BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini merupakan respon positif dari para investor. Beragamnya produk-produk investasi juga merupakan sesuatu yang baik bagi calon investor. Perkembangan investasi di Indonesia pun tercatat cukup tinggi pada tahun 2014. Situs berita Cable News Network (CNN) Indonesia mencatat bahwa terjadi pertumbuhan investasi pada Bulan Januari hingga September 2014 sebesar 16,8 persen dari tahun sebelumnya (www.cnnindonesia.com). Hal ini mengindikasikan terjadi pertumbuhan investasi yang cukup pesat di Indonesia. Untuk melakukan investasi yang baik, tentunya calon investor wajib mengetahui informasi dari perusahaan tersebut. Informasi yang dibutuhkan oleh calon investor salah satunya yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan. Laporan keuangan merupakan acuan bagi para calon investor untuk mengetahui mengenai informasi keseluruhan dari perusahaan tujuannya. Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan (Kieso et al., 2007: 2). Laporan keuangan yang disajikan perusahaan akan lebih bermanfaat apabila tersedia tepat waktu. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 yang diterbitkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) menyebutkan bahwa ketepatwaktuan didefinisikan sebagai tersedianya semua informasi yang 1
dibutuhkan kepada pengambil keputusan. Apabila informasi tersebut tidak mampu untuk disajikan tepat waktu, maka keakuratan informasi yang diberikan akan menurun kualitasnya. Perusahaan publik yang menyajikan laporan keuangan tepat waktu mengindikasikan bahwa perusahaan memberikan sinyal untuk pengguna laporan keuangan akan kehandalan informasi yang telah diberikan (Wirakusuma, 2006). Manfaat yang dirasakan oleh pemakai laporan keuangan adalah calon investor menjadi lebih yakin akan kredibilitas perusahaan dan juga meyakinkan calon investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Ketepatwaktuan (timeliness) menurut Owusu dan Ansah (2000) bahwa kualitas informasi yang tersedia telah direncanakan dan diselesaikan dengan baik. Ketepatwaktuan pelaporan keuangan merupakan salah satu dari karakteristik kualitatif pelaporan keuangan karena menentukan relevansi dari informasi dan dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna dan pemanfaat laporan keuangan. Pentingnya akan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pun tidak luput dari pengamatan pemerintah sebagai regulator. Badan Pengawas Pasar Modal menetapkan peraturan yang berkaitan dengan hal tersebut. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan tertuang dalam Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal nomor X.K.2 yang menyatakan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan dan disertai dengan laporan hasil auditan kepada Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan dan diumumkan ke publik melalui surat kabar berbahasa Indonesia yang cakupannya nasional. 2
Karakteristik dewan komisaris merupakan faktor terpenting dalam ketepatwaktuan pelaporan keuangan perusahaan (Chiang, 2005). Al Daoud, et al.(2014) juga meneliti pengaruh karakteristik dewan komisaris yang terdiri atas board size dan board independence, opini audit, dan profitabilitas pada timeliness of financial reporting. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006), dewan komisaris sangat berperan untuk memastikan bahwa perusahan melakukan Good Corporate Governance (GCG) dengan melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi. Untuk terhindar dari keterlambatan pelaporan keuangan, peran dewan komisaris khususnya komisaris independen sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yaitu, pihak yang tidak memiliki hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006). Hal ini juga dipertegas dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-643/BL/2012 bahwa komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten perusahaan atau perusahaan publik dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum. Penelitian yang dilakukan Jonhson, et al.(1996) menyatakan bahwa komisaris independen efektif dalam memecahkan permasalahan keagenan didasarkan atas efektivitas dalam mengawasi manajemen. Penelitian lain yang dilakukan oleh Savitri (2010) juga menemukan bahwa keberadaan komisaris independen akan membuat laporan keuangan yang disajikan lebih berintegritas, 3
karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen. Besarnya dewan komisaris juga dapat mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Muntoro (2007) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris dapat dinyatakan dengan pola pikir two head is better than one yang berarti bahwa semakin banyak yang memikirkan dan memantau berbagai resiko yang dihadapi perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan dapat mengatasi ancaman yang dibawa oleh resiko tersebut. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006), dewan komisaris didefinisikan sebagai organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi agar sesuai dengan pedoman Good Corporate Governance. Namun, dewan komisaris tidak diperbolehkan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan operasional. Penelitian yang dilakukan oleh Klai dan Omri (2010) menyatakan bahwa dewan komisaris yang besar berpengaruh dengan kualitas laporan keuangan yang baik. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan dewan komisaris yang besar terkait dengan tingkat manajemen pendapatan yang lebih rendah. Selaras dengan penelitian Wu, et al.(2008) yang menyatakan bahwa dewan komisaris yang besar tidak akan menunda pelaporan keuangan sepanjang tidak adanya kelemahan dalam koordinasi antar dewan komisaris. Opini auditor juga diperhitungkan oleh perusahaan dalam pelaporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Saputra dan Setijaningsih (2013) menemukan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap 4
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik opini audit tersebut maka perusahaan cenderung memiliki ketepatan waktu terhadap penyampaian laporan keuangan. Selain itu, Soltani (2002) juga memperlihatkan bahwa perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion cenderung untuk menunda publikasi laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang menerima unqualified opinions. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa opini auditor masuk dalam pertimbangan-pertimbangan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal lain yang merupakan bagian penting di perusahaan yaitu profitabilitas. Ahmed (2003) menyatakan bagian terpenting dalam menentukan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan adalah profitabilitas yang dalam hal ini dinyatakan dalam bentuk berita baik (good news) atau berita buruk (bad news). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba pada suatu periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan keefektifan yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam melakukan operasional perusahaan (Saleh, 2004). Profitabilitas juga menjadi indikator keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas sebuah perusahaan maka kinerja perusahaan dalam mengelola asset dan menghasilkan laba akan semakin meningkat. Reputasi auditor diduga juga menjadi pertimbangan perusahaan untuk segera menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmiari dan Ulupui (2014) menemukan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif pada ketepatwaktuan pelaporan 5
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan KAP big four akan semakin cepat dalam pelaporan keuangan dibandingkan yang tidak menggunakan jasa audit dari KAP yang berafiliasi dengan KAP big four. Penelitian lain yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa auditor yang mempunyai reputasi baik, dalam hal ini KAP big four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. Salah satu bagian yang juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yaitu efek sektor atau jenis industri. Aktas dan Kargin (dalam Rosyidah, 2013) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat berpengaruh pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yaitu efek sektor atau jenis industri, jenis laporan keuangan yang disusun dan laba yang diperoleh perusahaan. Aktas dan Kargin (dalam Rosyidah, 2013) juga menemukan bahwa efek sektor atau jenis industri berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Turel (2010) juga menemukan bahwa perusahaan di industri manufaktur memiliki waktu yang lebih lama untuk menyampaikan laporan keuangan perusahaan dibandingkan perusahaan non-manufaktur. Hal ini dikarenakan tingkat kompleksitas yang terdapat di industri manufaktur lebih beragam dibandingkan dengan industri jasa. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengelompokkan semua emiten yang tercatat di bursa ke dalam sembilan sektor berdasarkan klasifikasi 6
industri yang telah ditetapkan dan diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classification) (BEI, 2010). Adapun klasifikasi JASICA sebagai berikut: 1) Sektor-sektor Primer (Ekstraktif): Sektor Pertanian, dan Sektor Pertambangan 2) Sektor-sektor Sekunder (Industri Manufaktur): Sektor Industri Dasar dan Kimia, Sektor Aneka Industri, dan Sektor Industri Barang Konsumsi 3) Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non Manufaktur): Sektor Properti dan Real Estate, Sektor Transportasi dan Infrastruktur, Sektor Keuangan, dan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi. Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti mengenai ketepatwaktuan pelaporan keuangan (timeliness of financial reporting). Kadir (2011) meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian tersebut menggunakan tujuh variabel bebas yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, pos-pos luar biasa, umur perusahaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. Sampel yang didapatkan dari periode 2005 sampai dengan 2006 adalah sebanyak 144 buah sampel. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan sebanyak 66 atau 45,8 persen perusahaan yang menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu dan sebanyak 78 atau 54,2 persen perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Pada pengujian hipotesis peneliti mendapatkan bahwa profitabilitas, rasio gearing, pospos luar biasa, umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan variabel kepemilikan 7
manajerial dan kepemilikan institusional secara statistik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Yadirichukwu (2013) meneliti mengenai pengaruh komite audit terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan yang dilakukan di Nigerian Stock Exchange (NSE) dengan menggunakan 35 sampel perusahaan dari tahun 2007 hingga 2011. Hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa komite audit independen dan keahlian komite audit berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Al Daoud, et al.(2014) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik dewan komisaris, profitabilitas, dan opini audit pada ketepatwaktuan pelaporan keuangan di seluruh perusahaan yang terdapat di Jordania. Adapun hasil penelitian Al Daoud, et al.(2014) yaitu perusahaan yang memperoleh unqualified audit opinion lebih cepat mempublikasikan laporan keuangan dibandingkan yang tidak memiliki opini audit bersih. Selanjutnya, perusahaan yang mendapatkan bad news (perkembangan profitabilitas negatif dari tahun sebelumnya) cenderung untuk menunda pelaporan keuangan dibandingkan yang menerima good news. Selain itu, perusahaan dengan jumlah dewan komisaris yang kecil lebih cepat melaporkan dibandingkan dengan jumlah dewan komisaris yang besar. Namun demikian, tidak ada bukti dari pengaruh komisaris independen dan tipe sektor terhadap ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu objek penelitian, lokasi penelitian, tahun penelitian, dan penambahan variabel 8
independen yaitu reputasi auditor. Reputasi auditor pada penelitian ini disertakan karena auditor yang mempunyai reputasi baik, dalam hal ini KAP big four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu (Iskandar & Trisnawati, 2010). Alasan peneliti melakukan replikasi yaitu untuk mengetahui apakah dengan menggunakan konsep yang sama namun dengan metode yang berbeda akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian ini adalah Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Opini Auditor, Profitabilitas, dan Reputasi Auditor pada Timeliness of Financial Reporting. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh pada timeliness of financial reporting? 2) Apakah komisaris independen berpengaruh pada timeliness of financial reporting? 3) Apakah opini auditor berpengaruh pada timeliness of financial reporting? 4) Apakah profitabilitas berpengaruh pada timeliness of financial reporting? 5) Apakah reputasi auditor berpengaruh pada timeliness of financial reporting? 9
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dengan berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris pada timeliness of financial reporting. 2) Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen pada timeliness of financial reporting. 3) Untuk mengetahui pengaruh opini auditor pada timeliness of financial reporting. 4) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada timeliness of financial reporting. 5) Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor pada timeliness of financial reporting. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, pengetahuan, dan tambahan informasi mengenai pengaruh karakteristik dewan komisaris, opini auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor pada timeliness of financial reporting perusahaan yang sudah go-public yang nantinya 10
dapat dimanfaatkan sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya dan akademisi. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan khususnya yang telah go-public mengenai pengaruh karakteristik dewan komisaris, opini auditor, profitabilitas, dan reputasi auditor pada timeliness of financial reporting. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara sistematis, sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara ringkas meliputi 5 (lima) bab, sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, meliputi uraian mengenai latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan serta sistematika penyajian. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Bab ini memuat uraian sistematis tentang teori-teori yang digunakan untuk membangun penelitian ini yakni teori keagenan, teori kepatuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian 11
serta hasil-hasil penelitian sebelumnya yang akan digunakan untuk membangun rumusan hipotesis sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan penelitian ini. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang obyek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis, sumber dan metode pengumpulan data serta teknik analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan tentang permasalahan yang diteliti melalui gambaran umum objek penelitian, pengujian statistik, dan analisis terhadap hasil penelitian. Pada bab ini juga berisi tentang interpretasi dari hasil penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan dari penelitian ini. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang telah dilakukan. 12