KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1 : 2 : 3 BERDASARKAN LOKASI PENGAMBILAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ABSTRAK

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB V HASIL PEMBAHASAN

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB IV METODE PENELITIAN

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

8KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN SNI-DT PADA BERBAGAI VARIASI KADAR AIR AGREGAT

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

Viscocrete Kadar 0 %

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

PENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

ANALISA PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGTH CONCRETE) DENGAN SEMEN HOLCIM

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III LANDASAN TEORI

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

Penggunaan Pasir Samboja dan Kerikil Dari Palu Sebagai Bahan Pembuatan Beton Normal

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Transkripsi:

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN Rosyid Kholilur Rohman Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract The composition of concrete with a mixture 1: 2: 3 (volume comparison) most used in Indonesia. Until now the worker in the field believes that composition can produce concrete quality K225. In this research was done experimental research by using the concrete sample with a mixture 1: 2: 3. The aggregate of the concrete use local aggregates from Biting Ponorogo, Kendal Ngawi, and Parang Magetan. A sample of the concrete makes cube 15x15x15 cm3 in size. Compressive strength tests was done at the age of the concrete 28 days. From research known that concrete using aggregate from Biting Ponorogo reach compressive strength 182,96 kg/cm2, using aggregate from Kendal reach compressive strength 176,30 kg/cm2, and using aggregate from Parang Magetan reach 168,15 kg/ cm2. Concrete mixture by composition 1 : 2 : 3 : 0.8 in volume comparison can be used to make concrete K175. This composition is suitable with SNI 7394 2008. Keywords : concrete composition 1 : 2 : 3, compressive strength, slump Pendahuluan Penggunaan beton sebagai bahan konstruksi semakin meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Beton adalah bahan bangunan yang komponen penyusunnya terdiri dari agregat kasar, agregat halus, semen dan air dengan komposisi tertentu. Kekuatan beton sangat bervariasi sesuai dengan komposisi yang digunakan. Beton dengan campuran 1 : 2 : 3 merupakan komposisi campuran yang paling banyak dijumpai dalam pembangunan rumah dan bangunan sederhana di Indonesia. Komposisi campuran beton 1 : 2 : 3 adalah perbandingan antara semen, pasir dan kerikil secara berturut-turut. Selama ini banyak pekerja konstruksi berpendapat komposisi campuran 1:2:3 (perbandingan volume) akan menghasilkan beton K225. Pandangan ini tentu saja perlu diluruskan sehingga tidak menjadi salah kaprah. Febrin Anas Ismail telah melakukan penelitian campuran beton dengan campuran 1:2:3 berdasarkan lokasi pengambilan sampel di Sumatra Barat. Metoda pencampuran dilakukan dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil dan 1 air. Dari hasil penelitiannya didapat hasil kuat tekan beton berkisar antara 5 20 MPa dengan kuat tekan beton terbesar di Kabupaten Solok yaitu 19,31 MPa dan yang terkecil di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu 5,08 MPa. Menurut SNI T.15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk penggunaan kurang dari kuat tekan 10 MPa PILAR TEKNOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik Volume 1 Nomor 1 Maret 2016; ISSN : 2502-7042

Kuat Tekan Beton Campuran 1:2:3 boleh menggunakan 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah dengan slump kurang dari 10 cm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume. Pengerjaan beton dengan kuat tekan lebih dari 20 MPa harus menggunakan campuran berat (Mulyono, Tri, 2005) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan beton dengan campuran 1:2:3 (perbandingan volume) terhadap kuat tekan beton dengan agregat lokal sekitar Madiun. Volume air yang digunakan 80% dari volume semen. Landasan Teori Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Satu atau lebih bahan aditif dapat ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. (Mc Cormac, 2003). Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Dalam adukan beton, air dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara butiran-butiran agregat halus, juga bersifat sebagai perekat/ pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiranbutiran agregat saling terekat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak/ padat (Tjokrodimuljo, 1996). Beton normal adalah beton yang memiliki berat per satuan volume 2400-2500 kg/m 3 dan dibuat dengan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah. Beton yang baik pada setiap butir agregatnya terbungkus dengan mortar. Ruang antar agregat harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15% dari campuran. Sedangkan secara volumetris beton diisi oleh agregat sebanyak 70-75% sehingga agregat juga mempunyai peran yang sama pentingnya sebagai material pengisi beton (Yunus, Alve, 2010). Compressive Strength Test dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kuat desak atau tekan yang mampu diterima oleh benda uji. Pencatatan yang dilakukan pada saat pengujian adalah besarnya beban P pada saat benda uji hancur. Untuk mendapatkan besarnya kuat tekan dari benda dapat digunakan rumus berikut: P σ = A dimana : s = nilai kuat tekan beton (Mpa, kg/cm 2 ) P = beban maksimum (KN) A = luas permukaan benda uji tertekan (mm 2 ) Metodologi Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Univesitas Merdeka Madiun. Di laboratorium dilakukan beberapa kegiatan mulai pemeriksaan material, mix design, pembuatan benda uji, pengujian slump, pengujian berat isi dan pengujian kuat tekan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Semen, yaitu semen Portland tipe I (Semen Gresik) 2. Agregat Halus, dimana agregat halus berupa pasir yang diambil dari quary Biting Ponorogo, Kendal Ngawi, dan Parang Magetan. 3. Agregat Kasar, berupa kerikil yang diambil dari quary Biting, Kendal dan Parang. 4. Air, diambil dari air sumur di Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun. Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 37

Rosyid Kholilur Rohman Komposisi campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah : 0,8 air. Hasil Dan Pembahasan Pemeriksaan material dilakukan untuk mengetahui karakteristiknya, terutama material agregat kasar dan agregat halus. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah Portland Cement tipe I, yang diproduksi oleh PT. Semen Gresik dengan berat jenis semen 3,15. volume semen sebesar 1260 kg/m 3. Agregat kasar diperoleh sebagai hasil olahan batu alam yang diproses dengan mesin pemecah batu (stone crusher). Batu alam di ambil dari quary galian C Biting, Kendal, dan Parang. Selanjutnya diproses di mesin pemecah batu di batching plant. Agregat halus diperoleh dari quary yang sama dengan agregat kasar. Hasil pengujian agregat kasar dan agregat halus dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2: Tabel 1 Hasil pengujian agregat kasar Uraian Biting Kendal Parang Keausan agregat(%) 33,52 39,64 41,46 jenis bulk 2,522 2,582 2,517 jenis SSD 2,552 2,611 2,571 Penyerapan air (%) 1,180 1,135 2,140 Kadar Air (%) 5,16 6,24 7,43 volume (kg/m3) 1422 1402 1372 Tabel 2 Hasil pengujian agregat halus Uraian Biting Kendal Parang Grading zone 2 2 2 jenis bulk 2,652 2,541 2,342 jenis SSD 2,695 2,581 2,394 Penyerapan air (%) 1,471 1,606 2,171 volume 1508 1462 1438 Pada penelitian ini pencampuran beton dilakukan dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil dan 0,8 air. Pengadukan dilakukan sampai campuran beton segar bersifat plastis dan homogen. Pengujian pada beton segar (fresh concrete) dilakukan dengan slump test. Hasil pengujian kekenyalan adukan beton dengan menggunakan slump test dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Hasil Pengujian Slump Test Asal Agregat Slump (cm) Biting 7,6 Kendal 8,1 Parang 9,3 Dari pengujian slump terlihat bahwa sampel beton dengan agregat dari Biting memiliki nilai slump terendah. Hal ini dimungkinkan karena nilai penyerapan dan kadar airnya paling kecil. Hasil slump test masih di bawah 10 cm. Selanjutnya dilakukan pembuatan benda uji dengan mengambil sampel bahan yang sudah diaduk dengan mixer/molen sampai homogen. Benda uji berupa kubus beton ukuran 15x15x15 cm 3. Benda uji dilakukan perawatan dengan perendaman. 38 PILAR TEKNOLOGI, Volume 1 Nomor 1 Maret 2016

Kuat Tekan Beton Campuran 1:2:3 Pengujian kuat tekan beton dilakukan di Laboratotium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun. Pengujian dilakukan saat umur beton mencapai 28 hari. Alat yang digunakan pada test tekan beton ini adalah Compression Test machine. Pembebanan diberikan sampai sampel runtuh, yaitu saat beban maksimum bekerja. Kemampuan maksimum alat uji tekan yang tersedia yaitu 2000 KN. Pelaksanaan uji tekan dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Foto Uji Tekan Hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar 2. Tabel 4. Hasil uji tekan 28 hari Asal Agregat Biting Kendal Parang (kg) Volume P max Kuat Tekan Rerata 7984 2.366 410 182.22 182.96 7986 2.366 415 184.44 7926 2.348 410 182.22 7867 2.331 400 177.78 176.30 7883 2.336 395 175.56 7902 2.341 395 175.56 7687 2.278 375 166.67 168.15 7692 2.279 380 168.89 7745 2.295 380 168.89 Gambar 2. Grafik Kuat Tekan Beton Dari hasil uji tekan dapat diketahui kuat tekan beton dengan agregat dari Biting lebih tinggi yaitu 182,96 kg/cm 2. Kuat tekan beton dengan agregat Kendal 176,3 kg/ cm 2, sedangkan dengan agregat Parang diperoleh kuat tekan rata-rata 168,15 kg/cm 2. Perbedaan kuat tekan dari beberapa sampel ini disebabkan oleh perbedaan properties dari agregat penyusunnya. Agregat halus dari quary Parang memiliki kadar air dan penyerapan paling besar. Semakin besar nilai kadar air dan penyerapan akan mengakibatkan kandungan air dalam campuran beton semakin besar sehingga kuat tekannya akan semakin kecil. Agregat kasar yang berasal dari Biting berasal dari batu gunung sehingga lebih tahan terhadap keausan. Dari hasil uji keausan dengan Los Angeless test diketahui nilai keausannya yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lainnya. Dari ketiga quary diketahui sampel beton dengan agregat dari Biting dan Kendal dengan campuran 1:2:3 memenuhi mutu beton K175, sedangkan beton dengan agregat dari Parang tidak memenuhi syarat K175. Agregat kasar dari Parang tidak memenuhi syarat keausan minimal 40%. Secara umum dapat dikatakan apabila syarat mutu agregat terpenuhi campuran dengan perbandingan volume Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 39

Rosyid Kholilur Rohman 1:2:3 dengan air 0,8 dapat digunakan untuk membuat beton K175. Di dalam SNI 7394 2008 dapat dilihat untuk membuat beton mutu K175 dibutuhkan material Portland Cement sebanyak 326 kg, pasir beton 760 kg, batu pecah 1029 kg, dan air 215 kg. Perbandingan tersebut setara dengan perbandingan berat 1 semen : 2,33 pasir : 3,16 batu pecah : 0,66 air. Apabila digunakan nilai berat volume semen 1250 kg/m 3, berat volume pasir lepas 1400 kg/m 3, berat volume batu pecah lepas 1350 kg/m 3, dan berat volume air 1000 kg/m 3 maka akan diperoleh volume semen 0,261 m 3, pasir 0,543 m 3, batu pecah 0,762 m 3, air 0,215 m 3 sehingga perbandingan volume antara semen : pasir : batu pecah : air sebesar 1:2,08:2,92:0,82. Perbandingan volume antar bahan mendekati perbandingan 1 Semen : 2 Pasir : 3 Batu pecah : 0,8 Air. Tabel 5 menunjukkan perbandingan material penyusun beton berdasar SNI 7394 2008. Tabel 5. Perbandingan material berdasar SNI 7394 2008 Bahan (kg) Perb Volume (m3) Perb Volume PC 326.00 1.00 0.261 1.00 Pasir beton Batu pecah 760.00 2.33 0.543 2.08 1029.00 3.16 0.762 2.92 Air 215.00 0.66 0.215 0.82 Sumber : Hasil perhitungan. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kuat tekan beton dengan agregat Biting menghasilkan kuat tekan 182,96 kg/cm 2. Kuat tekan beton dengan agregat Kendal menghasilkan kuat tekan 176,30 kg/cm 2. Kuat tekan beton dengan agregat Parang menghasilkan kuat tekan 168,15 kg/cm 2. 2. Komposisi campuran beton dengan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah : 0,8 air dapat memenuhi mutu beton K175. Komposisi tersebut sesuai dengan SNI 7394 2008. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan semen dan agregat yang berbeda. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan faktor air semen yang berbeda. 3. Perlu sosialisasi kepada pelaku konstruksi di Madiun bahwa komposisi campuran dengan perbandingan volume 1:2:3 tidak bisa digunakan untuk membuat beton mutu K225. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada segenap civitas akademika Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Madiun dan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil. Daftar Pustaka Anonim, 2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan, SNI 7394 2008, Departemen Pekerjaan Umum RI. Ismail, Febrin A, 1999, Studi Kuat Tekan Beton Campuran 1 : 2 : 3 Berdasarkan Lokasi Pengambilan Agregat di Sumatra Barat, Jurnal Rekayasa Sipil, Volume 5 Nomor 2 Mc. Cormac, J.C, 2003, Design of Reinforced Concrete (Fifth Edition) (translate), Erlangga Jakarta Mulyono, Tri, 2005, Teknologi Beton, Edisi I, Andi Yogyakarta. Tjokrodimuljo.K., 1997, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta. 40 PILAR TEKNOLOGI, Volume 1 Nomor 1 Maret 2016

Kuat Tekan Beton Campuran 1:2:3 Yunus, Alve, 2010, Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton dengan Bahan Tambah Fly Ash sebagai Bahan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement). Tugas Akhir. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta Volume 1 Nomor 1 Maret 2016, PILAR TEKNOLOGI 41