29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik busana adat pengantin uumu dan songgo taud Kabupaten Buol Sulawesi Tengah. Alasan dipilih lokasi penelitian tersebut karena Buol merupakan salah satu daerah budaya dengan adat-istiadat memiliki bentuk dan ciri khas tersendiri dari daerah-daerah lain. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih 3 (tiga) Bulan (Juni, Juli, Agustus 2013) mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Pada bulan Juli persiapan pengumpulan data-data tentang bentuk dan makna simbolik busana adat uumu dan songgo taud, kemudian pada bulan Juli peneliti melakukan survey dan pengambilan profil kelurahan desa Kulango, selain itu pula penulis mengambil data di kantor dinas kebudayaan dan pariwisata, dan terakhir pada bulan Agustus penulis mengambil data-data tentang makna simbolik sebagai kelengkapan data.
30 3.3 Metode Penelitian Untuk memperoleh data yang mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini digunakan metode penelitian. Arikunto (dalam Bakri, 2012: 13) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Kaelan, 2012: 5) mengartikan bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata (bisa lisan untuk penelitian agama, sosial, budaya, filsafat), catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai serta pengertian. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan maksud menggambarkan secara umum bentuk dan makna simbolik busana adat perkawinan uumu dan songgo taud di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan apa adanya dan pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Menurut Kaelan, (2013: 12) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data deskriptif dan bukannya menggunakan angka-angka sebagai alat metode utamanya. Data-data yang dikumpulkan berupa teks, kata-kata, simbol, gambar, walaupun demikian juga dapat dimungkinkan terkumpulnya data-data yang bersifat kuantitatif. Oleh karena itu penelitian menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berupa naskah, (untuk penelitian lapangan) misalnya hasil rekaman wawancara, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
31 Penggunaan metode kualitatif yang bersifat deskriptif ini didasarkan pada pertimbangan bahwa permasalahan yang akan diselesaikan lebih tepat. Melalui penggunaan metode kualitatif yang bersifat deskriptif seluruh kejadian dalam suatu konteks sosial dapat ditemukan serta data bersifat perasaan, nilai, keyakinan, kebiasaan, sikap mental dan budaya yang dianut seseorang maupun kelompok dapat diungkapkan. 3.4 Subjek dan Objek 3.4.1 Subjek Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti dari subjek mengandung beberapa pengertian, seperti di antaranya (a) pokok pembicaraan, pokok pembahasan; (b) pokok kalimat; (c) pelaku; (d) mata pelajaran; (e) orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembuntutan sebagai sasaran (dalam Prastowo, 2011: 27-28). Menurut Arikunto (dalam Prastowo, 2011: 28), bahwa subjek penelitian adalah benda atau hal orang tempat data untuk variable penelitian melekat dan yang dipermasalahkan. Adapun subjek dari penelitian ini adalah busana adat perkawinan uumu dan songgo taud yang ada di Desa Kulango, dalam ruang lingkup busana adat perkawinan suku Buol, Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah.
32 3.4.2 Objek Objek penelitian adalah barang yang hendak di teliti oleh peneliti (Prastowo, 2011: 29). Objek dalam ensiklopedia disebut sebagai sesuatu yang dengan cara tertentu dapat dikenali oleh subjek pemikir, baik sebagai suatu hal di luar subjek maupun suatu konsep pengertian yang dibentuk oleh subjek di dalam pikirannya (dalam Prastowo, 2011: 29). Menurut Prastowo objek penelitian itu berupa benda yang diukur, diraba, dan dilihat (2011: 29). Berdasarkan uraian di atas, objek dari penelitian ini adalah busana adat perkawinan uumu dan songgo taud yang ada di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2011: 224-225), bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pad seminar, diskusi, di jalan, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), intervieuw (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk mendapatkan
33 data-data yang dibutuhkan sehubungan dengan penelitian ini baik primer maupun sekunder, Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Marshall menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (dalam Sugiyono, 2011: 226). Dalam hal ini penulis menggunakan observasi nonpartisipasi. Menurut Sugiyono (2008: 204) mengemukakan bahwa observasi nonpartisipasi adalah observasi yang tidak melibatkan langsung pada sesuatu yang ditelitinya dan peneliti hanya sebagai pengamat, peneliti hanya mencatat, menganalisa dan selanjutnya membuat kesimpulan dari data yang di perolehnya di lapangan (Anonim 2012). Dengan kata lain bahwa observasi dilakukan untuk menggali data kebentukan atau data yang bersifat tekstual yang mengamati secara langsung busana adat perkawinan uumu dan songgo taud. Data yang diperoleh dimanfaatkan untuk membahas permasalahan berkaitan dengan bentuk dan makna simbolik pada busana adat perkawinan uumu dan songgo taud di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. b. Wawancara / intervieuw Esterberg mendefinisikan wawancara / interview adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2011: 231).
34 Pada penelitian ini penulis menggunakan wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono, (2013: 138) bahwa wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Selain membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, penulis menggunakan alat bantu seperti camera, handphone, dan alat tulis menulis. Pada penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung terhadap informan yang diyakini dapat memberikan keterangan yang dibutuhkan, antara lain Pemerintah setempat, tokoh masy arakat, serta tokoh adat yang ada di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka, dan tidak dalam situasi formal. Teknik wawancara ini bertujuan untuk menggali data tentang makna simbolik busana adat perkawinan uumu dan songgo taud Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. c. Studi dokumentasi Menurut Sugiyono (2011: 240) bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
35 Studi dokumentasi dilakukan sebagai pelengkap. Studi dokumentasi yaitu suatu cara untuk dapat menelusuri data yang berkaitan dengan kegiatan peneliti seperti literatur-literatur dan dokumen-dokumen yang relevan dengan fokus penelitian. Metode ini digunakan sebagai penunjang untuk memberikan bukti pelaksanaan penelitian di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Tentang bentuk dan makna simbolik busana adat perkawinan uumu dan songgo taud. d. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu menelusuri data-data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti dengan menggunakan literatur yang mendukung, dokumen dan referensi lain yang ada hubungannya dengan obyek yang akan diteliti dengan tujuan untuk menggali data-data tentang bentuk dan makna simbolik busana adat perkawinan uumu dan songgo taud Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. 3.6 Analisis Data Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (dalam Sugiyono, 2011: 244). Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
36 kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (dalam Sugiyono, 2011: 246). Dalam penelitian ini, analisis dilakukan secara kualitatif, dengan menggunakan data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan atau verifikasi). a. Data reduction (reduksi data). Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui mereduksi data. Sugiyono (2011: 247) mengemukakan bahwa mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti menyeleksi data-data yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara dengan informan. b. Data display (penyajian data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Sugiyono (2011: 249), mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
37 uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 249) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Untuk itu peneliti menyajikan data sesuai data yang diperoleh di lapangan, artinya peneliti membatasi penelitian tentang makna simbolik busana adat perkawinan uumu dan songgo taud di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah dan mengkaji sesuai dengan permasalahannya. c. Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi). Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (dalam Sugiyono, 2011: 252). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2011: 253). Pada tahap penarikan kesimpulan peneliti diwajibkan melampirkan foto-foto, yang semua itu merupakan satu kesatuan yang utuh, yang ada kaitannya dengan alur sebab akibat dan cakupan masalah yang dikaji yaitu kajian tentang bentuk dan makna simbolik busana adat perkawinan uumu dan songgo taud di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah.