BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan the post test only control group design karena pengukuran. dilakukan sesudah perlakuan pada hewan coba.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri Semarang (UNNES). Pemeriksaan histopatologi dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RSUP dr. Kariadi, Semarang. 3.1.2. Lingkup Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada awal sampai pertengahan tahun 2016. 3.1.3. Lingkup Ilmu Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Toksikologi 3.2. Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, penelitian akan dilakukan memakai jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian post test only with control group design. Menggunakan 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok perlakuan dosis 20 mg/kg BB, kelompok perlakuan 10 mg/kg BB dan kelompok kontrol. Penelitian hanya dilakukan pada saat post test, dengan membandingkan hasil observasi antara kelompok control, kelompok eksperimental dosis 20 mg/kg BB dan 10 mg/kg BB. 38

3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Bebas Variable bebas dalam penelitian ini adalah merkuri inorganik yaitu mercuric chloride. 3.3.2. Variabel Tergantung Variable tergantung dalam penelitian ini adalah kerusakan hepar yang dilihat melalui gambaran histopatologis dengan menggunakan mikroskop cahaya 3.4. Definisi Operasional Variabel No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Skala 1. Mercuric Pada penelitian ini, mercuric Karena pemberian air Rasio chloride chloride atau HgCl2 akan mengandung merkuri tiap tikus diberikan melalui air minum disamakan yaitu 3 ml. Supaya dengan dosis 20 mg/kg BB didapatkan dosis merkuri yang dan 10 mg/kg BB. diinginkan maka pembuatan air minum bercampur merkuri Dosis ditentukan dihitung dengan rumus: berdasarkan dosis lethal merkuri yaitu 40 mg/kg BB Pada kelompok 20 mg/kg BB, kemudian diambil dosis dengan BB tikus 250 gr maka sebesar setengah dan 39

seperempat dari dosis tersebut maka didapatkan dosis yang diharapkan dikonsumsi tikus adalah 5 mg dosis 20 mg/kg BB dan 10 mg/kg BB. Merkuri yang dilarutkan pada 1 liter air kelompok dosis 20 mg/kg Masing-masing diberikan memakai sonde sebanyak 2 ml secara hati-hati sehingga tidak menumbulkan stress pada tikus setiap hari pada pagi hari dan jam yang sama BB atau X: X / 1000 ml x 2 ml = 5 mg /14 hari X/1000 x 2 = 5 / 14 X = ( 5 x 1000 ) / (14 x 2 ) X = 119,05 mg 119 mg selama 14 hari. Dengan rumus yang sama maka untuk kelompok dosis 10 mg/kg BB diperlukan merkuri sebanyak 119 / 2 yaitu 59,5 mg untuk dilarutkan dalam 1 liter air 2. Gambaran Gambaran mikroskopis Penilaian terhadap gambaran Ordinal Histo- hepar tikus Wistar pada mikroskopis organ hepar tikus patologis penelitian ini, diperoleh Wistar ini dilakukan berdasarkan Hepar dengan cara membuat tingkat kerusakan sel hepatosit 40

preparat hepar dengan menggunakan pengecatan Hematoksilin & Eosin (HE). Preparat tersebut di amati di sekitar vena sentralis, dengan mikroskop cahaya perbesaran 400x pada 5 lapangan pandang yang masing - masing terdiri dari 25 sel yang dianggap mewakili gambaran keseluruhan. dan perubahan struktur histopatologi sel hepar, dengan acuan scoring menurut Manja Roenigk, sebagai berikut : 1) Normal : tampak sel berbentuk polygonal, sitoplasma berwarna merah homogen, dinding sel berbatas tegas. 2) Degenerasi parenkimatosa (Sedang): pembengkakan sel, sitoplasma keruh dan adanya granula. 3) Degenerasi hidropik (Sedang): terdapat akumulasi cairan dan terdapat banyak vakuola. 4) Nekrosis (Berat): kematian sel, terdapat 3 bentuk yaitu : 41

a) Piknotik : tampak inti sel kecil berwarna gelap dan sitoplasma sel kemerahan. b) Karioreksis : sel mengecil, bentuk ireguler, fragmentasi inti sel. c) Kariolisis : inti sel hilang Tabel 5. Definisi operasional variable 42

3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Penelitian a. Populasi Target Populasi yang diteliti adalah tikus Wistar. b. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah tikus Wistar yang diperoleh dari Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang. 3.5.2. Sampel Penelitian 3.5.2.1. Kriteria Inklusi a. Tikus Wistar jantan b. Usia 2-3 bulan c. Berat badan 150-250 gram d. Dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan anatomi 3.5.2.2. Kriteria Eksklusi a. Tikus yang mengalami gangguan pencernaan dan penyerapan. b. Tikus yang mengalami mati. 3.5.2.3. Besar Sampel Besar sampel penelitian ditentukan berdasarkan ketentuan rumus Federer yaitu (n-1) (t-1) 15 t = jumlah kelompok n = besar sampel Pada penelitian jumlah kelompok (t)= 3 sehingga didapatkan 43

(n-1) (3-1) 15 2n - 2 15 n 8,5 9 sehingga pada penelitian ini akan digunakan 27 ekor tikus Wistar yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu 9 tikus dalam kelompok perlakuan 20 mg/kg BB, 9 tikus dalam kelompok 10 mg/kg BB dan 9 tikus dalam kelompok control. 3.5.2.4. Cara Pengambilan Sampel Untuk menghindari bias karena faktor variasi umur dan berat badan maka pengambilan sampel dilakukan dengan allocation random sampling. Randomisasi langsung dapat dilakukan karena sampel diambil dari tikus Wistar yang sudah memenuhi kriteria inklusi sehingga dianggap cukup homogen. 3.6. Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1. Alat untuk perlakuan a. Tikus Wistar sebanyak 27 ekor b. Kandang tikus Wistar c. Tempat makan dan minum tikus d. Makanan standard untuk tikus e. Air minum standard untuk kelompok kontrol 44

f. Air minum yang mengandung mercuric chloride 20 mg/kg BB g. Air minum yang mengandung mercuric chloride 10 mg/kg BB h. Sonde untuk meminumkan air perlakuan 3.6.2. Alat untuk pengambilan organ ( hati ) a. Pisau skapel b. Pinset bedah (chirurgis) c. Gunting operasi lurus tajam / tumpul d. Toples kaca berisi kapas yang telah dituang 10-20 ml ether untuk anasthesi e. Botol plastic bertutup, berlabel, berisi buffer formalin 10% dengan volume 10x dari volume sampel organ yang dimasukkan 3.6.3. Alat untuk pembuatan slide sediaan histopatologi dan interpretasinya a. Bahan-bahan untuk metode baku histologi pemeriksaan jaringan yaitu larutan Bouin, larutan buffer formalin 10%, parafin, albumin, hematoksilin eosin, larutan xylol, alkohol 30%, alkohol 40%, alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 96%, dan aquades. b. Mikroskop cahaya hingga pembesaran 400x c. Kamera digital untuk dokumentasi 45

3.7 Cara Pengumpulan Data 3.7.1 Jenis data Data yang didapat dalam penelitian ini adalah data primer hasil penelitian berupa tingkat kerusakan hepar tikus Wistar dari kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kelompok control. 3.7.2 Langkah kerja penelitian Sejumlah 27 ekor tikus Wistar jantan akan dilakukan adaptasi selama 7 hari di laboratorium dengan kandang tunggal tertutup, pencahayaan dan ventilasi cukup. Suhu ruangan 27-32 0 C, penerangan diatur sesuai siklus 12 jam terang dan 12 jam gelap. Semua hewan diberi pakan standar AD II serta minuman air RO yang sama (ad libitum). Setiap hari dilakukan pembersihan kandang dan monitoring kesehatan hewan coba. Pada hari ke-8, tikus Wistar dibagi menjadi 3 kelompok yang masingmasing terdiri dari 9 ekor tikus yang diberi tanda pada kepala sebagai tanda kelompok perlakuan 20 mg/kg BB, 9 ekor tikus diberi tanda di punggung sebagai kelompok perlakuan 10 mg/kg BB dan 9 ekor tikus sebagai kelompok kontrol. Selanjutnya masing-masing tikus ditimbang, dilakukan pengukuran suhu dan pemeriksaan fisik dada meliputi inspeksi dan auskultasi. Kelompok control diberi minuman air minum standard sebanyak 3 ml memakai sonde setiap hari pada pagi hari pada jam yang sama kemudian diberi makanan dan minuman standard selama 14 hari kemudian dilakukan terminasi memakai ether pada hari ke 21 bersamaan dengan hewan pada kelompok 46

percobaan. Kelompok perlakuan 20 mg/kg BB dan 10 mg/kg BB diberi mercuric chloride (HgCl2) selama 14 hari. Pemberian mercuric chloride pada kelompok 20 mg/kg BB diberikan dengan cara mencampurkan garam merkuri klorida (HgCl2) sebanyak 119 mg pada 1 liter air minum lalu diaduk hingga rata sehingga didapatkan air minum dengan konsentrasi merkuri sebesar 119,05 ppm. Kemudian air dengan konsentrasi 119 ppm tersebut akan diambil sebanyak 3 ml dan diberikan ke tikus coba memakai sonde secara hati-hati agar tidak menimbulkan stress. Langkah selanjutnya adalah membuat air minum lagi dengan konsentrasi 59,5 ppm untuk kelompok perlakuan 10 mg/ kg BB dengan langkah seperti pembuatan air minum dengan kelompok 20 mg/kg BB hanya saja kali ini garam merkuri yang dilarutkan sebanyak 59,5 mg dan diberikan kepada tikus dengan memakai sonde sebanyak 3ml seperti pada kelompok 20 mg/kg BB. Selama perlakuan, pemberian air melalui sonde akan dilakukan tenaga berpengalaman agar tidak menimbulkan stress berlebih. Bila pada hari itu air merkuri tidak habis untuk diberikan pada hewan perlakuan maka setiap hari sebelum pengambilan air merkuri pada tempat air besar yang berisi air merkuri tadi maka akan dilakukan pengadukan pada air minum agar garam merkuri tidak mengendap dan campuran tetap homogen. Setelah pemberian mercuric chloride sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu 14 hari jika tidak terjadi drop out pada tikus, tikus kemudian dimasukkan ke dalam toples bening berisi kapas yang telah dituang ether 10-20 ml dan ditutup rapat. Dilakukan pengamatan nafas dan denyut jantung dan bila sudah tidak bernafas 47

maka toples dibuka dan tikus diambil lalu dilakukan pemeriksaan nafas dan denyut jantung kembali untuk memastikan baru kemudian dilakukan dekapitasi. Selanjutnya dilakukan autopsi untuk pengambilan organ hepar. Organ hepar tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik berisi larutan buffer formalin 10%, diilakukan dehidrasi kemudian dimasukkan ke blok paraffin. Blok Parrafin yang berisi hepar kemudian dipotong dengan menggunakan microtome dengan ketebalan 5-6 μm. Kemudian sampel hepar tikus Wistar diserahkan ke Bagian Patologi Anatomi untuk diolah mengikuti metode baku histologi dengan pewarnaan Hemaktosilin Eosin. Pembacaan kemudian dilakukan dengan perbesaran 1000x dan dihitung. Pembacaan ini diarahkan dokter spesialis patologi anatomi. Data pemeriksaan ditulis dalam formulir untuk kemudian dianalisa. Untuk menghindari bias, analisa hasil akan dilakukan dengan menggunakan teknik double blind, dimana kedua pemeriksa tidak tahu tiap-tiap anggota kelompok perlakuan mapun kontrol sehingga diharapkan akan diperoleh hasil pemeriksaan yang objektif. 48

3.8 Alur Penelitian Populasi Tikus Wistar Ada kriteria eksklusi Memenuhi kriteria inklusi Adaptasi 7 hari kemudian randomisasi Kelompok perlakuan (diberi mercuric chloride dosis 20 mg/kg BB memakai sonde 3ml/tikus/ hari ), 14 hari Kelompok perlakuan (diberi mercuric chloride dosis 10 mg/kg BB memakai sonde 3 ml/ tikus/hari), 14 hari Kelompok kontrol ( diberi air minum memakai sonde 3ml/ tikus/ hari), 14 hari Terminasi dan pengambilan organ pada hari ke-21 Pengangkutan sampel (buffer formalin 10 %) Pembuatan blok parafin dan pembacaan histopatologis Melihat adanya perubahan atau tidak, jenis perubuhan dan tingkat kerusakan pad amasing-masing kelompok Membandingkan tingkat kerusakan antara 20 mg/kg BB - kontrol, 10 mg/kg BBkontrol, dan 20 mg/kg BB - 10 mg/kg BB Gambar 8. Alur Penelitian 49

3.9 Pengolahan dan Analisa Data Data yang diperoleh diolah dengan program komputer dan diuji normalitas untuk mengetahui apakah persebaran datanya normal dengan Saphiro-Wilk karena jumlah sampel < 50. Bila didapatkan distribusi datanya normal di mana didapatkan nilai p bermakna yaitu nilai p < 0,05 maka dilanjutkan analisis data untuk menguji perbedaannya dengan menggunakan uji parametrik One Way Anova atau memakai bila Kruskal-Wallis distribusinya tidak normal. Dilanjutkan dengan uji Independent t test untu distribusi data normal atau Mann Whitney untuk distribusi data tidak normal untuk membandingkan antar kelompok. 3.10 Etika Penelitian Sebelum penelitian dilakukan protokol telah dimintakan Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dengan nomor: 397/EC/FK-RSDK/2016. 50

3.11 Jadwal Penelitian Program 1. Persiapan a. Proposal penelitian b. Ethical clearance c. Persiapan material d. Diskusi 2. Operasional a. Skrining data b. Pengumpulan sampel c. Konsultasi 3. Eksperimen a. Intervensi b. Feedback c. Konsultasi 4. Seminar a. Progres report b. Feedback 5. Laporan akhir a. Konsultasi b. Analisis data c. Presentasi d. Revisi e. Publikasi Bulan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 51