Posisi Kerja Masyarakat Nelayan Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Buruh Posisi Kerja Pemilik Perahu Bontang Kuala 41 23 64 LokTuan 13 6 19 Total 48 (58%) 34 (42%) 83 BAB IV
Kondisi Fisik Bangunan Kondisi Bangunan Rumah Penduduk di Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Kayu Separoh tembok dan separoh kayu Tembok (Dinding) Bontang Kuala 17 19 28 64 Lok Tuan 5 6 8 19 Total 22 (27%) 25 (30%) 36 (43%) 83 BAB IV
Kondisi Lantai Bangunan di Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Lantai Keramik Lantai kayu Lantai keramik dan kayu Bontang Kuala 40 20 4 64 Lok Tuan 8 6 5 19 Total 48 (58%) 26 (31%) 9 (11%) 83 Genangan Air Hujan/Kotor di Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Tidak Terjadi genangan Terjadi genangan sebagian dan tdk lama Terjadi genangan tinggi dan lama Bontang Kuala 20 44 0 64 Lok Tuan 7 12 0 19 Total 27 (33%) 56 (67%) 0 0%) 83 BAB IV
Kepadatan Bangunan Kelurahan Tidak ada halaman/luas rumah diatas 70% Luas rumah 60-70% Luas rumah < 60% Bontang Kuala 47 10 7 64 Lok Tuan 13 4 2 19 Total 60 (72%) 14 (17%) 9 (11%) 83 Kepadatan Hunian Kelurahan 7-8 org 5-6 org < 5 org Bontang Kuala 3 48 13 64 Lok Tuan 2 14 3 19 Total 5 (6%) 62 (75%) 16 (19%) 83 BAB IV
Prasarana Permukiman Air Bersih Kondisi Sarana Air Bersih di Kec. Bontang Utara Kelurahan Minum, Minum, Minum, masak : Masak : PAM masak, PAM beli beli mandi, cuci : Mandi, cuci : Sungai Mandi, cuci : sumur PAM sambungan rumah Bontang Kuala 7 31 26 64 Lok Tuan 1 11 7 19 Total 8 (10%) 42 (51%) 33 (39%) 83 Sanitasi/Air LImbah Kelurahan Bontang Kuala Kondisi sarana sanitasi di Kec. Bontang Utara Tidak punya MCK, membuang ke laut Tidak punya MCK, membuang ke ponten umum MCK pada rumah ada tiap 10 22 32 64 Lok Tuan 4 6 9 19 Total 14 (17%) 28 (34%) 41 (49%) 83 BAB IV
Sampah Kondisi sarana persampahan di Kec. Bontang Utara Kelurahan Tidak ada tempat sampah, tidakdikelola/dibakar Ada tempat sampah, tetapi tidak terawat, terangkut/sebagian ditimbun Tempat sampah ada disetiap rumah, selalu terangkut/di pilah Bontang 8 9 47 64 Kuala Lok Tuan 3 3 13 19 Total 11 (14%) 12 (14%) 60 (72%) 83 Jalan Kondisi jalan di Kec. Bontang Utara Kelurahan Berlubang dan kayu rapuh Sedikit berlubang Terawat dan bagus Bontang Kuala 4 7 53 64 Lok Tuan 3 4 12 19 Total 7 (8%) 11 (13%) 65 (78%) 83 BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Faktor-faktor Penyabab Kekumuhan Permukiman Nelayan Stakeholder kunci yaitu : Bappeda, yaitu kepala bidang fisik dan prasarana bappeda kota Bontang Dinas Tata Kota, kepala bidang permukiman dintakot kota Bontang Pemerintah Kecamatan Bontang Utara Pemerintah Kelurahan Bontang Kuala dan Lok Tuan LSM, yaitu LSM study 88 dan LSM komite pemantau kebijakan publik (KPKP) BAB IV
Langkah-langkah analisis nya : 1. Eksplorasi Komponen Tahap I, diperoleh pandangan: 1. Sarana dan Prasarana a. Air Bersih Mayoritas berpendapat bahwa ketersediaan air bersih merupakan salah satu faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di Kec. Bontang Utara. b. Persampahan di Kec. Bontang Utara banyak warga yang membuang sampah ke laut. c. Jalan Mayoritas berpendapat bahwa jalan tidak termasuk dalam faktor penyebab kekumuhan. d. Sanitasi Kondisi sanitasi yang tidak memadai memicu timbulnya permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara.
2. Fisik Bangunan a. Kondisi Bangunan Kondisi bangunan di Kec. Bontang Utara yang buruk mengindikasikan bahwa lingkungan ettsrebut kumuh. b. Kepadatan Bnagunan Kepadatan bangunan yang tinggi dan terlihat tidak beraturan menyebabkan permukiman terliihat kumuh. 3. Ketertiban a. Upaya Penertiban Kurang perhatiannya pemerintah terhadap penanganan permuukiman yang ada menyebabkan permukiman nelayan tersebut semakin terlihat kumuh. b. Kesadaran terhadap lingkungan merupakan faktor tambahab dari 2 responden. Aktivitas masyarakat seperti membuang sampah sembarangan dan menjemur pakaian maupun ikan menyebabkan lingkungan terlihat kotor.
4. Sosial Budaya a. Tingkat Pendapatan di Kec. Bontang Utara rata-rata memiliki pendpatan rendah sehingga masyarakat hanya mementingkan kebutuhan hidupnya dan mengabaikan lingkungan permukimannya. b. Tingkat Pendidikan Dengan tingkat pendidikan masyarakat nelayan di Kec. Bontang Utara, yang rata-rata hanya sampai pada tamatan SD maka masyarakatpun tidak tahu akan mengelola lingkungan dengan ramah.
Berdasarkan penggalian pendapat seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil ekplorasi faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di kec. Bontang Utara, adalah sebagai berikut: 1. Sarana dan Prasarana a. Air bersih b. Persampahan c. Sanitasi 2. Fisik Bangunan a. Kondisi bangunan b. Kepadatan bangunan 3. Ketertiban a. Upaya penertiban b. Kesadaran terhadap Lingkungan 4. Sosial Budaya a. Tingkat pendapatan b. Tingkat pendidikan
Hasil Iterasi I Faktor penyebab Kekumuhan Permukiman Nelayan di Kec. Bontang Utara No. Pakar/Stakeholder A B C D a b c a b a b a b 1 Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, Bappeda Kota Bontang S S S S S S S S S 2 Kepala Bidang Permukiman, Dinas tata S S S S S S S S S Kota 3 Kepala Kecamatan Bontang Utara S S S S S S S S S 4 Kepala Kelurahan Bontang Kuala, Kec. Bontang Utara S S S S S S S S S 5 Wakil Kepala Kelurahan Lok Tuan, Kec. Bontang Utara 6 LSM 88 7 LSM KPKP S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Prosentase 100% 100% 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100% Keterangan : A. Sarana dan Prasarana a. Air Bersih b. Persampahan c. Sanitasi B. Fisik Bangunan a. Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan C. Ketertiban a. Upaya Penertiban b. Kesadaran Terhadap Lingkungan D. Sosial Budaya a. Tingkat Pendapatan b. Tingkat Pendidikan
2. Analisis Tipologi Kekumuhan Kawasan Permukiman Nelayan di Kecamatan Bontang Utara Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing faktor terhadap timbulnya permukiman kumuh nelayan di Kecamatan Bontang Utara, dengan memberikan nilai pada masing-masing kriteria. BAB IV
Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1) Sarana dan Prasarana Kriteria Tipologi Kekumuhan Permukiman Nelayan Air Bersih Sanitasi/ air limbah Minum, masak : PAM beli Mandi, cuci : Sungai MCK di sungai, cubluk, tidak ada septictank/ dibuang kesungai/ dibuang Ke laut Minum, Masak : PAM beli Mandi, cuci : sumur Ada MCK/ ponten umum Minum, masak, mandi, cuci : PAM sambungan rumah K. mandi / WC ada di tiaptiap rumah Sampah Tidak ada tempat sampah, tidakdikelola/dibakar Ada tempat sampah, tetapi tidak terawat, terangkut/sebagia n ditimbun Tempat sampah ada disetia rumah, selalu terangkut/di pilahdan dimanfaatkan
Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1) Fisik Bangunan Kondisi Bangunan Rumah Kepadatan bangunan (luas rumah/halaman) (%) Apabila bangunan rumah terbuat dari bahan yang cepat lapuk/rusak seperti bamboo yang tidak diawetkan (sesek), dan atau bangunan yang tidak terawat dan atau tidak tahan cuaca, seperti bahan tripleks, lembaran plastik, dinding dari potongan seng, dsb dan atau non permanen. Diperkirakan umur bangunan 2-3 tahun Luas rumah yang dibangundiatas 70 %, halaman Kurang dari 30 % dari luas lahan (Kepadatan bangunan tinggi) Apabila bangunan terbuat daribahan mudah rusak tetapi dalam kondisi terawat dan atau seni permanen lainnya dan atau bahan campuran antara bata dengan bahan non permanen. Umur 4-8 tahun Luas rumah yang dibangun antara 60-70% dari luas Halaman (Kepadatan sedang) Apabila bangunan terbuat dari bahan awet, dirawat, dan tahan cuaca, permanen (dinding batu, dinding bata, dsb). Umur 19-20 tahun Luas rumah yang dibangun kurang dari 60 % dari luas lahan (Kepadatan rendah)
Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1) Ketertiban Sosial Budaya Upaya Penertiban Kesadaran Terhadap Lingkungan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendidikan Upaya Penertiban/Tindakan dari pemerintah lemah dalam menjaga dan menata kondisi lingkungan permukiman Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan buruk, amsih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarang. Menjemur ikan dan pakaian di halaman rumah. Tingkat pendapatan masyarakat rendah, hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari (Kurang dari 750.000) Tingkat pendidikan rendah (belum tamat SD dan hanya tamat sampai SD) Upaya pemerintah cukup lemah, pemerintah hanya bias menata tetapi belum bias mengawasi Kesadaran masyarakat cukup tinggi, masih ada beberapa masyarakat yang tidak membuang sampah sembarangan tetapi masih banyak yang menjemur iksn dan pakaian di depan rumah Tingkat pendapatan masyarakat sedang (Rp. 750.000-Rp 1.000.000) Tingkat pendidikan sedang (tamat SMP) Upaya pemerintah cukup tegas dan cepat dalam menata, menjaga dan mengawasi kondisi lingkungan permukiman Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tinggi. Kondisi lingkungan terlihat baik dan tidak kotor. Tingkat pendapataan masyarakat tinggi (lebih dari Rp. 1.000.000) Tingkat pendidikan tinggi (tamat SMA dan selebihnya)
Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kelurahan Bontang Kuala berdasarkan factor penyebab Faktor/S ub Faktor RW Air bersi h Sarpras Fisik Bangunan Ketertiban Sosbud Jumla h sanitas i Sampa h Kondisi Banguna n Kepadata n Bangunan Upaya Penertiba n Kesadaran Terhadap Lingkunga n Penda patan Pendidi kan RW 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25 RW 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 Rata-rata 26 (Keku muha n Tinggi ) Keterangan : 19-27 = kekumuhan tinggi 10-18= sedang 9 = kekumuhan rendah
Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kelurahan Bontang Kuala berdasarkan factor penyebab Faktor/Su b Faktor RW Air bersi h Sarpras Fisik Bangunan Ketertiban Sosbud Jumla h sanitas Sampa Pendapata Pendidika i h n n Kondisi Banguna n Kepadat an Banguna n Upaya Penertib an Kesadara n Terhadap Lingkung an RW 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25 RW 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 Rata-rata 25.5 (Tingk at Keku muha n Tinggi Keterangan : ) 19-27 = kekumuhan tinggi 10-18= sedang 9 = kekumuhan rendah
3. Analisis Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh Nelayan di Kecamatan Bontang Utara Analisa Triangulasi untuk merumuskan Arahan Pengembangan Permukiman Nelayan di Kec. Bontang Utara Faktor Penyebab Sarana Prasarana dan Tipologi Kekumuhan Air Bersih Fakta Empiri di Lapangan Arahan yang tepat adalah denagn pemasangan pipa dan kran umum Tinjauan Teori Konsep Perbaikan Kampung: Meningkatkan pengadaan air bersih, dengan cara pemasangan kran-kran umum di beberapa tempat. Studi Kasus Pembanding Studi Kasus Pengembangan Lingkungan Permukiman Nelayan Di Kampung Nambangan-Cumpat, Menyediakan krankran umum dan pemasangan pipa air bersih bagi daerah yang belum emmiliki Kesimpulan Triangulasi Menyediakan prasarana air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat denagn acra pemasangan pipa air bagi beberapa RW yang belum memiliki dan pemasangan kran-kran umum di beberapa tempat Persampahan Arahan yang tepat adalah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengendalikan pembuangan sampah pada tempat-tempat yang tidak semestinya melalui penyediaan informasi tentang larangan pembuangan sampah ke lautdan pengadaan gerobak sampah Konsep Perbaikan Kampung: Mengurangi gangguan sampah, dengan cara memperbaiki sistem pembuangan sampah melalui pengadaan gerobak-gerobak sampah, tong dan bak sampah. Studi Kasus Pengembangan Lingkungan Permukiman Nelayan Di Kampung Nambangan-Cumpat, Menyediakan prasarana persampahan berupa bak sampah dan petugas pengangkut sampah melalui kerjasama dengan pihak pemerintah dan instansi terkait Menyediakan prasarana persampahan berupa gerobak sampah dan peningkatan partisipasi masyarakat untuk tidak emmbuang sampah sembarangan terutama ke laut BAB IV
Faktor Penyebab Ketertiban Tipologi Kekumuhan Fakta Empiri di Lapangan Tinjauan Teori Studi Kasus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Sanitasi Arahan yang tepat Konsep Perbaikan Studi Kasus Menyediakan adalah pengadaan Kampung: Pengembangan prasarana sanitasi sarana sanitasi MCk Meningkatkan Lingkungan berupa MCK pada bagi masyarakat kondisi sanitasi Permukiman Nelayan setiap rumah yang lingkungan, dengan Di Kampung sebelumnya harus cara pembangunan Nambangan-Cumpat, ada sosialisasi dan fasilitas mandi, cuci, Menyediakan penyuluhan dari kakus atau MCK. prasarana MCK pada Pemerintah pada setiap rumah dengan masyarakat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat Upaya/Tindakan Upaya/Tindakan Konsep Upgrading: Studi Kasus Mengoptimalkan penanganan penanganan Pemerintah Mengoptimalkan Pengembangan peran pemerintah di wilayah penelitian peran pemerintah dan Lingkungan dalam mengontrol lemah sehingga arahan masyarakat sesuai Permukiman Nelayan dan memonitoring yang dipeerlukan adalah dengan kemampuan Di Kampung kondisi lingkungan adanya upaya masing-masing Nambangan-Cumpat, permukiman tegas/kontrol dari pihak. Surabaya: pemerintah terhadap Mengotimalkan peran lingkungan permukiman pemerintah dan mengonrol lingkungan permukiman serta kebutuhannya
Faktor Penyebab Tipologi Kekumuhan Kesadaran Terhadap Lingkungan Fakta Empiri di Lapangan Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Arahan yang tepat untuk Teori Pendekatan Kasus Kawasan Pembinaan aktivitas masyarakat Pembangunan Kumuh di Kota masyarakat sadar nelayan yang dapat Masyarakat Desa Pangkal-Pinang Lingkungan menyebabkan lingkungan Nelayan : dengan Konsep Kegiatan ini kotor, adalah dengan Usaha ini termasuk pengendalian berbentuk kegiatan sosialisasi pada juga usaha mencegah lingkungan yang mengarah masyarakat bahwa atau mengurangi permukiman secara kepada terwujudnya memelihara lingkungan perusakan pantai. terpadu : masyarakat sadar memberi dampak yang Lingkungan hidup Salah satu programnya lingkungan. Hasilnya positif desa-desa pantai berupa Pembinaan masyarakat lebih cukup masyarakat sadar memiliki kesadaran memprihatinkan. Lingkungan yang tinggi tentang Langkanya air bersih Kegiatan ini berbentuk arti penting dan sanitasi yang baik, kegiatan yang lingkungan hidup perumahan, mengarah kepada yang baik dan transportasi/komunika terwujudnya masyarakat mampu si penerangan/listrik masyarakat sadar secara mandiri dan lain sebagainya lingkungan. Hasilnya mewujudkan menyebabkan masyarakat lebih lingkungan desa lingkungan yang memiliki kesadaran kurang sehat. yang tinggi tentang arti penting lingkungan hidup yang baik dan masyarakat mampu secara mandiri mewujudkan lingkungan desa yang sehat dan lestari. BAB IV
Faktor Penyebab Tipologi Kekumuhan Fakta Empiri di Lapangan Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Fisik bangunan Tingkat Pendapatan Kondisi Bangunan Tingkat pendapatan masyarakat nelayan tidak tentu dan minim. Arahan yang tepat adalah pemeberian modal dari pemerintah atau pemebentukan UKM Arahan untuk kondisi bangunan yang buruk adalah dengan peremajaan bagi bangunan yang buruk Teori Pendekatan Pembangunan Masyarakat Desa Nelayan : Tunjangan modal kepada masyarakat pantai perlu diusahakan dalam bentuk pemberian bantuan kredit lunak dengan prosedur sederhana dan mudah, misalnya melalui Koperasi Nelayan atau dengan bantuan dana bergulir (revolving fund). Untuk mekanisme dana bergulir perlu dikembangkan melalui LKMD dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama Masyarakat Nelayan. Tentunya bagi mereka perlu didahului adanya Pelatihan Manajemen. Konsep Upgrading: Memperbaiki kondisi bangunan yang buruk baik swadaya maupunbantuan Pemerintah Studi Pengembangan Lingkungan Permukiman Nelayan Di Kampung Nambangan-Cumpat, Surabaya: Memperbaiki kondisi dan kualitas bangunan yang non permanen Pemberdayaan masyarakat guna meningktkan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan berupa bantuan modal dan bantuan kredit bergulir Kasus Memperbaiki/Pere majaan kondisi bangunan yang buruk dengan kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat BAB IV
Faktor Penyebab Tipologi Kekumuhan Tingkat kepadatan bangunan Fakta Empiri di Lapangan Arahan untuk tingkat kepadatan bangunan yang tinggi adalah dengan tidak adanya penambahan bangunan baru dan penataan bangunan. Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Model Land Sharing Studi Kasus Penataan Yaitu penataan ulang di Pengembangan kembali atas tanah/lahan dengan Lingkungan permukiman tingkat kepemilikan Permukiman Nelayan tanpa menambah masyarakat cukup Di Kampung bangunan baru, tinggi. Dalam penataan Nambangan-Cumpat, yang sebelumnya kembali tersebut, masyarakat akan mendapatkan kembali lahannya dengan luasan yang sama sebagaimana yang selama ini dimiliki/dihuni secara sah, dengan memperhitungkan kebutuhan untuk prasarana umum (jalan, saluran dll). Surabaya: Studi kasus Pengembangan Nelayan Optimalisasi terhadap fungsi permukiman yang ada untuk menampung kegiatan masyarakat seperti memanfaatkan atap rumah untuk kegiatan penjemuran ikan. harus sosialisasi terlebih dahulu ada BAB IV
Dari beberapa pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di Kec. Bontang Utara adalah sebagai berikut : A. Sarana dan Prasarana a. Ketersediaan Air Bersih b. Kondisi Persampahan c. Kondisi Sanitasi B. Fisik Bangunan a. Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan C. Ketertiban a. Upaya Penertiban b. Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan D. Sosial Budaya a. Tingkat Pendapatan Masyarakat b. Tingkat Pendidikan Masyarakat BAB V
Tipologi permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara adalah pada masing-masing RW pada tiap Kelurahan memiliki nilai skor masingmasing tinggi. Semakin tinggi nilai skor, maka semakin kumuh daerah tersebut. Sedangkan untuk arahan perbaikan lingkungan permukiman nelayan di Kec. Bontang Utara adalah : Menyediakan prasarana air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat denagn acra pemasangan pipa air bagi beberapa RW yang belum memiliki dan pemasangan krankran umum di beberapa tempat Menyediakan prasarana persampahan berupa gerobak sampah dan peningkatan partisipasi masyarakat untuk tidak emmbuang sampah sembarangan terutama ke laut Menyediakan prasarana sanitasi berupa MCK pada setiap rumah yang sebelumnya harus ada sosialisasi dan penyuluhan dari Pemerintah pada masyarakat Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengontrol dan memonitoring kondisi lingkungan permukiman BAB V
Pembinaan masyarakat sadar Lingkungan, Kegiatan ini berbentuk kegiatan yang mengarah kepada terwujudnya masyarakat sadar lingkungan. Hasilnya masyarakat lebih memiliki kesadaran yang tinggi tentang arti penting lingkungan hidup yang baik dan masyarakat mampu secara mandiri mewujudkan lingkungan desa Peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan para masyarakat nelayan perlu usaha pelatihan yang meliputi: manajemen perikanan, pengolahan/pengawetan, pengetahuan tentang siklus kehidupan ikan, pengelolaan lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan berupa bantuan modal dan bantuan kredit bergulir Memperbaiki/Peremajaan kondisi bangunan yang buruk dengan kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat Penataan kembali permukiman tanpa menambah bangunan baru, yang sebelumnya harus ada sosialisasi terlebih dahulu BAB V
1. Setelah dilakukan penelitian ini, sebaiknya terdapat tindaklanjut untuk mengatur, memonitoring permukiman di Kec. Bontang Utara agar tidak semakin kumuh. Dimana harus ada kerjasama/koordinasi antara Pemerintah dan masyarakat. 2. Diperlukan studi lanjut strategi penanganan permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara (arahan yang lebih detail) BAB V