BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. 1. Sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar self control (kontrol diri)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina Nurlaelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

1988), 2 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), hlm.364.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

MAKALAH TENTANG PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PELAJAR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang dahulu dikenal dengan nama Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah sistem pendidikan. Sebagai sebuah sistem, kehadirannya diperlukan dalam upaya pembimbingan sikap perilaku siswa terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan dirinya menuju jenjang usia yang lebih lanjut. 1 Permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan proses belajar dan pembelajaran yang sangat baik. Hal tersebut disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah. 2 Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran sesuai apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Apabila para siswa tersebut belajar sesuai dengan kehendak 1 Wardati, M.Pd.& Mohammad Jauhar, S.Pd. Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (jakarta :Prestasi Pustakaraya) 2011, hal,27 2 Sahilun. A. Nasir, Peran Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia), 2002, hal, 13 1

2 sendiri dalam arti tanpa aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif. Apalagi tantangan kehidupan sosial dewasa ini semakin kompleks, termasuk tantangan dalam mengelola waktu. Dengan demikian jika pengelolaan waktu berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan dengan disiplin maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses belajar dan pembelajaran yang dipadukan dengan aktifitas lain dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah kehadiran bimbingan dan konseling diperlukan untuk mendampingi mereka. 3 Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki pengertian yang khas. Dengan bimbingan dan konseling tersebut, siswa akan melakukan aktifitas belajar sesuai dengan apa yang telah ditentukan, atau telah diatur dalam suatu aturan (norma). Sebagaimana dikemukakan oleh Moeliono bahwa disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma. 4 Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan 3 Ibid, hal 15 4 Wardati, M.Pd.& Mohammad Jauhar, S.Pd. Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (jakarta :Prestasi Pustakaraya) 2011, hal, 148

3 untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Dalam proses pendidikan, semua yang terkait dengan proses tersebut mempunyai peran dan tanggung jawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran tersebut harus berjalan secara sinergis saling melengkapi sehingga membentuk suatu sistem yang harmonis. Dari peranperan yang ada, peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. 6 Pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan bermoral baik adapun kualitas manusia yang dimaksud adalah pribadi yang paripurna, yaitu pribadi yang serasi, selaras, dan seimbang dalam aspek-aspek spriritual, moral, sosial, intelektual, fisik, dan sebagainya. Sehingga dapat beradaptasi dengan baik dilingkungan nya dan memiliki Self Control yang seimbang. 7 5 Wardati, M.Pd.& Mohammad Jauhar, S.Pd. Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. (jakarta :Prestasi Pustakaraya) 2011, hal, 129 6 Ibid, hal, 148 7 Yusuf, Syamsu dan A. Nurihsan,Jundika. 2008. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hal : 4.

4 Uraian diatas sangat jelas bahwa bimbingan konseling di sekolah mempunyai peranan yang begitu penting demi mengoptimalkan proses pembelajaran dan perkembangan dalam Self Control siswa. Oleh sebab itu guru bimbingan konseling di harapkan mampu mengoptimalkan proses atau layanan bimbingan konseling melalui penyelenggara layanan-layanan sesuai dengan masalah siswa yang ada disekolah tersebut. Tidak terlepas dari permasalahan dalam bimbingan kepada remaja, yaitu sejauh mana remaja dapat mengamalkan nilai-nilai yang di anutnya dan yang telah dicontohnya kepada meraka. Salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh orang tua maupun gurunya disekolah lalu dapat menyesuaikan diri tingkah lakunya dengan harapan sosial tanpa bimbingan, pengawasan, motivasi, dan ancaman sebagaimana sewaktu kecil. Dia juga di tuntut mampu mengendalikan tingkah lakunya dengan baik. Sebagaimana kita ketahui kalau siswa sekolah menengah atas yang mengalami kesulitan dalam mengontrol sikap nya perlu dibantu dengan mengubah persepsi negatif menjadi positif. Mengingat pentingnya tujuan pendidikan, maka siswa yang mengalami masalah yang seperti ini sangat memerlukan pengarahan dan pendekatan secara langsung. 8 8 Wawancara dengan guru BK di ruang BK SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan-Sidoarjo pada tanggal 03 november 2016

5 Fenomena tersebut banyak dijumpai pada remaja yang pada umumnya mereka masih duduk di bangku SMA/SMK, seperti: 1. Berperilaku tidak terpuji, meremehkan peraturan dan disiplin sekolah 2. Suka berhura-hura dan bergerombol 3. Tidak Mentaati peraturan sekolah. Tidak jarang kita mendengar perkelahian terjadi antar remaja yang tidak jelas sebabnya. Bahkan perkelahian dapat meningkat menjadi permusuhan kelompok, yang menimbulkan korban pada kedua belah pihak. Bila ditanyakan kepada mereka, apa yang menyebabkan mereka berbuat kekerasan sesama remaja, dan apa masalahnya sehingga peristiwa yang memalukan tersebut terjadi, banyak yang menjawab bahwa mereka tidak sadar mengapa mereka secepat itu menjadi marah dan ikut berkelahi. Calhoun dan Acocella, mengemukakan dua alasan yang mengaharuskan seseorang mengontrol diri secara countinue. Pertama, seseorang hidup dalam lingkungan kelompok, sehingga dalam memuaskan keinginan seseorang harus mengontrol diri dan perilakunya agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. kedua, masyarakat mendorong seseorang untuk secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya. Untuk memenuhi tuntutan, diperlukan pengontrolan diri agar dalam

6 proses pencapaian standar tersebut tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. 9 Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Menurut konsep ilmiah, pengendalian emosi berarti mengarahkan energy emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Konsep ilmiah menitik beratkan pada pengendalian. Tetapi, tidak sama artinya dengan penekanan. Ada dua kriteria yang menentukan apakah kontrol emosi dapat diterima bila reaksi masyarakat terhadap pengendalian emosi adalah positif. Namun, reaksi positif saja tindaklah cukup karenanya perlu diperhatikan criteria lain, yaitu efek yang muncul setelah mengontrol emosi terhadap kondisi fisik dan psikis. Kontrol emosi seharusnya tidak membahayakan fisik dan psikis individu harus membalik. 10 berikut: 11 Hurlock menyebutkan tiga criteria emosi. Diantaranya adalah sebagai 1. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. 9 Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S.. Teori-Teori Psikologi. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2014, hal, 23 10 Ibid, hal, 24 11 Hurlock, E.B. (Alih Bahasa Istiwidayanti & Soedjarwo). Psikologi Perkembangan :Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.( Jakarta: Erlangga).2004. hal, 56

7 2. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat. 3. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum meresponsnya dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut. Untuk itu di samping orang tua, konselor di sekolah juga mempunyai peranan penting dalam membantu remaja untuk mengatasi kesulitanya, keterbukaan hati konselor dalam membantu kesulitan remaja, akan menjadikan remaja sadar akan sikap dan tingkah lakunya yang kurang baik. Salah satu cara agar guru BK bisa membantu siswa dalam mengontrol sikap serta perilaku dan pengendalian diri yang baik yaitu dengan melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa merasa nyaman serta terbuka kepada guru BK (konselor) dan mencari sumber permasalahan yang dihadapi siswa. Serta mengadakan layanan bimbingan kelompok dikelas dengan memberikan nasehat dan motivasi kepada siswa. 12 Self Contol artinya mengendalikan diri. Self control merupakan kemampuan untuk menekan, membimbing, mengatur dan mengarahkan perilaku yang dapat membawa diri kearah yang positif dan menghindarkan diri dari hal-hal yang buruk. 13 12 Wawancara dengan guru BK diruang BK SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan-Sidoarjo pada tanggal 08 November 2016 13 J,P,Chaplin. 2008. Dictionary of Psychology. Kamus Lengkap Psikologi. Kartono, Kartini (terjemah).. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 450

8 Dengan kemampuan pengendalian diri (Self Control) yang baik, remaja di harapkan mampu mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan merugikan orang lain atau mampu mengendalikan serta menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku. Remaja juga di harapkan dapat mengantisipasi akibat-akibat negatif yang di timbulkan pada masa storm and stress period. 14 Yang dimaksud dengan strom and stress period adalah masa disaat para remaja telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib masa depannya, jika terarah akan menjadi pribadi yang baik dan jika tidak maka akan sebaliknya. Self Contol pada peserta didik sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, baik orang tua, sanak keluarga, orang dewasa atau teman sebaya lainnya. Lingkungan sosial memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, sehingga dapat mencapai perkembangan sosial secara matang dan juga sebaliknya. 15 Self Contol anak didik memerlukan perhatian khusus dan bimbingan dari orang lain secara terus menerus, dan tidak dapat dibiarkan untuk berkembang sendiri. Berdasarkan penjajakan awal yang dilakukan peneliti, ke Sekolah SMK TAMAN PENDIDIKAN ISLAM GEDANGAN, peneliti melihat beberapa siswa di sekolah itu yang memiliki Self Control kurang baik. Dan itu 14 Enung, Fatimah. psikologi perkembangan; perkembangan peserta didik. Bandung: pustaka setia, 2006. Hal: 122-123. 15 Wawancara dengan guru BK di ruang BK SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan-Sidoarjo pada tanggal 08 November 2016

9 yang menjadi permasalahan yang sering di hadapi guru BK. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik ingin mengetahui lebih lanjut tentang peran guru BK di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan dengan menuangkan dalam sebuah bentuk skripsi dengan judul Peran Guru Bk Dalam Meningkatkan Self Contol Siswa Kelas X di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan- Sidoarjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagimana kondisi self control siswa kelas x di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo? 2. Bagaimana peran guru BK dalam meningkatkan self control siswa di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan self control siswa di sekolah SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan kondisi self control siswa di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo.

10 2. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan peran guru BK dalam meningkatkan self control siswa di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo. 3. Untuk mendiskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan self control siswa di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini di harapkan dapat menunjukkan bahwa konseling yang di lakukan oleh Guru BK di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo dapat membentuk Self Contol siswa. 2. Praktisi Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut bagi SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo mengenai peran Guru BK dalam membantu siswa siswa membentuk Self Contol yang baik.

11 E. Definisi Operasional Dalam rangka penelitian berjudul Peran Guru BK Dalam Meningkatkan Self Control Siswa Kelas X di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo. Supaya tidak ada kesalahpahaman dalam mengartikan judul tersebut, ada beberapa istilah yang akan peneliti jelaskan yaitu sebagai berikut : 1. Peran Guru BK Menurut Winkel konselor adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan. 16 Peran guru BK di sekolah yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang dibimbingnya. seseorang yang mampu memahami karakter peserta didiknya dalam berbagai aspek kepribadian dan membantu individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul dalam hidupnya. 17 Jadi yang dimaksud penulis dengan peran guru BK disini ialah Guru BK yang membimbing siswa dalam meningkatkan atau mengendalikan Self Control pada diri peserta didik di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo. 16 W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Media Abadi, 2006). hal, 167 17 Ibid 168

12 2. Self Control Self control adalah kemampuan untuk menekan, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa diri ke arah yang positif. Kontrol diri mengandung arti mengendalikan tingkah laku diri sendiri. 18 Jadi yang di maksud dalam meningkatkan Self Control disini ialah bagaimana cara guru BK dalam membantu siswa di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo agar bisa mengontrol diri dan sikap nya di sekolah supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. 3. Ciri-ciri self control Ciri-ciri orang yang mempunyai kontrol diri antara lain : 19 a. Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan kemampuan menghadapi situasi yang tidak diinginkan dengan cara mencegah atau menjauhi situasi tersebut, mampu mengatasi frustasi dan ledakan emosi. b. Kemampuan menunda kepuasan dengan segera untuk mengatur perilaku agar dapat mencapai sesuatu yang lebih berharga atau lebih diterima oleh masyarakat. 18 Chaplin, kamus psikologi (Terjemah), 19 Gunawan W. Adi. Jurus Pengendalian Diri. http://adiwgunawan.com/awg.php?co http://azrl.wordpress.com/2008/10/26/mengendalikan-diri/. Senin 06 febuari 2017 pukul 20:00 WIB

13 c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi keadaan melalui pertimbangan secara objektif. d. Kemampuan menafsirkan peristiwa dengan melakukan penilaian dan penafsiran suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. e. Kemampuan mengontrol keputusan dengan cara memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada aspek peran guru BK dalam meningkatkan Self Control siswa. Agar siswa yang memiliki perkembangan Self Control yang kurang baik lebih bisa terkontrol sikapnya dan dapat berfikir positif dalam segala aspek kesehariannya. F. Sistematika Penelitian Untuk memudahkan pembahasan masalah-masalah dalam penelitian dan dapat dipahami permasalahannya secara sistematis dan lebis terarah, maka pembahasan bab-bab mengandung sub-sub bab sehingga tergambar keterkaitan yang sistematis. Untuk selanjutnya sistematika pembahasan disusun sebagai berikut:

14 BAB I : PENDAHULUAN Merupakan gambaran yang memuat pola dasar penelitian, yang meliputi: Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konseptual, Sistematika Pembahasan. BAB II : PENYAJIAN TEORI Dalam bab ini mencakup tentang teori-teori yang dijadikan dasar dalam menentukan langkah-langkah pengambilan data, memaparkan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pijakan peneliti dalam memahami fenomena yang terjadi di lapangan. Adapun landasan teori ini berisi : Pembahasan tentang peran guru bimbingan dan konseling yaitu : Peran guru bimbingan konseling di sekolah, peran guru bimbingan konseling dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling, Tugas-tugas guru bimbingan konseling, factor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan konseling. Selanjutnya pembahasan tentang self control yaitu : pengertian self control, jenis-jenis self control, ciri-ciri self control, aspek-aspek self control, dan factor yang mempengaruhi self control. BAB III : METODE PENELITIAN Merupakan bab yang memuat metodelogi penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, informan penelitian, sumber data, tahap penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

15 BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini menjelaskan hasil penelitian berupa penyajian data dan analisis data tentang gambaran umum Peran guru BK dalam meningkatkan self control siswa kelas X di SMK TPI Gedangan - Sidoarjo, dan yang terakhir hasil dari meningkatkan self control siswa kelas X di SMK Taman Pendidikan Islam Gedangan Sidoarjo. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.