BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang mengenai Otonomi Daerah, yakni Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampak dari krisis yang berkepanjangan ini bisa terlihat salah satunya pada pembangunan ekonomi nasional yang terhambat seperti maraknya pengangguran dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan Negara Indonesia dari kondisi tersebut dalam era globalisasi ini, yaitu Negara Indonesia harus bisa memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki, serta mengembangkannya sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Pertumbuhan pariwisata merupakan satu sektor tumpuan yang diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Kekayaan alam alam indonesia berpotensi untuk tujuan pariwisata dunia. Oleh sebab itu Negara Indonesia bisa memanfaatkan sektor pariwisata bagi kehidupan bangsa. Menurut Salah Wahab (Oka A. Yoeti, 2008:114) diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu sektor yang memiliki banyak kaitan dengan sektorsektor lain. Dengan berkembangnya sektor pariwisata maka akan turut memacu perkembangan sektor lain. Selain itu sektor pariwisata pun mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya bangsa Indonesia dalam rangka melestarikan nilainilai budaya yang ada kepada wisatawan yang lebih lanjut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa negara meskipun hal tersebut akan mengalami

2 tantangan persaingan dari negara lain. dalam suatu objek wisata maka permintaan jasa pariwisata akan semakin meningkat. Pada abad ke-21 para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting. Bila dikembangkan secara berencana dan terpadu, peran sektor pariwisata akan melebihi sektor migas (minyak bumi dan gas alam) serta industri lainnya dalam perekonomian suatu negara. Indonesia mempunyai beberapa keunggulan di bidang pariwisata selain dalam bentuk alam yang indah seperti pantai, danau dan pegunungan, juga budaya yang beranekaragam, serta biaya cukup murah. Disamping itu juga Indonesia terletak pada posisi strategis antara dua benua yaitu Asia dan Australia antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal tesebut merupakan modal dasar yang dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat pariwisata internasional. Pertumbuhan di sektor pariwisata dapat meningkatkan pendapatan dan devisa negara berguna bagi masyarakat Indonesia, selain meningkatkan devisa sektor pariwisata juga bisa membuat Indonesia menjadi terkenal di seluruh dunia. Salah satu wisata Indonesia yang telah dikenal wisatawan mancanegara adalah Pulau Bali. Pariwisata di Indonesia pada saat ini mulai berkembang menjadi satu industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan untuk memuaskan wisatawan. Pariwisata pun menjadi perangkat penting dalam pembangunan karena disamping dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, daerah dan negara juga dapat turut memperkenalkan seni budaya, serta keindahan alam Indonesia kepada wisatawan yang

3 mengunjunginnya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 33 provinsi salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki wisata alam yang melimpah. Selain itu Jawa Barat merupakan provinsi yang paling dekat dengan ibu kota negara, yang sedikitnya bisa berdampak positif dalam pengembangan pariwisatanya, karena kemudahan transportasi dan jarak tempuh dari ibu kota negara. Di Jawa Barat terdapat berbagai macam objek wisata dengan berbagai daya tarik tersendiri seperti pegunungan, pantai, marga satwa dan lain sebagainya. Kota Bandung yang merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat memiliki kekayaan alam yang bisa menarik wisatawan dengan menyajikan berbagai jenis tempat pariwisata diantaranya: Kebun Binatang, Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Putih, taman bunga dan pemandian Air Panas Ciater. Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan otonomi daerah pada tahun 2000 yang mana setiap daerah otonom diwajibkan untuk mengatur dan mengelola sendiri potensi- potensi yang ada didaerahnya masing- masing tanpa campur tangan pemerintah pusat. Meskipun dalam pelaksanaannya kebijakan otonomi daerah ini tidak secara serentak dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan karena banyak hal yang harus dipersiapkan dan dibenahi oleh masing- masing daerah dalam rangka menggali potensi- potensi yang dimiliki untuk dimanfaatkan guna pengembangan kegiatan pembangunan. Salah satu kabupaten yang dekat dengan ibu kota provinsi Jawa Barat ini adalah Garut. Panorama yang sangat indah dimiliki oleh kabupaten ini, sehingga pernah dijuluki Swiss van Java oleh Charlie Chaplin pada dua kali kunjungannya

4 pada tahun 1927 dan 1933. Julukan tersebut membuktikan bahwa Garut memang dapat menjadi salah satu potensi pariwisata, meskipun masih kurangnya fasilitas yang dimiliki kabupaten ini namun. Sebagaimana dikemukakan oleh Yetie Rohayati (DISBUDPAR, 2011:5) bahwa Garut belum menjadi daerah tujuan wisata dengan fasilitas lengkap, namun kami terus berbenah dan membangun untuk memuaskan kunjungan anda. Dari ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa kabupaten Garut memiliki potensi pariwisata dengan kekayaan alam yang indah namun masih dalam proses pengembangan dari segi fasilitasnya. Berikut ini disajikan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek yang ada di Kabupaten Garut sejak Tahun 2001 sampai dengan 2011. Tahun Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Di Kabupaten Garut Tahun 2001-2011 Wisatawan Manca negara (Orang) Pertumbuhan (%) Wisatawan Domestik (Orang) Pertumbuhan (%) Jumlah Wisatawan (Orang) Pertumbuhan (%) 2001 7.189-879.862-887.051-2002 8.280 13,18 797.316-10,35 805.596-10,11 2003 4.055-104,19 929.569 14,23 933.624 13,71 2004 2.924-38,68 1.235.291 24,74 1.238.215 24,60 2005 4.949 40,91 1.270.369 2,76 1.275.319 2,90 2006 4.267-15,98 1.352.881 6,10 1.357.148 6,03 2007 4.308 0,95 1.421.388 4,82 1.425.696 4,80 2008 4.729 8,90 1.574.797 9,74 1.579.526 9,73 2009 6.487 27,10 1.789.879 12,02 1.796.366 12,07 2010 5.559-16,69 1.645.354-8,78 1.650.913-8,81 2011 4.409-26,08 1.444.424-13,91 1.448.833-13,94 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut (data diolah) Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan kunjungan wisatwan ke objek wisata di Kabupaten Garut setiap tahunnya selama periode tahun 2001-2011. Baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara

5 jumlah kunjungannnya dari periode tahun 2001-2011 cenderung berfluktuasi pada tahun 2001 jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kabupaten Garut sebanyak 887.051 orang, yaitu 7.189 orang dari wisatawan mancanegara, dan 879.862 orang dari wisatawan domestik. Namun pada tahun 2002 jumlahnya menurun 10,11%.. Meskipun pada tahun 2003-2009 frekuensi kunjungan terus meningkat pada tahun 2009 frekuensi kunjungan sebesar 1.796.366 orang dan pada tahun 2010 kembali menurun sebesar 8,81% sehingga frekuensi kunjungan wisatawan domestik 1.645.354 orang dan wisatawan mancanegara 5.559 orang dimana tahun sebelumnya jumlah wisatawan domestik 1.789.879 orang dan wisatawan mancanegara 6.487 orang. Begitu pula di tahun 2011 penurunan kembali terjadi sebesar 13,94% yaitu jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut berjumlah 1.448.833 dimana jumlah wisatawan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1.650.913. Wisata-wisata alam yang terdapat dikabupaten Garut antara lain Cipanas, situ cangkuang, situ bagendit, pantai sayang heulang, pantai santolo, pantai rancabuaya, Pantai Manalusu, Pantai Gunung Geder, Pantai Karang Paranje, Kampung Dukuh, Kawah Papandayan, Curug Orok, Curug Citiis, dan Curug Sanghyang Taraje, serta memiliki kesenian kesenian seperti Pencak Ular, Debus, Surak Ibra, Lais dan Raja Dogar. Selain wisata dan kesenian Kabupaten Garut juga memiliki beberapa kerajinan seperti Kerajinan Kulit, Akar Wangi, Batik Garutan dan Miniatur Domba Garut Berikut ini disajikan pertumbuhan beberapa objek wisata yang terdapat di Kabupaten Garut :

6 Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Beberapa Objek Wisata Se Kabupaten Garut Objek Wisata Jumlah Pengunjung (orang) Laju Pertumbuhan (%) 2010 2011 Cipanas 495.467 443.599-11,69% Kawah Papandayan 50.753 55.327 8,26% Pantai Santolo 190.886 203.499 6,20% Situ Bagendit 238.451 257.432 7,37% Situ Cangkuang 154.875 168.791 8,24% Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut (data diolah) Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat pertumbuhan kunjungan wisatawan ke beberapa objek wisata di kabupaten Garut selama periode tahun 2010-2011. Dalam tabel tersebut dapat terlihat bahwa objek wisata Cipanas menjadi objek wisata unggulan namun pada tahun 2010-2011 cenderung mengalami penurunan. Jumlah kunjungan ke cipanas pada tahun 2010 sebesar 495.467 namun pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 443.599 atau menurun sebesar 11,29%. Berbeda dengan beberapa objek wisata lainnya seperti Pantai Santolo yang mengalami peningkatan, jumlah pengunjung ke Pantai Santolo pada tahun 2010 adalah sebesar 190.886 pada tahun 2011 sebesar 203.499 atau meningkat sebesar 6,20%. Tempat wisata di Kabupaten Garut banyak namun jarak dari satu wisata ke wisata lainnya cukup jauh dan terdapat kekurangan yaitu dalam segi akomodasi selain jarangnya angkutan umum jalannya pun tidak sebagus jalan provinsi. Oleh sebab itu melihat waktu dan biaya penulis memilih menelti sebagian kecil dari pariwisata di kabupaten Garut yaitu menyoroti bagian objek wisata air panas, tidak semua wisata air panas dikelola oleh PEMDA, dengan kata lain banyak pihak swasta yang ikut andil dalam pengelolaan objek wisata ini.

7 Dalam perkembangannya sektor wisata di kawasan kabupaten Garut setiap tahunnya terus mengalami fluktuasi sampai pada tahun 2011, hal tersebut terlihat dari tingkat kunjungan wisatawan pada sejumlah objek wisata air panas di kawasan Kabupaten Garut yang terus mengalami naik turun, baik itu dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Berikut ini disajikan pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut. Tabel 1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Objek Wisata Air Panas Se Kabupaten Garut Objek Wisata Jumlah Pengunjung (orang) Laju Pertumbuhan 2010 2011 (%) Antralina 6732 5312-21,09 Aquarius 5032 3972-25,03 Cipanas Indah 7704 6076-21,13 Danau Dariza 9620 12344 28,31 Darajat Pass 3452 2096-39,28 Lembur Kuring 2260 4940 118,58 Sabda Alam 10036 7816-22,12 Sumber Alam 14920 11624-22,09 Surya Alam 5432 3980-26,73 Tirtagangga 11308 8800-22,17 JUMLAH 79220 64236-18,91 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Rekapitulasi Tahunan per Objek Wisata Berdasarkan pada tabel 1.3 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan permintaan pada beberapa objek wisata pemandian air panas se Kabupaten Garut pada rentang tahun 2010-2011 hal tersebut terlihat pada jumlah kunjungan wisatawan pada beberapa objek wisata air panas se Kabupaten Garut yang mengalami penurunan jumlah kunjungan meskipun pada beberapa objek wisata air panas ada yang mengalami peningkatan jumlah kunjungan pada rentang tahun

8 yang sama seperti objek wisata air panas Danau Dariza yang pada tahun 2011 jumlah pengunjungnya sebesar 9.620 orang meningkat sebanyak 28,31% pada tahun 2010, selain itu keadaan yang sama pada objek wisata air panas Lembur Kuring mengalami peningkatan sebanyak 118,58% pada tahun 2011. Dari beberapa objek wisata air panas se Kabupaten Garut yang mengalami peningkatan, ada beberapa objek wisata air panas yang mengalami penurunan diantaranya wisata air panas Antralina yang terus mengalami penurunan pengunjung selama tahun 2010-2011 yakni mengalami penurunan sebanyak 21,09% keadaan serupa ditunjukan pada objek wisata air panas Aquarius yang pada tahun 2010 dengan jumlah pengunjung sebanyak 5.032 orang menurun pada tahun 2011 sebanyak 3.972 orang selain itu objek wisata air panas Cipanas Indah pun mengalami penurunan sebanyak 21,13 % diikuti dengan wisata air panas Darajat Pass. Hal serupa masih terjadi pada beberapa objek wisata seperti objek wisata air panas Sabda Alam, Sumber Alam, Surya Alam dan Tirta Gangga yang terus menurun sampai pada tahun 2011. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa selama rentang tahun 2010 sampai pada tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan pada objek wisata air panas se-kabupaten Garut mengalami penurunan sebanyak 18,91 % yaitu dari 79.220 pada tahun 2010 menjadi 64.236 orang pada tahun 2011. Berdasarkan data di atas dan melihat terjadinya penurunan kunjungan terhadap sejumlah objek wisata air panas di Kabupaten Garut, penulis tertarik untuk meneliti mengapa terjadi penurunan kunjungan pada wisata air panas di Kabupaten Garut tersebut.

9 Penurunan- penurunan tersebut diduga disebabkan terdapatnya wisata alam sejenis di setiap kabupaten atau kota yang jaraknya berdekatan dengan kabupaten garut seperti wisata alam Galunggung yang terdapat di Kota Tasikmalaya dan ciater yang terdapat di Kabupaten Bandung, selain itu gaya hidup masyarakat telah dimanjakan oleh teknologi canggih seperti banyaknya penduduk yang memiliki alat pemanas air di tempat tinggalnya sehingga tidak perlu pergi ke pemandian air panas lagi. Pentingnya penelitian ini dapat sedikitnya mengetahui penyebab mengapa terjadinya penurunan jumlah pengunjung dan dan membantu pemerintah Kabupaten Garut juga pihak swasta pengelola objek wisata pemandian air panas untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dari objek wisatanya. Untuk menentukan apakah calon wisatawan akan menjadikan obyek wisata sebagai tujuan wisata tidak hanya dipengaruhi oleh daya tarik obyek wisata itu sendiri seperti keindahan alam, keanekaragaman pemandangan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yaitu kenyamanan tempat pariwisata dan pelayanan yang diberikan. Seperti halnya membeli suatu barang atau produk yang dilihat adalah kegunaan atau kesempurnaan dari produk tersebut. Produk dalam industri pariwisata adalah fasilitas, keseluruhan pelayanan (service) yang diterima oleh wisatawan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi penurunan permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut. Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah: Faktor-faktor yang

10 Mempengaruhi Permintaan Jasa Pariwisata Pemandian Air Panas (Survey pada objek wisata Air Panas se-kabupaten Garut) 1.2 Identifikasi Masalah Ada banyak faktor yang mempengaruhi akan barang dan jasa. Faktorfaktor tersebut antara lain: harga barang itu sendiri, tingkat pendapatan rata- rata, jumlah penduduk (populasi), harga- harga dari barang lain yang berhubungan, selera individu, dan beberapa faktor khusus seperti ketersediaan barang tersebut, musim, dan harapan- harapan mengenai kondisi ekonomi dimasa yang akan datang. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa banyak sekali faktor yang mepengaruhi permintaan akan barang dan jasa. Karena terdapat keterbatasan waktu dan biaya maka dalam penelitian ini hanya akan mengkaji variabel Harga tiket masuk, Fasilitas dan Selera sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan akan jasa pariwisata. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran persepsi harga tiket masuk, pendapatan konsumen, persepsi fasilitas wisata, selera konsumen dan permintaan jasa pariwisata di objek wisata air panas se Kabupaten Garut? 2. Bagaimana pengaruh persepsi harga tiket masuk (X1) terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut (Y)? 3. Bagaimana pendapatan konsumen (X2) terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut (Y)?

11 4. Bagaimana pengaruh persepsi fasilitas wisata (X3) terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut (Y)? 5. Bagaimana pengaruh selera konsumen (X4) terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut (Y)? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah diuraikan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran persepsi harga tiket masuk, pendapatan konsumen, persepsi fasilitas wisata, selera dan permintaan jasa pariwisata di objek wisata air panas se Kabupaten Garut 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut 3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan konsumen terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut 4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi fasilitas wisata terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut 5. Untuk mengetahui pengaruh selera konsumen terhadap permintaan jasa pariwisata pada objek wisata air panas se Kabupaten Garut

12 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu ekonomi khususnya ilmu mikro ekonomi dimana didalamnya terdapat kajian tentang konsep permintaan. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut untuk mengembangkan potensi pariwisata Kabupaten Garut, pengelola objek wisata air panas yang berada di kabupaten Garut sehingga dapat memperbaiki kondisi objek wisata air panas tersebut terutama dalam hal meningkatkan frekuensi kunjungan wisatawan di masa yang akan datang.