III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang berada dalam wilayah Propinsi Banten. Lokasi penelitian ini meliputi empat kecamatan masing-masing Kecamatan Cilegon, Kecamatan Ciwandan, Kecamatan Pulomerak, dan Kecamatan Grogol, dengan luas sekitar 3.510 ha. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja sesuai dengan tujuan penelitian (Purposive Sampling) dengan pertimbangan Cilegon merupakan areal dari beberapa industri berat yang telah ditetapkan sebagai di Kota Cilegon. Penelitian dilaksanakan selama dua belas (12) bulan yaitu mulai bulan September 2007 sampai September 2008 terhitung mulai penyusunan proposal penelitian sampai penyusunan disertasi. Adapun lokasi penelitian dan area beberapa industri di kawasan Industri Cilegon seperti pada Gambar 7 dan Gambar 8. Lokasi Penelitian Gambar 6. Peta Propinsi Banten
50 Gambar 7. Area industri Anyer Cilegon Merak 3.2. Rancangan Penelitian 3.2.1. Tahapan Penelitian Penelitian dibagi dalam empat tahapan penelitian berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap pertama akan dikaji mengenai kondisi eksisting Cilegon. Selanjutnya dikaji mengenai gap yang terjadi dengan cara membandingkan kondisi eksisting kawasan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam penetapan berbasis Eco-Industrial Park. Tahap kedua dikaji mengenai stakeholder yang berkepentingan dalam pengelolaan industri di Cilegon serta pengaruh antar stakeholder yang satu dengan stakeholder lainnya. Pada tahap ketiga dikaji mengenai potensi dan kualitas limbah yang dihasilkan oleh industri di kawasan industri Cilegon serta dampaknya terhadap daya dukung lingkungan sekitarnya. Pada tahap terakhir dikaji mengenai strategi pengelolaan industri di kawasan
industri Cilegon dan skenario pengelolaan ke depan dalam rangka menuju Eco- Industrial Park. Adapun tahapan-tahapan penelitian seperti pada Gambar 8 51 Kondisi eksisting, gap di kawasan industri - Analisis GIS - Analisis deskriptif Kepentingan dan pengaruh antar stakeholder - Analisis Stakeholder Kondisi dan kualitas limbah di kawasan industri Cilegon - Analisis Deskriptif - Strategi dan skenario pengelolaan industri menuju Eco Industrial Park - Analisis AHP - Analisis Prospektif Gambar 8. Tahapan pelaksanaan penelitian 3.2.2. Teknik Penetapan Responden Teknik penetapan responden dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan (akuisisi pendapat) pakar adalah metode expert judgment. Pakar ditentukan secara tertentu (purposive sampling). Dasar pertimbangan penentuan pakar untuk dijadikan responden menggunakan criteria : 1) keberadaan, keterjangkauan dan kesediaan responden untuk diwawancarai, 2) mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti, dan 3) telah berpengalaman dibidangnya. Responden pakar akan dipilih berdasarkan representasi sebagian stakeholders seperti : Menajemen Kawasan Industri Cilegon, Kepala Bagian Pemerintahan Provinsi Propinsi Banten dan Kota Cilegon,praktisi industri, tokoh masyarakat, LSM,, Pengusaha dan Akademisi. Pakar yang terpilih diharapkan dapat mewakili setiap unsur: birokrasi, akademisi, pelaku usaha, dan organisasi yang peduli dengan pengembangan Eco Industrial Park.
52 3.2.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dibutuhkan ditelusuri dari data BPS, hasil penelitian terdahulu, Kawasan Industri Cilegon, Departemen Perindustrian, instansi terkait yang relevan dengan bidang penelitian, berita media massa dan studi pustaka. Data primer diperoleh melalui observasi,analisis data eksisisting geografis dan topografi dengan bantuan analisis citra landsat kawasan dengan GIS, wawancara pakar dengan pengisian kuesioner, stakeholders yang terlibat, hasil analisis laboratorium, dan hasil uji statistik. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini secara lengkap disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis dan sumber data No 01 Kegiatan Penelitian Studi kondisi eksisting Cilegon 02 Studi Kepentingan dan pengaruh antar stakeholder dalam pengelolaan Cilegon 03 Studi potensi dan kualitas limbah di Cilegon 04 Studi Gap analysis ( analisis kesenjangan) Jenis Data Primer Primer Sumber Hasil pengolaan dengan GIS Laporan Peraturan/Perun dangan Hasil wawancara dengan pakar Laporan Peraturan/Perun dangan Laporan tahunan dinas/ instansi terkait berkaitan dengan kualitas limbah di kawasan industri Cilegon Literatur/bench marking Kriteria ideal EIP, survey data lapang Teknik Spasial deskriptif Stakeholder Deskriptif Survey lapang deskriptif Pendalaman analisis EIP mengacu pada kriteria EIP Pengolahan Data Output Gambaran kondisi existing Cilegon Informasi stakeholder kunci dalam pengembangan ecoindustrial park Gambaran kondisi dan kualitas limbah di kawasan industri Cilegon. Sebaran pencemaran dalam Potensi Gap eksisting Industri dengan Kriteria EIP dan tawaran solusi 05 Penyusunan strategi /skenario pengelolaan Cilegon menuju Eco Indutrial Park Primer Hasil wawancara dengan pakar/fgd Laporan kejadian terkait dari instansi. Analytical hierarchy Process Prospektif Strategi dan skenario pengelolaan kawasan industri Cilegon menuju ecoindustrial park
53 3.2.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi dengan tujuan untuk mendapatkan data/informasi yang mencerminkan realitas permasalahan yang dapat diandalkan validitasnya, yaitu penelusuran data/informasi dari tiga sisi (Sitorus, 1988), yaitu : 1. Data dan informasi diperoleh melalui pengumpulan data primer hasil observasi/investigasi lapangan termasuk di dalamnya benchmarking dan penyebaran kuisioner. 2. Data dan informasi dari literatur 3. Data dan informasi diperoleh berdasarkan metode analisis data yang dipilih oleh peneliti Data primer diperoleh dari hasil wawancara, diskusi, kuisioner, dan survey lapangan dengan responden di wilayah studi yang terdiri dari berbagai pakar dan stakeholder yang terkait pengelolaan industri di Cilegon. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan dan dokumen dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian. 3.2.5. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan berbagai jenis metode analisis data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun metode analisis data yang digunakan meliputi : 1. Untuk mengetahui kondisi eksisting Cilegon digunakan metode analisis spasial dengan sistem informasi geografis (SIG). Dalam analisis ini menggambarkan pola perubahan penggunaan lahan di kawasan industri berdasarkan periode waktu tertentu. Selanjutnya di gunakan analisis Gap untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan penggunaan kawasan induk pengembangan industri sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Eco Industrial Park 2. Untuk mengetahui tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder yang terkait dalam pengelolaan kawasan di Cilegon digunakan analisis stakeholder. Pada analisis ini akan memetakan tingkat kepentingan dan pengaruh setiap stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan kawasan. 3. Untuk mengetahui potensi dan kualitas limbah di Cilegon menggunakan metode analisis deskriptif dengan melakukan survey lapangan dan kepustakaan pada berbagai hasil penelitian terdahulu baik yang
54 dilakukan oleh lembaga penelitian maupun dinas/instansi terkait. Dalam analisis ini akan mendapatkan gambaran mengenai besaran dampak limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri terhadap lingkungan. Besaran dampak limbah ini akan diperoleh dengan cara membandingkan antara hasil analisis yang telah dilakukan dengan baku mutu lingkungan sebagaimana yang telah ditetapkan peraturan. 4. Untuk menyusun strategi pengembangan Cilegon dilakukan analisis hierarkhi proses (AHP). Dalam analisis ini akan mendapatkan gambaran alternatif strategi yang dapat dikembangkan dalam rangka pengelolaan kawasan, serta aktor yang paling berperan, faktor yang paling berpengaruh dan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan industri. Selanjutnya dilakukan analisis prospektif untuk menyusun skenario pengelolaan ke depan di Cilegon Propinsi Banten. 5. Untuk menentukan tahapan skenario yang harus dilakukan dari strategi prioritas dalam pengelolaan menuju eco industrial park, digunakan analisis prospektif. 3.3. Defenisi Operasional 1. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup). 2. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup). Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefenisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (WCED, 1987) 3. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
55 administratif dan atau aspek fungsional (UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang). 4. Kawasan adalah Wilayah dengan fungsi utama lindung dan atau budidaya (UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang). 5. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan yang telah memiliki ijin usaha kawasan industri (Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri). 6. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang mengusahakan pengembangan dan/atau pengelolaan Kawasan Industri (Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri). 7. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan (Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri). 8. Industri adalah kegiatan economi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (UU No. 05 tahun 1984 tentang Perindustrian). 9. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan industri, yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar, kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil (UU No. 05 tahun 1984 tentang Perindustrian). 10. Eco Industrial Park merupakan suatu komunitas bisnis yang bekerja sama satu sama lain dan serta melibatkan masyarakat di sekitarnya untuk lebih mengefesiensikan pemanfaatan sumber daya (informasi, material, air, energi, infrastruktur, dan habitat alam) secara bersama-sama, meningkatkan kualitas economi dan lingkungan, serta meningkatkan sumber daya manusia bagi kepentingan bisnis dan juga masyarakat sekitarnya. Eco Industrial Park dapat juga didefenisikan sebagai suatu sistem industri yang merencanakan adanya pertukaran material dan energi guna meminimalisasi penggunaan energi dan bahan baku, meminimalisasi sampah/limbah, dan membangun suatu economi berkelanjutan, ecologi dan hubungan social. 11. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
56 pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup (UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup). 12. Beban Pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah (Permen No. 20, 1990) 13. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup). 14. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup). 15. Kawasan industri hijau (green industrial park) adalah sekumpulan perusahaan/kelompok industri yang di dalamnya telah terjadi kesepakatan untuk pelaksanaan penerapan teknologi produksi bersih, memproses dan memanfaatkan limbah yang hasilkan dan/atau melakukan usaha-usaha mengurangi emisi gas rumah kaca, dan pelaksanaan konservasi SDA di dalam kawasan tempat mereka beroperasi. Kawasan industri hijau dapat dikembangkan oleh berbagai pengembang dan atau pemerintah. ( Lowe,2001)