Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

Efektifitas Penyuluhan Tentang Hipertensi pada Masyarakat Rentang Usia Tahun Dibandingkan dengan Masyarakat Rentang Usia Tahun

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

SibueaSH,Angraini DI, AdnyaniNMD Faculty of Medicine Lampung University

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT IBU UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DUSUN BATANG CILIK TAMBAKREJO TEMPEL SLEMAN

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU-IBU TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN BONGSARI SEMARANG BARAT TAHUN 2011

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dan Pengetahuan Cara Pencegahan Kanker Serviks di Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER LEHER RAHIM DI RW 7 DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

DI KELURAHAN GLUGUR DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDAN TAHUN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS II SMP DI PONDOK TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH. (Studi dilakukan di Kampung Sengon Kabupaten Sukoharjo)

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ROBBANIA MUHIBBAH

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG DETEKSI DINI CA MAMMAE DI RW I KELURAHAN BERINGIN, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SD TENTANG MENSTRUASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN DI SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen tersebut pre experimental designs (Notoatmodjo, 2010). 01 X 02

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Journal of Health Education

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS (Studi di Dusun Sumoyono Desa Cukir Kec. Diwek Kab.

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara


PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA IBU USIA TAHUN DI RW 02 KELURAHAN NGAMPILAN YOGYAKARTA 2010

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

Transkripsi:

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Romadhoni 1, Noor Yazid, Dian Aviyanti 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang, Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang, 3 Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang, ABSTRAK Pendahuluan : Setiap satu jam perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks. Penyebabnya adalah ketidak mengertian tentang penyakit sebanyak 47%. Di SMA NASIMA Semarang 8 dari 10 siswi tidak dapat menjawab pertanyaan tentang kanker serviks dengan benar, sehingga pendidikan kesehatan penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk meningkatan pengetahuan tentang kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks. Metode : Jenis penelitian yang digunakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan one group pretest-postest. Populasi penelitian seluruh siswi kelas X dan XI di SMA NASIMA Semarang berjumlah 76 siswi. Sampel diambil secara proporsional random sampling dengan jumlah 43 siswi. Variabel bebas adalah penyuluhan tentang pencegahan kanker serviks Variabel terikat adalah pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks. Analisis bivariat menggunakan paired T test. Hasil : Sebelum penyuluhan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan baik (0,0%). Sesudah penyuluhan mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 siswi (83,7%). Hasil paired T test diperoleh nilai p-value 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan Kesimpulan : Ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA NASIMA Semarang. Kata kunci :, pengetahuan, kanker serviks The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling ABSTRACT Introduction: Every one hour of Indonesia women died of cervical cancer. The cause is the understanding about the disease as much as 47%. In the SMA NASIMA Semarang 8 out of 10 students cannot answer questions about cervical cancer. So that health education is important. This the purpose of counseling is done to increases the knowledge of cervical cancer. This research to know the influence of increased knowledge about counseling cervical cancer. Methods: this type of research that used artificial experiments with design research "one group pretest posttest". The population of the entire research student in class X and XI in SMA NASIMA Semarang was 76 students. Samples drawn proportionately to the amount of random sampling 43 students. Independent variables is the counseling about cervical cancer. Dependent variable is the knowledge about cervical cancer. Analysis of bivariate using the paired T test. Results: Before counseling no respondents who has knowledge either (0,0% ). After counseling most of the respondents having knowledge of good 36 students (83,7% ). The paired t test results is obtained p-value 0,000 less than 44.70. There is a difference significant knowledge of cervical cancer before and after counseling Conclusion : there is a difference significant on knowledge of cervical cancer before and after counseling in SMA NASIMA Semarang. Keywords: Counseling, knowledge, cervical cancer Korespondensi: Romadhoni, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. A. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, telepon/faks (04) 8415764. Email: adhont_rama@yahoo.co.id Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 01 38

PENDAHULUAN Salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pada wanita ialah masih minimnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi adalah adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita adalah sangat penting karena terdapat organ yang kompleks sehingga dapat timbul bermacam penyakit yang berbahaya seperti kanker serviks, kista, maupun penyakit menular seksual (PMS). Penyakit yang berbahaya seperti kanker serviks biasanya ditandai dengan gejala awal yaitu berupa perdarahan vagina. 1, Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks). Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Setiap satu jam perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker dalam tiga dasa warsa terakhir. Tingginya angka kematian itu akibat terlambatnya penanganan, sekitar 70% datang dengan kondisi stadium lanjut. 3 Pada tahun 006 di Provinsi Jawa Tengah, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak.857 kasus (7,13 per 1.000 penduduk), dan kasus kanker serviks tercatat sebanyak,08 per 1.000 penduduk. Kasus kanker serviks tertinggi di Jawa tengah terdapat di Kota Semarang yaitu 4.13 kasus. Berdasarkan laporan kasus penyakit tidak menular di Kota Semarang prevalensi kasus kanker serviks pada tahun 008 sampai dengan 010 berturut-turut adalah 5.17, 3.505, 3.865. Hal ini berarti menunjukan adanya penurunan angka kejadian dari tahun 008 ke tahun 009 dan meningkat pada tahun 010. Berdasarkan sumber yang sama, ditemukan kejadian kanker serviks pada usia 15 44 tahun mencapai 30%. 4,5,6 Berdasarkan penelitian, penyebabnya adalah ketidak mengertian tentang penyakit sebanyak 47%, kemudian takut operasi 14,5%, tumor tidak nyeri 1,5%, kurang biaya 9,4%, lain-lain 10,%. Dari data di atas dapat disimpulkan pengetahuan perempuan mengenai penyebab kanker serviks masih sangat kurang. Rendahnya tingkat pengetahuan dipercaya memperburuk kondisi yang ada dan diperkirakan angka kejadian kanker serviks terus meningkat setiap tahunnya. 7 Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari dan disikapi saja, melainkan harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan atau mengembangkan pemahaman pasien. 8 Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lia Karisma Saraswati pada tahun 011 di Surakarta didapatkan hasil bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. 9 Studi hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 10 siswi SMA NASIMA Semarang yang diberi pertanyaan tentang kanker serviks bahwa 8 dari 10 siswi tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan dan sisanya mampu menjawab dengan benar setengah dari 7 pertanyaan yang diajukan. Hal ini disebabkan terbatasnya informasi mengenai kanker serviks, dalam pelajaran biologi tidak ada materi mengenai kanker serviks dan tidak terdapatnya penyuluhan selama kurun waktu tahun terakhir yang membahas mengenai kanker serviks. Berdasarkan hal di atas, maka perlu diteliti efektivitas penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. Pada penelitian ini dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Data yang diperoleh dicatat dan dikembangkan kemudian dilakukan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Populasi penelitian adalah seluruh siswi kelas X dan XI di SMA NASIMA Semarang tahun 011. Berdasarkan data siswa SMA NASIMA Semarang, jumlah siswi yang duduk di kelas X dan XI berjumlah 76 siswi. Untuk mendapatkan sampel dari masing-masing kelas, maka sampel diambil secara proporsional random sampling, dengan besar sampel sebesar 43 siswa. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah siswi yang bersekolah di SMA NASIMA Semarang, yang belum pernah terdiagnosa kanker serviks dengan melakukan wawancara, dan mau dijadikan responden dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang tidak hadir saat penyuluhan. Intrumen penelitian ini menggunakan kuesioner tentang kanker serviks. Dalam pengukuran menggunakan kuesioner dengan 5 pertanyaan dimana pada pertanyaan positif setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban salah diberi nilai 0, sedangkan pada pertanyaan negatif setiap jawaban benar diberi nilai 0 dan setiap jawaban salah diberi nilai 1. Uji validitas dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada 8 responden di SMA Sultan Agung 1 Semarang sebagai sarana uji. Kuesioner dikatakan valid apabila memenuhi kriteria apabila r hitung > r tabel. Nilai r tabel diperoleh dari n = 8 tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05) yaitu 0,3739. Hasil dari uji validitast ersebut adalah seluruh pertanyaan dinyatakan valid. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 01 39

Analisis univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel penelitian. Analisis dilakukan berdasarkan frekuensi minimal, frekuensi maksimal, mean, standar deviasi, distribusi frekuensi dan persentase. Data yang diperoleh dari penelitian kemudian diuji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Dikatakan data itu normal bila nilai signifikannya 0,05 bila nilai signifikannya < 0,05 berarti data tersebut tidak normal. Dari hasil uji normalitas didapatkan hasil pada pengetahuan sebelum penyuluhan p-value > 0,05 (0,376 > 0,05) maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Sementara itu, pada pengetahuan sesudah penyuluhan p-value > 0,05 (0,301 > 0,05) maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Dengan demikian, apabila kedua data berdistribusi normal maka analisis bivariat menggunakan uji t sampel berpasangan (paired T test). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Pada pengukuran pengetahuan sebelum penyuluhan didapatkan hasil: skor minimum adalah 9 dan skor maksimum adalah 17, dengan rata-rata skor 1,7 dan standar deviasi sebesar 1,931. Setelah dikategorikan berdasarkan persentase jumlah jawaban benar, distribusi frekuensi pengetahuan tentang kanker serviks sebelum penyuluhan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Frekuensi Persentase (%) Baik 0 0 Cukup 14 3,6 Kurang 9 67,4 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 1 mayoritas responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 9 siswi (67,4%), siswi yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 siswi (3,6%). Sementara itu, pada pengukuran ini tidak ada siswi yang berpengetahuan baik. Peneliti melakukan analisa mengenai distribusi jawaban yang salah dari responden atas pertanyaan tentang kanker serviks sebelum penyuluhan. Tabel. Distribusi Jawaban Responden yang Salah Sebelum No Pertanyaan Persentase (%) 1 Pola hidup yang tidak sehat sebagai 81,4 faktor risiko kanker serviks Bukan tanda kanker serviks 93,0 3 Bukan cara mencegah kanker 97,7 serviks I 4 Bukan cara mencegah kanker 93,0 serviks II 5 Macam nutrisi untuk mencegah kanker serviks 79,1 Berdasarkan tabel didapatkan hasil bahwa mayoritas siswi menjawab pertanyaan dengan salah pada pertanyaan tentang pola hidup yang tidak sehat sebagai faktor risiko kanker serviks sebanyak 35 siswi (81,4%), mayoritas siswi pertanyaan tentang bukan tanda kanker serviks sebanyak 40 siswi (93,0%), mayoritas siswi pertanyaan tentang bukan cara mencegah kanker servik I sebanyak 4 siswi (97,7%), mayoritas siswi pertanyaan tentang bukan cara mencegah kanker serviks II sebanyak 40 siswi (93,0%), mayoritas siswi pertanyaan tentang macam nutrisi untuk mencegah kanker serviks sebanyak 34 siswi (79,1%). Pada pengukuran pengetahuan sesudah penyuluhan didapatkan hasil: skor minimum adalah 13 dan skor maksimum adalah 5, dengan rata-rata skor 0,0 dan standar deviasi sebesar,891. Setelah dikategorikan berdasarkan persentase jumlah jawaban benar, distribusi frekuensi pengetahuan tentang kanker serviks sesudah penyuluhan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sesudah Frekuensi Persentase (%) Baik 36 83,7 Cukup 4 9,3 Kurang 3 7,0 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel 3 tampak pengetahuan sesudah penyuluhan sebanyak 36 siswi (83,7%) berpengetahuan baik, sementara itu sebanyak 3 siswi (7,0%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan data penelitian, peneliti melakukan analisa mengenai distribusi jawaban yang salah dari responden atas pertanyaan tentang pengetahuan kanker serviks sebelum penyuluhan. Adapun analisa tersebut dituangkan dalam sebuah tabel, sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden yang Salah Sesudah No Pertanyaan Persentase (%) pretest posttest 1 Pola hidup yang tidak sehat 81,4 4,7 sebagai faktor risiko kanker serviks Bukan tanda kanker serviks 93,0 3,3 3 Bukan cara mencegah kanker 97,7 14,0 serviks I 4 Bukan cara mencegah kanker serviks II 93,0 39,5 5 Macam nutrisi untuk 79,1 9,3 mencegah kanker serviks Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 01 40

Berdasarkan tabel 4 terdapat peningkatan hasil pengetahuan pada responden setelah mendapatkan penyuluhan. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan responden yang tidak mampu menjawab pertanyaan tentang pola hidup yang tidak sehat sebagai faktor risiko kanker serviks sebanyak 35 siswi (81,4%) berubah menjadi siswi (4,7%), bukan tanda kanker serviks sebanyak 40 siswi (93,0%) berubah menjadi 10 siswi (3,3%), bukan cara mencegah kanker serviks I sebanyak 4 siswi (97,7%) berubah menjadi 6 siswi (14,0%), bukan cara mencegah kanker serviks II sebanyak 40 siswi (93,0%) berubah menjadi 17 siswi (39,5%), macam nutrisi untuk mencegah kanker serviks 34 siswi (79,1%) berubah menjadi 4 siswi (9,3%). Analisis Bivariat Berdasarkan data hasil penelitian dari 43 responden yang telah dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Dari uji tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5. Uji Normalitas Pengetahuan Pengetahuan p-value Distribusi Pre test 0,376 Normal Post test 0,301 Normal Dari tabel 5 pada pengetahuan pretest diperoleh nilai p-value lebih dari 0,05. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Pengetahuan postest diperoleh nilai p-value lebih dari 0,05 yang artinya data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil diatas, kedua kelompok berdistribusi normal, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada kelompok yang diberikan penyuluhan digunakan uji t sampel berpasangan (paired T test). Perbedaan pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan, dari hasil uji t sampel berpasangan (paired T test) diperoleh nilai p-value 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan. Pembahasan Pengetahuan responden sebelum penyuluhan tidak ada satupun siswi yang termasuk dalam kategori baik (0%). Sementara itu, rata-rata skor 1,7 dan standar deviasi sebesar 1,931. Dari tabel distribusi frekuensi jawaban responden sebelum penyuluhan didapatkan beberapa butir pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan benar oleh responden dengan persentase diatas 70%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan responden tentang kanker serviks. Ketidaktahuan responden tentang kanker serviks dipengaruhi oleh kurangnya informasi. Hakekatnya pendidikan kesehatan adalah upaya menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok, masyarakat, sehingga dapat memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan yang diterima pada akhirnya diharapkan dapat memengaruhi perilaku. Pengetahuan responden sesudah penyuluhan mengalami peningkatan dan sebagian besar masuk dalam kategori baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswi dalam kategori tersebut yaitu 36 siswi (83,7%). Sementara itu, ratarata skor sesudah penyuluhan mengalami perubahan dari 1,7 menjadi 0,0 dan standar deviasi sesudah penyuluhan mengalami perubahan dari 1,931 menjadi sebesar,891. Berdasarkan distribusi pertanyaan yang dijawab dengan salah oleh responden, terdapat penurunan persentase yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan. Sementara itu, ada beberapa pertanyaan pada pretes yang dijawab salah pada soal tentang pap smear sebanyak 4 siswi (51,%) kemudian pada saat postest angkanya bertambah menjadi 55,8%. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada saat menjawab pertanyaan responden mengalami kurang percaya diri serta tidak menutup kemungkinan reponden kurang memperhatikan pada saat penyuluhan. Meskipun terdapat peningkatan angka kesalahan menjawab, faktanya sebagian besar responden telah menjawab benar pada butir soal yang lain. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek/stimulus tertentu. Pemberian penyuluhan dimaksudkan untuk mencapai tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tingkat tahu. Dimana responden mampu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan adanya peningkatan pengetahuan di atas menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswi sesudah adanya penyuluhan. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang kanker serviks telah diuji menggunakan paired T test, diperoleh nilai p- value 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan. Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kerja dapat diterima dibuktikan dengan analisis yang menunjukkan perbedaan yang bermakna dari setiap variabel yang diuji. Pada penelitian ini terjadinya perubahan pengetahuan responden tentang kanker serviks dipengaruhi oleh efektivitas pemberian penyuluhan yang dapat memengaruhi perhatian dan kemudahan penerimaan materi. Adanya penyuluhan diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran yang nantinya akan meningkatkan derajat kesehatan. tentang kanker serviks di SMA NASIMA Semarang direspon baik oleh reponden yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang diperoleh pada saat sesudah penyuluhan bila dibandingkan dengan sebelum penyuluhan. Selain itu, antusiasme responden pada saat penyuluhan ditunjukkan dengan perhatian Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 01 41

responden pada materi yang diberikan oleh penyuluh, kemudian pada saat sesi tanya jawab berlangsung muncul beberapa pertanyaan yang diajukan responden, misalnya: Bagaimana prosedur pemeriksaan pap smear? Apakah kanker serviks dapat ditularkan selain dari hubungan seksual? Apakah keputihan yang berlebihan dapat menyebabkan kanker serviks? SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai kajian tingkat pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA NASIMA Semarang dapat diambil kesimpulan. Pengetahuan tentang kanker serviks sebelum penyuluhan yang diukur menggunakan pretest hasilnya tidak ada satupun siswi yang termasuk dalam kategori baik (0,0%). Sementara itu, rata-rata skor 1,7 dan standar deviasi sebesar 1,931. Pengetahuan kanker serviks sesudah penyuluhan yang diukur menggunakan posttest hasilnya mayoritas responden masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 siswi (83,7%). Sementara itu, rata-rata skor sesudah penyuluhan mengalami perubahan dari 1,7 menjadi 0,0 dan standar deviasi sesudah penyuluhan mengalami perubahan dari 1,931 menjadi sebesar,891. Ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA NASIMA Semarang. 7. Ramli, M, Umbas, R. Panigoro, S. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: FK UI. 000. 8. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 005. 9. Lia Karisma Saraswati. Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks. 011. Available at: http://pasca.uns.ac.id/?p=155 UCAPAN TERIMA KASIH Responden yang bersedia mengikuti penelitian yaitu siswi SMA NASIMA Semarang dan seluruh civitas akademika SMA NASIMA Semarang DAFTAR PUSTAKA 1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 008.. UNFPO. State of World Population 004: Reproductive Health and Family Planning. 004. Available from: http://www.unfpa.org 3. Prawirohardjo, Sarwono. Onkologi Ginekologi. Cetakan pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 006. 4. Dinkes Jawa Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah 006. 007. Available at: www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%0j ateng%0006.pdf 5. Dinkes Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 010. 011. Available at: http://dinkeskotasemarang.files.wordpress.co m/011/11/profil-kesehatan-kota-semarang- 010.pdf 6. Dinkes Kota Semarang. Profil Kesehatan Jawa Tengah 009. 010. Available at: www.dinkeskotasemarang.go.id/.../profil_kesehatan_009. pdf Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 01 4