BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangannya. 1 Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. berperan adalah pendidiknya (guru) untuk memberikan bimbingan dan arahan

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. akan mengarah kepada tindakan seseorang. Oleh karena itu, penumbuh

BAB II PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 5.

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB III METODE PENELITIAN

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran akidah yaitu pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

BAB I PENDAHULUAN. Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. peran di lingkungannya secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terdapat di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aqidah Akhlak merupakan pendidikan yang sangat perlu untuk para siswa agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya sehingga akhlak itu sebagai kemampuan jiwa. Di Madrasah Ibtidaiyah Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh akhlak dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran aqidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan Al-akhlaqul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir serta qada dan qodar. 1 Dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak bukanlah suatu hal yang sangat mudah karena kurang tepatnya suatu metode dan strategi yang baik proses belajar mengajar tidak akan berhasil dan hasil belajar kurang 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Standar Kompetensi Lulusan dan StandarIsi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. hal 65 1

2 memenuhi standar yang diharapkan. Sebagaimana penulis temukan hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Khoirul Ridwan Surabaya kurang memenuhi target/standar yang diharapkan atau masih belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran PAI yang lain. Hal ini sesuai dengan nilai rata rata Mid (tengah) semester II. Siswa kelas V dari 4 bidang studi PAI yang tercantum dalam bidang studi Al Qur an Hadits 8.20, Aqidah Akhlak 6.30, Fiqih 7.85 dan SKI 6.50. Hal ini disebabkan karena masih banyak anak-anak atau siswa yang menganggap bahwa pelajaran aqidah akhlak merupakan mata pelajaran yang tidak penting. Sehingga siswa kurang semangat dan tidak aktif dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak. Standar pendidikan di Indonesia semakin meningkat, hal tersebut dapat kita lihat dari Setandar Ketuntasan Minimal (SKM) yang semakin meningkat dan terus berubah kurikulum serta tuntutan keprofesionalan dari tenaga mengajar. Walaupun sebenarnya perubahan kurikulum tersebut merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Seorang guru juga di tuntut profisional dalam mengajar, terutama dalam mengelola pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam kenyataan di lapangan, dalam menyampaikan materi guru monoton hanya menggunakan metode ceramah, dan media pembelajaran yang kurang mampu menggairahkan suasana pembelajaran, siswa cenderung hanya sebagai pendengar, mencatat pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga hasil belajar siswa (nilai) tidak dapat optimal, dan masih

3 berada di bawah SKM. Kondisi demikian penulis temukan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak padahal standar yang di harapkan dari mata pelajaran Aqidah Akhlak selain penguasaan materi, siswa diharapkan mampu untuk menggali nilai, makna, aksioma, ibra/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada, sehingga siswa didik dapat meneladani dan meniru dalam perilakunya kisahkisah yang ada dalam materi pelajaran Aqidah Akhlak. Tujuan dari materi Aqidah Akhlak sendiri akan kurang maksimal dalam pencapaiannya dikarenakan pengelolaan pembelajaran Aqidah Akhlak yang sebatas hanya kepada penyampaian materi diberikan oleh guru. Selain hal tersebut di atas, latar belakang siswa di MI KHOIRUL RIDWAN SURABAYA sangat seragam, dimana sebagaian besar siswa berasal dari keluarga yang kurang peduli dengan pendidikan, karena para orang tua siswa lebih mengutamakan tuntunan ekonomi keluarga. Berkaitan dengan hal tersebut pembelajaran yang selama ini berjalan belum mampu mencapai standar pendidikan yang diinginkan, minat siswa terdapat materi pelajaran rendah, keaktifan dalam pelajaran kurang dan hasil belajar siswa rendah. Perlu adanya suatu metode khusus yang dapat menggantikan metode tersebut, salah satunya dengan menggunakan metode sosiodrama. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti bermaksud untuk mencari tahu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Pada Materi Membiasakan Akhlak Terpuji Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas V MI KHOIRUL

4 RIDWAN Semampir Surabaya. B. Penegasan Judul Penegasan judul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengertian Upaya Upaya ialah usaha dengan menggunakan syarat-syarat tertentu untuk menyampaikan suatu maksud berupa pendapat, usul-usul, idea, buah pikiran kepada orang lain agar ia tahu dan menerimanya. 2 Dengan demikian bedanya usaha dengan upaya terletak pada obyek yang dikerjakan. Usaha itu untuk kebutuhan diri sendiri dan untuk memenuhi keinginan pribadi, sedangkan upaya untuk kebutuhan orang lain. Dalam hal ini upaya peneliti untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu penguasaan materi siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. 2. Pengertian Peningkatan Meningkatkan berasal dari kata tingkat (tataran tangga) bertambah ke atas dari hasil yang dicapai sebelumnya. Peningkatan berarti kegiatan yang mengacu pada usaha agar mampu naik ke tangga berikutnya. Sebagai gambaran misalnya siswa bertambah dalam hafalan hadits tentang shalat berjamaah. 3. Pengertian Belajar Belajar adalah proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan 2 W.J.S Poerwadarminta,Kamus umum bahasa Indonesia (Jakarta : balai pustaka, 1984) hal 1132

5 lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. 3 4. Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Berbagai pemikiran mengenai taksonomi hasil belajar telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan dewasa ini, Bloom sebagaimana dikutip oleh Briggs mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu : ranah kognitif, ranah sikap, dan ranah psikomotor. Setiap ranah dapat klasifikasikan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesis dan evaluas. 4 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah merupakan hasil dari perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai tujuan dari perbuatan belajar yang dilakukan, contohnya : siswa belajar membaca tadinya belum bisa membaca menjadi bisa membaca dan lain sebagainya. Hasil belajar di sini dimaksudnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. 5. Pengertian Metode sosiodrama Metode sosidrama ialah bentuk metode mengajar dengan mendramakan/memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial, sedangkan bermain peranan lebih menekankan pada kenyataan dimana para murid diikut sertakan dalam memainkan peranan di dalam 3 Slameto,Belajar dan Fakto-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) hal 2 4 Nashar,H, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, (Jakarta : Delia Press, 2003)hal 1978

6 mendramakan masalah-masalah hubungan sosial. Kedua metode ini kadang-kadang disebut dengan dramatisasi, metode semacam ini dapat di gunakan dalam pendidikan Agama, terutama dalam bidang aqidah akhlak, karena dengan metode ini anak-anak akan lebih bisa menghayati tentang pelajaran yang di berikan misalnya: dalam menerangkan bagaimana sikap seorang muslim terhadap fakir miskin, atau dalam merekontruksikan peristiwa sejarah Islam, tentang peristiwa peristiwa awal mula Umar bin Khattab memeluk Islam dan sebagainya. 5 6. Pengertian Aqidah Akhlak Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan watak siswa agar dapat memahami,meyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut : a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan di lingkungan keluarga. b. Pebaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. c. Pecegahan, yaitu untuk menangkal dan mengantisipasi hal-hal negative 5 Zuhairini,H, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya

7 dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan. d. Pengajaran, yaitu menyampaikan ilmu pengrtahuan tentang keimanan dan akhlak C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan metode sosiodrama dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi membiasakan akhlak terpuji kelas V di MI Khoirul Ridwan Surabaya tahun pelajaran 2014-2015? 2. Bagaimanakah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi membiasakan akhlak terpuji kelas V di MI Khoirul Ridwan Semampir Surabaya? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode sosiodrama dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi membiasakan akhlak terpuji kelas V di MI Khoirul Ridwan Surabaya tahun pelajaran 2014-2015. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi membiasakan akhlak terpuji kelas V di MI Khoirul Ridwan Surabaya tahun pelajaran 2014-2015.

8 E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang lebih baik dan perlu diuji cobakan pada kelas yang lain khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. 2. Dapat membantu guru untuk memperbaiki media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya 3. Sebagai bahan masukan untuk mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak dengan metode sosiodrama terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. F. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab dan terdiri dari beberapa sub bab. Bab pertama : adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan terakhir sistematika pembahasan. Bab kedua : berisi kajian teori yang membahas tentang sosiodrama, pengertian sosiodrama, peranan sosiodrama, tujuan sosiodrama, implikasi pada pembelajaran sosiodrama, kelebihan dan kekurangan dalam sosiodrama, faktor-faktor yang mempengaruhi sosiodrama, materi membiasakan akhlak terpuji, peningkatan hasil belajar aqidah akhlak pada materi membiasakan akhlak terpuji melalui metode sosiodrama, telaah pustaka.

9 Bab ketiga : berisi metode penelitian yang meliputi, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, metode pengimpulan data, prosedur penelitian, instrument penelitian, tehnik analisis data dan indikator keberhasilan. Bab keempat : hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi, hasil penelitian dan pembahasan Bab kelima : penutup yang meliputi, kesimpulan dan saran.