BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan metode penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan produk, maka diperlukan penelitian untuk mengkaji keefektifan produk tersebut. Adapun produk yang ingin dihasilkan dalam penelitian ini adalah LKPD IPA yang dapat dijadikan sebagai acuan dan contoh konkrit oleh guru IPA dalam mengajar. Penelitian pengembangan ini melalui pembuatan LKPD IPA pada sub materi Fotosintesis untuk kelas VII SMP. Pengembangan dilaksanakan secara bertahap sesuai model penelitian. Penggunaan model penelitian tersebut bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKPD yang baik dan layak digunakan. 48
B. Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Penelitian pengembangan ini melalui pembuatan LKPD IPA sub materi Fotosintesis berpendekatan Authentic Inquiry Learning untuk menumbuhkan Probem Solving dan sikap ingin tahu peserta didik SMP Kelas VII. Terdapat beberapa macam model pengembangan dan penelitian, penelitian ini menggunakan model 4-D yang disusun oleh Thiagarajan dan Semmel terdiri dari tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan (Design), tahap pengembangan (Develop), dan tahap penyebaran (Disseminate). Pengembangan dilaksanakan secara bertahap sesuai model penelitian. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk bahan ajar yang layak digunakan. Langkah penelitian pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 3. 49
Analisis Awal Analisis Tugas Analisis Peserta Didik Analisis Konsep Define Analisis Tujuan Pembelajaran Penyusunan Instrumen Pemilihan Media Design Pemilihan Format Rancangan LKPD IPA Draft I Dosen Pembimbing Revisi II (Draft II) Validasi Dosen Ahli dan Guru IPA Revisi III (Draft III) Develop Uji Coba Pengembangan Produk LKPD Akhir Disebarluaskan Disseminate Gambar 4. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D (Sumber: diadaptasi dari Thiagarajan & Semmel, 1974: 6-8) 50
1. Tahap Pendefinisian (Define) Pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok yaitu: a. Analisis Awal Pada langkah ini peneliti menemukan beberapa permasalahan di lapangan, yaitu belum adanya LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning, pemecahan masalah dan sikap ilmiah peserta didik juga masih rendah. LKPD yang digunakan peserta didik hanya langkah-langkah percobaan (LKPD cook book), hal ini mengakibatkan peserta didik tidak terlatih dalam keterampilan pemecahan masalah dan tumbuhnya sikap ingin tahu peserta didik. Serta pembelajaran di sekolah pada saat ini hanya berdasarkan text book dan kurang menghubungkan dalam permasalahan sehari-hari. Berdasarkan masalah tersebut disusunlah LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang dapat meningkatkan problem solving dan sikap ingin tahu. b. Analisis Peserta Didik Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik peserta didik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok. Dari analisis ini ditentukan sasaran pengguna LKPD hasil pengembangan adalah peserta didik SMP kelas VII. Tingkah laku 51
awal perlu diidentifikasi untuk mengetahui keterampilanketerampilan khusus yang dimiliki peserta didik sebelum melaksankan proses pembelajaran. Hasil analisis ini akan digunakan sebagai gambaran untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. c. Analisis Tugas Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ringkas dan permasalahan pada LKPD. Analisis ini dilakukan pada struktur isi, prosedural, proses informasi, konsep, dan perumusan tujuan. Penyusunan LKPD berpedoman pada KI dan KD Kurikulum 2013 IPA SMP. d. Analisis Konsep Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsepkonsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajiannya dan merinci konsep-konsep yang relevan. Pada penelitian ini konsep-konsep utama yang akan disusun yaitu sub materi Fotosintesis yang meliputi dua kegiatan; Uji Sach dan Uji Ingenhousz. Setiap kegiatan diberikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik dapat melakukan pemecahan masalah dan memberikan solusi bagi masalah tersebut. Dari konsep-konsep tersebut dapat ditentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada spesifikasi tujuan. 52
2. Perencanaan (Design) Pada tahap ini setelah tujuan ditentukan maka menuangkan ide pada desain LKPD secara nyata. Selanjutnya menentukan format yang akan digunakan sebagai acuan yaitu pada penelitian ini mengacu pada syarat kesesuaian materi, syarat kebahasaan, syarat penyajian dan syarat kegrafikan. Selain penyusunan LKPD juga dilakukan penyusunan lembar observasi, tes kemampuan problem solving, dan angket sebagai patokan untuk mengukur problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik. 3. Pengembangan (Develop) Tahap ini adalah menghasilkan LKPD yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli. Para ahli yang dimaksud adalah dosen ahli (media dan materi), dan guru IPA. Dari hasil revisi akan diperoleh LKPD draf II yang siap diuji cobakan ke lapangan terbatas. Penjelasan dari setiap tahap adalah sebagai berikut: a. Validasi Ahli dan Guru Disertai dengan Revisi. LKPD hasil pengembangan sebelum digunakan harus melalui tahap validasi yang bertujuan untuk perbaikan sesuai saran dan masukan dosen ahli (materi dan media), dan guru IPA. Setelah direvisi berdasarkan masukan dan saran maka diperoleh Draf II yang siap diuji cobakan ke lapangan terbatas (uji coba pengembangan). 53
b. Uji Coba Pengembangan (Uji Coba dengan Peserta Didik) Uji coba pengembangan dilakukan di SMP N 1 Sleman dengan peserta didik kelas VII G yang berjumlah 33. Tujuan dari uji coba yaitu untuk mengoperasionalkan LKPD yang akan dikembangkan. Uji coba pengembangan dimaksudkan untuk mengoperasionalkan produk LKPD serta untuk mengetahui kelayakan LKPD dalam pembelajaran IPA. Selain itu, untuk mengetahui peningkatan problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik dan respon peserta didik setelah menggunakan LKPD. 4. Penyebaran (Disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan produk LKPD yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tujuan dari penyebaran ini yaitu untuk menguji keefektifan penggunaan LKPD dalam kegiatan pembelajaran. Karena keterbatasan penelitian, tahap penyebaran ini hanya dilakukan dalam bentuk uji terbatas yaitu peserta didik kelas VII G SMP N 1 Sleman.. 54
C. Uji Coba Produk 1. Desain Tinjauan dan Penilaian Produk Desain tinjauan dan penilaian produk dalam penelitian pengembangan ini menggunakan desain deskriptif yang meliputi dua tahap. Tinjauan tahap 1 dilakukan oleh dosen pembimbing dan dosen ahli, kemudian dilanjutkan tinjauan tahap 2 dilakukan oleh guru IPA. Setelah produk melewati tahap validasi kemudian dilakukan revisi dari hasil masukan dan saran dosen ahli dan guru IPA. Setelah direvisi diperoleh draf II yang akan di uji coba ke peserta didik. Tahap uji coba dalam penelitian ini adalah penggunaan LKPD oleh peserta didik untuk mengetahui peningkatan problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik serta respon peserta didik terhadap LKPD. Setelah dilakukan penilaian dan uji coba produk diperoleh masukan dan saran lagi dari dosen pembimbing dan respon peserta didik, kemudian dilakukan revisi 2 hingga dihasilkan LKPD hasil pengembangan yaitu LKPD IPA berpendekatan inquiry authentic learning pada sub materi Fotosintesis. 2. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini, yaitu peserta didik kelas VII G SMP N 1 Sleman dengan jumlah 33. Objek dalam penelitian ini adalah LKPD berpendekatan authentic inquiry learing untuk meningkatkan problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik yang digunakan dalam pembelajaran IPA pada sub materi Fotosintesis. 55
3. Setting Penelitian Tempat dan waktu penelitian: a. Proses pembuatan LKPD IPA dilakukan pada bulan September November 2015. b. Pelaksanaan penilaian terhadap kualitas LKPD dilakukan pada bulan Desember 2015. c. Pelaksanaan uji coba LKPD dilakukan pada bulan Januari tanggal 12-14 tahun 2016 di SMP N 1 Sleman. 4. Jenis Data Dalam penelitian pengembangan ini data yang diperoleh terdiri dari dua jenis data yaitu: a. Data kualitatif berupa saran dari dosen ahli, dan guru IPA SMP. b. Data kuantitatif adalah data hasil penilaian produk LKPD oleh dosen ahli, dan guru IPA SMP, hasil observasi keterampilan peserta didik, tes keterampilan problem solving peserta didik, hasil observasi sikap ingin tahu peserta didik, angket sikap ingin tahu peserta didik dan respon peserta didik terhadap LKPD. 5. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Lembar Validasi Penilaian Produk LKPD IPA Lembar ini mengacu pada kesesuaian isi/ materi, kesesuaian kebahasaan, kesesuaian penyajian dan kesesuaian kegrafikan. Lembar 56
ini digunakan untuk mengetahui penilaian kualitas LKPD hasil pengembangan. Lembar penilaian produk ditujukan untuk dosen ahli, guru IPA. Kisi-kisi instrumen berupa lembar penilaian produk dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan untuk kriteria setiap aspek peserta didik disajikan dalam lampiran 3.2. Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Validitas LKPD IPA No Aspek Penilaian Indikator Butir ke- 1 a. Komponen Kelayakan Isi b. Ketercakupan AIL dalam LKPD Kesesuaian dengan kurikulum 1-11 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Materi yang disajikan sesuai dengan potensi lokal sekolah/potensi daerah/ lingkungan sekitar peserta didik Materi mengungkap persoalan ilmiah dalam kehidupan nyata sehari-hari Materi mengungkap persoalan yang menuntun peserta didik untuk memiliki sikap respek terhadap fakta Pengungkapan persoalan/materi dapat melatih problem solving peserta didik Materi yang disajikan sesuai dengan karakter peserta didik Referensi yang digunakan dalam pembelajaran diambil dari buku, internet, instansi kesehatan, ahli, alam, video pembelajaran Materi yang disajikan sesuai dengan kebenaran fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori di bidang IPA (tidak miskonsepsi). Prosedur/metode yang disajikan dapat diterapkan dengan pendekatan inquiry secara runtut dan benar Konsep materi yang disampaikan runtut sesuai dengan rantai kognitif Kontekstual (masalah) 12-17 Kegiatan investigasi yang menuntun pengembangan berpikir peserta didik 57
No Aspek Penilaian Indikator Butir Ke- c. Ketercakupan Problem Solving dalam LKPD 2 Komponen Kebahasaan 3 Komponen penyajian 4 Komponen Kegrafikan Kolaborasi Produk peserta didik Penggunaan variasi sumber belajar Refleksi Bahan ajar memfasilitasi peserta didik agar mampu mengidentifikasi masalah LKPD memfasilitasi peserta didik agar mampu mrumuskan masalah Bahan ajarmemfasilitasi peserta didik agar memberikan pendapat tentang solusi alternatif pemecahan masalah Bahan ajar memfasilitasi peserta didik agar memberikan pendapat tentang solusi terbaik untuk memecahkan masalah. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia Istilah yang digunakan sesuai dengan kaedah ilmiah IPA dan dicetak miring Bahasa yang digunakan mudah dipahami peserta didik Pesan yang disajikan dalam masing-masing komponen mencerminkan satu kesatuan kegiatan Ketepatan tata bahasa Ketepatan ejaan Kebakuan istilah dan simbol/ lambang Merupakan LKPD dengan penyajian sesuai dengan alur berpikir Urutan penyajian kegiatan secara sistematis. Penyajian tabel jelas Penyajian gambar jelas Desain sampul memiliki pusat pandangan (point center yang baik) Desain masing-masing halaman serasi Tabel yang disajikan komunikatif Jenis huruf yang digunakan mudah dibaca Spasi baris dan susunan teks disusun secara proporsional 18-21 22-28 29-32 33-37 58
b. Lembar Angket Respon Peserta Didik Angket disusun menggunakan skala Likert dengan alternatif 4 jawaban. Instrumen angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian produk dari peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan. Angket yang digunakan untuk mendapatkan data kelayakan LKPD ditinjau dari kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan kegrafisan dan kelayakan penyajian. Angket diadaptasi dari Panduan Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2008 disesuaikan dengan beberapa indikator yang ditetapkan untuk penilaian LKPD ini, meliputi: aspek materi (ketercakupan authentic inquiry learning, ketercakupan problem solving dan ketercakupan sikap ingin tahu), aspek bahasa, aspek penyajian, dan aspek kegrafisan. Instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.4. Kisi-kisi angket respon peserta didik terhadap LKPD dapat dilihat pada Tabel 5. 59
Tabel 5. Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik terhadap LKPD No No Aspek Sub-aspek Indikator Item Jumlah Butir 1 Materi Kelayakan isi Penyajian Kesesuaian tujuan pada bahan ajar. Materi sesuai dengan karakter peserta didik Penyajian tabel dan gambar Penyajian materi secara logis dan sistematis 1 1 2 1 3 1 4 1 2 Kegrafisan Tampilan Jenis huruf 5 1 Desain layout tiap lembar 6 1 Kualitas ilustrasi tampilan 7 1 3 Kebahasaan Kesesuaian dengan kaidah Penggunaan kalimat yang tepat dan jelas 8 1 4 Ketercakupan Authentic Inquiry Learning Kontekstual Variasi sumber belajar Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan lingkungan peserta didik Penggunaan variasi sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran 9 1 10 1 5 Potensi Kemampuan Pemecahan Masalah Identifikasi masalah Rumusan masalah Memfasilitasi untuk mengidentifikasi masalah Memfasilitasi untuk pembuatan rumusan masalah 11 1 12 1 Solusi alternatif Memfasilitasi untuk pembuatan solusi alternatif 13 1 60
No Aspek Sub-aspek Indikator No Item Jumlah Butir Solusi terbaik Memfasilitasi pembuatan solusi terbaik. 14 1 6 Potensi Sikap Ingin Tahu Peserta Didik Perhatian pada setiap hal baru Perumusan masalah mendorong sikap ingin tahu peserta didik 15 1 Antusias mencari jawaban Antusias untuk menjawab rumusan masalah 16 1 JUMLAH TOTAL 16 c. Lembar Keterlaksanaan Authentic Inquiry Learning Penilaian keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan authentic inquiry learning dilakukan dengan 1 observer. Indikator untuk ketercakupan authentic inquiry learning sebagaimana indikator yang dikemukakan Donovan et al. (1999) dan W. Gulo (2008: 22) meliputi: (1) kontekstual; (2) kegiatan investigasi; (3) kolaborasi; (4) produk peserta didik; (5) variasi sumber belajar; (6) refleksi. Indikator ketercakupan problem solving sebagaimana Paidi (2010), yang meliputi (1) mengidentifikasi masalah; (2) merumuskan masalah; (3) memberikan solusi alternatif; (4) memberikan solusi terbaik untuk pemecahan masalah. Kisi-kisi keterlaksanaan authentic inquiry learing dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.12. 61
Tabel 6. Kisi-kisi Keterlaksanaan Authentic Inquiry Learning Aspek Penilaian Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Authentic Inquiry Didik Kontekstual Menyajikan Memperhatikan dan (Masalah) permasalahan untuk memahami dipecahkan peserta permasalahan yang didik diberikan Kegiatan Orientasi Menjelaskan pokok Memperhatikan Investigasi bahasan dan kegiatan pokok bahasan dan pembelajaran kegiatan pembelajaran yang disampaikan Butir Ke- 1 2 Merumuskan Masalah Mengajukan Hipotesis (Dugaan Sementara) Mengumpulkan Data Membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah Membimbing peserta didik untuk mengajukan dugaan sementara mengapa permasalahan yang disajikan dapat terjadi Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan percobaan dan menjawab pertanyaan diskusi Mengikuti arahan guru untuk mengindentifikasi dan merumuskan masalah Mengajukan dugaan sementara berdasarkan rumusan masalah yang mereka buat Melakukan percobaan dan berdiskusi membahas permasalahan yang disajikan 3 4 5 Mengkomunikasi kan dan merumuskan kesimpulan Membimbing peserta didik untuk mengkomunikasikan data dan membuat kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang mereka buat. Mengkomunikasikan dan mengajukan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang dibuat 6 Kolaborasi Membimbing peserta didik untuk mengaitkan persoalan dengan teori Mengaitkan persoalan yang dihadapi dengan teori 7 62
Aspek Penilaian Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Authentic Inquiry Didik Produk Membimbing peserta Merumuskan solusi Peserta Didik didik untuk terbaik dari beberapa merumuskan solusi alternatif solusi yang terbaik dari beberapa dibuat alternatif solusi yang dibuat Penggunaan Variasi Sumber Belajar Refleksi d. Lembar Observasi Problem Solving Mendorong peserta didik untuk menggunakan atau mencari referensi lain seperti buku, internet, dsb. Membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan Mencari sumber lain dari buku, internet dan sumber lainnya Melakukan refleksi 10 Instrumen lembar observasi digunakan untuk mendukung data peningkatan kemampuan problem solving peserta didik yang diperoleh dari hasil tes. Instrumen lembar observasi problem solving disusun berdasarkan indikator meliputi (1) mengidentifikasi masalah; (2) merumuskan (menganalisis) masalah, (3) menemukan alternatifalternatif solusi, (4) memilih alternatif solusi (terbaik), (5) kelancarannya memecahkan masalah, (6) kualitas hasil pemecahan masalah. Instrumen bersumber pada Paidi (2010). Instrumen Lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.5. Kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel 7. Butir Ke- 8 9 63
Tabel 7. Kisi-kisi Lembar Observasi Problem Solving No Aspek Indikator Jumlah Butir 1 Mengidentifikasi masalah Kesesuaian masalah 1 dengan wacana 2 Merumuskan masalah Rumusan masalah yang relevan dengan wacana 1 3 Menemukan solusi alternatif Solusi alternatif yang 1 sesuai dengan wacana 4 Menemukan solusi terbaik Solusi alternatif terbaik 1 yang sesuai dengan wacana e. Soal Keterampilan Problem Solving (Pretest dan Posttest) Instrumen tes digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan problem solving peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan LKPD berpendekatan authentic inquiry learning. Instrumen tes disusun berdasarkan indikator yang ada dalam KD yaitu sub materi Fotosintesis yang dipadukan dengan indikator kemampuan problem solving peserta didik. Soal-soal yang akan digunakan untuk mengukur keterampilan pemecahan masalah disesuaikan dengan KD dalam materi yang dikaitkan dengan indikator dalam pemecahan masalah. Kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 4.1 dan Lampiran 4.3, sedangkan instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.2 dan Lampiran 4.4. 64
f. Angket Sikap Ingin Tahu No Sikap ingin tahu diukur melalui angket. Indikator sikap ingin tahu sebagaimana indikator yang dikembangkan Harlen (2000) dan diadaptasi dari Patta Bundu (2008). Angket sikap ingin tahu dengan skala Likert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kisikisi instrumen angket sikap ingin tahu dapat dilihat pada Tabel 8. Sedangkan instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.10 Tabel 8. Kisi-kisi Angket Sikap Ingin Tahu Indikator 1. Perhatian terhadap hal baru 2. Antusias mencari jawaban 3. Antusias pada proses sains Positif (+) Saya senang mengamati hal-hal baru yang belum saya ketahui Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan guru Saya bersemangat untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan Saya berdiskusi dengan teman untuk mencari solusi pemecahkan masalah Saya bersemangat untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan kasus yang disajikan pada LKPD Saya bersemangat untuk membuat rumusan masalah berdasarkan kasus Saya bersemangat untuk membuat hipotesis Saya bersemangat melakukan penyelidikan Saya bersemangat mengumpulkan data yang saya peroleh dari hasil observasi maupun eksperimen Pernyataan No Butir Negatif (-) (+) (-) Saya tidak peduli dengan halhal baru yang belum saya ketahui Saya tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan guru Saya merasa tidak bersemangat untuk mencari jawaban Saya malas mencari solusi terbaik dan hanya menuliskan jawaban teman Saya tidak tertarik melakukan penyelidikan 1 16 2 17 3 18 4 19 5 6 7 8 20 9 65
Saya bersemangat menyimpulkan hasil kegiatan belajar 10 4. Bertanya jika belum mengerti 5. Mencari informasi dari sumber Saya ikut mengemukakan ideide untuk memecahkan masalah Saya bertanya pada guru jika belum memahami materi pelajaran Saya bertanya pada teman jika belum memahami materi pelajaran Saya membuat solusi permasalahan dengan mencari sumber informasi dari buku Saya membuat solusi permasalahan dengan mencari sumber informasi dari internet Saya tidak berminat mengemukakan ide dan hanya mengikuti keputusan dari teman Saya tidak bertanya pada guru jika belum memahami materi pelajaran Saya tidak bertanya jika belum memahami materi pelajaran Saya tidak mencari informasi dari buku untuk membuat solusi masalah Saya tidak mencari informasi dari internet untuk membuat solusi masalah 11 21 12 22 13 23 14 24 15 25 g. Lembar Observasi Sikap Ingin Tahu Sikap ingin tahu selain diukur melalui angket, juga diukur melalui lembar obervasi. Indikator sikap ingin tahu sebagaimana indikator yang dikembangkan dan diadaptasi dari Patta Bundu (2008). Pada lembar observasi ini diberi skor dari 1 sampai 4. Kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel 9. Instrumen lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.8. Tabel 9. Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ingin Tahu No Indikator Jumlah Butir 1 Perhatian terhadap hal baru 1 2 Antusias mencari jawaban 1 3 Antusias pada proses IPA 1 4 Menanyakan pada setiap langkah 1 5 Mencari informasi dari sumber lain 1 66
D. Teknik Analisis Data a. Data kualitatif Data ini berupa masukan, koreksi, saran, dan kritik yang diberikan oleh, dosen ahli dan guru IPA SMP terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Data ini diseleksi relevansinya oleh peneliti, dan saran yang dianggap relevan selanjutnya digunakan sebagai bahan revisi LKPD. b. Data Kuantitatf 1) Kelayakan LKPD dan Respon Peserta Didik terhadap Produk LKPD Data yang diperoleh untuk mengetahui kelayakan produk LKPD dari angket validasi oleh ahli dan guru IPA. Sedangkan data yang diperoleh untuk mengetahui respon peserta didik terhadap produk LKPD dari angket respon peserta didik terhadap LKPD hasil pengembangan. Data-data tersebut dianalisis dengan mencari rata-rata penilaian antara dua penilai atau lebih. Perolehan rata-rata skor dari setiap komponen aspek penilaian dengan menggunakan rumus : X=...(1) Keterangan : X = skor rata-rata ΣX = jumlah skor n = jumlah penilai (Sumber : Eko Putro Widoyoko, 2009 : 237) Selanjutnya, semua data yang sudah diperoleh pada tiap butir penilaian kemudian dijumlah disebut sebagai skor aktual (X). Skor 67
aktual yang bersifat kuantitatif ini diubah menjadi nilai kualitatif dengan berpedoman pada konversi skor menjadi skala lima untuk mengetahui kelayakan LKPD. Acuan yang digunakan untuk pengubahan skor menjadi skala lima dapat dilihat dalam Tabel 10. Tabel 10. Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Lima Rumus Nilai Klasifikasi X > xi + 1,80 SBi A Sangat Baik xi + 0,60 SBi < X xi + 1,80 SBi B Baik xi 0,60 SBi < X xi + 0,60 SBi C Cukup xi 1,80 SBi < X xi 0,60 D Kurang X xi 1,80 SBi E Sangat Kurang (Sumber : Eko Putro Widoyoko, 2009 : 238) Keterangan : (Rerata ideal) = 1/2 (skor maks ideal + skor min ideal) sbi (Simpangan baku ideal) = 1/6 (skor maks ideal skor min ideal) X = Skor empiris Skor maksimal ideal = Σ butir kriteria x skor tertinggi Skor minimal ideal = Σ butir kriteria x skor terendah Kemudian menentukan persentase keidealan tiap aspek dan secara keseluruhan dengan rumus: Persentase keidealan tiap aspek =... (2) Persentase keidealan keseluruhan =... (3) 68
Suatu bahan ajar memiliki kelayakan baik apabila memiliki nilai reliabilitas (R) lebih besar atau sama dengan 75% (Borich, 1994: 385). Analisis reliabilitas validasi terhadap kelayakan LKPD IPA dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus Borich sebagai berikut: PA = 100% {1- }...(4) (Borich, 1994:385) Keterangan: PA = Percentage of agreement A = Skor tertinggi yang diberikan oleh validator B = Skor terendah yang diberikan oleh validator Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan nilai minimum C dengan kategori cukup baik. Sehingga jika hasil akhir penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA rerata memberikan hasil akhir C maka produk pengembangan LKPD layak untuk diuji coba. 2) Analisis Keterampilan Pemecahan Masalah Menggunakan Tes (Pretest dan Posttest) Analisis untuk peningkatan kemampuan peserta didik juga dilakukan dengan kategorisasi dengan mengkonversi hasil skor tes problem solving menggunakan skala 5 sebagaimana Tabel 10 dan gain score. Hasil dari analisis data gain score ternormalisasi menunjukkan pencapaian peningkatan kemampuan peserta didik dengan memperhatikan kemampuan awalnya. Hasil perhitungannya dapat menunjukkan keefektifan LKPD hasil pengembangan. Perhitungan dilakukan dengan cara: 69
g =...(5) Kriteria peningkatan hasil belajar peserta didik ditentukan sesuai dengan kriteria Hake (1999: 1) pada Tabel 11. Tabel 11. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif (<g>) > 0,7 Tinggi 0,7 (<g>) 0,3 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah 3) Analisis Lembar Observasi (Problem Solving dan Sikap Ingin Tahu) Pada lembar observasi setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah skor ideal untuk seluruh item dikalikan 100%. Persentase tingkat penilaian = x 100%...(6) Hasil observasi sikap ingin tahu, hasil keterampilan problem solving dan hasil observasi problem solving dianalisis secara deskriptif dan kategorisasi dengan mengkonversi hasil skor menggunakan skala 5. Kemudian data kuantitatif yang berbentuk presentase skor diubah menjadi data kualitataif dengan menggunakan patokan pada tabel 12. 70
Tabel 12. Presentase Penguasaan Kemampuan No Tingkat Penguasaan (%) Nilai Huruf Kategori/ Predikat 1. 85 < X 100 A Sangat Baik 2. 75 < X 85 B Baik 3. 65 < X 75 C Cukup 4. 54 < X 65 D Kurang 5. 0 X 54 E Sangat Kurang (Sumber: Ngalim Purwanto, 2012: 103) 4) Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Authentic Inquiry Learning Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan oleh 1 observer. Pengamatan keterlaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan. Analisis keterlaksanaan dengan pendekatan inquiry terbimbing menggunakan persamaan berikut: % Keterlaksanaan =... (7) Presentase keterlaksanaan selanjutnya diubah menjadi data kualitatif dengan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 12. 71