BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Transkripsi:

37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Selanjutnya, Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Prosedur penelitian tindakan kelas ini berbentuk daur siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali, dan memiliki empat tahapan kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan, menurut Wardhani (2007: 2.3). yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Pemberian tindakan yang dilakukan oleh guru menyangkut penyajian strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah tindakan. Siklus penelitian tindakan kelas ini dilakukan sampai tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

38 berikut: Adapun daur siklus dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai Refleksi Perencanaan Tindakan Siklus I Observasi Pelaksanaan Tindakan Refleksi Perencanaan Tindakan Siklus II Observasi Pelaksanaan Tindakan Dst. Gambar 3.2 Siklus PTK. Sumber: PTK Sunyono (2009: 24).

39 B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N 8 Metro Timur, kec. Metro Timur, Kota Metro 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, dimulai bulan Juni sampai Agustus 2014. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVC SD N 8 Metro Timur berjumlah 24 orang siswa terdiri dari 13 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu: dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes. 1. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan nilai-nilai siswa hasil tes formatif, guna mengetahui hasil belajar pada pembelajaran tematik melalui model pembelajaran Hypnoteaching. Data yang terkumpul melalui teknik tes berupa data kuantitatif. 2. Teknik Nontes Teknik nontes dilaksanakan melalui observasi yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru, motivasi belajar siswa, afektip siswa dan psikomotor siswa dan selama proses pembelajaran berlangsung melalui model Hipnoteaching.

40 D. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas IVC SD N 8 Metro Timur beserta guru. Data penelitian diperoleh melalui tes hasil belajar siswa dan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. E. Alat Pengumpul Data 1. Soal-soal tes digunakan untuk mengetahui aspek pengetahuan siswa. 2. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru, motivasi belajar siswa, afektip dan psikomotor siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer). F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. 1) Analisis Kualitatif Digunakan untuk menganalisis data motivasi belajar siswa, afektip siswa, psikomotor siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. a. Rumus analisis motivasi belajar siswa per individu. Keterangan : N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum 100= Bilangan tetap (Sumber: Purwanto, 2008: 102).

41 Tabel 3.2. Kategori Motivasi Siswa Per individu Berdasarkan Perolehan Nilai. 1. 5 81-100 Sangat baik 2. 4 61-80 Baik 3. 3 41-60 Cukup 4. 2 21-40 Kurang baik 5. 1 0-20 Sangat kurang b. Rumus analisis motivasi belajar siswa secara klasikal Tabel 3.3. Kategori Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal 1. 5 81-100 Sangat baik 2. 4 61-80 Baik 3. 3 41-60 Cukup 4. 2 21-40 Kurang baik 5. 1 0-20 Sangat kurang c. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran Tabel 3.4. Kategori Kinerja Guru Mengajar Berdasarkan Perolehan Nilai 1. 5 81-100 Sangat baik 2. 4 61-80 Baik 3. 3 41-60 Cukup 4. 2 21-40 Kurang baik 5. 1 0-20 Sangat kurang d. Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus: R N= x100 SM

42 Keterangan: N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto, 2008: 102) Tabel 3.5. Kategori Afektif Siswa Per individu Berdasarkan Perolehan Nilai 1. 4 76-100 Sangat baik 2. 3 51-75 Baik 3. 2 26-50 Cukup 4. 1 0-25 Kurang e. Nilai Psikomotor siswa per individu diperoleh dengan rumus: Keterangan: R N= x100 SM N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto, 2008: 102) Tabel 3.6. Kategori Psikomotor Siswa Per individu Berdasarkan Perolehan Nilai 1. 5 81-100 Sangat baik 2. 4 61-80 Baik 3. 3 41-60 Cukup 4. 2 21-40 Kurang baik 5. 1 0-20 Sangat kurang f. Nilai persentase Psikomotor siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus: P = x 100%

43 Tabel 3.7 Kriteria Psikomotorik Siswa Secara Klasikal dalam Satuan Persen (%) 1. 5 81-100 Sangat baik 2. 4 61-80 Baik 3. 3 41-60 Cukup 4. 2 21-40 Kurang baik 5. 1 0-20 Sangat kurang 2) Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus: a. Rumus analisis hasil belajar kognitif siswa Keterangan: S R N = Nilai yang diharapkan = Jumlah skor/item yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes 100 = Bilangan tetap b. Untuk menghitung rata-rata hasil belajar kognitif siswa digunakan rumus X = Xi N Keterangan : X = Nilai rata-rata Xi = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa (Adopsi dari Aqib, dkk. 2009: 40)

44 c. Untuk menghitung presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa secara klasikal dengan rumus: Ketuntasan klasikal = Keterangan: = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 66 = banyak siswa = bilangan tetap (Aqib 2009: 41). Tabel 3.8. Kategori ketuntasan hasil belajar Kognitif siswa secara klasikal dalam ipersen (%). No. Tingkat Keberhasilan% Keterangan 1. 86 100 Sangat Tinggi 2. 71 85 Tinggi 3. 56 70 Sedang 4. 41 55 Rendah 5. 26 40 Sangat Rendah (Adopsi dari Aqib, dkk.(2009: 41) Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran. G. Urutan Tindakan Penelitian 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan akan dilakukan hal-hal sebagai berikut : (a) Menentukan materi yang akan diajarkan. (b) Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. (c) Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kinerja guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

45 (d) Penelitian bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran dengan model Hypnoteaching. b. Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Awal (a) Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. (b) Guru menyampaikan apersepsi, memotivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (c) Guru memotivasi siswa dengan yel-yel yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya. (d) Guru menjelaskan materi yang ingin disampaikan dengan mengacu pada scenario pembelajaran yang telah direncanakan. b. Kegiatan Inti (a) Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran. (b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya. (c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi. (d) Setiap kelompok diberikan LKS, kemudian mendiskusikannya. (e) Setelah diskusi selesai perwakilan tiap keompok diminta maju ke depan untuk menyampaikan hasil diskusinya. (f) Guru bersama siswa kelompok lain mengoreksi hasil diskusi kelompok yang disampaikan di depan. (g) Setelah perwakilan semua kelompok maju guru meluruskan dan memberi penguatan hasil diskusi.

46 (h) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas untuk bertanya. (i) Guru memberikan post-tes untuk dikerjakan siswa secara individu, yang dikerjakan dan dikumpul pada saat itu juga untuk mengukur hasil belajar dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tematik yang telah disampaikan. c. Penutup (a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas. (b) Guru memberikan refleksi dan umpan balik terhadap proses pembelajaran. (c) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri pembelajaran. (d) Guru menyampaikan salam kepada siswa untuk mengahiri pelajaran. d. Tahap Observasi Pada tahap ini observer mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan instrumen observasi. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. e. Refleksi Refleksi dilakukan oleh tim peneliti untuk mengkaji motivasi dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya. 2. Siklus II Tahap demi tahap yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Namun materi yang dikaitkan antara mata pelajaran dalam pembelajarannya yang berbeda kemudian mengadakan perbaikan pada kegiatan

47 yang dirasa kurang pada siklus I setelah dilakukan refleksi untuk dapat ditingkatkan lagi. H. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa disetiap siklusnya. Pada akhir penelitian ini peneliti menargetkan ketuntasan 80% dari jumlah siswa 24 orang telah mencapai nilai 66.