(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah. satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

suplemen Informasi Jampersal

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu,

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Kementerian kesehatan RI, 2011). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjangkau, dan sebaliknya setiap orang juga mempunyai kewajiban ikut serta

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

TENTANG BUPATI SERANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan AKI dan AKB melalui program Gerakan Sayang Ibu (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Bidan berperan sangat penting dalam menurunkan AKI dan AKB. Karena bidan sebagai ujung tombak atau tenaga kesehatan yang berada di garis terdepan dan berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus rujukan kebidanan (Kemenkes RI, 2013). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Namun, implementasinya sampai saat ini masih dalam tahap persiapan menuju terwujudnya Universal Health Coverage (UHC) seperti yang dimanfaatkan tersebut. 1

2 Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undag-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap manusia dan pembangunan, kesehatan pada dasarnya menyangkut kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Keadaan kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonominya pada suatu bangsa dan negara,baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya agar terwujud manusia Indonesia yang bermutu, sehat dan produktif (Notoatmodjo, 2005). Faktor terpenting yang dapat menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir adalah akses ibu hamil terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan untuk menghilangkan hambatan finansial pada ibu hamil dan keluarga, maka pada tahun 2010 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang Jampersal. Tujuan dari Jampersal yaitu untuk meningkatkan akses ibu hamil terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan bayi baru lahir, perawatan nifas dan pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI, 2011). Hasil studi evaluasi Jampersal pada tahun 2012, menghasilkan evidence yang meyakinkan bahwa Jampersal berhasil mengajak ibu hamil untuk melahirkan di fasilitas kesehatan. Peran aktif dari bidan sebagai ujung tombak

3 pemberi pelayanan kebidanan dan neonatal, ketersediaan obat dan peralatan serta fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah semakin meningkat jumlah kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan. Masyarakat berpendapat dan mempunyai harapan terhadap program Jampersal agar dapat dilanjutkan hingga saat program JKN diberlakukan. Fakta tersebut menjadi alasan yang kuat program Jampersal dipertahankan keberlangsungannya dalam program JKN dengan berbagai perbaikan dalam proses pelaksanaannya (Rahmawaty, 2012). Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyatakan bahwa program Jampersal secara nasional telah berakhir tahun 2013 dan sejak awal tahun 2014 pemerintah Indonsia secara resmi melaksanakan program JKN. Berlakunya JKN diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, maka secara otomatis jaminan kesehatan yang pernah ada seperti Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal masuk kedalam program JKN. Pelayanan kebidanan dan neonatal BPJS Kesehatan merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi proses kehamilan, persalinan, pasca persalinan, penanganan perdarahan pasca keguguran dan pelayanan KB pasca salin pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kebidanan dan neonatal dapat dimanfaatkan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang terdiri dari puskesmas, klinik pratama dan dokter praktek perorangan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Fasilitas kesehatan tingkat pertama dapat melakukan klaim pada BPJS Kesehatan, untuk mengajukan klaim persalinan FKTP harus memasukkan data pelayanan dan identitas peserta dalam aplikasi Primary Care (P-Care), dilanjutkan dengan mencetak formulir pengajuan klaim (FPK),

4 disertakan rekapitulasi pelayanan dan kuitansi. Klaim persalinan diajukan paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya (BPJS Kesehatan, 2014). Proses pengklaiman dana non kapitasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak semudah yang diharapkan, dalam proses pengklaiman yang dilalui puskesmas untuk mendapatkan biaya klaim dari BPJS harus sesuai dengan ketentuan dan alur pengajuan klaim yaitu seperti klaim persalinan, rawat inap, dan rujukan oleh PPK tingkat I adalah berkas persalinan, rawat inap dan rujukan dari puskesmas, bidan desa, pustu, poskesdes dan bidan praktek swasta yang diserahkan ke Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan melakukakan verifikasi awal kelengkapan klaim, setelah dilakukan verifikasi berkas dinas kesehatan menyerahkan ke BPJS kesehatan. Setelah BPJS Kesehatan melakukan verifikasi berkas dan melakukan pembayaran klaim yang sudah diverifikasi dan pembayaran klaim dibayarkan kerekening dinas kesehatan yang selanjutnya masuk ke kas daerah. Dalam melakukan pelayanan persalinan peserta BPJS Kesehatan, bidan merasa kurang puas terhadap pengklaiman dana yang didapatkan oleh BPJS Kesehatan yang menyebabkan ketidakpuasan bidan dalam hal pendanaan dan pengklaiman yaitu dana yang didapatkan oleh bidan tidak sesuai dengan yang diharapkan serta proses alur dan persyaratan klaim yang dibutuhkan juga cukup rumit, sehingga dari ketidakpuasan bidan dalam menangani persalinan peserta BPJS akan berdampak pada kualitas bidan dalam menangani persalinan menjadi kurang baik (Zakiah, 2015).

5 Pada tahun 2014, dari 570 puskesmas yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara, terdapat 147 puskesmas yang menyelenggarakan PONED atau 25,80%. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu 137 puskesmas, tahun 2012 yaitu 94 puskesmas PONED. Penurunan jumlah Puskesmas PONED yang terjadi di tahun 2012 akibat pindahnya tenaga dokter dan perawat yang telah dilatih, hal ini terjadi di Kabupaten Mandailing Natal, Samosir, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Kota Binjai, masing-masing berkurang 1 Unit Puskesmas PONED. Jumlah Puskesmas PONED di Kabupaten Deli Serdang adalah 12 Puskesmas PONED dan diantaranya Puskesmas Patumbak (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2015). Diperkirakan sekitar 15 % dari bayi hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit dapat memburuk, sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi kematian. Jumlah kunjungan neonatus di Puskesmas Patumbak tahun 2014 sebanyak 1735 bayi atau 89% dari 1947 bayi, tahun 2013 sebanyak 1749 bayi atau 89,5% dari 1954 bayi, tahun 2014 sebanyak 1849 bayi atau 96,4% dari 1985 bayi. Bayi yang lahir dengan BBLR di Puskesmas Patumbak tahun 2014 sebanyak 6 bayi dan tahun 2015 sebanyak 18 bayi (Profil Kesehatan Puskesmas Patumbak, 2015). Puskesmas Patumbak merupakan salah satu puskesmas yang sudah mampu PONED di wilayah Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 lalu. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) untuk wilayah kecamatan Patumbak, puskesmas tersebut sudah melakukan

6 berbagai macam program diantaranya mengikuti program Expanding maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang dilakukan oleh kementrian kesehatan yang bekerjasama dengan USAID dan telah berakhir pada tahun 2015. Dalam hal ini, Puskesmas Patumbak dapat dikategorikan sebagai puskesmas yang sudah mampu menolong proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Pada tahun 2015 kunjungan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan PONED adalah dari 2195 ibu hamil, kunjungan K1 2073 (94,4%), kunjungan K4 mencapai 1892 (86,1%), ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 1990 (94,9%), kunjungan nifas 3 sebanyak 1932 (92,2%) dari 2095 sasaran ibu nifas (Profil Kesehatan Puskesmas Patumbak, 2015) Sebagai fasilitas kesehatan pertama Puskesmas Patumbak memiliki jumlah bidan sebanyak 33 orang, baik dari bidan puskesmas sebanyak 14 orang, bidan pustu sebanyak 12 orang, dan bidan PTT sebanyak 7 orang dimana bidan puskesmas ini merupakan bidan yang secara pribadinya belum bekerjasama dengan BPJS hanya saja bidan yang bekerja untuk Puskesmas dalam penerapan BPJS Kesehatan. Dalam menolong persalinan wilayah kerja puskesmas patumbak sebanyak 15 ibu hamil yang melakukan persalinan di puskesmas tersebut dengan 9 orang diantaranya melakukan persalinan dengan menggunakan jaminan pembiayaan BPJS Kesehatan pada tahun 2015, 9 orang yang dalam melakukan persalinan peserta BPJS Kesehatan pada Tahun 2015 sudah semuanya terklaim setiap bulan ketika ada persalinan, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 17 ibu hamil yang melakukan persalinan dengan menggunakan BPJS Kesehatan sebanyak 11 orang dengan semua persalinan juga sudah diklaim oleh puskesmas.

7 Proses persalinan yang dilakukan oleh masyarakat di Puskesmas Patumbak dengan menggunaan BPJS Kesehatan semua sudah terklaim oleh puskesmas dalam jumlah satu tahun, dengan waktu pengklaiman berbeda-beda, sehingga jumlah klaim yang diterima puskesmas untuk tenaga bidan sesuai dengan jumlah persalinan yang diajukan untuk pengklaimannya. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada bidan koordinator tersebut hambatan yang dirasakan yaitu pembiayaan persalinan yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan BPJS Kesehatan tidaklah mudah didapatkan secara langsung oleh Puskesmas. Melalui proses pengklaiman yang rumit dan alur yang panjang dengan memakan waktu yang sedikit lama, pencairan dana klaim biasanya tidak sesuai dengan waktu dan hasil yang diharapkan. Hasil survey awal menunjukkan bahwa dalam pengumpulan berkas klaim untuk disampaikan ke dinas kesehatan juga memakan waktu bagi bidan karena tidak setiap bulan ada persalinan dan tidak jarang juga hanya ada 1 atau 2 persalinan dalam penggunaan BPJS yang harus diklaim pada bulan berikutnya. Tenaga kesehatan diantaranya bidan merupakan salah satu yang berpengaruh dalam pencairan proses pengklaiman dana non kapitasi di puskesmas, biasanya faktor yang mempengaruhi keterlambatan keluarnya dana klaim dan tidak sesuainya dana klaim yang diajukan dan didapatkan yaitu bidan tidak memenuhi syarat kelengkapan berkas dalam memenuhi persyaratan klaim, pengajuan klaim yang dilakukan oleh puskesmas tidak tepat waktu.

8 Saat ini program JKN yang dilakukan bidan di Puskesmas Patumbak dalam menolong persalinan sudah cukup membaik, tetapi ada beberapa keluhan yang dirasakan oleh bidan dalam menolong persalinan dengan kepesertaan BPJS Kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa bidan dikatakan bahwa persalinan yang ada di Puskesmas Patumbak sudah cukup baik, hanya saja dalam proses pengklaiman yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan masih kurang memuaskan, apa yang diperoleh oleh bidan tidak sesuai dengan yang diharapkan belum lagi persyaratan dalam melengkapi berkas cukup rumit karena masih ada berkas-berkas yang belum terpenuhi tetapi harus dilakukan karena mengejar waktu untuk setiap awal bulan harus sudah diserahkan ke Dinas Kesehatan, sehingga bidan lebih senang melayani persalinan yang melakukan pembayaran langsung daripada BPJS Kesehatan, dari pernyataaan tersebut dapat mempengaruhi bagaimana kualitas bidan dalam melakukan kasus persalinan yang menggunakan BPJS Kesehatan dan yang tidak menggunakan BPJS Kesehatan. Salah satu persyaratan klaim asuransi adalah resume medis, yang mengandung data pasien dan dapat digunakan untuk penggantian biaya asuransi. Resume medis harus terisi lengkap karena salah satu akibat jika tidak terisi lengkap akan menghambat proses klaim asuransi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Yogyakarta menyatakan bahwa adanya ketidaklengkapan pada persyaratan klaim asuransi Jamkesmas dan Jampersal. Ketidaklengkapan persyaratan klaim membuat petugas rekam medis harus ke ruang filling untuk mencari berkas rekam medis pasien yang bersangkutan dan memfotocopy lembar

9 yang tidak ada dalam persyaratan klaim asuransi Jamkesmas dan Jampersal (Kusuma, 2013). Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi pengklaiman BPJS di RS Bhayangkara Semarang yaitu kurangnya kelengkapan berkas, belum ada Standar Operasional Prosedur (SOP) pengajuan klaim, kurangnya tenaga medis klaim dalam menangani bagian klaim BPJS rawat jalan dan rawat inap, Pembayaran klaim dari BPJS terkadang terlambat, Bagian komputer dan koneksi internet terkadang menghambat kerja petugas sehingga apabila petugas sedang bekerja harus menunggu terlebih dahulu sampai jaringan internet stabil (Feriawati dan Agus, 2015). Dari hasil penelitian yang dilakukan Utomo (2015) tentang model sistem informasi klaim persalinan Jember menunjukkan bahwa secara keseluruhan model sistm informasi klaim persalinan secara garis besar sudah sesuai dengan kebutuhan dari semua pengguna yang meliputi bidan, fasilitas kesehatan tingkat pertama, dinas kesehatan dan BPJS Kesehatan. Penilaian tersebut berdasarkan isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem. Zakiah (2015) dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa keikutsertaan bidan dalam program JKN terbagi atas faktor individual dan faktor struktural. Faktor individual adalah faktor yang berasal dari diri seseorang yang berhubungan dengan sikap orang tersebut terhadap pengambilan keputusan dalam pekerjaannya diantaranya yaitu tentang pengetahun serta motivasi dan harapan bidan, sedangkan faktor struktural yaitu keadaan yang sangat berperan dalam

10 keberhasilan suatu program diantaranya yaitu prosedur kerjasama, proses klaim, proses administrasi, serta kebijakan dan dukungan program. Proses pengklaiman dana non kapitasi yang dilakukan puskesmas untuk tenaga bidan masih mengalami beberapa permasalahan sehingga peneliti ingin mengetahui apa faktor masalah yang terjadi pada proses pengklaiman dana non kapitasi terhadap bidan yang melakukan pertolongan persalinan dan bagaimana respon bidan tersebut sebagai tenaga kesehatan di puskesmas dalam menanggapi kebijakan klaim dana non kapitasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama khususnya pada wilayah kerja Puskesmas Patumbak 2016. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam hal ini ialah : 1. Bagaimana respon bidan pada prosedur administrasi pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak? 2. Bagaimana respon bidan terhadap proses klaim dan alur pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak? 3. Bagaimana respon bidan terhadap jumlah klaim yang didapat dalam pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak? 4. Bagaimana respon bidan terhadap keterlambatan BPJS Kesehatan dalam menanggapi proses verifikasi pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak? 5. Bagaimana respon bidan terhadap kepuasan dan harapan dalam proses pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak?

11 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan bagaimana respon bidan terhadap persyaratan administrasi pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak 2. Menjelaskan respon bidan terhadap proses dan alur pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak 3. Menjelaskan respon bidan pada besaran klaim yang didapat dalam pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak 4. Menjelaskan respon bidan pada keterlambatan BPJS Kesehatan dalam menanggapi proses verifikasi pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak 5. Menjelaskan respon bidan kepuasan dan harapan dalam proses pengklaiman dana non kapitasi di Puskesmas Patumbak 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah terutama Dinas Kesehatan Deli Serdang dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terhadap kerjasama bidan dengan BPJS Kesehatan dalam proses pengklaiman. 2. Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengadakan research ilmiah dan meningkatkan pemahaman peneliti mengenai pelaksanaan kebijakan JKN oleh tenaga bidan di fasilitas tingkat pertama wilayah kerja Puskesmas Patumbak tahun 2016. 3. Sebagai sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan kebijakan JKN oleh tenaga bidan.