JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL BERPIKIR KOMPUTASIONAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ARITMETIKA SOSIAL DITINJAU DARI GENDER

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA. SISWA KELAS VIII MTs AL-ITTIHADIYAH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

JURNAL LITERASI MATEMATIKA TINGKAT SMP MENGACU PADA TIMSS (TRENDS INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY) DITINJAU DARI GENDER

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

JURNAL. Profil Pengetahuan Prosedural dan Pengetahuan Konseptual Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan Garis Lurus

JURNAL. Oleh: RULI PURNAMASARI Dibimbing oleh : 1. Aan Nurfahrudianto, M.Pd 2. Feny Rita Fiantika, M.Pd

JURNAL PROFIL KESALAHAN KONSEP SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMFAKTORAN PROFILE MISCONCEPTIONS STUDENTS IN SOLVING PROBLEMS ABOUT FACTORING

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN. pada materi persamaan kuadrat. Untuk memperoleh gambaran tersebut,

BAB III METODE PENELITIAN. dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN GENDER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

JURNAL PROFIL KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FUNGSI KOMPOSISI FUNCTION COMPOSITION PROBLEM

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN BULAT BERDASARKAN PEMECAHAN MASALAH GEORGE POLYA PADA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA MTs DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN PERBEDAAN GENDER

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper

ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT

JURNAL IMPLEMENTASI TEORI TENTANG TINGKAT BERFIKIR KREATIF DALAM MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

BAB III METODE PENELITIAN

Efektivitas Strategi Pembelajaran Flipped Classroom Pada Materi Pythagoras SMP Kelas VIII Ditinjau Berdasarkan Gender

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK

BAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH : ANISATUL HIDAYATI NPM: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BERDASARKAN GENDER

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PROFIL BERPIKIR ALJABAR MELALUI VISUALISASI MATEMATIS PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI SMK PGRI 4 KEDIRI

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

A. Jenis dan Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION DIPADU DENGAN NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN INKUIRI,

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PROSES BERFIKIR VAN HIELE

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

JURNAL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN ALJABAR

PROFIL PENALARAN PESERTA DIDIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN SKRIPSI

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penalaran merupakan proses berpikir seseorang dalam mengambil

JURNAL PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH KELAS X POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT

Kiki Dewi Rahmawati et al., Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa... Kata kunci: kemampuan metakognisi, metakognisi, penyelesaian masalah, polya.

JURNAL. Oleh: Wahyu Handika Dibimbing oleh : 1. Dr. Zainal Afandi, S.Pd, M.Pd 2. Drs. Sigit Widiatmoko, M.pd

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

BAB III METODE PENELITIAN. siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan Adversity

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

IDENTIFIKASI BERPIKIR LOGIS MAHASISWA TIPE CLIMBER DAN QUITTER DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI. FKIP, Universitas PGRI Madiun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.SD) Pada Program Studi PGSD. Karya Ilmiah Oleh :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB III METODE PENELITIAN. tehnik pengumpulan data, dan analisis data. kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

JURNAL STUDI KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMPN 2 PATIANROWO, KAB. NGANJUK SEMESTER I, TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

PROFIL BERPIKIR SISWA SMA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN CHOLERIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL. Oleh: DIAH IKA VALUFI Dibimbing oleh : 1. Drs. AGUS BUDIANTO, M.Pd 2. Dra. ENDANG SRI MUJIWATI, M.Pd

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

Diajukan oleh : Anisa Biliyanti A

RELEVANSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GASAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN STANDAR ISI

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK KELAS X

III. METODE PENELITIAN. kualitatif, jadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SUPERITEM DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ALJABAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS VIII SEMESTER 1 SMPN 1 MOJO

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN METODE BLENDED LEARNINGUNTUK MENGETAHUI COMMUNICATION OF MATHEMATICSISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

RME INFLUENCE LEARNING MODEL SUPPORTED GROUP WORK METHOD TO QUICKLY NUMERACY SKILLS USING ARITHMATIC OPERATIONS MIXTURE OF

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

Transkripsi:

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER ANALYSIS OF PROBLEM-SOLVING SKILLS TO THE MATERIAL SHAPED WITH CURVED SIDE ABOUT THE STORY IN TERMS OF GENDER Oleh: Sridiyah Sugiyanti 12.1.01.05.0005 Dibimbing oleh : 1. Bambang Agus S., M.Si 2. Ika Santia, S.Pd., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017

SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : Sridiyah Sugiyanti NPM : 12.1.01.05.0005 Telepun/HP : 0857-9023-2234 Alamat Surel (Email) : ssridiyah@yahoo.com Judul Artikel : ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER Fakultas Program Studi : FKIP - Pendidikan Matematika Nama Perguruan Tinggi : Alamat Perguruan Tinggi : Jalan KH. Achmad Dahlan No. 76 Kediri Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulid merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER Sridiyah Sugiyanti 12.1.01.05.0005 ssridiyah@yahoo.com Bambang Agus S., M.Si dan Ika Santia, S.Pd., M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Kemampuan pemecahkan masalah merupakan salah satu dari standar utama dalam pembelajaran matematika yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dalam menyelesaikan masalah matematika, kemampuan pemecahan masalah setiap siswa pastilah berbeda-beda terutama jika dilihat dari jenis kelamin siswa, yaitu laki-laki dan perempuan. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa perempuan pada materi bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita? (2) Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa laki-laki pada materi bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita? (3) Bagaimana perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa perempuan dan laki-laki pada materi bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas IX-C SMP Negeri 1 Mojo. Hasil analisis terhadap pekerjaan subjek dalam menyelesaikan masalah pada materi bangun ruan sisi lengkung kelas IX-C yaitu: (1) Kemampuan pemecahan masalah subjek perempuan pada materi bangun ruang sisi lengkung sebagai berikut. (a) ketiga subjek mampu memahami masalah, (b) ketiga subjek tidak mampu merencankan penyelesaian pada data 1 soal nomor 3, (c) subjek dengan kemampuan rendah dan sedang banyak melakukan kesalahan operasi hitung, (d) subjek dengan kemampuan rendah dan sedang tidak memeriksa kembali. (2) Kemampuan pemecahan masalah subjek perempuan pada materi bangun ruang sisi lengkung sebagai berikut. (a) ketiga subjek mampu memahami masalah, (b) subjek dengan kemampuan matematika rendah dan sedang tidak mampu merencankan penyelesaian pada data 1 soal nomor 3, (c) subjek dengan kemampuan rendah dan sedang banyak melakukan kesalahan operasi hitung, (d) subjek dengan kemampuan rendah dan sedang tidak memeriksa kembali. (3) Perbedaan kemampuan pemecahan masalah terletak pada subjek dengan kemampuan matematika tinggi yaitu subjek perempuan melakukan kesalahan operasi hitung pada data 1 soal nomor 1 dan 2 sedangkan subjek laki-laki tidak melakukan kesalahan operasi hitung. KATA KUNCI : kemampuan pemecahan maslaha, gender I. PENDAHULUAN Dalam kurikulum 2006 dan NCTM disebutkan bahwa kemampuan pemecahkan masalah merupakan salah satu matematika, kemampuan pemecahan masalah juga merupakan tujuan dari pembelajaran matematika. Pentingnya kemampuan pemecahan dari standar utama dalam pembelajaran masalah oleh siswa dalam matematika matematika yang harus dimiliki oleh peserta didik. Selain sebagai salah satu standar utama dalam pembelajaran menurut Branca (Eganinta, 2012) adalah sebagai berikut: 2

1. Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika. 2. Penyelesaian masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika. 3. Penyelesaian masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika. Pemecahan masalah dalam matematika sekolah biasanya diwujudkan melalui soal cerita (Faizati, 2014). Soal cerita matematika merupakan suatu bentuk soal yang permasalahannya dijabarkan dalam bentuk cerita, dan dalam penyelesaiannya diperlukan suatu ketrampilan untuk merummuskan masalah yang terdapat di dalamnya (Syafi dalam Ramadzani dan Khabibah, 2014). Soal cerita merupakan salah satu bentuk latihan awal untuk menerapkan konsep matematika dalam kehidupan nyata sebelum siswa dihadapkan pada pembelajaran pemecahan masalah yang jauh lebih kompleks. Selain itu soal cerita bermanfaat untuk proses berfikir kritis siswa. Dalam menyelesaikan masalah matematika, kemampuan pemecahan masalah setiap siswa pastilah berbeda-beda terutama jika dilihat dari jenis kelamin siswa, yaitu laki-laki dan perempuan. Krutetski (Nafi an, 2011) menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika sebagai berikut: 1. Laki-laki lebih unggul dalam penalaran, perempuan lebih unggul dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan, keseksamaan berpikir. 2. Laki-laki memiliki kemampuan matematika dan mekanika yang lebih baik daripada perempuan, perbedaan ini tidak nyata pada tingkat sekolah dasar akan tetatpi menjadi tampak lebih jelas pada tingkat yang lebih tinggi. Halpern (Friedman, 2008: 5) juga berpendapat bahwa anak laki-laki mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam mengerjakan tugas-tugas dan tes-tes yang mengukur kemampuan spasial sedangkan anak perempuan lebih mahir dalam mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis. Perbedaan gender dalam pemecahan masalah dikemukakan juga oleh Zhu dalam Rahmawati (2015) bahwa siswa perempuan dan laki-laki memiliki preferensi yang berbeda dalam strategi pemecahan masalah. Akan tetapi Muthoharoh (2012) memberikan pendapat lain tentang perbedaan gender dalam pemecahan masalah yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara gender dengan hasil belajar matematika pada siswa SMP. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Aminah (Amir, 2013) menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan 3

kemampuan geometri siswa dari aspek gender. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti memilih analisis kemampuan pemecahan masalah berbentuk soal cerita berdasarkan gender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk medeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa perempuan dan laki-laki pada materi bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita serta mendeskripsikan perbedaan kemampuan pemecahan antara siswa lakilaki dan perempuan dari setiap kategori kemampuan matematika rendah, sedang dan tinggi pada materi bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga hasil penelitian berupa deskripsi tentang kemampuan pemecahan masalah pada materi bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita ditinjau dari gender. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mojo pada awal semester ganjil pada tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada materi bangun ruang sisi lengkung. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 2 hari yang dilaksanakan pada bulan September. Dalam pengambilan subjek penelitian diambil siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah, masing-masing diambil 2 (1 perempuan dan 1 laki-laki). Sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Data tertulis, berupa hasil pengerjaan soal cerita tertulis oleh subjek penelitian pada data 1 dan data 2. 2. Data lisan, berupa hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian yang nantinya akan direkam melalui voice record, dan kemudian hasil dari wawancara tersebut di transkrip. Tes soal cerita yang digunakan yaitu materi bangun ruang sisi lengkung. Soal tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IX dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung berbentuk soal cerita ditinjau dari gender, sedangkan wawancara dilakukan untuk memperkuat data hasil tes terulis yang diperoleh. Sebelum melakukan penelitian perlu diperhatikan bahwa syarat pokok suatu instrumenbisa digunakan harus memenuhi kriteria instrumen yang baik diantaranya yaitu harus memenuhi validitas dan reliabilitas. Untuk menghitung validitas suatu instrumen menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha. Instrumen penelitian ini dikatakan valid dan reliabel jika memenuhi kriteria minimal cukup. Jika setiap item butir instrumen kurang dari cukup maka 4

item butir instrumen tersebut akan direvisi atau dibuang. Teknik analisis data yang digunakan adalah model alir yang dikemukakan oleh Miles & Huberman (Sugiyono, 2015:337) yang meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Mereduksi data Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi: a. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa. b. Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi, kemudian ditransformasi ke dalam catatan. 2. Penyajian data Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi: a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dijadikan bahan untuk wawancara. b. Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada tape recorder. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Pada penelitian ini keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti membuat kesimpulan tentang kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita ditinjau dari gender sebagai berikut. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek dengan Kemampuan Matematika Rendah a. Subjek Rendah Perempuan Subjek dengan kemampuan matematika rendah perempuan (SRP) menunjukkan kemampuan pemecahan masalah kecuali pada tahap melaksanakan rencana pemecahan dan memeriksa serta dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SRP kurang teliti dalam menghitung hasil operasi hitungnya sehingga pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan SRP dikatakan tidak mampu melaksanakan tahap tersebut. SRP sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. SRP mampu menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan 5

pada soal secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, dari 3 soal pada data 1 SRP kurang mampu membuat rencana pemecahan masalah pada soal nomor 3 sedangkan dari 3 soal pada data 2 SRP sudah mampu membuat rencana pemecahan masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada dasarnya SRP sudah mampu memasukkan apa yang diketahui kedalam rumus hanya saja SRP melakukan kesalahan operasi hitung pada beberapa operasi hitung yang dilakukannya. Pada tahap memeriksa kembali dan dikerjakan, SRP tidak memeriksa kembali dan tidak menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SRP kurang mampu menentukan hasil akhirnya dan pada lembar jawaban SRP tidak menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan maka dapat dikatakan bahwa pada tahap ini SRP tidak mampu melaksanakannya. b. Subjek Rendah Laki-laki Subjek dengan kemampuan matematika rendah laki-laki (SRL) menunjukkan kemampuan pemecahan masalah kecuali pada tahap melaksanakan rencana pemecahan dan memeriksa serta dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SRL kurang teliti dalam menghitung hasil operasi hitungnya sehingga pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan SRL dikatakan tidak mampu melaksanakan tahap tersebut. SRL sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. SRL mampu menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, dari 3 soal pada data 1 SRL kurang mampu membuat rencana pemecahan masalah pada soal nomor 3 sedangkan dari 3 soal pada data 2 SRL sudah mampu membuat rencana pemecahan masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. 6

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada dasarnya SRL sudah mampu memasukkan apa yang diketahui kedalam rumus hanya saja SRL melakukan kesalahan operasi hitung pada beberapa operasi hitung yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat pada data 1 nomor 1 dan 3 serta pada data 2 nomor 1 dan 2 SRL salah dalam menuliskan hasil akhir dari perhitungannya. Pada tahap memeriksa kembali dan dikerjakan, SRL tidak memeriksa kembali dan tidak menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SRL kurang mampu menentukan hasil akhirnya dan pada lembar jawaban SRL tidak menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan maka dapat dikatakan bahwa pada tahap ini SRL tidak mampu melaksanakannya. 2. Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek dengan Kemampuan Matematika Sedang a. Subjek Sedang Perempuan Subjek dengan kemampuan matematika sedang perempuan (SSP) menunjukkan kemampuan pemecahan masalah kecuali pada tahap melaksanakan rencana pemecahan dan memeriksa serta dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SSP kurang teliti dalam menghitung hasil operasi hitungnya sehingga pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan SSP dikatakan tidak mampu melaksanakan tahap tersebut. SSP sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. SSP mampu menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, dari 3 soal pada data 1 SSP kurang mampu membuat rencana pemecahan masalah pada soal nomor 3 sedangkan dari 3 soal pada data 2 SSP sudah mampu membuat rencana pemecahan masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada dasarnya SSP sudah mampu memasukkan apa yang diketahui kedalam rumus hanya saja SSP melakukan kesalahan 7

operasi hitung pada beberapa operasi hitung yang dilakukannya. Berdasarkan data 1 dan data 2, semua kesalahan yang dibuat SSP terletak pada operasi hitung. SSP salah dalam menentukan hasil akhirnya. Pada tahap memeriksa kembali dan dikerjakan, SSP tidak memeriksa kembali dan tidak menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SSP kurang mampu menentukan hasil akhirnya dan pada lembar jawaban SSP tidak menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan maka dapat dikatakan bahwa pada tahap ini SSP tidak mampu melaksanakannya. b. Subjek Sedang Laki-laki Subjek dengan kemampuan matematika sedang laki-laki (SSL) menunjukkan kemampuan pemecahan masalah kecuali pada tahap melaksanakan rencana pemecahan dan memeriksa serta dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SSL kurang teliti dalam menghitung hasil operasi hitungnya sehingga pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan SSL dikatakan tidak mampu melaksanakan tahap tersebut. SSL sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. SSL mampu menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, dari 3 soal pada data 1 SSL kurang mampu membuat rencana pemecahan masalah pada soal nomor 3 sedangkan dari 3 soal pada dat 2 SSL sudah mampu membuat rencana pemecahan masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada dasarnya SSL sudah mampu memasukkan apa yang diketahui kedalam rumus hanya saja SSL melakukan kesalahan operasi hitung pada beberapa operasi hitung yang dilakukannya. Berdasarkan data 1 dan data 2, semua kesalahan yang dibuat SSL terletak pada operasi hitung. SSL salah dalam menentukan hasil akhirnya. Dan pada soal nomor 1 8

data 2, SSL keliru dalam memasukkan jari-jari. Pada tahap memeriksa kembali dan dikerjakan, SSL tidak memeriksa kembali dan tidak menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah SSL kurang mampu menentukan hasil akhirnya dan pada lembar jawaban SSL tidak menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan maka dapat dikatakan bahwa pada tahap ini SSL tidak mampu melaksanakannya. 3. Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek dengan Kemampuan Matematika Tinggi a. Subjek Tinggi Perempuan Subjek dengan kemampuan matematika tinggi perempuan (STP) menunjukkan kemampuan pemecahan masalah kecuali pada tahap melaksanakan rencana pemecahan dan memeriksa serta dikerjakan. Karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah STP kurang teliti dalam menghitung hasil operasi hitungnya sehingga pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan STP dikatakan tidak mampu melaksanakan tahap tersebut. STP sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. STP mampu menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, STP sudah mampu membuat rencana pemecahan masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, STP sudah mampu memasukkan apa yang diketahui kedalam rumus. STP melakukan kesalahan operasi hitung pada beberapa operasi hitung yaitu pada data 1 soal nomor 1 dan 2. Untuk data 2 karena mungkin sudah pernah mengerjakan soal yang mirip, pada data 2 STP mampu melaksanakan rencana peecahan masalah dengan baik dan benar. Pada tahap memeriksa kembali dan dikerjakan, untuk data 1 soal nomor 1 dan 2 STP tidak mampu memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan. Sedangkan pada tahap 9

dikerjakan, pada data 1 STP tidak membuat kesimpulan tetapi pada data 2 STP membuat kesimpulan. b. Subjek Tinggi Laki-laki Subjek dengan kemampuan matematika tinggi laki-laki (STL) menunjukkan pemecahan masalah. kemampuan STL sudah mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. STL mampu menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, STL sudah mampu membuat rencana pemecahan masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, STL sudah mampu memasukkan apa yang diketahui kedalam rumus. Dari data 1 dan data 2 hasil pengerjaan STL sudah benar semua. Pada tahap memeriksa kembali dan dikerjakan, karena pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah STL sudah benar semua maka pada tahap memeriksa kembali STL dikatakan mampu memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan. Hal ini juga dapat diketahui dari hasil wawancara terhadap subjek STL. Sedangkan pada tahap dikerjakan, pada data 1 STL tidak membuat kesimpulan tetapi pada data 2 STL membuat kesimpulan. IV. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti membuat kesimpulan tentang kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita ditinjau dari gender sebagai berikut. 1. Kemampuan pemecahan masalah subjek perempuan sebagai berikut. a. ketiga subjek perempuan mampu memahami masalah dengan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. b. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, ketiga subjek perempuan tidak mampu merencanakan penyelesaian sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal hanya pada data 1 soal nomor 3. 10

c. Pada tahap melaksakan rencana penyelsaian masalah, subjek perempuan dengan kemampuan matematika rendah dan sedang banyak melakukan kesalahan pada operasi hitung. Untuk subjek perempuan dengan kemapuan matematika tinggi melakukan kesalahan operasi hitung hanya pada data 1 soal nomor 1 dan 2. d. Pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan, subjek perempuan dengan kemampuan matematika rendah dan sedang tidak memeriksan kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan. Subjek perempuan dengan kemampuan matematika tinggi pada data 1 soal nomor 1 dan 2 tidak mampu memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan, sedangkan pada tahap menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan pada data 1 subjek perempun dengan kemampuan matematika tinggi tidak menuliskan kesimpulan tetapi pada data 2 menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan. 2. Kemampuan pemecahan masalah subjek laki-laki sebagai berikut. a. ketiga subjek laki-laki mampu memahami masalah dengan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. b. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, subjek lakilaki dengan kemampuan matematika rendah dan sedang tidak mampu merencanakan penyelesaian sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal hanya pada data 1 soal nomor 3, sedangkan subjek laki-laki dengan kemampuan tinggi mampu merencanakan penyelesaian masalah sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. c. Pada tahap melaksakan rencana penyelsaian masalah, subjek laki-laki dengan kemampuan matematika rendah dan sedang banyak melakukan kesalahan pada operasi hitung. Untuk subjek laki-laki dengan kemapuan matematika mampu melaksanakan rencana penyelesaian masalah dengan baik dan benar. d. Pada tahap memeriksa kembali dan menyimpulkan, subjek laki-laki dengan kemampuan matematika rendah dan sedang tidak memeriksan kembali dan menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan. Subjek perempuan dengan kemampuan matematika tinggi mampu memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan, 11

sedangkan pada tahap menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan pada data 1 subjek laki-laki dengan kemampuan matematika tinggi tidak menuliskan kesimpulan tetapi pada data 2 menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan 3. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara subjek perempuan dan subjek laki-laki sebagai berikut. a. Subjek dengan kemampuan matematika rendah merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan penyelesaian masalah, memeriksa kembali dan dikerjakan tidak terdapat perbedaan. b. Subjek dengan kemampuan matematika sedang merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan penyelesaian masalah, memeriksa kembali dan dikerjakan tidak terdapat perbedaan. c. Subjek dengan kemampuan matematika tinggi Pada tahap memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah tidak terdapat perbedaan. Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah subjek perempuan melakukan kesalahan operasi hitung pada data 1 soal nomor 1 dan 2 sedangkan subjek laki-laki mampu melaksanakan penyelesaian masalah dengan baik dan benar. Pada tahap memeriksa kembali, pada data 1 soal nomor 1 dan 2 subjek perempuan tidak mampu memeriksa kembali sedangkan subjek laki-laki mampu memeriksa kembali. Sedangkan pada tahap dikerjakan pada data 1 kedua subjek tidak menuliskan kesimpulan, pada data 2 kedua subjek menuliskan kesimpulan dari apa yang sudah dikerjakan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, hendaknya guru tidak hanya memperhatikan siswa laki-laki atau perempuan saja. 2. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi walaupun secara substansi sudah dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan, peningkatan pencapaian siswa hendaknya terus dilakukan dengan pembelajaran yang inovatif. 3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dan sedang masih melakukan 12

kesalahan dalam operasi hitung. Sebaiknya guru dapat memberikan waktu dan perhatian lebih pada siswa dengan kemampuan matematika rendah dan sedang agar siswa dengan kemampuan rendah dan sedang dapat mengoreksi kembali pemecahan masalah yang dilakukan. V. DAFTAR PUSTAKA Amir, Zubaidah MZ. 2013. Perspektif Gender dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Eganinta, Devi. 2012. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika berdasarkan Langkahlangkah Polya pada Materi Sistem Persamaan Linear dua variabel bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta ditinjau dari kemampuan penalaran siswa. Tesis: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak Dipublikasikan. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Nafi an, Muhammad Ilham. 2011. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Gender di Sekolah Dasar. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Unesa. Rahmawati, Ira Ismi. 2015. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar Dan Gender pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Negeri 8 Purwokerto. Skripsi. Tidak dipulikasikan. Purwokerto: FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Ramadzani, Richa Alfiatun. 2014. Profil Peserta Didik SMP Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pecahan ditinjau dari Kemampuan Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 3(3): 195-201. Faizati, Puji Savvi Dian. 2014. Analisi Kesalahan dan perilaku yang dilakukan Siswa Kelas VII-C MTS Darul Huda Pasuruan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Perbandingan Mata Pelajaran Matematika. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Friedman, Howard S dan Schustack, Miriam W. 2008. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga. Muthoharoh, Umi. 2012. Hubungan Gender Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP. Skripsi. 13