TINJAUAN PUSTAKA Kedelai Toleran Asam Bakteri Bintil Akar

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Bintil Akar

TINJAUAN PUSTAKA Bradyrhizobium japonicum Penambat Nitrogen

EFEKTIVITAS SIMBIOTIK BEBERAPA GALUR Bradyrhizobium japonicum TOLERAN ASAM- ALUMINIUM PADA TANAMAN KEDELAI HANUM HABIBAH

HASIL. Bj 11 (wt) Bj 11 (19) Bj 11 (5) 6 mm 6 mm

Fiksasi Nitrogen tanah : proses pertukaran nitrogen udara menjadi nitrogen dalam tanah oleh mikroba tanah yang simbiotik maupun nonsimbiotik.

Penggunaan Rhizobium pada Tanaman Kedelai i

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

LAMPIRAN. A. Penanaman (Trapping) Kedelai Pada Tanah Gambut. Pengambilan sampel tanah gambut. Penanaman Kedelai. Pemanenan kedelai

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

Tabel 2 Pengaruh inokulan B. japonicum, kompos, dan pupuk N terhadap tinggi tanaman kedelai Wilis pada 30 HST, 60 HST, dan 90 HST

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

leguminosa sangat bervariasi, tergantung pada jenis leguminosanya, kultivarnya, spesies dan galur (strain) bakterinya (Gardner et al. (1991).

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah. Kelompok fungsional mikroba

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya kedelai pada tingkat petani di Indonesia, belum diusahakan pada

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

ACARA V BIOLOGI TERAPAN INOKULASI RHIZOBIUM PADA TANAMAN KACANG TANAH YANG DIBERI BAHAN ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Bintil Akar

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

A.1 Reduksi Nitrat dan Nitrit Reduksi nitrat terjadi di dalam sitoplasma, sedangkan reduksi nitrit terjadi di kloroplas.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam al-quran surat an-naba (78): telah disebutkan tentang salah

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

PENAMPILAN BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine max L. Merrill) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE VEGETATIF

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada Masa Inkubasi yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Angiospermae,

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

BAB I PENDAHULUAN. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Acacia mangium

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh Tanaman. Tanaman kedelai tumbuh di daerah khatulistiwa antara 55ºLU-55ºLS. Kedelai juga

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Kelompok. Bentuk tersedia bagi tumbuhan Fungsi Gejala Kahat. Kelompok: N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Cl, Fe, Mn, Mo, Zn

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

I. PENDAHULUAN. sebagai sumber protein nabati. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

Lampiran 1 Deskripsi sifat varietas pembanding (Deptan 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. makanan pokok pengganti beras. Sentra produkasi jagung di Indonesia berada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

HASIL. Tekstur dan komposisi tanah Hasil analisis tekstur dan komposisi bahan organik pada tabel 1 menunjukkan bahwa

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

Lampiran. Deskripsi Varietas Kedelai Anjasmoro

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

Penambat Nitrogen di alam ENZIM NITROGENASE. Bakteri Penambat Nitrogen TEKNOLOGI PENAMBATAN GAS N2 UDARA & REKAYASA GENETIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Transkripsi:

3 TINJAUAN PUSTAKA Kedelai Toleran Asam Tanaman kedelai (Glycine max Linn. Merrill) tergolong subfamili Papilionoideae, famili Leguminosae. Tanaman dalam subfamili ini umumnya mempunyai kemampuan bersimbiosis dengan bakteri bintil akar untuk menambat nitrogen dari udara dengan membentuk organ simbiosis berupa bintil akar. Hal ini merupakan ciri khas tanaman pepolongan dalam upaya menaikkan produksinya (Yutono 1985). Dalam usaha meningkatkan produksi kedelai pemerintah telah melepas beberapa jenis unggul antara lain varietas Slamet yang dilepas tahun 1995. Kedelai varietas Slamet merupakan hasil persilangan antara varietas Wilis dan Dempo. Varietas ini memiliki kadar lemak 15% dan kandungan protein 34%. Karakteristik varietas ini memiliki tinggi tanaman 65 cm, hipokotil dan epikotil berwarna ungu, daun berwarna hijau, warna biji kuning, kulit polong masak berwarna coklat, bulu juga berwarna coklat. Tipe tumbuh determinat, mulai berbunga pada umur 37 hari setelah tanam dan polong masak pada umur 87 hari setelah tanam. Keunggulan varietas ini yaitu sesuai untuk tanah masam, tahan rebah, cukup tahan terhadap penyakit karat, dan produksi di tanah tidak masam dapat mencapai 2,26 ton/ha (Somantri 2003). Bakteri Bintil Akar Legum merupakan suatu kelompok tanaman yang memiliki nilai ekonomi penting, seperti kedelai, buncis, dan kapri. Infeksi akar tanaman legum oleh spesies yang cocok dengan salah satu genus Rhizobium mengarah pada pembentukan bintil akar sebagai bentuk simbiosis dan dapat menambat nitrogen. Kira-kira 90% dari seluruh spesies tanaman legum dapat mengalami nodulasi. Namun, terdapat kespesifikan antara legum dan galur Rhizobium. Suatu galur Rhizobium umumnya dapat menginfeksi spesies legum tertentu dan tidak pada spesies lainnya. Meskipun galur Rhizobium mampu menginfeksi legum tertentu, tetapi tidak selalu dapat menghasilkan bintil efektif yang memfiksasi nitrogen (Madigan et al. 2000)

4 Bakteri bintil akar merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang dengan ukuran panjang 1,2-3,0 dan lebar 0,5-0,9 µm. Tidak membentuk endospora dan umumnya bergerak dengan flagela polar dan subpolar. Dalam lingkungan pertumbuhan yang kurang baik akan membentuk pleomorfik. Sel tersebut kadang-kadang mengandung butiran poli β-hidroksibutirat yang berfungsi sebagai cadangan makanan (Holt et al. 1994). Koloni B. japonicum berbentuk bundar, berelevasi cembung, biasanya jarang sekali tembus cahaya, berwarna putih, teksturnya bergranula dan berdiameter tidak lebih dari 1 mm serta memiliki waktu generasi 6-8 jam pada media YMA (Holt et al. 1994). Pertumbuhan optimum berlangsung pada kisaran suhu 25-30 ο C. ph optimum terletak pada kisaran 6-7, tetapi ph optimum ini dapat lebih rendah lagi pada galur-galur bakteri dari tanah masam (Holt et al. 1994). Rhizobium memiliki ciri-ciri tumbuh cepat pada medium garam yang mengandung manitol dengan waktu inkubasi 3-5 hari, sehingga sering disebut bakteri tumbuh cepat. Sebaliknya, Bradyrhizobium tumbuh lambat pada medium yang sama dengan waktu inkubasi 5-7 hari (Holt et al. 1994). Bakteri bintil akar hidup secara aerob dan bersifat kemoorganotrof dengan memanfaatkan beberapa macam karbohidrat. Pertumbuhan pada media yang mengandung karbohidrat biasanya diikuti dengan pembentukan lendir polisakarida ekstraseluler. Sebagai sumber nitrogen dapat digunakan garam-garam amonium, nitrat dan sebagian besar asam amino (Holt et al. 1994). Menurut Holt et al. (1994) dalam sistematika bakteri, bakteri bintil akar diklasifikasikan ke dalam genus Rhizobium dan Bradyrhizobium. Secara umum genus Rhizobium mempunyai ciri-ciri utama tumbuh cepat pada media YMA, bereaksi asam pada medium garam mineral, DNA mengandung 59-64% G+C dan membentuk bintil terutama pada akar pepolongan di daerah beriklim sedang. Bradyrhizobium mempunyai ciri-ciri utama tumbuh lambat, bereaksi basa, DNA mengandung 61-65% G+C dan membentuk bintil pada akar pepolongan di daerah beriklim tropis dan beberapa tanaman subtropis. Tanaman kedelai yang dibudidayakan biasanya bersimbiosis dengan B. japonicum (Jordan 1984). Bakteri bintil akar umumnya kurang dapat menyerap warna pada medium yang mengandung pewarna merah kongo 0,0025% jika diinkubasi di tempat

5 gelap, tetapi ada beberapa yang dapat menyerapnya jika diinkubasi pada tempat yang terang atau terkena sinar matahari langsung lebih dari 1 jam. Pertumbuhan koloni yang sudah tua pada media ini menunjukkan bagian tengah koloni yang berwarna lebih gelap daripada koloni yang masih muda ( Somasegaran & Hoben 1994). Pembentukan Bintil Akar Pembentukan bintil akar pada akar tanaman legum secara umum melalui tahap-tahap sebagai berikut : (i) pengenalan terhadap pasangan yang sesuai pada bagian tanaman serta pelekatan bakteri ke rambut-rambut akar, (ii) penyerbuan rambut-rambut akar oleh bakteri melalui pembentukan benang-benang infeksi, (iii) perjalanan bakteri ke akar utama melalui benang infeksi, (iv) pembentukan bakteri di dalam sel tanaman yang dinamakan bakteroid, dan (v) pembelahan sel tanaman dan bakteri yang terus-menerus dan akan menghasilkan bintil akar yang dewasa (Madigan et al. 2000). Pembentukan bintil oleh BBA diawali dengan infeksi akar tanaman inang melalui proses bertahap. Akar tanaman pepolongan mengeluarkan bahan organik untuk menarik mikroorganisme di sekitar perakaran termasuk BBA. Pelekatan BBA dengan akar pepolongan tergantung dari makromolekul pada permukaan rambut akar yang berinteraksi dengan polisakarida BBA. Makromolekul tersebut ialah lektin. Rambut akar selanjutnya melengkung, kemudian bakteri masuk membentuk benang infeksi. Sel-sel akar yang berdekatan menjadi terinfeksi BBA. Sel yang terinfeksi terangsang membelah. Bakteri dalam sel tanaman membelah, berganda, menggembung membentuk sel yang tidak beraturan dan bercabang yang disebut bakteroid. Bakteroid dikelilingi membran sel tanaman yaitu membran simbiosom dan fiksasi nitrogen mulai terjadi (Madigan et al. 2000). Toleransi Bakteri Bintil Akar terhadap Cekaman Lingkungan Asam Simbiosis Rhizobium-Legum dipengaruhi oleh penurunan ph tanah. Penurunan ph tanah dapat menimbulkan peningkatan konsentrasi proton, kelarutan logam seperti aluminium yang bersifat toksik terhadap bakteri bintil akar. Respon bakteri bintil akar terhadap tanah masam tergantung pada interaksi

6 sejumlah faktor seperti konsentrasi H +, aktivitas Al 3+, dan kemampuan kompetisi dan persistensi dari galur Rhizobium (Tiwari et al. 1992). Secara umum bakteri tumbuh lambat B. japonicum lebih toleran ph rendah dibandingkan bakteri tumbuh cepat Rhizobium. Banyak galur B. japonicum dan beberapa galur R. leguminosarum diketahui toleran pada ph 4,0-4,5 (Tiwari et al. 1992). Beberapa galur B. japonicum toleran terhadap konsentrasi aluminium yang cukup tinggi sekitar 50 µm yang dibuktikan dengan kemampuanya tumbuh pada media Ayanaba (Endarini et al. 1995), tetapi tidak semua rhizobia toleran asam juga toleran Al tinggi (Keyser & Munns 1979). Galur-galur dengan koloni yang lebih berlendir pada umumnya lebih bersifat toleran pada kondisi cekaman asam-al dibandingkan galur yang lebih kering (Ayanaba et al. 1983). Lendir yang dihasilkan merupakan karbohidrat permukaan sel yang sebagian besar berupa polisakarida ekstraseluler (EPS) yang diproduksi sebagai fungsi toleransi asam (Lounch & Miller 2000). Watkin et al. (1997) juga melaporkan beberapa galur R. leguminisarum dapat memproduksi EPS dalam jumlah besar bila ph media turun menjadi 5,0. Cunningham dan Munns (1984) menambahkan bahwa produksi eksopolisakarida dari Rhizobium merupakan suatu strategi untuk menetralkan kondisi lingkungan yang asam dan efek keracunan Al. Penambatan Nitrogen Tanaman legum seperti kedelai telah lama dikenal dapat menambat N 2 untuk mencukupi kebutuhan nitrogen. Penambatan dilakukan melalui simbiosis dengan bakteri bintil akar dan membentuk bintil akar (Yutono 1985). Kurang lebih 80% udara terdiri atas gas nitrogen dalam bentuk N 2 yang tidak dapat digunakan langsung oleh tanaman. Proses penambatan N 2 oleh tanaman legum tergolong proses biokimia kompleks. Keberhasilannya dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya keserasian BBA dengan tanaman inang, tingkat kesuburan tanah, ph tanah, dan ketersediaan unsur-unsur tertentu dalam tanah. Tanah yang tingkat kesuburannya sangat rendah dan miskin hara P, serta memiliki ph tanah yang sangat rendah akan mempengaruhi perkembangan BBA. ph tanah yang rendah umumnya bersamaan dengan kekurangan unsur Ca, P, dan Mo serta

7 kecenderungan terjadinya keracunan oleh Al dan Mn. Sedangkan ketersedian unsur Ca, Mg, P, dan Mo mutlak diperlukan untuk penambatan nitrogen (Yutono 1985). Penambatan N 2 secara simbiotik berkaitan dengan aktivitas enzim nitrogenase, hidrogenase dan protein leghemoglobin (Madigan et al. 2000). Nitrogenase merupakan suatu sistem enzim yang terdapat di dalam bakteroid, berfungsi mengkatalisis penambatan N 2 dan merupakan kompleks yang tersusun atas dua komponen logam-protein yakni MoFe-protein dan Fe-protein. Salah satu komponen protein ini disebut molibdoferedoksin atau dinitrogenase atau komponen I untuk menyatakan MoFe-protein, dan azoferedoksin atau dinitrogenase-reduktase atau komponen II untuk menyatakan Fe-protein (Madigan et al. 2000). Kedua komponen protein dibutuhkan bersama-sama untuk aktivitas katalisis nitrogenase dan masing-masing tidak aktif bila berdiri sendiri. Nitrogenase membutuhkan ATP dan reduktor potensial rendah untuk aktivitasnya. Reduktor berasal dari feredoksin atau flavodoksin (Madigan et al. 2000). Sumber energi penambatan nitrogen pada bakteroid tergantung sepenuhnya pada fotosintat tanaman inang yang ditranspor melalui membran simbiosom dalam bentuk produk senyawa antara dari siklus asam trikarboksilat (siklus Krebs) yaitu asam suksinat, fumarat, dan malat yang merupakan donor elektron untuk menghasilkan ATP dan mereduksi N 2. Asam piruvat merupakan reduktan yang terlibat langsung sebagai donor elektron dalam sistem nitrogenase (Madigan et al. 2000). Reaksi penambatan N 2 yang terjadi di dalam bakteroid menurut Werner (1992) sebagai berikut: nitrogenase N 2 + 8e + 8H + + 16 MgATP ------------> 2NH 3 + H 2 + 16 MgADP + 16 Pi Dalam proses penambatan nitrogen enzim nitrogenase menggunakan 16 ATP. Untuk mereduksi satu molekul N 2 menjadi dua molekul NH 3 dibutuhkan 12 ATP dan 4 ATP selebihnya digunakan untuk mereduksi H + menjadi H 2. Ion Mg + yang berikatan dengan ATP dibutuhkan agar nitrogenase dapat berfungsi. Selain dapat mereduksi ikatan rangkap tiga dari molekul N 2 menjadi amonia, enzim nitrogenase dapat pula mereduksi molekul lain yang juga memiliki ikatan rangkap

8 tiga seperti asetilen, sianida, nitrat oksida, dan metil isosianida (Somasegaran & Hoben 1994). Aktivitas nitrogenase akan terhambat apabila terdapat oksigen, namun oksigen juga diperlukan dalam respirasi aerob B. japonicum untuk menghasilkan ATP yang mendukung aktivitas nitrogenase. Adanya leghemoglobin yang terdapat dalam sitoplasma sel nodul dapat mengendalikan keadaan ini. Leghemoglobin mampu mengikat O 2 dengan cepat sekaligus mengendalikan O 2 pada taraf yang tidak mengganggu aktivitas nitrogenase (Madigan et al. 2000). Efektivitas Simbiotik Efektivitas simbiotik (ES) adalah kemampuan relatif simbiosis antara tanaman dengan bakteri untuk mengasimilasi N 2. Nilai ES dapat diperoleh dengan membandingkan bobot kering tanaman yang diinokulasi galur uji dengan bobot kering tanaman kontrol nitrat atau tanaman yang diinokulasi galur standar (Gibson 1980). Efektivitas simbiotik dapat dievaluasi dengan beberapa cara, antara lain dengan penetapan bobot kering tanaman, kandungan N total dan aktivitas nitrogenase (Somasegaran & Hoben 1994). Somasegaran dan Hoben (1994) menambahkan, bahwa bobot kering tanaman biasanya sangat berkorelasi dengan bobot kering bintil akar. Untuk menentukan ES suatu galur sehingga diperoleh hasil yang mantap diperlukan beberapa kali pengujian statistik karena kondisi yang tidak selalu sama. Gibson (1980) menyatakan secara umum diperlukan lima kali pengujian dan hasil yang didapat lebih baik lagi jika diuji lebih dari lima kali.