BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembuatan buku Pop-Up Monumen Cagar Budaya di Surabaya ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 1300-an, hal ini dibuktikan oleh penemuan prasasti Trowulan I yang

PERANCANGAN BUKU POP-UP

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surabaya memiliki banyak monumen bersejarah yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga anak anak yang pada. terlupakan oleh generasi generasi penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam masalah yang ada di dalam dunia pendidikan menimbulkan beberapa alasan pada penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha - 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. memperhatikan keberadaannya. Arsip sebagai rekaman kegiatan baik di instansi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pentingnya matematika di dalam sekolah selalu dianggap sulit

BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API. Dzulfikri Abdul Jabbar

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan anak usia empat sampai enam tahun, anak harusnya mulai

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Kediri. Tari Jaranan bukan hanya sekedar untuk penyambutan tamu-tamu penting

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada


Rian Purusatama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. (SMP) 17 Agustus, Sekolah Menengah Atas (SMA) 17 Agustus dan Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. tradisional Surabaya guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

DKV 5 BUKU KONSEP BAJU MENGEMUDI DENGAN ETIKA SELAMATKAN NYAWA ALBERT JESSE

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia.

Gambar 6. Proses Permainan Interaktif Saat di Buka Sumber : Ferdiansyah Choirull Zein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI ANAK ASAL USUL KOTA DUMAI DAN PUTRI TUJUH

BAB II METODOLOGI. A. Kerangka Berfikir Studi. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini dunia pendidikan semakin terpuruk karena dianggap telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebun Agung didirikan pengusaha Cina, sedangkan Pabrik Gula Krebet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya pada bidang informasi dan telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Herbal Plant /Tanaman : Reserch /Penelitian:

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

Perancangan Aplikasi Alat Bantu Ajar Tebak Gambar Dengan Visual Studio 2010 Pada Sekolah Dasar Perguruan Buddhi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan buku Pop-Up Monumen Cagar Budaya di Surabaya ini adalah bertujuan sebagai upaya pengenalan monumen bersejarah di Kota Surabaya kepada anak sekolah dasar. Permasalahan ini penting karena kurangnya media informasi pembelajaran yang mengenalkan monumen-monumen bersejarah di Kota Surabaya kepada anak-anak. Pada era modern seperti sekarang banyak anak-anak terfokus pada media elektronik seperti bermain game atau membuka konten media sosial, hal tersebut membuat berkurangnya anak-anak untuk mengetahui akan sejarah yang ada di lingkungan Surabaya dan membuat anak menjadi malas membaca (Ramadhona, 2017). John B. Watson (2012: 18) mengatakan bahwa semua perilaku anak merupakan hasil dari lingkungan itu sendiri dan faktor-faktor biologis tidak berperan dalam mempengaruhi perkembangan pada anak. Kota Surabaya adalah salah satu kota yang memiliki banyak monumen bernilai sejarah, nama Kota Surabaya sebenarnya sudah ada sejak tahun 1300, hal ini dibuktikan oleh penemuan sebuah prasasti Trowulan I yang tertulis tahun 1358 dan menyebutkan nama-nama tempat penyeberangan Baginda Hayam Wuruk yang ada di sepanjang Kali Brantas, diantaranya menyebutkan daerah Curabhaya. Menurut Johan Silas (Dukut Imam Widodo, 2008: Surabaya itu bukan nama rekaan zaman sekarang, tetapi nama kota tertua di Negarakertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca bahwa tertulis kisah perjalanan pesiar Baginda Hayam Wuruk pada tahun

ang Acalapati. Dukut Imam Widodo 2008: 9). Kota Surabaya banyak mengalami kemajuan di bidang pendidikan, teknologi, informasi dan lain-lain. Fang dalam Santoso (2012: 1) menyatakan, kemajuan yang terjadi di dalam Kota Surabaya membuat sebagian masyarakatnya menjadi individualis dan membuat mereka tidak lagi mempedulikan lingkungan sekitar, terutama mengajarkan dan mengenalkan anak kepada monumen atau tempat yang memiliki nilai Sejarah. Padahal pelestarian budaya tidak hanya di lakukan oleh pemerintah saja, keikutsertaan masyarakat dan generasi mendatang yang akan membantu melestarikan budaya. Di Kota Surabaya sendiri, upaya pelestarian cagar budaya dimulai dengan dikeluarkannya surat keputusan dari Wali Kota Surabaya ke-21 Soenarto Soemoprawiro dengan nomor 188.45/004/402.1.041./1998 tentang 163 objek bangunan dan atau lingkungan cagar budaya. Pengertian monumen dalam dunia arsitektur menurut Mustopo (2005: 64) arti monumen yaitu bersifat bangunan tinggi yang dapat dicapai oleh perancang untuk membangkitkan kenangan atau mengingatkan pada suatu peristiwa di masa lampau. Monumen adalah salau satu benda Cagar Budaya yang harus dilestarikan, hal ini disebutkan dalam Undang-Undang Dasar no.11 2010 tentang Cagar Budaya. Peletarian Cagar Budaya dapat dilakukan dengan cara mendokumentasikan dan mempublikasikan kepada masyarakat melalui media cetak atau dengan media elektronik. Upaya pendokumentasikan dapat dilakukan dengan cara perekaman data salah satunya berupa pemotretan dan penggambaran yang bertujuan untuk memberikan suatu informasi tempat, bangunan atau pembuktian tentang

keberadaannya. Sedangkan upaya publikasi, salah satunya dapat dengan penerbitan sebuah buku yang bertujuan untuk menyebarkan atau memberikan informasi agar dapat diketahui oleh masyarakat luas (Santoso, 2012:1). Menurut buku di Surabaya Tourism Information Center terdapat data yang menyebutkan beberapa monumen, dari data tersebut setidaknya terdapat 16 monumen yang berada di Kota Surabaya, namun dari data-data monumen tersebut tidak menjelaskan tentang sejarah monumen, beberapa nama monumen yang ada dalam buku Surabaya Tourism Information Center diantaranya Monumen Balai Pemuda, Bumi Putera, Patung Merdeka, Pertahanan Kota, RRI, Kantor Gurbernur, Mayangkara, Perkebunan Nusantara, Ronggolawe, Plaza Surabaya, Rumah Sakit Darmo, SMP 3, SMA 2 Komplek, Wira Surya Agung dan Monumen Bahari. Dikarenakan kurangnya media informasi cetak berupa buku yang memuat tentang monumen-monumen di Surabaya membuat anak-anak tidak mengetahui beberapa monumen serta tidak mengetahui sejarah di balik terbentuknya monumen tersebut, karena itu penelitian ini dianggap penting sebagai salah satu upaya untuk memberikan informasi melalui media buku Pop-Up kepada anak-anak tentang monumen-monumen bersejarah di Kota Surabaya. Oleh karena itu diperlukan sebuah media buku pembelajaran untuk mengenalkan monumen-monumen bersejarah kepada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat buku Pop-Up monumen Cagar Budaya di Surabaya sebagai upaya pengenalan sejarah kepada anak sekolah dasar. Beberapa media dapat berbentuk digital maupun cetak, salah satu media informasi adalah Buku. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak bangsa, buku adalah saran informasi yang efektif karena buku

dapat memuat suatu informasi yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan media lainya. Hal ini karena buku dapat berisi gambar (visual) dan tulisan-tulisan (verbal) yang dapat membantu masyarakat dalam menerima suatu informasi dan mengingat informasi yang ada (Muktiono 2003: 2). Menurut Seng dalam Maulana (2014: 4) mengatakan bahwa kita akan lebih mudah mengingat saat kita bisa belajar sambil melihat (pengenalan benda) dan mendengarkan, dibandingkan dengan hanya melihat atau mendengarkan saja. Pop-up adalah istilah buku tiga dimensi dimana isi buku mempunyai bentuk bidang suatu objek maupun suatu objek yang dapat bergerak, pembuat buku Pop- Up disebut dengan paper engineering karena desain dalam pembuatan buku Pop- Up memiliki kemahiran dalam melipat kertas. Namun origami yang tidak memerlukan penempelan dan pemotongan kertas untuk membuat suatu bentuk, melainkan hanya melipat saja. Sedangkan dalam pembuatan buku Pop-Up harus melalui proses pengukuran, pemotongan, melipat dan ditempel untuk mendapat sebuah bentuk yang diinginkan (A.Carter, David & James Diaz, 1999: 3). Manfaat buku Pop-Up dengan teknik Box and Cylinder sebagai pengenalan bentuk suatu objek dan sebagai pengenalan sejarah kepada anak-anak. Hal tersebut dapat mengembangkan kekreatif anak, merangsang imajinasi anak, memberikan rasa nasionalisme terhadap anak dan menambah pengetahuan, dalam mengenalkan sejarah melalui media buku Pop-Up anak akan langsung memahami, memberikan inspirasi terhadap anak dan serta anak akan langsung mengetahui bidang dari bentuk bangunan, tempat, patung, monumen atau memberikan penggambaran bentuk suatu objek (pengenalan benda) yang mengandung nilai sejarah. Pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan

yang baru, membangkitkan rangsangan dan motivasi serta membawa pengaruh terhadap psikologi anak (hamalik 1995: 15). Dari pernyataan diatas, Perancangan Buku Pop-Up Monumen Cagar Budaya di Surabaya sebagai upaya Pengenalan Sejarah Kepada Anak sekolah Dasar diharapkan bisa menjadi salah satu media pembelajaran dan pengenalan monumen bersejarah di Kota Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang perlu dijawab adalah: Bagaimana merancang Buku Pop-Up Monumen Cagar Budaya di Surabaya dengan teknik Box and Cylinder sebagai upaya Pengenalan Sejarah kepada anak sekolah dasar. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam pembuatan buku ini adalah : a. Buku Pop-Up ini membahas tentang monumen di Kota Surabaya. b. Monumen yang akan dibahas hanya monumen Cagar Budaya yang berkaitan dengan peristiwa sejarah Kota Surabaya. c. Teknik buku Pop-Up yang digunakan adalah teknik Box and Cylinder dengan teknik pendukung yaitu V-Folding. d. Bahasa yang digunakan dalam Buku adalah bahasa Indonesia. e. Buku Pop-Up ini sebagai pengenalan sejarah terhadap anak sekolah dasar yang berusia 6-11 tahun.

1.4 Tujuan Tujuan pembuatan buku berbasis Pop-Up monumen di Surabaya sebagai pengenalan terhadap anak sekolah dasar ini adalah : a. Merancang buku Pop-Up monumen Cagar Budaya di Surabaya sebagai upaya Pengenalan Sejarah kepada anak sekolah dasar. b. Menciptakan media informasi untuk anak sekolah dasar tentang monumen bersejarah dengan bahasa Indonesia berbentuk Buku Pop-Up. c. Memberikan inspirasi dari cerita sejarah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi generasi muda. 1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari pembuatan buku Pop-Up monumen Cagar Budaya di Surabaya ini adalah diharapkan mampu menjadi referensi bagi peneliti lainnya yang mempunyai minat untuk melakukan penelitian serupa khususnya perancangan komunikasi visual berupa buku. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari pembuatan buku Pop-Up monumen Cagar Budaya di Surabaya ini diharapkan dapat menjadi salah satu media pembelajaran yang mengenalkan monumen bersejarah di Surabaya kepada anak sekolah dasar.