PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIGZAG RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA GUNTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3. Bagian Ilmu Histologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 4

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

Ayu Artini, 1.2Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 1. Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

SKRIPSI I NYOMAN KRISNA WIJAYA

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Kata kunci: Plyometric exercise, single leg speed hop, double leg speed hop, daya ledak otot.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERIAN PELATIHAN KEKUATAN AYUNAN LENGAN (ARM SWING) DENGAN DUMBBELL

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGALA- GALA TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER VI KELAS A TAHUN 2015

PENGARUH LATIHAN ZIG ZAG RUN UNTUK MENINGKATKAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

Program Studi Fisioterapi, Bagian Ilmu FAAL 3 dan Bagian Ilmu Histologi 4 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN AGILITY OTOT TUNGKAI PADA KLUB VOLI YUSO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan masing-masing kelompok 1 dengan pelatihan berjalan dengan

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

SKRIPSI PELATIHAN PLYOMETRIK DAPAT MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TERHADAP LONCATAN VERTIKAL PADA TIM BASKET POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : 82 88, Desember 2015

KOMBINASI PELATIHAN CORE STABILITY DAN PELATIHAN LARI KONVENSIONAL LEBIH EFEKTIF MENINGKATKAN KECEPATAN LARI DARIPADA PELATIHAN LARI KONVENSIONAL

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dari Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW memegang kedua pundak

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI DI UKM BOLA VOLI PUTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN LADDER DRILLS (HIP ROTATION) TERHADAP AGILITY PADA ATLET BOLABASKET CLUB GEDE DEPOK

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) GENERASI MUDA GANTING (GMG) KELOMPOK UMUR-15 KOTA PADANG PANJANG JURNAL

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

Oleh: I Made Karna Laksana*, I P G Adiatmika**, I W Weta***

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

UJI SPSS. Shapiro-Wilk. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Independent Samples Test. Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means

Transkripsi:

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIGZAG RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA GUNTUR KADEK AYU SUKMAYANTI LESTARI I MADE NIKO WINAYA NYOMAN AGUS BAGIADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

DAFTAR ISI PENDAHULUAN... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN...3 HASIL PENELITIAN...4 PEMBAHASAN...7 SIMPULAN DAN SARAN...10 DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk dapat melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugara jasmani adalah dengan berolahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya meningkatkan kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Berdasarkan hasil survei Federation Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2001 menyatakan bahwa sepak bola adalah olahraga paling populer dimainkan saat ini. Dalam permainan sepak bola tentunya diperlukan kebugaran fisik dari para pemain sepak bola. Kebugaran fisik ini terdiri dari 10 komponen yaitu daya tahan kardiovaskular (cardiovascular endurance), daya tahan otot (muscular endurance), kekuatan otot (muscle strength) kelentukan (flexibility), daya ledak (muscular power), kecepatan gerak (speed movement), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), kecepatan reaksi (reaction time), koordinasi (coordination) (Depkes RI, 1994). Salah satu komponen yang penting dalam meningkatkan prestasi pemain sepak bola adalah kelincahan. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat, tanpa kehilangan keseimbangan atau kesadaran orientasi terhadap posisi tubuh (Nala, 2011). Kelincahan ini dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari genetik, tipe tubuh, umur, jenis kelamin, berat badan, kelelahan, motivasi dan faktor eksternal yang terdiri dari, suhu dan kelembaban udara, arah dan kecepatan angin, ketinggian tempat, lingkungan sosial. Untuk meningkatkan kelincahan tersebut diperlukan adanya suatu pelatihan. Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperbaiki sistem organ alat-alat tubuh dan fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau kinerja atlet (Nala, 2001). Hal yang harus dipahami adalah pelatihan merupakan suatu proses yang sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan individual (Nala, 2011). Beberapa latihan dapat dilakukan untuk meningkatkan kelincahan diantaranya adalah latihan hexagon drill dan latihan zigzag run. Latihan kelincahan ini akan memberikan beberapa efek positif terhadap terhadap otot, bahkan

perubahan adaptif jangka panjang dapat terjadi pada serat otot, yang memungkinkan untuk respon lebih efisien terhadap berbagai jenis kebutuhan pada otot (Wiarto, 2013). Latihan kelincahan akan memberikan efek maksimal apabila dilakukan pada usia 10 12 tahun karena pada usia tersebut merupakan golden age of learnin. Pada rentang usia ini akan terjadi keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan perkembangan psikologisnya (Ganesha Putra, 2010). Dalam melakukan suatu pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan, yaitu melakukan pemanasan sebelum pelatihan inti selama 5 10 menit untuk mencegah terjadinya cedera saat melakukan pelatihan. Setelah melakukan latihan inti sebaiknya dilakukan pendinginan selama 5 10 menit untuk mencegah adanya penumpukan asam laktat (Nala, 2002). Kelincahan ini dapat diukur dengan menggunakan shuttle run test. Tes ini dilakukan dengan cara lari cepat bolak balik sejauh 10 meter sebanyak 5 kali, dan dicatat waktu tempuhnya ke tempat semula dalam detik (Nala, 2011). METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan pre dan post test control group design. Tujuan penelitian untuk membuktikan adanya perbedaan efektivitas latihan hexagon drill dan zigzag run dalam meningkatkan kelincahan. Tes yang digunakan adalah shuttle run test yang dilakukan sebelum dan sesudah latihan dengan di hitung waktunya. Populasi dan Sampel Popolasi target yaitu pemain sepak bola usia 10 12 tahun. Populasi terjangkau adalah pemain sepak bola usia 10 12 tahun Sekolah sepak Bola Guntur Denpasar. Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan adalah stopwatch untuk menghitung waktu yang dibutuhkan oleh sampel dalam melakukan pengukuran kelincahan. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan cones untuk membantu membuat lintasan hexagon dan zigzag dalam melakukan latihan. Analisis data dilakukan dengan software komputer dengan beberapa uji statistik yaitu: Uji Statistik Deskriptif, Uji Normalitas dengan Saphiro Wilk Test, Uji Homogenitas dengan Levene s test, dan Uji hipotesis menggunakan uji paired sample t-test, Wilcoxon Match Pair test dan Mann-Whitney U-test. HASIL PENELITIAN Berikut adalah uji statistik deskriptif untuk mendapatkan data karakteristik sampel yang terdiri dari tipe tubuh, usia, dan IMT. Tabel 1. Distribusi Tipe Tubuh, Usia, dan IMT Tipe Tubuh Kelompok 1 Kelompok 2 Jumlah Jumlah Ectomorf 8 66,7% 7 58,3% Mesomorf 4 33,3% 5 41,7% Usia (Th) 10,92 0,9 11,08 0,9 IMT 19,09 0,54 19,83 0,82 Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada kelompok 1 jumlah sampel yang memiliki tipe tubuh ectomorf sebanyak 8 orang (66,7%) dan tipe tubuh mesomorf sebanyak 4 orang (58,3%) sedangkan pada kelompok 2 jumlah sampel yang memiliki tipe tubuh ectomorf sebanyak 7 orang (58,3%) dan tipe tubuh mesomorf sebanyak 5 orang (41,7%). Rerata umur pada kelompok 1 adalah (10,92 0,9) tahun dan pada kelompok 2 adalah (11,08 0,9) tahun. Untuk rerata IMT pada kelompok 1 adalah (19,09 0,54) kg/m 2 dan untuk kelompok 2 adalah (19,83 0,82) kg/m 2.

Tabel 2. Uji Normalitas dan Homogenitas Uji Normalitas dengan Shapiro Kelompok Data Wilk Test Uji Homogenitas Klp.1 Klp.2 (Levene s Test) p p Sebelum Pelatihan 0,158 0,008 0,721 Sesudah Pelatihan 0,914 0,014 0,364 Pada Tabel 2 menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk test dan uji homogenitas dengan Levene s test menunjukkan bahwa kelompok 1 berdistribusi normal dan homogen sedangkan kelompok 2 berdistribusi tidak normal dan homogen. Maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik non parametrik. Tabel 3. Uji Paired Sample t-test Beda Rerata p Kelompok 1 1,15±0,288 0,000 Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa uji hipotesis untuk kelompok 1 didapatkan p = 0,000 (p< 0,05) hal ini berarti bahwa adanya peningkatan kelincahan setelah dilakukan pelatihan hexagon drill yang ditunjukkan dengan adanya penurunan waktu saat melakukan pengukuran. Tabel 4. Uji Wilcoxon Match Pair test Beda Rerata p Kelompok 2 3,27±0.435 0,002

Tabel 4 menunjukkan bahwa uji hipotesis untuk kelompok 2 didapatkan p = 0,002 (p< 0,05) hal ini berarti bahwa adanya peningkatan kelincahan setelah dilakukan pelatihan zigzag run yang ditunjukkan dengan adanya penurunan waktu saat melakukan pengukuran. Tabel 5. Uji Mann-Whitney U-test Kelompok Rerata±SB p Waktu Sebelum Kelompok 1 22,58±1,439 0,356 Pelatihan Kelompok 2 22,91±1,814 Waktu Sesudah Pelatihan Kelompok 1 Kelompok 2 21,43±1,347 19,64±1,951 0,015 Selisih Kelompok 1 Kelompok 2 1.15±0,288 3,27±0,435 0,000 Hasil uji Mann-Whitney U-test pada tabel 5 menunjukkan nilai selisih antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu p = 0,000 (p<0,05) hal ini berarti bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara latihan hexagon drill dan zigzag run dalam meningkatkan kelincahan.

PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik tipe tubuh pada kelompok 1 jumlah sampel yang memiliki tipe tubuh ectomorf sebanyak 8 orang (66,7%) dan tipe tubuh mesomorf sebanyak 4 orang (58,3%) sedangkan pada kelompok 2 jumlah sampel yang memiliki tipe tubuh ectomorf sebanyak 7 orang (58,3%) dan tipe tubuh mesomorf sebanyak 5 orang (41,7%). Tipe tubuh ectomorf dan mesomorf merupakan tipe tubuh yang akan lebih cepat mengalami peningkatan kelincahan bila dibandingkan dengan tipe tubuh endomorf apabila dilakukan pelatihan. Jika dilihat dari karakteristik umur pada kelompok 1 adalah (10,92 0,9) tahun dan pada kelompok 2 adalah (11,08 0,9) tahun. Menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984), rentang usia 10 12 tahun merupakan periode dimana kelincahan seseorang akan meningkat dengan cepat apabila dilakukan pelatihan karena pada usia ini terjadi keseimbangan antara pertumbuhan dan perkembangan. Pelatihan yang dilakukan di atas usia 10-12 tahun akan kurang efektif karena pada usia tersebut elastisitas dan fleksibilitas otot sudah mulai berkurang. Untuk karakteristik IMT pada kelompok 1 adalah (19,09 0,54) kg/m 2 dan untuk kelompok 2 adalah (19,83 0,82) kg/m 2. Rata- rata nilai IMT kedua kelompok tersebut masih memenuhi standar normal yang ditetapkan oleh Centre for Obesity Research and Education (2007) yakni18,5-22,9 kg/m 2. Latihan Hexagon Drill Dapat Meningkatkan Kelincahan Pada Pemain Sepak Bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji paired sample t-test didapatkan rerata waktu kelincahan sebelum pelatihan 22,58 detik dan rerata setelah pelatihan 21,43 detik. Selain itu, diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelincahan sebelum dan setelah pelatihan pada pemain sepak bola. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan hexagon drill dapat meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. Pelatihan hexagon drill ini menyebabkan perubahan dalam sistem saraf yang membuat seseorang lebih baik dalam kontrol koordinasi aktivasi kelompok ototnya, dengan demikian kelincahan dan powernya menjadi lebih tinggi. Kemungkinan terjadinya peningkatan, kelincahan

dan berkaitan dengan adaptasi saraf (Sale, 1992). Menurut Sale (1986) mekanisme adaptasi saraf yang terjadi akibat latihan menyebabkan meningkatnya gaya kontraksi otot yang disadari secara langsung. Peningkatan tersebut terjadi karena meningkatnya aktivasi otot-otot penggerak utama. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2013) di Sleman. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna peningkatan kelincahan yang ditandai dengan menurunnya waktu tempuh yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kelincahan yaitu dengan menggunakan shuttle run test sebelum dan setelah melakukan pelatihan hexagon drill. Latihan Zigzag Run Dapat Meningkatkan Kelincahan Pada Pemain Sepak Bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon Match Pair test didapatkan rerata waktu kelincahan sebelum pelatihan 22,91 detik dan rerata setelah pelatihan 19,64 detik. Selain itu, diperoleh nilai p = 0,002 (p < 0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelincahan sebelum dan setelah pelatihan pada pemain sepak bola. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan zigzag run dapat meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. Dengan diberikan pelatihan zig-zag run maka unsur kebugaran jasmani seperti kekuatan otot tungkai, kecepatan, fleksibilitas sendi lutut dan pinggul, elastisitas otot dan keseimbangan dinamis akan mengalami peningkatan fungsi secara fisiologis sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan kaki. Pelatihan zigzag run memberikan banyak efek positif terhadap tutbuh khususnya pada tungkai. Terjadinya hypertrophy disebabkan oleh bertambahnya jumlah myofibril pada setiap serabut otot, meningkatnya kepadatan kapiler pada serabut otot dan meningkatnya jumlah serabut otot (Sukadiyanto, 2005). Kecepatan sebagai hasil perpanduan dari panjang ayunan tungkai dan jumlah langkah. Keseimbangan dinamis juga akan terlatih karena dalam pelatihan ini harus mampu mengontrol keadaan tubuh saat melakukan pergerakan. Pelatihan zig-zag run membuat otot-otot menjadi lebih elastis dan ruang gerak sendi akan semakin baik sehingga persendian akan menjadi sangat lentur sehingga menyebabkan ayunan tungkai dalam melakukan langkah-langkah menjadi sangat lebar. Dengan dilakukan pelatihan zigzag run otot-otot sinergis berkontraksi lebih tepat, dan meningkatnya inhibisi otot-otot antagonis.

Ada Perbedaan Efektivitas Latihan Hexagon Drill dan Zig-Zag Run Dalam Meningkatkan Kelincahan Pada Pemain Sepak Bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U-test yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan kelincahan pada kedua kelompok, diperoleh nilai selisih penurunan waktu pada Kelompok 1 sebesar (1.15±0.288) dan Kelompok 2 sebesar (3,27±0,435). Selain itu, diperoleh nilai p = 0,000 (p>0,05) yang menunjukkan bahwaada perbedaan yang bermakna antara Kelompok 1 dan Kelompok 2. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan efektivitas latihan hexagon drill dan zigzag run terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar dimana latihan zigzag run lebih baik dalam meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola daripada latihan hexagon drill. Hal ini didukung oleh penelitian Handoko Putra (2012) yang menunjukkan bahwa variasi latihan dapat memberikan peningkatan yang signifikan terhadap kelincahan. Kedua latihan yaitu hexagon drill dan zigzag run telah dibuktikan melalui penelitian bahwa meningkatkan kelincahan namun pelatihan zigzag run memiliki keunggulan dibandingkan hexagon drill karena latihan zigzag run memberikan pengaruh secara fisiologis bagi banyak otot khususnya, otot tungkai (Nala, 1998). Keunggulan latihan zigzag run dibandingkan latihan hexagon drill dibuktikan dengan adanya peningkatan pada unsur kebugaran jasmani seperti kekuatan otot tungkai yang terjadi akibat adanya pelatihan yang dilakukan secara repetitif yang mengakibatkan kekuatan otot akan meningkat, kecepatan akan terus meningkat karena adanya adaptasi otot terhadap pelatihan, peningkatan fleksibilitas sendi lutut dan pinggul karena pada pelatihan zigzag run terjadi gerakan yang berkelok, elastisitas otot dan keseimbangan dinamis juga akan mengalami peningkatan fungsi secara fisiologis sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan kaki karena saat melakukan latihan zigzag run, otot akan beradaptasi dalam menjaga keseimbangan.selain itu, otot-otot akan menjadi lebih elastis dan ruang gerak sendi akan semakin baik sehingga persendian akan menjadi sangat lentur sehigga menyebabkan ayunan tungkai dalam melakukan langkah-langkah menjadi sangat lebar. Dengan meningkatnya komponen-komponen tersebut maka kelincahan akan mengalami peningkatan. Hal ini didukung oleh penelitian Hardiyanti (2013) yang menunjukkan bahwa latihan zigzag run lebih baik dalam meningkatkan kelincahan daripada latihan hexagon drill.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan dalam penelitian ini adalah latihan hexagon drill dan latihan zigzag run dapat meningkatkan kelincahan pada pemain sepak bola Sekolah Sepak Bola Guntur Denpasar. Kedua latihan ini ketika dibandingkan, terdapat perbedaan yang signifikan dimana latihan zigzag run lebih baik dalam meningkatkan kelincahan daripada latihan hexagon drill. Saran 1. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada sampel dengan jenis olahraga lain yang membutuhkan kelincahan. 2. Perlu diberikannya perhatian lebih kepada sampel saat melakukan pemanasan dan pendinginan agar sampel melakukannya dengan baik sehingga tidak terjadinya cedera yang dapat mengganggu jalannya penelitian. 3. Penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi pelatih sepak bola untuk menggunakan latihan zigzag run dalam melakukan pelatihan untuk meningkatkan kelincahan bagi atlet sepak bola.

DAFTAR PUSTAKA Centre for Obesity Research and Education. 2007. Body Mass Index: BMI Calculator. Diakses dari: http://www.core.monash.org/bmi.html tanggal 21 Februari 2015 Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK UI Jakarta. Ganesha Putera. 2010. Kutak-Katik Latihan Sepakbola Usia Muda. Jakarta: PT Visi Gala 2000. Halim NI. 2004. Tes Dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: Penerbit Universitas Negeri Makassar; h. 1-15. Handoko Putra. 2012. Upaya Meningkatan Kelincahan Melalui Variasi Latihan Pada Atlet Bulutangkis Putra Indocafe. Medan. Hardiyanti. 2013. Efektifitas Latihan Hexagon Drill dan Zig-Zag Run Terhadap Kelincahan Atlet Bulutangkis Putri Usia 10-12 Tahun di PB. PWS dan PB. Pancing Sleman. Sleman. Litbang Depkes, 2013. Indonesia Sehat 2010. Diakses dari http://www.depkes.co.id/litbang tanggal 15 januari 2015 Nala, I.G.N. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Monograf yang diperbanyak oleh Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana UNUD. Nala, I.G.N. 2001. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana UNUD. Nala, I.G.N. 2002. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Bali. Nala GN. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Udayana University Press; h.15-153. Sale, DG. 1986. Neural Adaptations in Strength and Power Training dalam Jones, dkk., (Ed.). Human Muscle Power Illionis: Human Kinetics Publisher Inc. Sukadiyanto, 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Wiarto M. 2013. Pengaruh Latihan Pliometrik terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai pada Atlet Sepak Takraw di Club Takraw Sakti. Universitas Negeri Malang