BAB III METODE PEELITIA 3.1 Objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah prestasi siswa kelas XI pada matapelajaran ekonomi di SMA 15 Bandung. Dengan variabel terikat (X) hasil belajar dan variabel bebas (Y) efikasi diri. 3. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (006:3) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey eksplanatory. Metode yang menyoroti hubungan antar variabel dengan mengggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (010:173) popuasi adalah keseluruhan objek penelitian. Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlakuh populasi (Arikunto, 010:174). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA 15 Bandung yang berjumlah 193 siswa yang terdiri dari 10 siswa dan 107 siswi. 3.3. Sampel Suharsimi Arikunto mengemukakan (010:175) yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.menurutnya penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek didalam populasi benar-benar homogen. Pengambilan sampel dalam penelitian inimenggunakan sampel acak sederhana. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et.al., 1960:18) sebagai berikut: Fauzi Galang Guntara, 014
3 Dimana : n: jumlah sampel : jumlah populasi e: batas toleransi kesalahan (error tolerance) Jadi jumlah sampel SMA 15 Bandung adalah 193/ 1+193.(0.05)² = 130 3.4 Operasional Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar siswa. Sedangkan variabel independennya adalah efikasi diri. Operasionalisasi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasional variabel Variabel Konsep Teori Konsep Analisis Ukuran data Variabel Dependen Hasil belajar siswa siswa (Y) Hasil yang telah dicapai siswa yang diukur dengan nilai. ilai hasil belajar siswa berupa nilai rata-rata ujian akhir sekolah kelas XI pada mata pelajaran ekonomi di SMA egeri 15 Bandung Interval Variabel Independen Efikasi diri Pengaruh internal 1. Dimensi tinggak Ordinal (X 1 ) yang dihadapi siswa yang merupakan cara siswa menyelesaikan tugas atau masalah level yaitu Kognitif (membaca,menga nalisis,mengerjak Fauzi Galang Guntara, 014
33 an tugas,berdiskusi. Dimensi kekuatan yaitu pengalaman, citacita atau harapan 3. Dimensi generalisasi yaitu tingkah laku (Sikap, Emosi, ilai, Etika, Hubung baik, Hipnosis, Pujukan, Paksaan) 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah melalui : 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberi respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. 3.6 Teknik Pengolahan Data Setelah diperoleh keterangan dan data yanng lengkap maka langkah selanjutnya yang perlu dlakukan adalah pengolahan data. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut : Fauzi Galang Guntara, 014
34 1. Penyusunan Data Semua data yang sudah ada dikumpulkan untuk mempermudah pengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua atau belum.. Klasifikasi Data Mengelompokan dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti. 3. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan untuk mengkaji hipotesis yang telah dirumuskan. 4. Interpretasi Hasil Pengolahan Data Mengintepretasikan hasil analisis data kemudian menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian Dalam instrumen penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan juga persepsi dari seorang individu ataupun kelompok mengenai fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Pernyataan yang skala jawabannya memiliki beberapa ketentuan. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut (Riduwan, 011:39): Sangat Setuju (SS) : 5 Setuju (S) : 4 Kurang Setuju (KS) : 3 Tidak Setuju (TS) : Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : Fauzi Galang Guntara, 014
35 a. Merumuskan tujuan dari pembuatan angket yaitu dengan cara mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap hasil belajar b. Menentukkan objek penelitian yang akan dijadikan sebagai responden yaitu siswa kelas XI IPS SMA 15 Bandung c. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden, d. Memperbanyak angket, e. Menyebarkan angket, f. Mengelola angket dan menganalisis hasil angket. Agar hasil penelitian tidak diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliable. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas. 3.7.1 Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunujkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 010:11). Rumus yang digunakan: ( )( ) * ( )+* ( )+ Keterangan : r xy X Y = koefisien korelasi = nilai faktor penentu = skor total = jumlah responden Dalam hal ini nilai r xy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah: r xy < 0,0 : validitas sangat rendah 0,0 0,39 : validitas rendah 0,40 0,59 : validitas sedang/cukup Fauzi Galang Guntara, 014
36 0,60 0,89 : validitas tinggi 0,90 1,00 : validitas sangat tinggi Dengan menggunakan taraf signifikan =0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n ), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden. Jika r hitung > r 0,05 = Valid. Sebaliknya jika r hitung r 0,05 = Tidak valid. amun menurut Kusnendi (008:95) jika item-item pertanyaan yang dipergunakan untuk mengukur suatu variabel konstruk lebih kecil dari 30, sebaiknya dikoreksi karena akan over-estimate. Rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment yang telah dikoreksi adalah : r xiitc [(s Y ) r (s (s xi Y xi) ) s (r xi ix )(s xi )(s Y )] Dimana: 1. ri-itd : Koefisien korelasi Pearson Product Moment yang telah dikoreksi. rix : Koefisien korelasi Pearson Product Moment antara item pertanyaan ke-i dengan total item pertanyaan 3. si : Standard deviasi skor item pertanyaan ke-i 4. sx : Standard deviasi skor item pertanyaan total Untuk menentukan item pertanyaan mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,5 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item pertanyaan (Saifudin Anwar, 003 dalam Kusnendi, 008:96). Artinya item pertanyaan yang memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi lebih besar dari 0,5 atau 0,3 diidentifikasikan memiliki validitas internal yang memadai. 3.7. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau Fauzi Galang Guntara, 014
37 konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Langkah-langkah untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan uji reliabilitas adalah sebagai berikut: 1. Menghitung harga varians tiap item X keterangan: X (Arikunto, 005: 97) X ( X) = harga varian tiap item = jumlah kuadrat jawaban responden tiap item = kuadrat skor seluruh responden dari tiap item = jumlah responden. Mencari varians total Y keterangan: Y ( Y) = harga varian total = jumlah kuadrat skor total = jumlah kaudrat dari jumlah skor total = jumlah responden 3. Menghitung reliabilitas instrumen dimana : Y (Arikunto, 005: 97) Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus Alpha: n i 11 1 n 1 t r r 11 = reliabilitas yang dicari Fauzi Galang Guntara, 014
38 n i = banyaknya item = jumlah varians skor tiap-tiap item t = varians total (Arikunto, 005: 109) 4. Mengkonsultasikan harga r 11 pada penafsiran indeks korelasi, yaitu: r xy < 0,00 : reliabilitas sangat rendah 0,00 0,399 : reliabilitas rendah 0,400 0,599 : reliabilitas sedang/ cukup 0,600 0,799 : reliabilitas tinggi 0,800 1,00 : reliabilitas sangat tinggi Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka reliabel. 3.8 Teknik Analisis Data Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan mengunakan statistik parametrik. Model yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat seta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi linier sederhana. Karena dalam data penelitian ini sebagian ada yang bersifat ordinal, maka agar dapat diolah dengan menggunakan analisis sederhana maka data-data yag bersifat ordinal dinaikan skala pengukurannya dengan menggunakan Methods of successive internal (MSI) dengan menggunakan bantuan program sofware succ 97 yang dipergunankan dalam program bantuan microsoft excel agar syarat minimal data berskala interval dapat terpenuhi dangan menggunakan analisis sederhana. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program supaya memperoleh hasil yang tepat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menghitung frekuensi (f) dari setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden dari setiap pernyataan. Fauzi Galang Guntara, 014
39 b. Menghitung proporsi (p), dilakukan dengan cara membagi setiap frekuensi (f) dengan banyaknya responden. c. Berdasarkan proporsi (p) tersebut, kemudian dilakukan Perhitungan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlahkan antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya. d. Menentukan nilai Z untuk setiap pernyataan, dengan menggunakan tabel distribusi normal baku. e. Menentukan Scale Value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus sebagai berikut: SV = ( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan: DLL = Kepadatan batas bawah DUL = Kepadatan batas atas ABUL = Daerah di bawah batas atas ABLL = Daerah di bawah batas bawah f. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus berikut: ilai hasil transformasi = ScaleValue + [1+ScaleValue min ] Adapun model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel- bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi sederhana sebagai berikut : Dimana : Y = a+ βx Fauzi Galang Guntara, 014
40 Y = hasil belajar β = koefisien regresi X X= Efikasi diri Dimana: ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) Agar variabel-variabel bebas yang diuji dapat diperbandingkan pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka satuan koefisien regresi variabelvariabel bebas tersebut harus distandarisasi. Koefisien regresi yang distandarisasi ditunjukkan dengan nilai BETA. Karena telah distandarisasi, maka antar variabel bebas dapat dibandingkan sehingga peneliti dapat menemukan variabel bebas manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap variabel terikat. Berikut merupakan rumus BETA: S S k ( b k y Dimana: ) S k nx k ( X n( n 1) k ) S y ny k ( Y n( n 1) k ) (Kusnendi, 008:157) 3.9 Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut: Fauzi Galang Guntara, 014
41 3.9.1. Pengujian normalitas data Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Salah satu cara termudah melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan: Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.9. Pengujian Secara Parsial (uji t) Menurut Yana Rohmana (010:48) uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (Ho). Uji parsial atau uji t ini bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%. Secara sederhana t hitung dapat dihitung menggunakan rumus : Kriteria keputusan (Rohmana, 010:74) : ( Yana Rohmana, 010 :74) a. Jika nilai t hitung > nilai t krisis maka Ho ditolak atau menerima Ha artinya variabel itu signifikan. Fauzi Galang Guntara, 014
4 b. Jika nilai t hitung < nilai t krisis maka Ho diterima atau menolak Ha artinya variabel tidak signifikan 3.9.3 Pengujian secara keseluruhan (uji f) Uji F-statistik pada dasarnya menunjukan semua variabel bebas yang dimasukan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F dapat dihitung melalui rumus : F = ( ) ( ) ( Yana Rohmana, 010:78) Kriteria Pengujian uji F adalah: a. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan H 1 ditolak. b. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Ini berarti apabila F hitung < Ftabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung tidak signifikan, dan sebaliknya apabila F hitung> F tabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung signifikan dan menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan. 3.9.4 Koefisien Determinasi (R²) Uji ini disebut juga koefisien regresi yaitu angka yang menunjukan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan. Besarnya nilai R diantara nol dan satu (0< R <1). Jika nilainya semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dengan tingkat kedekatan antara variabel bebas dari terikat semakin dekat pula (Rohmana, 010:77). Koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus : R = Dengan ketentuan sebagai berikut : ( Yana Rohmana, 010:76) Fauzi Galang Guntara, 014
43 a. Jika R semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik. b. Jika R semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik. Fauzi Galang Guntara, 014