BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI 2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Beberapa peneliti sebelumnya pernah melakukan penelitian terkait wisata bahari antara lain penelitian untuk skripsi yang dilakukan oleh A. A. A. Ribeka Martha Purwahita (2012) yang berjudul Strategi Pengembangan Wisata Bahari di Pantai Lovina Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menguraikan tentang kondisi objek wisata Pantai Lovina pada saat itu, atraksi yang menjadi daya tarik Pantai Lovina, sumber daya manusia pelaku pariwisata, dampak pariwisata terhadap lingkungan di Pantai Lovina, kondisi lingkungan internal dan eksternal Pantai Lovina berikut analisisnya, dan strategi pengembangan Pantai Lovina baik itu Grand Strategy dengan metode IFAS dan EFAS, maupun Alternative Strategy dengan metode SWOT. Dalam tesisnya yang berjudul Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di Pantai Sanur (2011), IGA Gede Oka Gautama memaparkan tentang daya tarik Pantai Sanur, karakteristik objek wisata untuk menunjang kegiatan pariwisata baik dari sumber daya alam, pelaku pariwisata, maupun fasilitas pariwisata yang ada disana. Selain itu dibahas juga mengenai langkah-langkah agar tercipta wisata bahari di Pantai Sanur yang berkelanjutan yang digali lebih dalam melalui empat aspek yaitu attraction, amenities, ancillary, dan accessibility. Persamaan penelitian ini dengan kedua penelitian sebelumnya adalah 8
sama-sama mengkaji perkembangan sebuah pantai yang memiliki daya tarik sehingga dijadikan objek wisata. Namun penelitian ini memiliki perbedaan dengan kedua penelitian sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian pertama adalah bahwa penelitian pertama menekankan pada strategi pengembangan yang dapat dilakukan di Pantai Lovina melalui metode IFAS-EFAS dan SWOT, sedangkan dalam penelitian ini ditekankan mengenai evaluasi terhadap perkembangan Pantai Lovina yang terjadi selama ini. Perbedaan dengan penelitian kedua adalah lokasi penelitian. Dalam penelitian kedua lokasi yang diambil adalah Pantai Sanur sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Pantai Lovina. 2.2 Landasan Teori Analisis dan Konsep Dalam penelitian diperlukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik yang dijadikan acuan dalam membahas masalah-masalah penelitian. Adapun konsep dan teori tersebut sebagai berikut. 2.2.1 Konsep Daya Tarik Wisata Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendukung (push factor) dan faktor-faktor penarik (pull factor). Faktor pendukung dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan. Faktor pendorong umumnya bersifat sosial psikologis dan atau merupakan person spesific motivation sedangkan faktor penarik merupakan destination specific atribut. Pengertian Daya Tarik Wisata menurut Undang-undang Republik 9
Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, pasal 5, menyebutkan sebagai berikut daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Lebih lanjut Cooper dkk (1995:81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah daya tarik wisata, yaitu: 1. Atraksi (attractions), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukan. 2. Aksesibilitas (accessibilities) seperti keadaan jalan, transportasi lokal dan adanya sarana umum seperti terminal. 3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan. 4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan seperti destination marketing management organization, conventional and visitor bureau. Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002:5) adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti: (a) Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and other geographical features of the destinations. (b) Cultural attraction: history and folklore, religion, art and special events, festivals. (c) Social attractions: the way of life, the resident populations, languages, opportunities for social encounters. (d) Built attraction: building, historic and modern architecture, monument, parks, gardens, marinas, etc. 10
Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai potensi Kawasan Pariwisata Lovina yang dapat dijadikan daya tarik sesuai dengan konsep daya tarik pariwisata dari Yoeti (2002), dimana potensi kawasan pariwisata Lovina akan dipaparkan ke dalam empat bagian, yaitu natural resources, cultural resource, social resource dan built resources. 2.2.2 Konsep Evaluasi Menurut pengertian bahasa Indonesia, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam dalam Gautama (2011) mendefinisikan evaluasi sebagai The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai.mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Soekartawi (1999) dalam Fauziah (2007) mengemukakan bahwa dalam menilai keefektifan suatu program atau proyek maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan yang telah dilakukan 11
dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai. Nilai (value) dapat diartikan sebagai setiap aspek situasi, peristiwa/kejadian, atau objek yang dikategorikan oleh suatu preferensi minat ke dalam kriteria: baik, buruk, dikehendaki dan tidak dikehendaki. Suatu produk kawasan perlu dinilai karena alasan yang sama pentingnya seperti juga hasil-hasil, guna mencegah kegagalan seperti : mengakibatkan kecelakaan, tidak berfungsi dengan baik, atau tidak cocok, guna memberikan nilai yang lebih baik untuk para penghuni suatu kawasan dan pertanggungjawaban bagi mereka yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaannya, dan guna memberikan tambahan kemajuan nyata dari segi memajukan lapangan atau hasil. Evaluasi dilakukan pada Kawasan Pariwisata Lovina untuk dapat memberikan suatu gambaran penilaian dan mengoreksi keadaan kawasan wisata bahari agar mencapai tujuan yang diharapkan. 2.2.3 Konsep Wisata Bahari Wisata bahari adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tantangan, pengalaman baru, maupun kesehatan yang hanya dapat dilakukan di wilayah perairan.menurut Nyoman S. Pendit (1999:42-48), wisata bahari dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, danau, bengawan, teluk atau laut. Seperti memancing, berlayar, menyelam, berselancar, balapan mendayung, kompetisi selancar, pemotretan bawah laut dan lainnya. Menurut Sarwono dalam Gautama (2011), wisata bahari adalah kegiatan yang memanfatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata yang dilakukan diatas maupun di bawah permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut. 12
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini wisata bahari merupakan segala aktivitas yang menjadikan sumber daya alam laut beserta kenakeragaman isi dan potensi Pantai Lovina sebagai suatu daya tarik wisata yang bisa dinikmati. 2.2.4 Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Perkembangan adalah suatu keadaan berubahnya suatu wilayah, keadaan, maupun sistem kepercayaan. Perkembangan merupakan proses yang pasti seperti orang yang lahir dan mati, berubahnya suatu wilayah berpotensi baru menjadi tempat yang diminati untuk dikunjungi, dan juga berubahnya sikap dan keadaan suatu kegiatan yang berkesinambungan. Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pengertian pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik.ada empat pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik, yaitu harus terjalinnya kerjasama dan koordinasi diantara : 1) Para pejabat yang duduk dalam organisasi baik tingkat nasional, propinsi dan lokal 2) Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata seperti usaha perjalanan, usaha penginapan. usaha angkutan, usaha rekreasi dan sector hiburan, lembaga keuangan pariwisata, usaha cinderamata, dan pedagang umum. 13
3) Organisasi yang tidak mencari untung yang erat kaitannya dengan pariwisata (misalnya klub-klub wisata dan klub, mobil). 4) Asosiasi profesi dalam pariwisata. (Wahab 1997:267) Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya di sepanjang hari dengan kehidupan yang dihasilkan oleh laut. Laut adalah tempat dimana mereka mengelola kehidupannya, mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk mengoptimalkan potensi kelautan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari mereka dalam berperan serta baik dalam konservasi lingkungan, pemanfaatan lingkungan dan pengelolaan lingkungan. Pemanfaatan secara optimal terhadap potensi kelautan, tidak berarti melupakan faktor yang sangat penting bagi nilai pengembangan kawasan wisata bahari yang berkelanjutan, yaitu upaya perbaikan terhadap kawasan yang rusak dan keanekaragaman potensi yang telah berkurang. Pengembangan kawasan wisata bahari adalah satu bentuk pengelolaan kawasan wisata yang berupaya untuk memberikan manfaat terutama bagi upaya perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan potensi dan jasa lingkungan sumber daya kelautan. Di lain pihak masyarakat pesisir dapat merasakan manfaatnya secara langsung pada usaha pariwisata melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha yang nantinyaakan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah. 14