BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola usaha. Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Tujuan laporan keuangan adalah sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, arus kas serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap informasi tersebut. Laporan keuangan sebaiknya dibuat dan dipublikasikan sesegera mungkin agar tidak mempengaruhi kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan para pemakainya. (Zaki Baridwan 2014:17). Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajian laporan keuangan yang dapat menyebabkan manfaat informasi disajikan menjadi berkurang. Regulator memandang perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten (Made 1
2 Gede W, 2004). Hal ini diperkuat dengan adanya yang menyatakan bahwa setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit tepat waktu. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa emiten dan perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan, selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan Peraturan Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik tanggal 5 Juli 2011 (yang berlaku pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini diterbitkan), batas paling lambat: a. Penyampaian kepada Otoritas Jasa Keuangan serta pengumuman dan/atau pemuatan dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik atas laporan keuangan tengah tahunan adalah pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan; b. Penyampaian kepada Otoritas Jasa Keuangan serta pengumuman dan/atau pemuatan dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik atas laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan adalah pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
3 Lamanya waktu penyelesaian audit dihitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Dyer & McHugh, 1975). Dibalik melesatnya laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di pasar modal hingga menembus rekor baru 5.523, rupanya masih menyisakan masalah soal tingkat kedisiplinan emiten dalam menyampaikan laporan keuangan yang telat dan tidak sesuai dari ketentuan pihak Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (9/4), Bursa Efek Indonesia melaporkan ada 52 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten. Salah satu emiten yang telah menyampaikan laporan keuangan adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan tambang batubara milik Grup Bakrie ini menyatakan belum bisa mengeluarkan laporan keuangan audit tahunan 2014. Dileep Srivastava, Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources, mengatakan hal tersebut merujuk kepada Peraturan Pasar Modal Nomor X.K.2 No.: Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik dan Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-E mengenai Kewajiban Penyampaian Informasi, Kami sampaikan bahwa perseroan belum dapat menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasian Tahunan Perseroan untuk periode satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 (audited) karena saat ini perseroan masih menunggu konfirmasi utang dari beberapa kreditor perseroan, ujar Dileep. Sesuai aturan
4 BEI, laporan keuangan audit 2014 harus sudah disampaikan paling lambat 31 Maret 2015. Jika emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Nantinya, jika pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan melayang. Sanksi ini disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta. Selanjutnya, jika pada hari kalender ke-61 hingga ke- 90, perseroan masih membandel, maka bursa akan memberi peringatan tertulis III plus denda Rp 150 juta. (Sumber: www.neraca.co.id). Sanksi serta peraturan yang diberlakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-H tentang Sanksi yang berisi peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para perusahaan tercatat di dalam menyampaikan informasi keuangannya dalam bentuk laporan keuangan hendaknya diterbitkan tepat waktu apabila tidak tepat waktu maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku yang nantinya akan berefek pada perusahaan tercatat tersebut. Variabel sanksi BEI ini berhubungan erat terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen, peneliti tertarik mengujinya untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dipakai serta ingin mengetahui apakah variabel sanksi BEI ini mampu memoderasi hubungan dari
5 setiap variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebaga salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan (Supriyati Yuliasri Rolinda, 2007:110), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.
6 Berikutnya factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap audit delay. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi audit delay pada suatu perusahaan, salah satunya adalah ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva. Pengaruh ini ditujukan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin panjang audit delay. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih lama dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar. Menurut penelitian Henderson dan Kaplan (2002), Boynton dan Kell (1996) dalam Utami (2006:5) menemukan hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan audit delay, kesimpulan ini berarti bahwa audit delay berpengaruh besar lebih lama dari pada perusahaan kecil. Kemudian, Dyer and McHugh (1975) dalam penelitian The Timeliness of The Australian Report, faktor yang berpengaruh signifikan adalah ukuran perusahaan. Motivasi penelitian ini berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Novelia Sagita Indra dan Dicky Arisudhana (2012) menyatakan bahwa semakin lama umur perusahaan, maka Audit Delay yang terjadi semakin kecil, karena perusahaan yang memiliki umur lebih tua dinilai lebih mampu dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut. Dan umur perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. Umur perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam perjalanan suatu perusahaan. Perusahaan yang sudah lama berdiri tentunya akan mendapat
7 perhatian lebih dari masyarakat luas. Dengan demikian, tentunya perusahaan yang sudah lama berdiri akan selalu menjaga stabilitas dan citra perusahaan. Untuk menjaga stabilitas dan citra, perusahaan akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya. Pengukuran umur perusahaan dihitung sejak berdirinya perusahaan sampai dengan data observasi (annual report) dibuat (latifah et al, 2011). Dari annual report yang diterbitkan perusahaan akan mengungkapkan seberapa bagus kemampuan perusahaan dalam menjaga stabilitas dan citra. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 2) Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 3) Seberapa besar ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay baik secara parsial maupun simultan.
8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap audit delay. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui besarnya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. 2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh umur perusahaan terhadap audit delay. 3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap audit deay. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menjadi tambahan referensi atau rujukan mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap audit delay. Manfaat Praktik Manfaat praktik dari penelitian ini adalah sebagai informasi kepada perusahaan dan profesi auditor serta Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang dapat mempengaruhi audit delay. Sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha memperbaiki ketepatan waktu ata mempercepat penerbitan laporan keuangan kepada publik.
9 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia Berjangka yang berlokasi di Universitas Widyatama yang beralamat di Jl. Cikutra no.204a Bandung 40125, serta mendownload dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id. Waktu penelitian terhitung sejak bulan Oktober 2016.