IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODOLOGI PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

BAB III METODE PENELITIAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

VII. ANALISIS FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. kabupaten, yaitu Kabupaten Badung dan Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali.

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut baru dibuka lahan baru untuk pengembangan usahatani pepaya dan permintaan buah pepaya di Desa Blendung cukup besar. Desa Blendung merupakan salah satu desa yang memiliki karakteristik tanah yang cocok untuk tanaman pepaya sehingga varietas ini dapat tumbuh dengan baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas (produktivitas). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer dari responden petani pepaya varietas California serta data sekunder dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, seperti BPS, Direktorat Jendral Hortikultura, Dinas Kabupaten Subang, Kelompok Tani Bhineka I, PT.Subur Mitra Mandiri, Pusat Kajian Buah- Buahan Tropika, Direktorat Tanaman Buah, dan sebagainya. 4.2. Metode Pengambilan Responden Responden merupakan petani pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang yang tergabung di kelompok tani Bhineka I yang kompeten dalam penelitian ini. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus, dimana keseluruhan petani pepaya pada lokasi penelitian dipilih sebagai responden. Penentuan metode pengambilan secara sensus disebabkan ukuran populasi yang tidak terlalu besar yaitu sebanyak 12 orang sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang lebih akurat mengenai keadaan populasi petani pepaya di Desa Blendung. Responden yang menggunakan 50 kilogram pupuk dasar organik berjumlah 2 orang. Sedangkan responden yang menggunakan 15 kilogram pupuk dasar organik berjumlah 10 orang. 4.3. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis metode kasus. Melalui metode deskriptif dengan jenis metode kasus diharapkan dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh dan mendalam mengenai objek penelitian yaitu 37

usahatani pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Dengan metode kasus, variabel-variabel yang mempengaruhi usahatani pepaya di Desa Blendung akan dikaji lebih mendalam. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sesuai dengan hasil yang diperoleh. 4.4. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, observasi langsung, dan pengisian kuisioner responden petani pepaya serta pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan kegiatan usahatani pepaya tersebut seperti pengusaha pengumpul PT Subur Mitra Mandiri. Data primer diperoleh dari pencatatan, pengamatan, dan wawancara dengan pelaku agribisnis yang terdiri dari kelompok tani, petani pepaya, pemasar penyuluh, dan dinas-dinas setempat. a. Observasi : Observasi di lapangan dalam hal ini lokasi studi kasus untuk mengetahui potensi usaha tersebut dan permasalahan yang terjadi. b. Wawancara : Wawancara dilakukan dengan pelaku agribisnis diantaranya petani, ketua dan anggota kelompok tani, camat, serta pihak dinas pertanian setempat yang dilakukan untuk mengetahui data dan informasi mengenai sistem agribisnis komoditas setempat. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kabupaten Subang, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jendral Hortikultura, Kelompok Tani Bhineka I, PT. Subur Mitra Mandiri, Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, Direktorat Tanaman Buah, internet, situs resmi departemen terkait, perpustakaan IPB, serta instansi lainnya yang dapat membantu untuk ketersediaan data, dan penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang berkaitan dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Adapun sumber data sekunder berasal dari : a. Hasil penelitian terdahulu, digunakan untuk memperoleh data mengenai alat analisis yang terkait dengan penelitian untuk disesuaikan dengan literatur lainnya. 38

b. Referensi atau literatur terkait, yang digunakan antara lain literatur yang terkait dengan profil desa dan kecamatan, data produksi dan produktivitas komoditi dari dinas pertanian setempat, usahatani, sistem agribisnis komoditas, serta literatur lainnya yang terkait dengan bahasan penelitian, yaitu komoditas pepaya. c. Internet, data yang diperoleh dari internet berupa profil Kabupaten Subang, serta data yang terkait dengan pengembangan komoditas pepaya. Sedangkan instrument yang dipakai untuk mendapatkan data berupa alat pencatat dan penyimpan elektronik baik berupa flashdisk dan camera, serta kuisioner. 4.5. Metode Pengumpulan Data Waktu penelitian akan dilakukan mulai dari bulan Mei hingga Januari mulai dari penyusunan proposal hingga penyerahan skripsi. Data ini digunakan baik untuk pembuatan proposal maupun pembuatan skripsi. Metode yang digunakan selama pengumpulan data, antara lain metode observasi langsung, wawancara, maupun browsing internet. 4.6. Metode Pengolahan Data Data dan informasi yang telah terkumpul diolah dengan bantuan komputer program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengklasifikasikan serta mempermudah proses analisis data. Analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang usahatani dan pemasaran pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan finansial. Data yang bersifat kuantitatif antara lain data biaya baik biaya investasi, maupun biaya operasional serta data penerimaan sebagai hasil dari penjualan produk pepaya. Untuk data yang bersifat kualitatif seperti analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek input produksi, aspek manajemen, 39

aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan selanjutnya akan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Analisis secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis aspek finansial. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila telah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Untuk mengetahui kelayakan finansial akan dilihat melalui kriteria kelayakan usaha. Adapun kriteria kelayakan usaha yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis kelayakan, Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period (Husnan dan Muhamad 2000). Nilai input dan output yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial merupakan hasil rata-rata output atau input petani papaya di Desa Blendung. 4.6.1. Analisis Aspek Finansial Kriteria penilaian investasi untuk menganalisis aspek finansial antara lain: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period. Setiap kriteria menggunakan present value yang telah di discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur usaha. 1. Net Present Value (NPV) Menurut Kadariah et al. (1999), NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya. Dalam evaluasi suatu usaha tertentu, nilai NPV 0 menandakan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. Jika NPV = 0, berarti usaha tersebut mengembalikan tepat sebesar social opportunity cost of capital. Jika NPV < 0, usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Penentuan nilai NPV dapat dituliskan sebagai berikut: n B t C NPV = t t 0 1 i t dimana : Bt = Benefit bruto usaha pada tahun ke-t Ct = Biaya bruto usaha pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga n = Umur ekonomis usaha t = Tahun ke-t 40

2. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Kadariah et al. (1999), IRR merupakan tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu usaha. Setiap benefit bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur usaha. Jika ternyata IRR dari suatu usaha sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discount rate, maka NPV dari usaha itu adalah sebesar 0. Jika IRR < social discount rate, maka NPV < 0. Oleh karena itu, suatu nilai IRR yang lebih besar daripada atau sama dengan social discount rate menunjukkan suatu usaha layak dijalankan, sedangkan IRR kurang dari social discount rate-nya memberikan tanda tidak layak untuk dijalankan. Penentuan nilai IRR sebagai berikut: NPV = ( ) = 0 IRR = i 1 + NPV 1 NPV 1 -NPV 2 (i 2 i 1 ) dimana: B t C t NPV 1 NPV 2 i 1 i 2 = Benefit bruto usaha pada tahun ke-t = Biaya bruto usaha pada tahun ke-t = Nilai NPV yang positif = Nilai NPV yang negatif = Tingkat suku bunga pada saat NPV positif = Tingkat suku bunga pada saat NPV negatif 3. Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C Rasio) Menurut Kadariah et al. (1999), Net B/C rasio merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih tersebut bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas present value total dari biaya bersih dalam tahhun-tahun tertentu dimana biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor. Net B/C 1 menandakan bahwa usaha layak untuk dijalankan dan bila Net B/C < 1 menandakan bahwa usaha tidak layak untuk dijalankan. Penentuan Net B/C sebagai berikut: 41

Net B/C = atau Net B/C = dimana: B t C t = Benefit bruto usaha pada tahun ke-t = Biaya bruto usaha pada tahun ke-t I = Tingkat suku bunga PV (+) = Present Value yang bernilai positif PV ( ) = Present Value yang bernilai negatif 4. Payback Period (PP) Menurut Husnan dan Muhamad (2000), payback period merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan untuk melunasi seluruh pengeluaran investasi. Semakin pendek periode pengembalian investasi suatu usaha akan semakin baik. Data yang digunakan untuk menghitung payback period ini menggunakan data yang telah didiskontokan. Perhitungan payback period menurut Kadariah et al. (1999) adalah sebagai berikut: PP = dimana: I = besarnya investasi yang dibutuhkan Ab = benefit bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya 4.6.2. Asumsi Dasar Analisis kelayakan finansial usahatani pepaya di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, menggunakan beberapa asumsi yaitu: 1) Usahatani pepaya yang dipilih yaitu usahatani dengan penggunaan 50 kilogram pupuk dasar organik dan penggunaan 15 kilogram pupuk dasar organik di awal musim tanam. 2) Asumsi lahan yang ditanami pepaya yaitu seluas 1 ha. Karena skala usahatani pepay di Desa Blendung tergolong usaha kecil. 42

3) Umur usaha dari analisis kelayakan usahatani pepaya yaitu selama 4 tahun. Menurut Kadariah et al. (1999), pedoman untuk menentukan panjangnya umur usaha dapat menggunakan periode (jangka waktu) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis suatu aset. Dan aset yang memiliki umur ekonomis terlama yaitu bibit pepaya dengan lama umur ekonomis selama 4 tahun (1 periode). Selain itu bibit merupakan aset yang paling krusial dibandingkan aset yang lain. 4) Pepaya berbunga pada umur 3 bulan dan baru dapat dipanen setelah berumur 8 bulan sehingga penerimaan petani pada tahun pertama belum optimal. 5) Total produksi adalah jumlah produksi yang dihasilkan selama satu tahun, dimana setiap seminggu sekali dilakukan pemanenan. Dalam satu bulan dilakukan 4 kali pemanenan sesuai dengan cara pemanenan di lokasi penelitian. 6) Asumsi output dan input yang digunakan dalam analisis finansial merupakan hasil rata-rata yang digunakan petani-petani di Desa Blendung setelah dikonversikan per 1 ha. Cara mengkonversikan output dan input tersebut adalah sebagai berikut: Hasil Konversi = Output atau Input n x 1 ha Luas Lahan yang dimiliki 7) Terdapat tiga jenis grade pepaya yang dihasilkan dengan tingkat harga yang berbeda yaitu grade A, grade B, dan grade C. Harga grade A yaitu Rp 2,400 per kilogram. Harga grade B yaitu Rp 1,500 per kilogram. Sedangkan harga grade C yaitu Rp 1,000 per kilogram. 8) Penentuan grade didasarkan pada bentuk dan kemulusan pepaya. Grade A berbentuk mulus bulat panjang, grade B berbentuk bulat mulus sedang pepaya yang dikategorikan grade C merupakan pepaya yang rusak, cacat dan tidak sesuai klasifikasi grade A dan grade B. 9) Upah tenaga kerja merupaka upah rata-rata untuk tenaga kerja di Desa Blendung yaitu Rp 30,000 per orang per hari. 43

10) Penentuan harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan dan diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir. 11) Biaya yang dikeluarkan untuk usahatani pepaya terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan yang telah habis umur ekonomisnya. 12) Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 13) Perhitungan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan PBB yang ditetapkan untuk wilayah Desa Blendung. 14) Nilai penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. Perhitungan nilai sisa untuk tanah diasumsikan tetap. 15) Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis menggunakan tingkat suku bunga pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program kredit umum pedesaan (Kupedes) pada bulan Juli tahun 2009, yaitu sebesar 14 persen. Kupedes merupakan suatu fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank BRI untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak. Dipilihnya suku bunga Bank BRI ini dikarenakan BRI paling banyak memberikan pendanaan untuk sektor agribisnis dan merupakan bank yang terdekat dengan petani di Desa Blendung. Program Kupedes BRI terfokus untuk mendukung pembiayaan bagi usaha mikro, kecil menengah (UMKM). Kredit ini tidak memerlukan jaminan, asalkan debitur mempunyai usaha produktif yang prospektif. Untuk kedua skenario diasumsikan tingkat suku bunga tetap selama masa umur proyek. 44