2015 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di negara tersebut semakin maju. Bidang pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Kompetensi Dasar 15.1 yaitu Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. wajib dilaksanakan di lingkungan persekolahan formal seperti di SD, SMP, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. ini diuraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. diperlukan modal intelektual, modal sosial dan kredibilitas bangsa sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Langgeng Wening Puji, 2016

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Kemampuan. hidupnya. Tanpa dunia luar manusia akan mati.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH..iv. DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR GRAFIK xii

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KURIKULUM SMA BL Maju Bersama + Hebat Semua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bloom dalam Sudjana (2008: 46) mengemukakan bahwa siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu pondasi dasar suatu bangsa, sehingga pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dominan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nida Sholiha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo SMK Negeri 2 Bawang Sumber : SMK N 2 Bawang (2016)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Jika dahulu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain, karena manusia itu tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri baik dalam kebutuhan biologis, ekonomis, maupun kebutuhan penting yang lainnya. Dalam memenuhi kebutuhannya ini, manusia sering mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Tidak terkecuali dalam hal pendidikan. Pendidikan tidak dapat berlangsung dengan baik jika manusia tidak saling membantu satu sama lain. Meskipun masing-masing manusia itu sendiri yang mengalami proses dan hasil dari pendidikan tersebut. Diri manusia selalu berkembang selama hidupnya dan selalu dipengaruhi oleh lingkungan atau faktor dari luar diri manusia itu. Begitupun dalam hal pendidikan baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bersifat sadar akan tujuan dalam mempelajari sesuatu. Pendidikan salah satunya meliputi proses belajar. Proses belajar ini tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, waktu, atau jarak. Proses belajar selalu berlangsung sepanjang hidup manusia baik secara disadari maupun tidak, dan secara formal atau informal. Belajar sebagai salah satu unsur dalam pendidikan merupakan kekuatan bagi diri sendiri. Seperti yang dikatakan Pestalozzi (dalam Sardiman, 2014, hlm. 12), yang mengemukakan bahwa makna dan tujuan pendidikan itu adalah Hilfe Zur Selbsthilfe. Artinya pertolongan untuk pertolongan diri. Makna dan tujuan dari pendidikan itu sendiri jika berdasarkan pada ungkapan menurut Pestalozzi tersebut adalah pendidikan itu bertujuan untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Menolong diri sendiri dari kebodohan, menolong diri sendiri dalam memahami apa yang belum dipahami, mengetahui apa yang belum diketahui dan membantu diri dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.

2 Pendidikan dalam prosesnya ditandai dengan adanya suatu pembelajaran, terutama di sekolah, yang biasanya terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Menurut Hidayat (2011, hlm. 21), proses tersebut dipandang lebih tepat menggunakan istilah proses mengajar-belajar (PMB) daripada proses belajar mengajar (PBM). Alasannya, dalam proses ini hampir selalu lebih dulu aktif adalah guru (mengajar) lalu diikuti oleh aktivitas siswa (belajar), bukan sebaliknya. Interaksi antara guru dengan siswa ini tidak bisa dilakukan hanya satu arah, baik itu hanya dari guru ke siswa maupun hanya dari siswa ke guru saja. Interaksi antara guru dengan siswa atau sebaliknya ini harus ditandai dengan adanya aksi dan reaksi dari dua arah agar tercipta interaksi yang baik dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran bisa saja tidak individu rasakan secara sadar. Misalnya, seorang individu belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dari pengalamannya yang sudah dirasakan beberapa kali. Secara tidak sadar, individu tersebut tidak akan melakukan hal yang sama jika hasilnya akan mengecewakan. Guru tidak cukup hanya mengetahui bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa saja, tetapi juga guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswa. Proses tersebut bisa terjadi dalam proses belajar yang edukatif. Secara rinci dalam proses yang edukatif ini, paling tidak mengandung ciri-ciri antara lain yang disebutkan dalam Sardiman (2014, hlm. 13) : 1. Ada tujuan yang ingin dicapai; 2. Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi; 3. Ada pelajar yang aktif mengalami; 4. Ada guru yang melaksanakan; 5. Ada metode untuk mencapai tujuan; 6. Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik; 7. Ada penilaian terhadap hasil interaksi. Manusia yang hidup dan berkembang ini selalu mengalami perubahan dalam hidupnya dan perubahan itulah yang merupakan hasil dari belajar. Begitupun dalam konteks belajar di sekolah. Siswa mengalami proses belajar dan jika

3 adanya perubahan terhadap siswa tersebut dalam pengetahuannya, maka siswa tersebut sudah memiliki hasil belajar. Hasil belajar sebagai sebuah prestasi merupakan ukuran keberhasilan kegiatan dan proses belajar siswa dalam menguasai mata pelajaran tertentu yang biasanya dinyatakan dalam nilai, misalnya berupa angka atau huruf. Semua pelaku pendidikan (siswa, orang tua dan guru) pasti menginginkan tercapainya sebuah hasil belajar yang tinggi, karena hasil belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Tidak terkecuali dalam mata pelajaran Sosiologi. Karena itu, siswa juga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi dalam mata pelajaran Sosiologi, khususnya di kelas X di SMA Kartika XIX-2 Bandung. Hasil belajar ini bisa ditunjukan dengan nilai-nilai yang guru peroleh dari siswa yang meliputi tiga aspek yaitu aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan, dan sikap. Nilai-nilai ini guru peroleh selama pembelajaran Sosiologi berlangsung. SMA Kartika XIX-2 Bandung merupakan salah satu sekolah swasta di Kota Bandung. Mata pelajaran Sosiologi di sekolah ini hanya diajarkan pada kelas-kelas IIS saja, baik kelas X, XI maupun XII. Sedangkan untuk kelas peminatan, Sosiologi belum diajarkan. Kelas X pada sekolah ini masih menggunakan sistem kurikulum 2013, sehingga pembagian kelas sudah mulai dari kelas X. Siswa, terutama kelas X IIS, dituntut untuk bisa beradaptasi dengan baik dalam hal kondisi atau kehidupan SMA yang berbeda dengan kehidupan pada masa SMP, juga dalam hal mempelajari mata pelajaran - mata pelajaran yang lebih terfokus seperti Sosiologi. Mereka diharapkan mampu mempelajari mata pelajaran Sosiologi dengan baik sehingga hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut juga bagus. Berdasarkan data dari lapangan selama observasi, diperoleh nilai rata-rata hasil Ujian Akhir Semester (UAS) sebelum remedial Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung Semester ganjil Tahun Ajaran 2014-2015 sebesar 55,8. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diraih siswa kelas X IIS kurang optimal atau masih rendah. Hal ini yang membuat penulis menjadi ingin meneliti salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa tersebut rendah. Terjadinya masalah tersebut

4 dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya oleh motivasi belajar siswa karena motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Hasil UAS inilah yang menjadi dasar penulis mengambil masalah penelitian. Namun, untuk hasil belajar sebagai variabel Y yang akan dijadikan sumber data pada penelitian ini adalah hasil Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2014-2015. Hal ini dikarenakan penelitian ini dilakukan dalam periode semester genap. Sehingga nilai yang diambil sebagai hasil belajar (Variabel Y) adalah nilai yang ada setelah penelitian dilakukan yaitu nilai UTS, nilai sikap spiritual dan social, serta nilai keterampilan. Masalah ini merupakan masalah yang tidak hanya terjadi kepada satu atau dua orang siswa saja, melainkan lebih dari setengah dari jumlah siswa dalam kelasnya. Sehingga jika masalah ini dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan berdampak pada faktor lain selain motivasi belajar siswa. Para siswa ini dalam kesehariannya selalu melakukan interaksi sosial dengan siswa yang lain, baik yang bersangkutan dengan hal akademik maupun pribadi. Karena itu, keinginan atau keseriusan mereka dalam belajar sedikit banyak terpengaruh oleh lingkungan atau teman-temannya. Mereka akan merasa termotivasi untuk belajar lebih giat atau bahkan menjadi malas belajar. Motivasi ini bisa berasal dari dalam diri siswa atau bisa juga berasal dari luar siswa seperti lingkungan sekolah, teman, atau keluarga. Motivasi juga menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya interaksi sosial. Sebagaimana disebutkan oleh Laning (2007, hlm. 57), bahwa motivasi dalam interaksi sosial merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain. Motivasi sendiri memiliki beberapa fungsi. Seperti yang disebutkan oleh Sardiman (2014, hlm. 84) yaitu : 1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

5 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang ingin dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai rumusan masalahnya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan terhadap aspek motivasi belajar yang dimiliki siswa, baik itu motivasi belajar yang berasal dari diri sendiri (intrinsik) atau berasal dari luar diri (ekstrinsik), karena penulis merasakan mereka kurang termotivasi untuk belajar dengan sungguhsungguh, terutama pada mata pelajaran Sosiologi. Hanya sebagian dari mereka yang memang benar-benar serius dalam mempelajarinya, misalnya saja dilihat saat diadakan ulangan. Padahal soal yang diulangankan berasal dari materi yang sudah guru jelaskan pada pertemuan-pertemuan sbelumnya. Akan tetapi tetap saja hasil yang mereka peroleh setelah pembelajaran itu tidak terlalu memuaskan. Pada umumnya, motivasi intrinsik itu jauh lebih besar pengaruhnya terhadap perubahan atau semangat diri individu dalam melakukan sesuatu dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik. Akan tetapi, motivasi ekstrinsik juga bisa sangat membantu dalam memberi semangat dan dorongan siswa untuk melakukan sesuatu, khususnya belajar. Hal ini karena motivasi intrinsik bisa saja timbul setelah adanya motivasi ekstrinsik dari teman-teman, lingkungan sekolah, keluarga atau dari masyarakat sekitar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan rumusan masalah secara umum yaitu bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X IIS SMA Kartika

6 XIX-2 Bandung?. Sedangkan secara khusus rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Apakah motivasi belajar yang dimiliki siswa lebih dominan berasal dari dalam (intrinsik) atau dari luar (ekstrinsik) yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung? b. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung? c. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung. Sedangkan tujuan secara khususnya adalah adalah untuk : a. Mengetahui motivasi belajar yang dimiliki siswa lebih dominan berasal dari dalam (intrinsik) atau dari luar (ekstrinsik) yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung. b. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di Kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung. c. Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X IIS SMA Kartika XIX-2 Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini, penulis ingin memberikan manfaat yang bisa diambil, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. a. Manfaat teoretis Manfaat secara teoretisnya adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai motivasi yang lebih dominan dalam

7 mempengaruhi hasil belajar siswa, dan pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di kelas X IIS. b. Manfaat praktis 1) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman peneliti sebagai calon pendidik Sosiologi mengenai motivasi belajar dan hasil belajar serta hubungan antara keduanya. 2) Bagi guru Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu sumber informasi tentang motivasi belajar yang lebih mendominasi dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, gambaran hasil belajar siswa saat ini, dan bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi sehingga guru Sosiologi khususnya, dapat menggunakan strategi yang tepat dalam membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Sosiologi agar hasil belajar dalam mata pelajaran Sosiologi pun ikut meningkat. 3) Bagi Sekolah Sebagai referensi dan bahan masukan dalam mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi, khususnya di SMA Kartika XIX-2 Bandung. Sehingga dapat bekerja sama dengan guru Sosiologi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 1.5 Struktur Organisasi Penelitian BAB I : Pendahuluan. BAB ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dari penelitian, dan struktur organisasi penelitian. BAB II : Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, kerangka pemikiran dalam penelitian, dan kajian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.

8 BAB III BAB IV BAB V : Metode Penelitian. Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, yaitu desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan analisis hasil temuan penelitian dan pembahasan dari analisis data yang telah dilakukan. : Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Dalam bab ini, penulis menyajikan simpulan, implikasi dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah dijelaskan dalam skripsi.