BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Galih Wiguna, 2014

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB B Karnnamanohara Yogyakarta ) T E S I S

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHLUAN. Pembelajaran Fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagian terpenting bagi setiap bangsa apalagi bangsa yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan dalam kehidupan bahwa semua manusia yang lahir perlu mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan langkah yang tepat dalam rangka memupuk dan mengembangkan semua aspek jasmani maupun rohani. Di samping itu, pendidikan juga memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa, yang mana maju mundurnya suatu bangsa tergantung maju tidaknya pendidikan yang ada. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya, sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 1 Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dilihat dari sudut pandang perikemanusiaan, pendidikan bukan hanya untuk mereka yang sehat atau normal saja tetapi juga bagi mereka yang cacat fisik atau mentalnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam QS. At-Tahrim: 6. 1 Sudirman N, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h. 4. 1

2 Atas dasar ayat di atas jelaslah bahwa anak-anak yang berkelainan juga berhak untuk mendapat perhatian yang baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan yang lebih utama adalah mendapatkan pendidikan yang layak bagi mereka. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Penddikan Nasional bagian ke 11 Pasal 32 ayat 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istemewa. Kemudian pada ayat 2 dikemukakan bahwa pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik didaerah terpencil atau terbelakang, masyarakat yang terpencil dan atau yang mengalami bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu dari segi ekonomi. 2 Jalur pendidikan baik jalur sekolah maupun luar sekolah merupakan usaha membentuk manusia seutuhnya, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Bab II Pasal 3 Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab. 3 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 91. 3 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang-Undangan Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Bandung: Nuansa Aulia, 2008), h. 12.

3 Melalui proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing. Tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam berbagai aspek kepribadian, sehingga menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di dalam dan di tengah masyarakat. Agama Islam tidak ada perbedaan hak belajar untuk semua orang baik yang cacat maupun yang normal. Semuanya berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Hal yang sama juga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 5 yang berbunyi: 1) setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu 2) warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. 4 Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Menjadi guru sekolah luar biasa tentu memiliki berbagai syarat, salah satunya persyaratan psikis, yaitu sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan 4 Himpunan Perundang-Undangan Republik Indonesia, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan, td./..., h. 10.

4 bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah, dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, kosekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. 5 Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakterisitik dan hambatan yang dimiliki, mereka memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Guru PAI di Sekolah Luar Biasa (SLB) tentu mempunyai kesulitan dalam menghadapi dan mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus, karena memberi pelajaran kepada anak normal dengan anak berkebutuhan khusus tentu sangat berbeda, bukan saja karena daya tangkap anak berkebutuhan khusus yang lamban tetapi juga dari segi perilaku pun berbeda. Guru harus mempunyai semangat jiwa yang tinggi, keikhlasan, kesabaran, dan ketelatenan, tak sedikit anak-anak tersebut yang susah diatur dan sangat nakal, sehingga apa yang diajarkan harus sering diulang-ulang. Guru juga harus kreatif dan inovatif, anak normal mungkin betah bila diberi ceramah 15-20 menit, namun tidak demikian dengan anak yang berkebutuhan khusus. 5 Agus Marsidi, Profesi Keguruan Pendidikan Luar Biasa, tt./np. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2007. h. 8.

5 Beranjak dari hal di atas, maka salah satu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan partisipasi belajar anak berkebutuhan khusus agar tercapai hasil pembelajaran secara optimal. Menurut pengamatan sementara dari penulis, pada kenyataannya bahwa pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin terlaksana cukup baik, tetapi masih ada kendala karena perencanaan yang dibuat oleh guru dengan materi yang ada belum bisa direalisasikan dengan baik, medianya pun sudah tersedia, tetapi pada kenyataannya perencanaan tersebut tidak bisa dilaksanakan di dalam kelas, mengingat peserta didik yang sulit diberi pelajaran dan tingkat konsentrasinya yang lemah. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak-anak berkebutuhan khusus tersebut dengan mengangkat judul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin.

6 B. Penegasan Judul Untuk menghindari berbagai macam penafsiran judul di atas, maka terlebih dahulu penulis perlu menegaskan judul tersebut: 1. Pembelajaran Menurut Soetomo pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara guru dengan siswa yang menunjukkan adanya perubahan tingkah laku siswa kearah kedewasaan. 6 Menurut Ahmad Rohani pembelajaran adalah totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. 7 Adapun yang dimaksud pembelajaran disini adalah proses penyampaian pendidikan agama Islam terhadap anak-anak yang keterbelakangan mental dengan menggunakan metode yang lebih khusus dalam pembelajaran. 2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa meyakini, menghayati, dan mengembangkan ajaran Islam. Yang dimaksud Pendidikan Agama Islam disini adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari disekolah yang didalamnya memuat pelajaran Fiqih, Quran Hadits, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam, yang mana hasilnya diharapkan akan mencetak generasi mulia dan generasi Insal Kamil. 6 Soetomo, Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), h. 9. 7 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pembelajaran, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2004), h. 24.

7 3. SDLB Negeri Pualam Sari SDLB adalah Sekolah Dasar Luar Biasa dimana pendidikan yang dilaksanakan didalamnya terdapat anak-anak berkebutuhan khusus, seperti tunarungu, tuna netra dan lain sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan judul diatas adalah sebuah penelitian untuk mengetahui proses pembelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk menyiapkan siswa-siswa Sekolah Dasar Luar Biasa meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam, dengan kata lain membentuk insan yang beriman, bertakwa dan beramal shaleh serta berakhlak mulia. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin.

8 D. Alasan Memilih Judul 1. Guru adalah komponen utama dalam proses pembelajaran dan turut menentukan berhasilnya proses pembelajaran, karena itu peran guru sangat penting. 2. Faktor guru sering dipandang sebagai salah satu penentu kualitas sebuah sekolah, merosotnya mutu pendidikan sering dianggap karena guru memiliki beberapa kesulitan-kesulitan dalam mengajar dan kurangnya pengetahuan guru tentang metode yang tepat. 3. Dengan mengetahui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam oleh guru PAI dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru PAI dalam menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus, maka diharapkan guru PAI lebih mampu dalam menghadapi anak-anak yang berkebutuhan khusus dan diharapkan guru PAI dapat menemukan metode yang tepat untuk mengajarkan materi pembelajaran untuk anak-anak berkebutuhan khusus. E. Kajian Pustaka Nor Aidi dengan Nim 0201215229 pernah meneliti skripsi yang berjudul Upaya Guru Agama Dalam Memberikan Bimbingan Keagamaan Pada Siswa SDLBN Pelambuan 6 Kecamatan Banjarmasin Barat, adapun objek penelitiannya adalah upaya guru agama SDLBN Pelambuan 6 dalam kegiatan bimbingan keagamaan dan apa saja yang mempengaruhi upaya guru agama dalam memberikan bimbingan keagamaan pada siswa SDLBN Pelambuan 6 Kecamatan Banjarmasin Barat. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya

9 guru dalam memberikan bimbingan keagamaan pada siswa SDLBN Pelambuan 6 Kecamatan Banjarmasin Barat cukup baik dan faktor yang mempengaruhi upaya guru agama dalam memberikan bimbingan keagamaan meliputi: latar belakang pendidikan guru agama, pengetahuan guru agama tentang bimbingan keagamaan, waktu yang tersedia dan sarana prasarana. Ridha Hudaturrahmi dengan nim 0601217459 juga pernah meneliti skripsi yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Sungai Malang Kabupate Hulu Sungai Utara, adapun objek penelitiannya adalah pembelajaran pendidikan agama Islam di SDLB Negeri Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran agama Islam belum memberikan hasil optimal, terlihat dari adanya pencampuran kelas dan pemilahan dalam jadwal pelajaran pada tiap kelas. Penegasan tentang perbedaan dari penelitian yang sudah ada dengan penelitian ini adalah : penelitian ini mempunyai judul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Pualam Sari Kecamata Binuang Kabupaten Tapin yang mempunyai subjek 1 orang guru PAI sedangkan objeknya adalah pelaksanaan pembelajaran PAI di SDLB Negeri Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada kendala karena perencanaan yang dibuat oleh guru dengan materi yang ada belum bisa direalisasikan dengan baik, medianya pun sudah tersedia, tetapi pada kenyataannya perencanaan tersebut tidak bisa dilaksanakan di dalam kelas,

10 mengingat peserta didik yang sulit diberi pelajaran dan tingkat konsentrasinya yang lemah. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tersebut, yang meliputi latar belakang pendidikan guru PAI, faktor pengalaman mengajar dan faktor sarana dan prasarana. F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di SDLB Negeri Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. G. Signifikasi Penelitian Sesuai dengan dengan rumusan masalah yang tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah terutama dalam ilmu pendidikan dan pengajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Penelitian ini dapat menunjang pengembanan informasi tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam terutama tentang metode yang digunakan dalam

11 pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Pualam Sari Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. 3. Bahan informasi bagi kepala sekolah, dewan guru, khususnya bagi guru PAI dalam rangka meningkatkan mutu dan prestasi belajar siswa. 4. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. H. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran awal tentang penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teoritis, yang berisi tentang pengertian pembelajaran dan Pendidikan Agama Islam, dasar dan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SDLB, media dan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karakteristik serta gangguan yang diderita siswa di Sekolah Luar Biasa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bab III metode penelitian, yang membahas tentang jenis dan lokasi penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengolahan data, analisis data dan prosedur penelitian.

12 Bab IV laporan hasil penelitian, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V penutup, yang berisi simpulan dan saran.