BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi. sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), anemia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin (KVA) dan obesitas terutama di kota-kota besar (1). Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Perubahan pada masa kehamilan dapat diperburuk oleh kekurangan gizi dalam kehamilan yang berdampak pada defisiensi gizi mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir (2). Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). Selain itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan (3). Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, vitamin C, asam folat, riboplafin (vitamin B2) dan B12. Untuk dapat mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya bisa dilakukan dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah satu sumber zat besi yang mudah diserap dan mengkonsumsi sumber makanan nabati yang merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap (4). Menurut data pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, pada tahun 2012 adalah

359/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu secara langsung adalah pendarahan 30,3%, eklampsia 27,1%, dan infeksi 7,3%, sedangkan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia 40,8% (5). Di Indonesia menurut Data Riskesdas Tahun 2013 prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu 37,1 %, hampir sama antara ibu hamil diperkotaan (36,4%) dan diperdesaan (37,8%) (6). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 50,5% (5). Hasil laporan tahunan program KIA Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menyebutkan bahwa prevalensi anemia 23,2 % dengan target pencapaian 24%, sedangkan Kab. Dharmasraya berada pada peringkat 3 tertinggi setelah Kab. Pesisir Selatan dan Kota Pariaman yaitu sebesar 25,9% (7). Pada tahun 2014 prevalensi kasus ibu hamil yang anemia di Kabupaten Dharmasraya sebesar 24,3%, pada tahun 2015 meningkat menjadi 35,8% dan pada tahun 2016 kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 47,6%.Kabupaten Dharmasraya mempunyai 13 Puskesmas, salah satunya Puskesmas Timpeh. Berdasarkan data yang ada dari 13 Puskesmas di Kabupaten Dharmasraya Puskesmas Timpeh menempati urutan ke 4 prevalensi anemia ibu hamil kategori tinggi yaitu sebesar 44,7% setelah Puskesmas Koto Besar, Puskesmas Sungai Rumbai dan Puskesmas Sitiung II (8,9,10). Prevalensi kasus anemia ibu hamil di Puskesmas Timpeh selalu meningkat dari tahun sebelumnya, pada tahun 2014 sebesar 23,8%, pada tahun 2015 sebesar 30,7%dan pada tahun 2016 ini meningkat lagi menjadi 44,7% (11,12,13). Terjadinya peningkatan anemia pada ibu hamil terjadi karena tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu, kurangnya keinginan untuk mencari informasi seputar kehamilan dan masalah kehamilan serta banyak lagi

penyebab lainnya. Berdasarkan survey wawancara dengan 10 orang ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Timpeh didapatkan 7 dari ibu hamil kurang mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung zat besi dan tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (tablet Fe). Hal ini dapat terjadi karena masih kurangnya pengetahuan ibu tentang sumber zat besi pada makanan, serta masih kurangnya partisipasi keluarga untuk mengingat ibu agar rutin memperhatikan asupan makanannya terutama yang mengandung sumber zat besi. Anemia merupakan kondisi tubuh ibu dengan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 12 gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana ibu hamil memiliki Hb dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar darah < 10,5 gr% pada trimester II (14,15). Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran, pendarahan antepartum dan postpartum, kelahiran prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Jika anemia terjadi berlarut- larut maka efek yang akan ditimbulkan akan lebih cepat terjadi (16). Anemia pada ibu hamil memiliki resiko lebih besar mengalami kematian dibanding ibu hamil yang tidak mengalami anemia, dan juga memiliki kontribusi kematian lebih tinggi untuk Indonesia dengan presentasi mencapai lebih dari 50% (5). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi masalah anemia di seluruh Indonesia, salah satunya dengan pemberian tablet Fe pada remaja, ibu hamil dan ibu nifas.pemberian tablet Fe belum cukup membantu untuk menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil, hal ini terjadi karena ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Pemberian tablet Fe ini juga telah berjalan cukup lama di Kabupaten Dharmasraya, namun juga belum sesuai

dengan yang seharusnya karena kurang pengawasan dari petugas dan dukungan dari keluarga sehingga ibu tidak rutin mengkonsumsi Fe 90 tablet selama kehamilan. Program lain yang telah dilakukan untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil yaitu penyuluhan yang dilakukan setiap bulan pada Kelas Ibu Hamil. Kelompok kelas ibu hamil ini dibentuk untuk membantu ibu hamil mengenal kondisi kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Kabupaten Dharmasraya juga telah melaksanakan penyuluhan pada ibu hamil dalam Kelas Ibu hamil di seluruh wilayah kerjanya. Keterbatasan waktu yang disediakan untuk kelas ini membuat efektifitas daya terima ibu kurang tepat/ kurang tanggap. Banyaknya materi yang disampaikan seperti masalah kehamilan, faktor resiko kehamilan, tanda- tanda melahirkan, kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan, persiapan persalinan, gizi, senam hamil, dan masih banyak materi lain membuatinformasi yang didapat oleh ibudalam kegiatan ini akan kurang terkait masalah anemia, untuk itu perlu intervensi tambahan dalam menanggulangi masalah anemia di Kabupaten Dharmasraya khususnya wilayah kerja Puskesmas Timpeh Kecamatan Timpeh. Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan pemasalahan yang dihadapi. Tujuan konseling gizi sendiri adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi, sehingga status gizi dan kesehatan klien menjadi lebih baik. Salah satu sasaran dari konseling gizi adalah klien yang mempunyai masalah kesehatan yang terkait dengan gizi, dalam hal ini Anemia ibu hamil. (17)

Penelitian Astuti di Surakarta menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe yang diberi konseling (18). Selain itu, penelitian Yurnila di daerah Pariaman menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan dan tindakan ibu terhadap kadar Hemoglobin pada ibu hamil anemia setelah diberikan tablet Fe dan konseling gizi, akan tetapi belum terdapat pengaruh sikap ibu terhadap kadar Hemoglobin pada ibu anemia setelah diberikan tablet Fe dan konseling gizi. Konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik gizi, serta dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil (19). Penelitian dari Wijayanti memberikan hasil bahwa terdapat peningkatan persentase pengetahuan ibu hamil setelah diberikan penyuluhan menggunakan media booklet dari 41,3% menjadi 95,7% pada kategori pengetahuan baik (20). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa konseling gizi atau penyuluhan gizi akan dapat memberikan perubahan pada pengetahuan, sikap dan tindakan ibu serta menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik pengaruh konseling gizi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Timpeh Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah bagaimana pengaruh konseling gizi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Timpeh Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui apakah ada pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Timpeh Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya karakteristik (usia, pendidikan, paritas, jarak kehamilan) Ibu hamil anemia 2. Diketahuinya pengaruh konseling gizi terhadap perubahan pengetahuan ibu hamil anemia di Wilayah kerja Puskesmas Timpeh Kabupaten Dharmasraya tahun 2017 3. Diketahuinya pengaruh konseling gizi terhadap perubahan sikap ibu hamil anemia di Wilayah kerja Puskesmas Timpeh Kabupaten Dharmasraya tahun 2017 4. Diketahuinya pengaruh konseling gizi terhadap perubahan tindakan ibu hamil anemia di Wilayah kerja Puskesmas Timpeh Kabupaten Dharmasraya tahun 2017 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Untuk Institusi pendidikan (kampus) Dapat menambah referensi bagi perpustakaan Fakultas. 2. Manfaat Untuk Puskesmas dan Kecamatan Sebagai bahan acuan dalam membuat perencanaan kegiatan pencegahan/ penanggulangan anemia pada ibu hamil melalui peningkatan pengetahuan ibu dengan memberikan KIE kepada masyarakat. Disamping

itu, Kecamatan dan Puskesmas dapat lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan khususnya masalah gizi di daerah tersebut. 3. Manfaat Untuk Peneliti Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk masalah-masalah gizi keluarga terutama gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konseling gizi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Timpeh Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017. Waktu penelitian di mulai sejak bulan Juni sampai Juli 2017. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Timpeh Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya