BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Selain itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut menunjukan bahwa pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia, dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Istilah pendidikan identik dengan kata belajar. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan prilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan diajarkan. Belajar memegang peranan penting bagi perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, bahkan persepsi manusia. Belajar dilakukan sebagai salah satu upaya manusia untuk memdapat pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan. Sejalan dengan itu, dalam kitab suci Al-Qur an surat Thaha (2008:320) yang berbunyi, Maka maha tinggi Allah, dan raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah engkau Muhammad tergesa-gesa (membaca) Al-Qur an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah Ya Tuhanku tambahkanlah ilmu kepadaku. Hal tersebut menunjukan bahwa betapa pentingnya kegiatan belajar bagi proses kehidupan manusia. 1

2 Berdasarkan pemaparan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa betapa pentingnya kegiatan belajar bagi kehidupan manusia. Kegiatan belajar menjadikan seorang individu menjadi manusia yang berilmu, maka hidup yang berkualitas dapat tercapai. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari penyusunan kurikulum. Adanya Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi, diharapkan mampu meningkatkan mutu proses dan hasil yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, serta seimbang. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam meningkatkan hal tersebut adalah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat bagian diantaranya, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Tarigan (2013:3), Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Sejalan dengan pendapat tersebut, Morsey dalam Tarigan (2013:4) menyatakan, Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Pada kehidupan saat ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal tersebut seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang menuntut setiap orang mampu menulis. Kiranya tidak terlalu berlebihan bila keterampilan menulis menjadi ciri orang yang terpelajar.

3 Maka, dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang menghasilkan sebuah tulisan. Tulisan tersebut dapat menggambarkan, dan mengekspresikan diri setiap individu. Menulis bukan kegiatan yang mudah dilakukan, namun dibalik ketidak mudahan tersebut terdapat manfaat yang terkandung di dalamnya. Selain itu, kegiatan menulis sangat dibutuhkan saat ini. Berdasarkan pemaparan di atas, pada kenyataannya di lapangan para peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasannya. Mereka beranggapan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang sulit dilakukan. Kesulitan yang ditemui oleh para peserta didik biasanya terjadi karena kekurangan materi, memilih topik, kehabisan ide, serta memulai dan mengakhiri tulisannya. Dengan cara menulis teks cerita ulang imajinatif, maka para peserta didik diharapkan mampu mendayagunakan kemampuan imajinasinya, serta mampu memunculkan pemikiran kritisnya ke dalam sebuah tulisan. Kegiatan menulis identik dengan kegiatan memproduksi dalam Kurikulum 2013. Menurut Purwadarminta (199:769), Memproduksi berasal dari kata produksi yang berarti hasil; penghasilan; barang-barang yang dibuat atau dihasilkan. Memproduksi adalah kegiatan menghasilkan, maka memproduksi tulisan adalah kegiatan menghasilkan sebuah tulisan. Berhubungan dengan kegiatan memproduksi dalam Kurikulum 2013, pada jenjang SMA terdapat materi mengenai memproduksi teks cerita ulang yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun

4 tulisan. Pembelajaran ini mengarahkan peserta didik agar mampu menghasilkan sebuah teks cerita ulang yang koheren. Menurut Kosasih (2015:154), Teks cerita ulang atau recount adalah teks yang menceritakan atau mengisahkan kembali kejadian atau pengalaman yang telah terjadi masa lalu. Teks cerita ulang tersebut dapat disampaikan secara langsung oleh penutur atau penulsinya. Akan tetapi, teks cerita ulang dapat pula berdasarkan imajinasi atau diluar penyampaiannya. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai teks cerita ulang yang berfokus pada jenis imajinasi atau teks cerita ulang imajinatif. Menurut Kosasih (2014: 155), Teks cerita ulang imajinatif (imajinatif recount) iyalah Teks yang mengisahkan peristiwa yang bersifat khayal, namun peristiwa tersebut dianggap ada dan benar-benar terjadi. Guru merupakan fasilitator yang diharapkan mampu menarik minat peserta didik dalam belajar, maka guru dituntut untuk menggunakan media, sehingga pembelajaran tidak terkesan membosan. Dalam pembelajaran saat ini, peserta didik tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa juga sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu maka terjadi komunikakasi dua arah, bahkan komunikasi banyak arah. Bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektipan pencapaian tujuan atau kompetensi. Pencapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran dibantu oleh alat bantu pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan karakteristik komponen kegunaannya.

5 Sejalan dengan pemaparan tersebut, menurut Susilana (2007:25), Media merupakan salah satu faktor keberhasilan pembelajaran. Maka dari itu, untuk menunjang proses pembelajaran guru harus mampu memilih media yang tepat yang sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam memproduksi teks cerita ulang imajinatif dengan menggunakan media trailer film. Efendi (2002:153) mengatakan bahwa Trailer film merupakan atraksi yang akan datang. Potongan cuplikan film yang dapat disaksikan dikesempatan atraksi selanjutnya. Disebut trailer karena dipertunjukan setelah pertunjukan pertama akan tayang. Penulis berpendapat dengan menggunakan media trailer film dapat membangun imajinasi peserta didik dalam memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita Ulang Imajinatif dengan Menggunakan Media Trailer Film di Kelas XI IIS SMA Al-Falah Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Indentifikasi masalah berarti mengenali berbagai masalah yang relevan dengan topik peneliti. Identifikasi masalah juga dapat dikatakan titik tertentu yang mengemukakan masalah penelitian yang ditinjau dari segi keilmuan, serta banyaknya masalah yang diidentifikasi oleh peneliti. Dalam bagian ini perlu

6 dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dihadapi pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kegiatan memproduksi sebagai berikut. 1. Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, karena sebagain besar beranggapan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sulit dan membosankan. 2. Peserta didik kesulitan untuk memahami konsep pembangun teks cerita ulang imajinatif seperti struktur, dan kaidah kebahasaan. 3. Peserta didik kurang menyadari pentingnya kegiatan menulis, sehingga kegiatan tersebut dianggap kurang penting. 4. Rendahnya kemampuan menulis peserta didik. 5. Tidak adanya inovasi guru dalam menggunakan media pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut tidak berjalan lancar dan membosankan. Penulis merasa hal-hal yang dikemukakan tersebut merupakan suatu masalah karena terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Selain itu kondisi empirik yang ada dalam lingkungan pendidikan yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui berbagai masalah yang terdapat di dalam pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Dalam pembelajaran ini, identifikasi masalah yang didapat adalah kurangnya pemahaman peserta didik mengenai langkah-langkah memproduksi teks cerita ulang imajinatif, rendahnya kemampuan menulis peserta didik, serta media pembelajaran yang kurang bervariasi. Identifikasi masalah tersebut memiliki keterkaitan dengan masalah yang lain.

7 C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang menegaskan hal-hal yang akan dikaji oleh peneliti. Rumusan masalah mencerminkan model karakter hubungan dari variabel yang akan diteliti. Rumsan masalah biasanya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Melihat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti agar penelitian ini mencapai sasarannya. Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut, masalah yang dikembangkan penulis dirumuskan dalam permasalahan-permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif melalui media trailer film di kelas XI IIS SMA Al-Falah Bandung? b. Mampukah kelas XI IIS SMA AL-Falah Bandung memproduksi teks cerita ulang imajinatif sesuai dengan struktur teks dan ciri kebahasaan secara tepat? c. Efektifkah media trailer film digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif di kelas XI IIS SMA Al-Falah Bandung? Setelah masalah yang akan diteliti itu dapat ditentukan, maka penulis dapat menegaskan hal-hal yang akan dikaji dalam penelitiannya. Rumusan masalah tersebut, dapat dijawab secara akurat apabila penulis meiliki pengetahuan yang

8 luas dan terpadu. Hal tersebut dapat diperoleh dari teori dan hasil penelitian para pakar sebelumnya yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. 2. Batasan Masalah Pembatasan masalah merupakan proses eliminasi dari maslah-masalah yang ditemukan dalam identifikasi masalah. Dalam peneliatian ini, penulis membatasi masalah yang berkenaan dengan pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari pembahasan yang melebar, maka peneliti membatasi permasalahan, sebagai berikut: a. kemampuan penulis yang diukur adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran memproduksi teks cerita ulang. Teks cerita ulang yang akan diteliti pun lebih spesifik adalah teks cerita ulang jenis imajinasi atau teks cerita ulang imajinatif. b. Kemampuan peserta didik yang diukur adalah kemampuan memproduksi teks cerita ulang imajinatif berdasarkan struktur dan ciri kebahasaanya. c. Keefektifan media trailer film diukur dari kemampuan peserta didik dalam memproduksi teks cerita ulang imajinatif sebelum dan sesudah pembelajaran dilaksanakan. Setelah masalah yang akan diteliti dibatasi, maka penulis dapat memfokuskan hal-hal yang akan dikaji dalam penelitiannya. Maka penulis memfokuskan penelitian pada beberapa hal mencakup kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran kemampuan peserta didik dalam menulis teks cerita ulang; dan media pembelajaran yang akan digunakan adalah trailer film.

9 D. Tujuan Penelitian Rumusan tujuan penelitian memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Tujuan dan keguanaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikiran dalam rumusan masalah. Akantetapi, keduanya memiliki kaitan dengan permasalahan. Oleh karena itu, dua hal ini ditempatkan pada bagian ini. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif dengan menggunakan media trailer film di kelas XI IIS SMA Al-Falah Bandung; 2. untuk mengetahui kemampuan peserta didik di kelas XI IIS SMA Al- Falah Bandung dalam pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif berdasarkan struktur dan ciri kebahasaanya; 3. untuk mengetahui keefektipan media trailer film dalam pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif pada peserta didik di kelas XI IIS SMA Al-Falah Bandung. Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki tujuan yang berkaitan erat dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Tujuan penelitian ini berguna untuk mengetahui keberhasilan, kemampuan serta keefektipan dalam pembelajran memproduksi teks cerita ulang imajinatif pada peserta didik kelas XI IIS SMA Al-Falah Bandung tahun pelajaran 2015/2016. Dengan demikian tujuan penelitian bagi peneliti dan harus dievaluasi pada bagian akhir.

10 E. Manfaat Penelitian Segala sesuatu hal yang dibuat oleh manusia diharapkan memiliki manfaat, karena pada hakikatnya tidak ada yang tidak bermanfaat di bumi ini. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia pendidikan khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai suatu pembelajaran alternatif yang berguna untuk semua pihak. Manfaat penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Pengelaman ini merupakan pengalaman yang berharga karena dapat melakukan penelitian pembelajaran dan keterampilan menulis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, serta sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam pembelajran memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Pengalaman ini juga membuka mata penulis bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan saat ini, karena penulis menyakini keterampilan menulis merupakan ciri dari orang terpelajar. 2. Bagi Peserta Didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menulis teks cerita ulang imajinatif. Media pembelajaran trailer film diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik selanjutnya dikembangkan agar bermanfaat untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal lainnya adalah untuk menumbuhkan semangat kerjasama dalam kelompok. Menambah wawasan serta keterampilan pada peserta didik sebagai

11 bekal baik kini dan masa yang akan datang. Selain itu, hasil penelitian ini diharapakn dapat mengubah anggapan peserta didik mengenai menulis adalah kegiatan yang membosankan, menjadi menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan, serta penting saat ini. 3. Bagi Guru dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukkan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai media pembelajaran yang bisa dijadikan alternatif pembelajaran bahasa Indonesia dalam upaya memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Sebagai informasi dan rujukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi peserta didik, serta meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia disetip jenjang pendidikan. 4. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam melakukan atau mengembangkan penelitian tentang pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian ilmiah bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian menenai keterampilan menulis. 5. Bagi Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan menjadi arsip penting yang berguna bagi penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu,

12 penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam bidang pendidikan maupun bidang yang lain. Berdasarkan pemeparan di atas jelas bahwa penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat banyak pihak. Manfaat yang akan dicapai pun bukan hanya bagi penulis tetapi berguna bagi khalayak umum terutama bagi peserta didik, guru, maupun lembaga yang akan dijadikan tempat untuk penelitiannya. F. Definisi Oprasional Definisi oprasional bermanfaat untuk menghindari salah tafsir terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita Ulang Imajinatif dengan Menggunakan Media Trailer Film di Kelas XI IIS SMA Al- Falah Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016, sebagai berikut. 1. Pembelajaran merupakan salah satu cara yang diberikan seorang guru kepada peserta didik untuk mendapat pelajaran, pengetahuan, dan pengalaman. 2. Memproduksi kegiatan menghasilkan, maka memproduksi tulisan adalah kegiatan menghasilkan sebuah tulisan. 3. Teks Cerita Ulang Imajinatif adalah teks yang menceritakan kejadian atau pengalaman masa lampau yang bersifat khayal, namun sering kali peristiwa itu dianggap benar-benar terjadi, karena bersifat melegenda. 4. Media Trailer Film adalah alat atau sarana yang berupa potongan film yang dapat disaksikan dikesempatan atraksi selanjutnya.

13 Dari definisi tersebut dapat, ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran memproduksi teks cerita ulang imajinatif dengan menggunakan media trailer film adalah merupakan proses pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk dapat memproduksi atau menghasilkan sebuah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa masa lalu yang bersifat imajinatif, namun dianggap nyata melalui sebuah sarana potongan sebuah film. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran ini dapat membantu memahami materi secara mudah. Selain itu, pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan imajinasi dan kretivitas peserta didik dalam memproduksi sebuah tulisan, khususnya dalam memproduksi teks cerita ulang imajinatif. G. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap yang dilakukan penulis. Hal tersebut bertujuan agar hasil penelitian yang penulis lakukan tersusun secara sistematis. Struktur organisasi ini terdiri atas lima bab, kelima bab tersebut dirumuskan sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan Pada bagian ini penulis memaparkan mengenai alasan mengapa penulis membuat judul penelitian yang berjudul Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita Ulang Imajinatif dengan Menggunakan Media Trailer Film pada Peserta didik Kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut penulis kemukakan dalam latar belakang masalah, kemudian diperkuat dengan adanya identifikasi masalah.

14 Selain latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penulis memaparkan beberapa hal yang terdapat dalam Bab I diantaranya: latar belakang masalah; identifikasi masalah; rumusan masalah; batasan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian; definisi operasional; struktur organisasi penulisan skripsi. 2. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Pada bagian ini penulis memaparkan mengenai materi yang dijadikan judul penelitian kemudian memaparkan kedudukan materi yang akan diteliti dalam Kurikulum yang berlaku. Adapun hal-hal yang dibahas dalam bab ini diantaranya: a. kajian teori yang mencakup kedudukan materi dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti, kompetensi dasar, alokasi waktu, serta kajian mengenai materi yang akan ditelit, yakni penegrtian teks cerita ulang imajinatif, struktur teks cerita ulang imajinatif, ciri kebahasaan teks cerita ulang imajinatif, pengertian media trailler film; b. kerangka pemikiran yang memaparkan mengenai kondisi awal dan kondisi akhir peserta didiki setelah dan sebelum diberi perlakuan. Selain itu, pada bagian ini penulis memaparkan mengenai hasil penelitian terdahulu yang relevan, asumsi penelitian, serta hipotesis penelitian. Berdasarkan hal tersebut, kajian teori bukan hanya menyajikan teori yang ada, tetapi mengungkapkan alur pemikiran peneliti tentang masalah yang diteliti, serta mengemukakan hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian penulis selanjutnya. Kajian teori yang penulis sajikan dalam bab ini pada tatanan skripsi akan dipergunakan sebagai teori yang akan dipersiapkan untuk menjawab hasil penelitian.

15 3. Bab III Metode Penelitian Pada bagian ini penulis memaparkan mengenai metode penelitian apa yang akan digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian yang penulis susun. Selain hal itu, terdapat beberapa hal yang penulis kemukakan pada bagian ini, diantaranya: metode penelitian; desain penelitian; subjek dan objek penelitian; prosedur penelitian; rancangan pengumpulan data; dan instrumen penelitian. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Penulis memaparkan beberapa hal pada bagian ini, yang menjelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Adapun beberapa hal yang penulis kemukaan pada bagian ini, diantaranya: deskripsi temuan hasil penelitian; pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V Simpulan dan Saran Setelah melakukan rangkaian penelitian, bab terakhir yang penulis susun memaparkan mengenai simpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran bagi khalayak umum maupun peneliatian lanjutan. Berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa penulis melakukan sebuah penelitian mengikuti alur penelitian yang dimulai dari penyususnan BAB I sampai dengan BAB V. Pada bagain tersebut penulis memaparkan mengenai alasan penulis memilih masalah tersebut sampai dengan cara menyelesaikan permasalah.