BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sabila Maulina Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat. Pemerintah sedang giat-giatnya untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan selain untuk mencari nafkah. Kegiatan berwisata merupakan hak asasi seseorang yang perlu dihargai sebagaimana dinyatakan dalam Universal Declaration of Human Rights. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang melakukan kegiatan wisata diperlukan serangkaian upaya yang saling terkait dan terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah. Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya, alam, serta hubungan antar manusia. Dalam pengertiannya pariwisata adalah berbagai macam kegiatan dan atau perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan selama berpergian dan tinggal di luar lingkungan kesehariannya untuk sementara, memenuhi berbagai keperluan, seperti liburan, bisnis, kesehatan, religi, dan lain-lain, serta berbagai fasilitas dan pelayanan yang diciptakan oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui pengembangan pariwisata diharapkan dapat memperkokoh jati diri bangsa dan lestarinya fungsi lingkungan. Terdapat banyak jenis daya tarik pariwisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata 1

2 diklasifikasikan kedalam tiga klasifikasi yaitu daya tarik alam, daya tarik budaya, dan daya tarik buatan manusia. Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah tujuan wisata terpopuler di Provinsi Jawa Barat. Dengan panorama alamnya yang indah dan udara yang sejuk terutama di daerah Ciwidey, serta ditunjang juga oleh aneka ragam budaya pada masyarakatnya sehingga potensi ini menjadi keunggulan komperatif dan kompetitif bagi pengembangan sektor kepariwisataan. Sebagai daerah yang banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara Kabupaten Bandung memiliki banyak objek wisata, mulai dari objek wisata alam, wisata budaya, maupun wisata minat khusus. Situ Patengan merupakan salah satu taman wisata alam yang berada di kawasan wisata alam Ciwidey. Situ Patengan menyajikan sebuah Danau yang mempunyai kisah tersendiri tentang sepasang sejoli yang terpisah dan dipertemukan kembali di Danau ini. Situ Patengan mempunyai panorama yang menawan hamparan air yang sangat banyak dan dikelilingi oleh perkebunan teh yang tertata rapi dan indah menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. Dalam dunia pariwisata, konsumen merupakan kunci keberhasilan bagi sebuah kawasan wisata. Kawasan wisata yang berdiri tak dapat dikenal dunia jika tidak ada wisatawan yang mengunjunginya. Dan kawasan wisata juga tak akan mendapatkan keuntungan, baik berupa image yang dipandang baik oleh masyarakat ataupun financial yang bernilai besar, jika tidak ada wisatawan yang berminat untuk leisure ke sana. Pelanggan dapat menentukan perubahan bentuk

3 dan juga arah tujuan industri kepariwisataan. Dan perubahan perilaku dan nilai konsumen ini merupakan dorongan mendasar bagi kepariwisataan. Seperti yang kita ketahui bahwa wisatawan memiliki keinginan yang beragam saat melakukan perjalanan wisata sesuai dengan minat dari wisatawan tersebut. Tetapi pada intinya wisatawan yang melakukan kegiatan wisata hanya menginginkan kepuasan, menghilangkan rasa jenuh dari kegiatan sehari-hari yang membuat mereka merasa bosan berada di tempat mereka tinggal. Mereka merubah gaya hidup mereka, yaitu dengan mengurangi waktu kerja dan memperbanyak waktu senggang. Waktu senggang tersebut selalu mereka sempatkan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata ke berbagai macam daerah wisata yang belum pernah dan yang sudah pernah atau bahkan sering mereka kunjungi. Mereka memperbanyak pengalaman mereka dalam berpergian, menginginkan suasana yang lebih fleksibel dan tidak terkait. Hal ini membuat mereka menuntut kualitas kepariwisataan yang telah tersedia menjadi lebih baik. Para wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata pasti akan melihat terlebih dahulu mengenai fasilitas yang tersedia di kawasan wisata yang akan mereka kunjungi, apakah sarana dan prasarananya dapat memuaskan mereka, memberikan mereka kenyamanan atau tidak. Jangan sampai mereka tidak bisa merasakan suasana kekeluargaan dalam wisata tersebut, dan jangan sampai juga mereka merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan wisata yang dikunjunginya. Oleh karena itu menurut Yoeti (1996;184) sebelum seorang wisatawan melakukan perjalanan wisata, terlebih dahulu ia mengetahui tentang :

4 a) Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya. b) Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementara di tempat atau di daerah tujuan yang akan dikunjunginya. c) Fasilitas catering service, yang dapat memberikan pelayanan mengenai makanan dan minuman sesuai dengan selera masingmasing. d) Obyek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjunginya. e) Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi tersebut. f) Fasilitas perbelanjaan dimana ia dapat membeli barang-barang pada umumnya dan souvenir pada khususnya. g) Tempat atau toko, dimana ia dapat membeli atau reparasi kamera dan mencuci serta mencetak film hasil pemotretannya. Menurut Bukart dan Medlik (1974:133) fasilitas bukanlah merupakan faktor utama yang dapat menstimulasi kedatangan wisatawan ke suatu destinasi wisata. Akan tetapi ketiadaannya dapat menghalangi wisatawan dalam menikmati atraksi wisata. Pada intinya, fungsi fasilitas haruslah bersifat melayani dan mempermudah kegiatan atau aktivitas pengunjung atau wisatawan yang dilakukan dalam rangka mendapat pengalaman rekreasi. Fasilitas berfungsi sebagai media yang berperan untuk memudahkan pengunjung melakukan kegiatan atau aktivitas rekreasi sehingga terdapat prinsip kesesuaian antara jenis fasilitas dan aktivitas.

5 Situ Patengan merupakan salah satu taman wisata alam yang banyak dikunjungi para wisatawan baik wisatawan lokal, regional, hingga internasional. Meskipun kawasan wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan tetapi kawasan wisata ini masih memiliki fasilitas rekreasi yang terbatas sehingga aktivitas wisatawanpun ikut terbatas. Wisatawan berpendapat bahwa keragaman jenis fasilitas rekreasi harus ditingkatkan dan dapat menciptakan kejenuhan pada wisatawan, fasilitas rekreasi yang tersedia pada saat ini yaitu perahu, sepeda air, shelter dan flying fox pada saat weekends. Sehingga perlu diimbangi dengan penataan dan pengemasan fasilitas rekreasi yang lebih variatif sehingga wisatawan tidak akan merasa jenuh karena aktivitas wisata yang tidak berubah tiap tahunnya dan agar dapat menahan mereka di tempat wisata dalam waktu yang cukup lama serta memberikan kepuasan pada wisatawan yang datang berkunjung. Melihat kondisi dan permasalahan tersebut, maka perlu diadakannya suatu penelitian dengan topik Pengembangan Fasilitas Rekreasi Berdasarkan Preferensi Pengunjung Di Situ Patengan Ciwidey Kabupaten Bandung 1.2. Rumusan dan Identifikasi Masalah a. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan fasilitas rekreasi di Situ Patengan yang sesuai dengan jenis wisata, keinginan dan kebutuhan wisatawan di Situ Patengan yang didasarkan pada preferensi pengunjung di Situ Patengan.

6 b. Identifikasi Masalah 1. Apa saja yang dapat dikembangkan di Situ Patengan yang berhubungan dengan fasilitas rekreasi berdasarkan preferensi pengunjung? 2. Bagaimana karakteristik wisatawan yang datang ke Situ Patengan? 3. Faktor apa saja yang dapat menghambat pengembangan fasilitas rekreasi? 4. Bagaimana zona peletakan fasilitas untuk fasilitas rekreasi di Situ Patengan? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan informasi dalam upaya pengambilan keputusan dalam rangka mengembangkan fasilitas rekreasi secara. 2. Untuk mengidentifikasi aktivitas wisatawan di Situ Patengan. 3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat pengembangan fasilitas rekreasi. 4. Untuk mengidentifikasi zona peletakan fasilitas khususnya untuk fasilitas rekreasi. 1.4. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun data sekunder. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskripif adalah teknik penelitian dengan mengumpulkan

7 gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan lalu melakukan analisis terhadap permasalahan dan membuat kesimpulan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dua teknik yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner sedangkan data sekunder diambil dengan cara studi kepustakaan dan studi dokumentasi. 1.5. Definisi Operasional 1.5.1. Fasilitas Fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di daerah tujuan wisata. 1.5.2. Wisatawan Menurut Yoeti (1996;184) Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya. Menurut Musanef (1995: 14) Seseorang yang mengadakan perjalanan wisata untuk melihat sesuatu yang lain dan kemudian mengetahui bila ia membayar sesutu yang tidak sesuai. sedangkan pengertian wisatawan

8 berdasarkan UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. 1.5.3. Preferensi Konsumen Preferensi konsumen merupakan pilihan kesukaan yang dijatuhkan konsumen untuk menjadi pelanggan suatu produk dan tempat produk tersebut dijual. Seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995:787) preferensi didefinisikan sebagai (1) hak untuk didahulukan dan diutamakan daripada yang lain; prioritas, (2) pilihan, kecenderungan, kesukaan. Sedangkan menurut Kamus Istilah Ekonomi (1990:323) preferensi merupakan : 1. Hal lebih menyukai. 2. Pilihan, kesukaan. 3. Perlakuan istimewa yang diberikan oleh seorang pelanggan. 4. Prioritas pembayaran atas utang. 5. Dukungan pada suatu negara dalam perdagangan Internasional dengan mengenakan tarif impor yang rendah. 1.6. Lokasi Penelitian Lokasi yang akan dijadikan obyek penelitian yaitu di Taman Wisata Alam Situ Patengan Ciwidey Kabupaten Bandung. Terletak tak jauh dari Kota Bandung, tepatnya di Kecamatan Rancabali Desa Patengan sekitar 47 km selatan Kota Bandung. Situ Patengan mempunyai luas taman wisata 17 ha, sedangkan luas danaunya 48 ha. Lokasi ini dipilih karena Situ Patengan merupakan salah satu kawasan wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan baik wisatawan lokal, regional

9 hingga internasional. Meskipun kawasan wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan tetapi kawasan wisata ini masih memiliki fasilitas rekreasi yang terbatas, fasilitas rekreasi yang tersedia pada saat ini yaitu perahu, sepeda air, shelter dan flying fox pada saat weekends sehingga aktivitas wisatawan pun ikut terbatas sehingga perlu diimbangi dengan penataan dan pengemasan fasilitas rekreasi yang lebih variatif sehingga wisatawan tidak akan merasa jenuh karena aktivitas wisata yang tidak berubah tiap tahunnya. Atas dasar kondisi dan permasalahan tersebut maka penulis memutuskan untuk mengadakan penelitian di Situ Patengan. Gambar 1.1. Lokasi Penelitian Gambar 1.2. Peta Ciwidey

10 1.7. Kerangka Pemikiran Taman Wisata Alam Situ Patengan Potensi Situ Patengan yang berhubungan dengan fasilitas rekreasi Wisatawan Permintaan dan kebutuhan Aktivitas Latar belakang masalah Karakteristik wisatawan Fasilitas rekreasi Penataan dan pengemasan fasilitas rekreasi yang lebih variatif Hambatan Persoalan studi Persepsi wisatawan terhadap pengembangan fasilitas rekreasi Kondisi Eksisting Situ Patengan Survey lapangan Analisis kuesioner, SWOT, zonasi Analisa Usulan pengembangan fasilitas rekreasi bagi pengelola Situ Patengan Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran