BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. auditan yang diaudit oleh auditor independen disebut dengan audit report lag

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. Calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal perlu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti manajemen, pemegang

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus melakukan audit laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. sikap profesional oleh auditor. Kriteria profesional auditor adalah independensi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharuskan menaati ketentuan yang telah ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal, yaitu salah satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Masalah yang seringkali dihadapi oleh suatu perusahaan publik adalah ketepatan penyampaian pelaporan keuangan (audit report lag) ke BEI. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KE 36/PM/2003 tentang pasar modal dimana dijelaskan bahwa laporan keuangan auditan bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit kepada Bapepam. Semakin cepat pekerjaan audit selesai dilakukan, maka semakin cepat pula informasi dipublikasikan karena penyampaian laporan keuangan berkala secara tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bapepam juga mengatur keputusan mengenai laporan keuangan pada peraturan BAPEPAM No.XK.2 dimana dijelaskan mengenai kewajiban perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan berkala yang berisi informasi mengenai kegiatan usaha dan keadaan keuangan pada perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan Bapepam dalam rangka pemberian informasi secara tepat waktu dan akurat kepada pemakai laporan keuangan. 1

Adapun sanksi yang diberikan bagi PT. Tbk menurut Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004 jika terlambat menyampaikan Laporan Keuangan Audited ke Bapepam-LK adalah dengan memberikan: a. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan. b. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- apabila mulai dari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan (jika perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan). c. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan (jika perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan poin (b) di atas). d. Penghentian Sementara Perdagangan Efek Perusahaan Tercatat (suspensi) di Bursa, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan (jika perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan poin (b) dan (c) di atas). e. Sanksi suspensi perusahaan tercatat hanya akan dibuka apabila perusahaan tercatat telah menyerahkan laporan keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan poin (b) dan (c) di atas. Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen yang bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan memerlukan waktu uang cukup panjang. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan pengendalian intern yang kurang baik (Petronila, 2007 : dalam Lianto dan Kusuma, 2010). Pemenuhan standar audit tersebut oleh auditor dapat berdampak 2

lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil audit. Salah satu faktor penyebab tertundanya publikasi laporan keuangan adalah jangka waktu pelaporan audit (audit report lag). Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan keuangan auditan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini disebut audit report lag. Semakin panjang suatu audit report lag, maka akan memberikan dampak negatif. Hal ini dikarenakan keterlambatan dalam publikasi laporan keuangan akan berdampak pada ketidakpastian keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang dipublikasi. Tabel 1.1 menyajikan daftar audit report lag perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut turut tahun 2011 sampai tahun 2014 yang mencantumkan lamanya hari sejak tanggal penutupan tahun buku perusahaan sampai tanggal diterbitkannya laporan audit independen. 3

Tabel 1.1 Daftar Audit Report Lag Perusahaan Konsumsi Periode Tahun 2011-2014 No Nama Perusahaan Lama Hari 2011 2012 2013 2014 1. Akasha Wira International (d/h Ades Waters Indonesia) Tbk 80 68 75 91 2. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 73 72 68 87 3. Delta Djakarta Tbk 88 88 68 88 4. Fast Food Indonesia Tbk 87 76 86 78 5. Gudang Garam Tbk 74 83 78 85 6. HM Sampoerna Tbk 77 75 88 77 7. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 76 72 78 73 8. Indofood Sukses Makmur Tbk 76 72 78 73 9. Kimia Farma (Persero) Tbk 82 58 51 52 10. Kedaung Indah Can Tbk 68 75 64 65 11. Kalbe Farma Tbk 70 69 72 73 12. Merck Tbk 55 47 46 59 13. Multi Bintang Indonesia Tbk 63 76 78 77 14. Mayora Indah Tbk 40 89 87 88 15. Pyridam Farma Tbk 60 60 71 77 16. Nippon Indosari Coporindo Tbk 73 38 49 81 17. Sekar Laut Tbk 76 72 80 77 18. Smart Tbk 40 57 49 44 19. Siantar TOP Tbk 97 88 88 88 20. Tunas Baru Lampung Tbk 76 79 80 79 21. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk 86 87 85 91 Rata - rata 72 71 72 76 Sumber : http://www.idx.co.id/bursa Efek Indonesia diakses tanggal 17 Februari 2016 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada perusahaan konsumsi tahun 2011 mengalami rata rata audit report lag 72 hari. Dari data di atas audit report lag paling singkat yaitu 40 hari pada perusahaan Mayora Indah Tbk pada tahun 2011. Hal tersebut dilakukan karena semakin cepat penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit akan semakin baik bagi perusahaan dan investor. Namun, tidak berbanding 4

lurus dengan perusahaan yang dialami oleh Siantar TOP Tbk paling lama audit report lag yaitu 97 hari. Setelah tahun 2011 perusahaan konsumsi memiliki data pada tahun 2012 mengalami penurunan rata rata audit report lag menjadi 71 hari dan perusahaan yang dialami Mayora Indah Tbk mengalami peningkatan audit report lag menjadi 89, sedangkan pada perusahaan Siantar TOP Tbk mengalami penurunan audit report lag menjadi 88. Hal ini baik bagi perkembangan perusahaan dalam penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit. Pada tahun 2013 dan 2014 rata rata audit report lag mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu 72 hari dan 76 hari. Perusahaan Mayora Indah Tbk mengalami penurunan audit report lag pada tahun 2013 menjadi 87 hari dan audit report lag pada perusahaan Siantar TOP Tbk masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu 88 hari, sedangkan pada tahun 2014 perusahaan Mayora Indah Tbk dan Siantar TOP Tbk mengalami audit report lag yang sama yaitu 88 hari. Perusahaan Akasha Wira International (d/h Ades Waters Indonesia) Tbk dan Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk mengalami audit report lag paling lama yaitu 91 hari pada tahun 2013 dan 2014. Berdasarkan uraian diatas perusahaan Siantar TOP Tbk dikenakan denda kuartal III sebesar Rp 150.000.000,- pada tahun 2011 karena telah melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan yaitu 97 hari. Perusahaan Akasha Wira International (d/h Ades Waters Indonesia) Tbk dan Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk juga 5

dikenakan denda yang sama pada tahun 2014 karena telah melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan yaitu 91 hari. Perusahaan yang ruang lingkupnya sangat kecil cenderung akan menyelesaikan proses auditnya lebih lambat dibandingkan dengan perusahaan yang besar. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Berdasarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : KEP-11/PM/1997 menyatakan bahwa ukuran perusahaan kecil diukur dengan cara melihat total aset kurang dari Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). Syarat ukuran perusahaan besar memiliki total aset lebih dari Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). Perusahaan besar biasanya memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan menengah ke bawah. Hal ini berdampak pada lamanya audit report lag pada perusahaan besar. Perusahaan besar cenderung menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada perusahaan menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan perusahaan besar diawasi oleh para investor, pengawas permodalan dan pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan menengah ke bawah. Perusahaan yang besar juga memiliki sistem pengendalian intern dan efektif sehingga dapat memudahkan dalam melakukan proses audit (Subekti dan Widiyanti, 2004). Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan mampu mempekerjakan personil untuk mengatur sistem pengendalian perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan 6

dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Selain itu, manajemen dari perusahaan besar mempunyai dorongan yang lebih besar untuk mengurangi audit report lag karena dimonitor oleh para investor, serikat dagang dan badan pengawas. Menurut penelitian Lianto dan Kusuma (2010), ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Namun penelitian Silaban (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Menurut Indriyani (2012), ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Setiap perusahaan menginginkan laporan keuangannya dapat diaudit dengan waktu yang lebih cepat serta dengan kualitas yang baik. Kantor Akuntan Publik (KAP) besar memiliki sumber daya yang lebih baik dan banyak serta didukung dengan sistem yang lebih canggih sehingga laporan auditan yang dihasilkan lebih akurat (Petronila, 2007). The Big Four perusahaan akuntansi memiliki akses yang lebih baik ke teknologi canggih dan spesialis staf bila dibandingkan dengan Non Big Four. Oleh karena itu, klien biasanya mempersepsikan auditor yang berasal dari KAP besar karena KAP besar yang tergolong The Big Four akan melindungi reputasinya dengan menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi sehingga akan mengurangi audit report lag. Di Indonesia terdapat empat kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan The Big Four, sehingga memudahkan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia berkomunikasi jika ingin diaudit oleh kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan The Big Four. 7

Menurut penelitian Juanita dan Satwiko (2012), ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan Menurut Bangun, Subagyo, dan Tarigan (2012), ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag. Perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan yang baik tentunya akan dipercayai dapat menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu kepada publik, sedangkan ukuran perusahaan juga dipercayai akan memperlambat kinerja perusahaan dalam melakukan pelaporan keuangan dan ukuran kantor akuntan publik besar yang memiliki reputasi yang baik tentunya akan melakukan audit secara tepat waktu, sehingga pelaporan keuangan juga cenderung akan tepat waktu, demikian sebaliknya. Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai audit report lag inilah yang memotivasi penulis untuk meneliti kembali pengaruh ukuran perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit report lag. Penulis memilih untuk meneliti perusahaan-perusahaan sektor non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT REPORT LAG DENGAN KINERJA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian Ayushabrina (2012), Bangun (2015), dan Munsif (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, 8

yaitu peneliti terdahulu tidak menggunakan variabel moderating sedangkan penelitian ini menambahkan variabel moderating yaitu kinerja perusahaan karena secara teoritis jika suatu perusahaan mengalami audit report lag, maka kinerja suatu perusahaan tersebut akan terpengaruh. Kinerja suatu perusahaan atau penilaian prestasi manajemen ini diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan fakta mengenai banyaknya keterlambatan (audit report lag) penyampaian laporan keuangan auditan oleh perusahaan go public di Indonesia yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar dan diaudit oleh KAP yang besar akan menghasilkan laporan keuangan audit yang baik sehingga akan membuat citra perusahaan menjadi baik. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baik citra perusahaan, maka kinerja perusahaan juga baik. Jika kinerja perusahaan meningkat, maka perusahaan juga akan mendapatkan laba yang meningkat pula. Atas dasar uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI? 2. Apakah kinerja perusahaan mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI? 9

3. Apakah ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI? 4. Apakah kinerja perusahaan mampu memoderasi hubungan antara ukuran KAP dengan audit report lag pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui apakah ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan mampu memoderasi hubungan antara ukuran KAP dengan audit report lag pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag. 10

2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai audit report lag dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Bagi Akademisi Dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan audit report lag. 4. Bagi Auditor Dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan audit report lag. 11