk. The Multiple-Output DC-DC Converter With Shared ZCS Lagging Leg. IEEE Trans. Power Electron.24 [5] Jheng, Kun-Huai dan Wai, Rong-Jong. High-Efficiency Single-Input Multiple-Output DC-DC Converter.IEEE Transactions on Power Electronics. 213 [6] N. Mohan, T. M. Undeland, and W. P. Robbins, Power Electronics: Converters, Applications, and Design. New York: Wiley, 1995.
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 7 [7] L. H. Dixon, "Design Coupled Inductor," Texas Instrument. 21 [8] L.Schuch,C.Rech,H.L.Hey,H.A.Grundling, H. Pinheiro, and J. R. Pinheiro, Analysis and design of a new highefficiency bidirectional integrated ZVT PWM converter for DC-bus and battery-bank interface, RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Sugma Wily Supala. Ia lahir pada tanggal 3 Juli 1991 di kota Jember. Ia dibesarkan di kota kelahirannya di Jember, sampai akhirnya meneruskan studinya di kota Surabaya. Ia menempuh sekolah dasar di SDN Jember Lor I. Setelah 6 tahun, ia melanjutkan sekolah di SMPN 3 Jember. Sampai akhirnya lulus, ia meneruskan sekolahnya di SMAN 1 Jember. Dengan izin dan berbagai pertimbangan yang ada, ia merantau ke Surabaya dan memilih Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai tempat untuk mengembangkan dirinya. Penulis berasal dari jurusan Teknik Elektro ITS. Ia memiliki prinsip bahwa Tidak Ada Kata Menyerah dalam Hidupnya.