KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 65 / Permentan / OT.140 / 11 / 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

SALINAN INSTRUKSI MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/IMK.01/2009

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya,

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Modul kewajiban dan larangan bagi PNS

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN DISIPLIN PNS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPIL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN PERTANIAN-2017

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN TAHUN 2008 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I : Melaksanakan Sumpah Jabatan secara konsisten sesuai dengan Berita Acara yang telah ditandatangani;

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KETENTUAN PELAKSANAAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Oleh : Deasy Zamanti Pada Pelatihan TE di BET Cipelang Dalam rangka Pengembangan Sapi Belgian Blue Indonesia

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK. Tabel 1. Jenis Dan Bentuk Sanksi Pelanggaran Kode Etik PNS BAPETEN. ringan

Keterangan PENDAHULUAN

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PELANGGARAN DAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

Transkripsi:

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

Program Percepatan Reformasi Birokrasi (Ekstraksi dari Grand Design Reformasi Birokrasi sampai dengan tahun 2014 ) 1. Penataan Struktur Birokrasi. 2. Penataan Jumlah dan distribusi PNS. 3. Sistem Seleksi CPNS & Promosi PNS Secara Terbuka 4. Profesionalisasi PNS. 5. Pengembangan sistem Elektronik Pemerintah (E- Government). 6. Penyederhanaan Perizinan Usaha. 7. Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Aparatur 8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri 9. Efisiensi Penggunaan Fasilitas, Sarana dan Prasaranan Kerja PNS. 2

DIISI TNI, POLRI Non PNS DIISI DARI PEGAWAI ASN JABATAN ASN Jabatan Administrasi Jabatan Administrator memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jabatan Pengawas mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana Jabatan Pelaksana melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jabatan Fungsional Jafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda; dan d) ahli pertama. Jafung keterampilan: a) penyelia; b) mahir; c) terampil; dan d) pemula Jabatan Pimpinan Tinggi Jabatan pimpinan tinggi utama; Jabatan pimpinan tinggi madya; dan Jabatan pimpinan tinggi pratama Jabatan ASN tertentu

ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP: a. nilai dasar; b. kode etik dan kode perilaku; c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. kualifikasi akademik; f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan g. profesionalitas jabatan http://sinyo19.blogspot.com

PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS KEBIJAKAN DAN RENCANA AKSI Penetapan standar kompetensi jabatan Peningkatan kompetensi PNS Pengukuran kinerja individu Penegakan etika dan disiplin pegawai negeri Pengembangan dan penguatan jabatan fungsional HASIL Perubahan kurikulum diklat PIM dan diklat prajabatan oleh LAN Pola karier berdasarkan kompetensi Persiapan pengukuran kinerja individu (PP 46/2011) Penjatuhan sanksi bagi PNS yang melanggar disiplin Penambahan dan penguatan jabatan fungsional

MANAJEMEN PNS 1 2 REKRUITMEN PENGEMBANGAN PEGAWAI BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk JANGKA WAKTU 5 THN SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2 PENGEMBANGAN KOMPETENSI, PERTUKARAN PNS-SWASTA 3 PROMOSI BASIS KARIR TERBUKA DAN KOMPETISI 4 KESEJAHTERAAN BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA 5 MANAJEMEN KINERJA JPT MAKSIMAL DIJABAT 5 TAHUN, DIUKUR SETIAP TAHUN, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA KINERJA SAMPAI PEMBERHENTIAN 6 DISIPLIN & ETIKA RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI 7 PENSIUN SEMANGAT FULLY FUNDED

PERUBAHAN KULTUR PNS ZONA NYAMAN ZONA KOMPETITIF

menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara 8

menyelenggarakan urusan di bidang pertanian dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 9

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian; b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian; c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertanian; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pertanian di daerah; dan e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. 10

PEGERTIAN JABATAN FUNGSIONAL Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri

STRUKTURAL MEMIMPIN/ MENGKOORDINAIKAN PELAKSANAAN TUGAS PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBERIAN FASILITASI JABATAN PNS FUNGSIONAL PELAKSANA TUGAS POKOK : - Kegiatan teknis operasional - Pelaksanaan pengkajian Ditetapkan dengan Permenpan dan RB PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI 12

ARAH PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL Mendukung pembentukan profesionalisme PNS; Memberikan kejelasan peran yang harus dijalankan dan produk yang harus dicapai oleh setiap PNS yang mendudukinya; Memberikan kejelasan dan kepastian karier melalui jenjang yang ada; Memberikan ukuran yang jelas terhadap kinerja dengan penetapan bobot angka kreditnya.

JENIS JABATAN FUNGSIONAL LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN RUMPUN ILMU HAYAT 1. PENYULUH PERTANIAN; 2. PENGENDALI OPT; 3. PENGAWAS BENIH TANAMAN; 4. PENGAWAS BIBIT TERNAK; 5. MEDIK VETERINER; DAN 6. PARAMEDIK VETERINER; 7. PENGAWAS MUTU PAKAN ; 8. PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN; 9. ANALIS PASAR HASIL PERTANIAN; 10.PEMERIKSA PVT; 11.ANALIS KETAHANAN PANGAN NON RUMPUN ILMU HAYAT 1. PENELITI; 2. TEKNISI LITKAYASA; 3. PEREKAYASA; 4. PENGAWAS SEKOLAH; 5. G U R U; 6. DOSEN; 7. WIDYAISWARA; 8. AUDITOR; 9. INSTRUKTUR; 10. PUSTAKAWAN; 11. PRANATA KOMPUTER; 12. STATISTISI; 13. ARSIPARIS; 14. ANALIS KEPEGAWAIAN; 15. PERENCANA; 16. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN; 17. PRANATA HUMAS; 18. DOKTER; 19. DOKTER GIGI; 20. PERAWAT. 21. PERAWAT GIGI; 22. PRANATA LAB KES; 23. PRANATA LAB PENDIDIKAN; 24. PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA; 25. AUDITOR KEPEGAWAIAN.

JABATAN FUNGSIONAL JABATAN STRUKTURAL PENILAIAN KINERJA LEBIH OBYEKTIF (DENGAN ANGKA KREDIT); JENJANG PANGKAT LEBIH LUAS; KENAIKAN PANGKAT BISA KURANG DARI 4 TAHUN; DIBEBASKAN DARI UJIAN DINAS UNTUK KENAIKAN GOLONGAN; RUANG LINGKUP PEKERJAAN LEBIH LUAS (MENEMBUS KISI-KISI ORGANISASI); BESARAN TUNJANGAN ANTAR JABATAN FUNGSIONAL BERBEDA- BEDA PENILAIAN KINERJA LEBIH SUBYEKTIF; JENJANG PANGKAT TERBATAS (SESUAI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN); KENAIKAN PANGKAT REGULER (4 TAHUN); KENAIKAN GOLONGAN HARUS MENGIKUTI UJIAN DINAS; RUANG LINGKUP PEKERJAAN TERBATAS; BESARAN TUNJANGAN ANTAR JABATAN STRUKTURAL SAMA. 15

MOTO KEMENTERIAN PERTANIAN PETANI SEJAHTERA, BANGSA BERJAYA

PEDOMAN NILAI-NILAI DAN MAKNA BEKERJA BAGI PEGAWAI KEMENTERIAN PERTANIAN (Peraturan Menteri Pertanian 65/Permentan/OT.140/11/2012) MAKNA BEKERJA (MEANING) KEMENTERIAN PERTANIAN MENGABDI UNTUK KEMANDIRIAN PANGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI

VALUES KEMENTERIAN PERTANIAN DISIPLIN VALUES KKPID

KOMITMEN Keteguhan hati, memiliki tekad yang mantap dan menepati janji untuk melakukan atau mewujudkan visi, misi, nilai dan makna kerja. HARUS DILAKUKAN Taat pada aturan /kesepakatan; Memenuhi target 4 sukses pembangunan pertanian; Bekerja keras, tekun dan tidak mudah menyerah; Meningkatkan kepedulian; Menyamakan persepsi dalam langkah kerja; Konsistensi kualitas dalam pelaksanaan kegiatan; Internalisasi visi misi terus menerus kepada seluruh anggota organisasi. JANGAN DILAKUKAN Melanggar aturan/ kesepakatan; Melalaikan pencapaian target yang sudah ditetapkan; Malas mengembangkan diri; Bersikap acuh /ego subsektor; Menolak melaksanakan langkah kerja antara pimpinan dan bawahan.

KETELADANAN Sikap, perilaku, dan kebiasaan yang secara sadar dan tidak sadar dapat ditiru dan menjadi teladan bagi orang lain. HARUS DILAKUKAN Mengerjakan Pelayanan Prima dan menerapkan nilai 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun); Tepat jam kerja; Saling menghargai (atasan dan bawahan); Menjadi motivator; Tegas, berani dan taat aturan; Membangun keterbukaan dan komunikasi; Berperan aktif dan memberi manfaat bagi lingkungan kerja; Mengutamakan konsumsi produk lokal. JANGAN DILAKUKAN Egois dan mau menang sendiri; Menjadi provokator /penyebar isu dan memecah belah persatuan tim; Malas dan mudah menyerah menghadapi tantangan; Mudah berubah dan goyah dalam memegang prinsip; Merendahkan orang lain dan merasa paling benar sendiri; Melakukan hal yang hanya menyenangkan atasan saja; Permisif; memilih ikut setuju karena tidak berani berkata tidak; Bekerja sendiri dan tidak ingin terlibat dalam menjaga semangat teamwork; Melimpahkan kesalahan kepada pihak lain, dan menolak bertanggungjawab atas kelalaian yang terjadi.

PROFESIONALISME Terampil, handal dan sangat bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya sebagai PNS Kementerian Pertanian. HARUS DILAKUKAN JANGAN DILAKUKAN Selalu meningkatkan keahlian dan keterampilan yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai tupoksi Kementan; Menyelesaikan seluruh pekerjaan maupun tanggung jawab yang diberikan hingga tuntas, tepat waktu dan berkualitas serta mampu telusur /tercatat melaksanakan tupoksi; Mengerjakan segala hal sesuai dengan kompetensinya; Memastikan seluruh proses kerja maupun keputusan yang telah ditetapkan dijalankan sesuai dengan target waktu (quality control). Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan tupoksi; Menunda pekerjaan yang dapat diselesaikan segera; Mengerjakan atau menugaskan seseorang diluar kompetensinya; Melaksanakan pekerjaan tanpa perencanaan sehingga hasil kerja tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan; Mengabaikan konsistensi kualitas kerja dan memilih pekerjaan yang disukai

INTEGRITAS Selalu konsisten dalam perkataan dan perbuatan. HARUS DILAKUKAN Menyampaikan data, informasi secara terbuka dan apa adanya; Konsisten bekerja sesuai SOP; Bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku; Loyalitas terhadap tugas; Keterpaduan dalam tugas; Pelayanan prima setiap waktu; Berinisiatif dan berani melaporkan kecurangan. JANGAN DILAKUKAN Memanipulasi data dan informasi; Melakukan KKN; Mangkir dalam tugas; Menyimpang dari SOP; Ingkar dari tugas; Ego sektoral; Berbelit-belit.

DISIPLIN Sikap yang selalu taat pada aturan, norma dan prinsip-prinsip tertentu, serta mengikuti jadwal dan sistem kerja yang tersusun dan terencana dengan baik. HARUS DILAKUKAN JANGAN DILAKUKAN Menepati janji; Datang dan pulang tepat waktu; Pemakaian seragam kantor dengan rapih sesuai ketentuan; Menggunakan bahasa nasional; Menggunakan fasilitas kantor sesuai aturan dan efisien; Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu; Melaksanakan ibadah dengan benar. Ingkar janji; Lambat bertindak; Mengabaikan/ pemakaian seragam dengan sembrono; Menggunakan bahasa daerah; Boros dalam penggunaan fasilitas negara; Menunda-nunda pekerjaan; Menunda melaksanakan ibadah.

KEWAJIBAN PNS 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, 2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain, 3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil, 4. Mengangkat dan menaati Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji jabatan berdasarkan peraturan perandang-undangan yang berlaku, 5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya, 6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah, baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum, 7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, 8. Bekerja dengan jujur, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara, Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil, 9. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah, terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiel, 10. Menaati ketentuan jam kerja, 11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik, 12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya, 13. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing, 14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya, 15. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya, 16. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya, 24

LANJUTAN... 17. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja, 18. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya, 19. Menaati ketentuan perundang-undangan tentang perpajakan, 20. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan terhadap atasan, 21. Hormat menghormati antara sesama Warga Negara yang memeluk agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan, 22. Menjadi teladan sebagai Warga Negara yang baik dalam masyarakat, 23. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, 24. Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang, 25. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin. 25

LARANGAN PNS 1. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil, 2. Menyalahgunakan wewenangnya, 3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara Asing, 4. Menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara 5. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barangbarang, dokumen, atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah, 6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara, 7. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya, 8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja, dari siapapun juga yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, 9. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemar-kan kehormatan atau martabat Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan, 10. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, 26

LANJUT... 11. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya, sehingga mengakibatkan kerugi-an bagi pihak yang dilayaninya, 12. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, 13. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena kedudukan jabatannya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain, 14. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapat pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah, 15. Memiliki saham dalam suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya, yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa, sehingga pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan, 16. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya, 17. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan, atau komisaris perusahaan swasta, bagi yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I, 18. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain. 27

BATAS USIA PENSIUN 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; sesuai PP 21 Tahun 2014 bagi Pejabat Fungsional Tertentu.

BATAS USIA PENSIUN PEJABAT FUNGSIONAL a. BUP 58 th Pejabat Fungsional Ahli Muda, Ahli Pertama serta Pejabat Fungsional Keterampilan b. BUP 60 th Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya Apoteker, dokter dan dokter gigi yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan kesehatan negeri, Dokter Pendidik Klinis Muda dan Pertama, Medik Veteriner, Penilik, Pengawas Sekolah, Widyaiswara Madya dan Muda; atau Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh presiden c. BUP 65 th Peneliti Utama dan Peneliti Madya yang ditugaskan secara penuh dibidang penelitian, Dokter Pendidik Klinis Utama dan Madya, Widyaiswara Utama, Pengawas Radiasi Utama, Perekayasa Utama, Pustakawan Utama, Pranata Nuklir Utama; atau Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh presiden.

PENILAIAN KINERJA PNS Dilakukan berdasarkan: perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi; Memperhatikan target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Metode objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS. PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 30

PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PNS PP NOMOR 46 TAHUN 2011 PERKA BKN NOMOR 1 TAHUN 2013 Sasaran Kerja Pegawai (SKP) + Perilaku Kerja Penerapan Sistem Penilaian Kinerja PNS 31

PP NO 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS PASAL 3 ANGKA 12 (KEWAJIBAN PNS) : mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan PASAL 9 ANGKA 12 (HUKUMAN DISIPLIN SEDANG) : apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% (dua puluh lima persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) PASAL 10 ANGKA 12 (HUKUMAN DISIPLIN BERAT) : apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun kurang dari 25% (dua puluh lima persen)

HUKUMAN DISIPLIN (PERMENTAN 45 TAHUN 2014) Hukuman Disiplin Ringan Sedang Berat teguran lisan teguran tertulis pernyataan tidak puas secara tertulis penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah pembebasan dari jabatan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat dan mengajukan banding administratif 20% selama 1 bulan 20% selama 2 bulan 20% selama 3 bulan 40% selama 3 bulan 40% selama 6 bulan 40% selama 9 bulan 80% selama 6 bulan 80% selama 9 bulan 80% selama 12 bulan 100%

MEKANISME TERTIB ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL (SURAT EDARAN KEPALA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN NO.1069/A2/KP.460/5/2013) PENGIRIMAN DUPAK WAJIB SETAHUN SEKALI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, BAHWA SETIAP PNS DIWAJIBKAN MENYUSUN SKP SETIAP TAHUN, MAKA SETIAP PEJABAT FUNGSIONAL WAJIB MENGIRIMKAN DUPAK SETIAP TAHUN SEBAGAI BAHAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PENGANGKATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DILAKUKAN SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU

35