BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Penelitian yang dilakukan di laboratorium secara garis besar adalah untuk mengetahui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB III METODE PENELITIAN

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

2015 PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME PADA NILAI KUAT GESER DAN SWELLING TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI LOKASI PROYEK JABABEKA CIKARANG

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

ABSTRAK

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN TETES TEBU DAN KAPUR

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

BATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

Proses Pembentukan Tanah

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

Sangat tinggi (Very high) >55 Tinggi (High) Sedang (Medium) Rendah (Low) 0 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Penelitian yang dilakukan di laboratorium secara garis besar adalah untuk mengetahui sifat sifat fisik dan mekanis pada tanah dalam kondisi asli, pada bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya di laboratorium. Dan akan dibandingkan dengan pengujian yang lain yang telah dilakukan untuk mempalajari sifat sifat ekspansif pada tanah, baik pada lokasi yang sama ataupun dari lokasi yang berbeda. Daerah ini merupakan dataran tinggi yang berada di Kalimantan Tengah, lokasi tersebut adalah daerah perbukitan yang sama sekali tidak rawan terhadap banjir. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 10,0-15,0 meter di atas muka laut. 4.1 Pengujian Index Properties Pada Tanah Asli Pengujian yang dilakukan untuk mencari index propertis tanah yaitu Kadar Air (Water Content), Berat Jenis (Specific Gravity), Berat Isi (Bulk Density), Analisa Gradasi (Sieve Analysis), Batas Atterberg (Atterberg Limit) : Batas Plastis (plastic limit), Batas Cair (liquid limi), Batas Susut (Shrinkage limit). Adapun hasil dari pengujian index properties pada tanah tersebut adalah sebagai berikut: 4.1.1 Pengujian Kadar Air (Water Content) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah, kadar air tanah merupakan perbandingan antara berat air yang di kandung tanah dengan berat IV - 1

kering tanah. Kadar air dinyatakan dalam persen, adapun pengolahan data untuk kadar air pada tanah ini dapat dilihat dalam lampiran. Dari sampel yang telah diujikan, diperoleh kadar air alami yang terkandung di dalam tanah tersebut sebesar 34,51%. 4.1.2 Pengujian Berat Jenis Tanah(Specific Gravity) Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran, Dari kedua spesimen yang diujikan didapat berat jenis rata rata sebesar 2,605 gr/cm³. Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara berat jenis dengan kandungan beberapa mineral yang terkandung dalam tanah ekspansif IV - 2

Tabel 4.1 Specific gravity mineral-mineral penting pada tanah (Das, 1994) Mineral Specific gravity Quarts (kwarsa) 2.65 Kaolinite 2.6 Illite 2.8 Montmorillonite -2.8 Halloysite -2.55 Potassium feldspar 2.57 Sodium and calcium feldspar 2.62 2.76 Chlorite 2.60 2.90 Biorite 2.80 3.20 Muscovite 2.76 3.10 Horn blende 3.00 3.47 Limonite 3.60 4.00 Olivine 3.27 3.37 Dari hasil rata rata penelitian berat jenis yang telah dilakukan,di dapat nilai berat jenisnya adalah 2,605. Jika kita korelasikan dengan tabel 4.1 antara nilai berat jenis dengan kandungan mineralnya tanah tersebut mengadung mineral kaolinite. Berikut ini adalah tabel korelasi antara macam macam tanah dan berat jenis : IV - 3

Tabel 4.2 Specific gravity tanah (Hardiyatmo, 2006) Macam tanah Specific Gravity Kerikil 2,65 2,68 Pasir 2,65 2,68 Lanau anorganik 2,62 2,68 Lanau organic 2,58 2,65 Lempung anorganik 2,68 2,75 Humus 1,37 Gambut 1,25 1,80 Dan jika kita korelasikan dengan tabel 2.3 antara berat jenis dengan macam tanah, tanah tersebut termasuk dalam tanah lanau organik. 4.1.3 Pengujian Berat Isi Untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan perbandingan antara berat tanah basah dan dengan volumenya dalam gr/cm³, Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari empat spesimen yang telah di uji didapatkan rata rata sebesar 1,8 gr/cm³. 4.1.4 Pengujian Analisa Gradasi Untuk melihat komposisi dari butiran suatu tanah dapat dilihat dengan cara melakukan pengujian analisa saringan dan analisa hidrometer. Grafik dari hasil pengujian analisa gradasi dapat dilihat pada gambar 4.1, dari keempat sampel IV - 4

pengujian analisa gradasi dapat dilihat prosentase kerikil sebesar 32 %, pasir sebesar 18 %, dan butiran halus (lanau dan lempung) sebesar 50 %. Sedangkan dari pengujian analisa hidrometer didapat prosentase untuk lanau sebesar 22,48 % dan lempung sebesar 23 %. 100.000 90.000 80.000 70.000 60.000 % Finer 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0.001 0.01 0.1 1 10 0.000 Diameter (mm) Gambar 4.1 Grafik salah satu pengujian analisa gradasi 4.1.5 Pengujian Batas Atterberg (Atterberg Limit) Pengujian batas batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair, batas plastis, dan batas susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus. 4.1.5.1 Batas Cair IV - 5

Maksud dari pengujian ini adalah untuk menetukan batas cair suatu tanah. Batas cair adalah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Pengolahan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran,dari keempat sampel yang pada ketukan ke 25 pengujian batas cair didapatkan kadar air untuk masing masing sampel adalah 48%, 50%, 51%, 52%. Jadi batas cair rata-rata tanah asli sebesar 50,25 %. 4.1.5.2 Batas Plastis Pada pengujian batas plastis ini dimaksudkan untuk mengetahui batas plastis dari suatu tanah. Batas plastis adalah kadar air minimum yang dikandung tanah tersebut dimana tanah masih dalam keadaan plastis. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dari kedua sampel yang diujikan didapat hasil dari batas plastis sebesar 24,1%. 4.1.5.3 Batas Susut Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi batas susut, yaitu kadar air minimum yang masih dalam keadaan semi solid dan juga merupakan batas antara keadaan semi solid dengan solid. Hasil pengolahan batas susut pada tanah berbutir halus dapat dilihat pada lampiran. Pada pengujian batas susut ini didapatkan sebesar 8,5 %. Setelah diketahui nilai batas cair dan batas plastis, maka nilai indeks plastisitasnya (PI) yang merupakan besarnya jarak antara batas plastis untuk berubah menjadi batas cair dapat dihitung (PI = LL PL). Pada tanah ini didapat nilai indeks plastisitasnya sebesar 27,91 %. IV - 6

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Indeks Plastisitas dan Batas Cair. Pada gambar 4.1 bisa kita lihat jika hasil klasifikasi tanah cara USCS dari nilai indeks plastisitas dan batas cair di plotkan ke dalam kurva tersebut maka tanah asli termasuk ke dalam golongan tanah lempung dengan plastisitas tinggi. Dibawah ini adalah tabel korelasi anatara batas batas atterberg dengan derajat pengembangan : Tabel 4.3 Klasifikasi Tanah Ekspansif ( Chen,1988) Swelling Potensial/ Index Plastisitas Persentase Swelling Derajat Liquid Limit Presure (ksf) Pengembangan Rendah 0 15 < 30 1 Medium 10 35 34 40 3 5 Tinggi 20 55 40 60 5 20 Sangat Tinggi >55 > 60 > 20 Adapun dari hasil pengujian Atterberg ini jika kita korelasikan dengan tabel 4.3 bisa kita amati, bahwa tanah yang diuji memiliki kadar ekspansif yang tinggi. IV - 7

Dibawah ini adalah tabel korelasi antara hasil batas batas atterberg dengan kandungan mineral yang terkandung di dalam tanah ekspansif : Tabel 4.4 Harga-harga batasan atterberg untuk mineral lempung (Mitchell, 1976) Mineral Batas Cair Batas Plastis Batas Susut Monmorrillonite 100 900 50 100 8,5 15 Montronite 37 72 19 72 - Illite 60 120 35 60 15 17 Kaolinite 30 110 25 40 25 29 Halloysite 50 70 47 60 - Terhidrasi 35 55 30 45 - Holloysite 160 230 100 120 - Attapulgite 44 47 36 40 - Chlorite 200 250 130 140 - Allophane Sedangkan dari hasil pengujian batas batas atterberg di korelasikan kedalam tabel 2.5 yaitu, tabel mengenai harga harga batasan atterberg untuk mineral lempung. Untuk nilai batas cairnya termasuk dalam mineral Halloysite, untuk nilai batas plastisnya termasuk dalam mineral Montronit, dan batas susutnya termasuk dalam mineral Monmorrilonite. IV - 8

4.1.6 Aktivitas Aktivitas tanah lempung adalah perbandingan antara indeks plastisitas dengan presentase butiran lebih kecil dari 0,002 mm atau prosentase lempung. Dari hasil pengujian di dapat nilai aktivitas (A) tanah tersebut adalah 0,62. A=0.62 Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Mineral Lempung(Hardyatmo,2000) Dari grafik aktivitas mineral lempung di dapatkan nilai A = 0,62, jika di korelasikan dengan tabel 4.5 mineral yang terkandung di dalamnya adalah mineral Illite dengan nilai aktivitas 0,5 1,0. Tabel 4.5 Aktivitas tanah lempung (Skempton, 1953) Minerologi tanah lempung Nilai Aktivitas Kaolinite 0,4 0,5 Illite 0,5 1,0 Montmorillonite 1,0 7,0 IV - 9

Dari hasil dari pengujian indeks properties tanah asli maka dapat di resume seperti yang disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Resume Indeks Properties Tanah Asli No Pengujian Hasil Percobaan Keterangan 1 Kadar air 34.51 Tidak beda jauh dengan sebelumnya 2 Berat Jenis 2.605 Berat jenis yang di dapat sama dengan berat jenis mineral monmorrilonite, antara 2.6-2.8 gr/cm³ 3 Batas Plastis 24.1 Semakin besar nilai PL maka tanah akan semakin baik 4 Batas Cair 50.2 Tingkat pengembangan tinggi 5 Indeks Plastisitas 27.91 Lempung sangat plastis 6 Aktivitas 0.62 Mineral lempung : illite 4.2 Pengujian Engineering Properties Tanah Asli Pengujian yang dilakukan untuk mencari engineering properties tanah pada penelitian ini yaitu pemadatan standard (Compaction) dan CBR terrendam berikut swelling test, Kuat Geser Langsung (Direct Shear), Konsolidasi (Consolidation), Triaxial. Adapun hasil dari pengujian engineering properties pada tanah tersebut adalah sebagai berikut: 4.2.1 Pengujian Pemadatan Standard Pengujian pemadatan standard bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu menggunakan cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar untuk mencari nilai kepadatan maksimum IV - 10

(Maximum Dry Density) dan kadar air optimum (Optimum Moisture Content) dari suatu sampel tanah. Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan Kadar air optimum 24.00 % dan Berat volume kering maksimum 1,67 gr/cm, data pengolahan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 4.2.2 Pengujian CBR Terendam Pengujian CBR Rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR dari suatu sampel tanah setelah terendam air dalam jangka waktu tertentu. Prosedur pengujiannya sama dengan pengujian CBR tak terendam, yang membedakannya adalah perlakuan terhadap sampel sebelum diuji. Pada pengujian ini data yang diperoleh adalah nilai Swellling dan CBR tanah asli, durasi perendaman yang dilakukan yakni selama 4 hr (96 jam).adapun pada pengujian ini dilakukan dengan dua sampel untuk mendapatkan nilai CBR rata-rata.hasil dari pengujian ini dari kedua sampel didapat bahwa CBR. " >CBR. " Sehingga dipakai nilai CBR pada penetrasi 0.1. untuk mendapatkan nilai CBR soaked tanah asli adalah sebagai berikut: CBR rata rata =.. = 1.57 4.2.3 Pengujian Kuat Geser Langsung Pengujian kuat geser langsung bertujuan untuk mengetahui kekuatan tanah terhadap gaya horizontal. Dalam pengujian ini terdapat 2 sampel, yang masing IV - 11

masing sampel telah di buat grafiknya untuk mendapatkan nilai C dan Ø. Dari sampel 1 di dapat nilai C = 0 dan Ø = 45º, sampel 2 di dapat nilai C = 0,06 dan Ø = 29º. 4.2.4 Pengujian Konsolidasi Pengujian kuat geser langsung bertujuan untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah,yaitu sifat sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan tekanan vertical pada tanah tersebut. Pengolahan data secara lengkap dapat di lihat pada lampiran. 4.2.5 Triaxial Pengujian Triaxial bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi dan nilai sudut geser dalam, dari suatu contoh tanah, pengolahan data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dari seluruh pengujian engineering properties untuk tanah asli dapat dilihat pada resume yang sudah disajikan pada tabel 4.7. IV - 12

Tabel 4.7 Resume Engineering Properties Tanah Asli No Pengujian Hasil Percobaan 1 Pemadatan 48 2 Triaxial 1.6 3 Kuat Geser : Kohesi 0 Sudut 41 4 Konsolidasi : Pc 7 Cc 1.57 Cs 0.14 5 CBR 2.41 4.2.6 Perbandingan Dengan Hasil Penelitian di Lokasi Lain Dalam pembahasan ini akan di bandingkan penelitian di lokasi yang sama sebelumnya dengan penelitian di lokasi yang berbeda dari beberapa literatur, untuk mengetahui karakteristik dari masing masing lokasi. Dengan data tanah sebagai berikut : 4.2.6.1 Ruas jalan Semarang Purwodadi Daerah ini merupakan dataran rendah yang relatif rata dan termasuk bagian dari pantai utara Jawa Tengah, tersusun oleh endapan alluvial. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 10,0-15,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari 6 titik pemboran pada kedalaman 2,0 3,0 meter,karakteristik tanah yang berlokasi di km Smg 36,0 s/d km 43,00 adalah IV - 13

sebagai berikut : Berat isi 1,63-1,76 gr/cm³,kadar lempung 22 43 %,Batas Cair LL 80 110 %,Indeks Plastisitas(PI) 52 79 %,Susut linear 18 22 %,Kadar air 32 48 %,Lolos saringan No. 200 83 98 %. Dengan jenis tanah lempung abu-abu kecoklatan termasuk heavy clay:. Bila diplotkan pada grafikplastisitas Casagrande: berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi), dan mineral lempung terdiri dari montmorillonite. 4.2.6.2 Ruas Jalan Dempet Godong Daerah ini merupakan dataran rendah yang relatif rata dan termasuk bagian dari pantai utara Jawa Tengah, tersusun oleh endapan alluvial. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 11,0 meter di atas muka laut, berdasarkan hasil pengujian tanah dilaboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari 2 titik pemboran pada kedalaman 1,0 3,0 meter, karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Km Dmp 13+800 adalah sebagai berikut : Berat isi 1,68-1,75 gr/cm3, Kadar lempung 25 40 %, Batas Cair LL 72 108 %, Indeks Plastisitas (PI) 40 74 %, Susut linear 12 26 %, Kadar air 37 53 %, Lewat saringan No 200 82 98, Tek mengembang 0,06-0,55 kg/cm². Dengan jenis tanah lempung abu-abu kecoklatan termasuk heavy clay:,bila diplotkan pada grafikplastisitas Casagrande: berada di atas A line sehingga menurut klasifikasiuscs termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi), dan mineral lempung terdiri dari montmorillonit. IV - 14

4.6.2.3 Ruas Jalan Demak Kudus Daerah ini merupakan dataran rendah yang relatif rata dan termasuk bagian dari pantai utara Jawa Tengah, tersusun oleh endapan alluvial,permukaan tanah berada pada ketinggian ± 10,0 15,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 2,0 5,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Km Smg 38+800 adalah sebagai berikut Berat isi 1,67-1,74 gr/cm³, Kadar lempung 24 34 %, Batas Cair LL 83 94 %, Indeks Plastisitas (PI) 44 58 %, Kadar air 29 49 %, Lewat saringan N0 20095-98 Tek mengembang 0,46-1,2 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung lanauan abu-abu kehitaman sedikit organik termasuk heavy clay, bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line.sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi), mineral lempung montmorillonite 45 % dengan nilai indeks pengembangan 173 % dan cation exchange capacity = 51 63 meg %. 4.6.2.4. Ruas Jalan Yogya Wates Daerah ini merupakan perbukitan rendah tersusun oleh endapan vulkanik kwarter muda, permukaan tanah berada pada ketinggian ± 25,0 meter di atas muka laut.berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 2,0 5,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Km Ygy 23+00 s/d km 27+00 adalah sebagai berikut: Berat isi 1,68-1,73 gr/cm³, Kadar IV - 15

lempung 30 52 %, Batas Cair LL 53 107 %, Indeks Plastisitas (PI) 24 97 %, Susut linear 18 %, Kadar air 27 32 % Lewat saringan # N0 20076 96, Tek mengembang 0,07-1,25 kg/cm². Dengan jenis tanah Lanau lempungan hitam abu-abu sedikit mengandung kapur,bila diplotkan padagrafik plastisitas Casangrade: berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi) mineral lempung terdiri dari montmorillonite. 4.6.2.5 Ruas Jalan Ngawi Caruban Daerah ini merupakan dataran rendah tersusun oleh endapan alluvial dan vulkanik dengan pola aliran sungai parallel,permukaan tanah berada pada ketinggian ± 70,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran 1,0 4,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasidi Crb km 5+400 s/d Km 19+000 adalah sebagai berikut : Berat isi 1,63-1,89 gr/cm³, Kadar lempung 30 61 %, Batas Cair LL 72 130 %, Indeks Plastisitas PI 39 79 %, Susut linear 15 27 %, Kadar air 40 55 %, lewat saringan #No 200 92 98, Tek mengembang 0,06-0,52 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung lanauan abu-abu kehitaman termasuk heavy clay,bila diplotkanpada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line sehingga menurutklasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi). Dan mineral lempung montmorillonite 60% dengan nilai indeks pengembangan 300% dan cation exchange capacity = 55 94 meg %. IV - 16

4.6.2.6 Ruas Jalan Surabaya Gresik Daerah ini merupakan dataran rendah, tersusun oleh endapan tufa, dan termasuk daerah banjir, permukaan tanah berada pada ketinggian ± 0,0-1,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yangdiambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 3,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di km Sby 12+800 dan Sta 14+450 adalah sebagai berikut : Berat isi 1,61-1,79 gr/cm³, Kadar lempung 23 45 %,Batas Cair LL 62-90 %, Indeks Plastisitas PI 28 45 %, Kadar air 38 58 %, Lewat saringan # No200 89 94, Tek mengembang 0,06-0,27 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung abu-abu kehitaman sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay, bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastistinggi). Dan mineral lempung montmorillonite 45 % dengan nilai indeks pengembangan 171% dan cation exchange capacity = 51 57 meg %. 4.6.2.7 Ruas Jalan Gresik - Lamongan Daerah ini merupakan dataran rendah, tersusun oleh endapan tufa, dan termasuk daerah banjir. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 0,0-1,5 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 2,0 maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di km Gsk 16+500 adalah sebaga berikut : Berat isi 1,73 gr/cm³, Kadar lempung 44,0%, Batas IV - 17

Cair LL 81,0 %, Indeks Plastisitas PI 48,0%, Kadar air 34,0 %, Lewat saringan 200 97,06. Dengan jenis tanah Lempung abu-abu kehitaman sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi). Dan mineral lempung terdiri dari montmorillonite. 4.6.2.8 Ruas Jalan Jakarta - Cikampek (toll) Daerah ini merupakan perbukitan rendah tersusun oleh endapan vulkanik kwarter muda terdiri dari tufa lapuk. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 45,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 3,,0, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi dikm Jkt 25+500 s/d 69+600.Berat isi 1,59-1,71 gr/cm³, Kadar lempung 25 58 %, Batas Cair LL 82 104 %, Indeks Plastisitas PI 46 62 %, Kadar air 34 52 %, Lewat saringan No 200 92 94, Tek mengembang 0,36 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung abu-abu kehitaman sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di bawah A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok M H (lanau plastis tinggi). Dan mineral lempung montmorillonite 10% dengan nilai indeks pengembangan 60% dan cation exchange capacity = 13 meg %. IV - 18

4.6.2.9 Ruas Jalan Wirosari Cepu Daerah ini merupakan perbukitan rendah tersusun oleh endapan vulkanik kwarter muda. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 50,0 meter di atas muka laut Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 4,0 maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Wrs Sta 37+500 s/d Sta 58+250 adalah sebagai berikut : Berat isi 1,75-1,86 gr/cm³, Kadar lempung 30 52 %, Batas Cair LL 53-107 %, Indeks Plastisitas PI 24-57 %, Kadar air 24-40 %, Lewat saringan N0 200 73 96, Tek mengembang0,07-0,09 kg/cm². Dengan jenis tanah lempung lanauan, hitam abu-abu sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay bila diplotkan pada grafik plastisitas Casangrade berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi). Dan mineral lempung terdiri dari montmorillonite 24 37%. IV - 19

Tabel 4.8 Perbandingan penelitian dari lokasi yang sama dengan lokasi lain Parameter Klasifikasi Tanah No Lokasi Liquid Indeks Lolos Berat Isi Kadar Air Limit Plastis Saringan Jenis Simbol ( gr/cm³ ) ( % ) ( %) ( % ) 200 (%) 1 Muara Teweh - Puruk Cahu 1 1.8 34.51 50.2 27.91 10 Lempungan CH 2 Muara Teweh - Puruk Cahu 2 33.06 64,85 33.33 45.48 Pasir Kelempungan SC 3 Semarang - Purwodadi 1.63-1.76 32-48 80-110 52-79 83 98 Lempung lanauan CH 4 Dempet - Godong 1.68-1.75 37-53 72-108 40-74 82 98 Lempung lanauan CH 5 Demak Kudus 1.67-1.74 29-49 83-94 44-58 95 98 Lanau lempungan CH 6 Yogya Wates 1.68-1.73 27-32 53-107 24-97 76-96 Lempung lanauan CH 7 Ngawi - Caruban 1.63-1.89 40-55 72-130 39-79 52-98 Lempung lanauan CH 8 Surabaya - Gresik 1.79 28-58 62-90 28-45 89 94 Lanau lempungan MH 9 Gresik - Lamongan 1.73 34 81 48 97.06 Lempung lanauan CH 10 Jakarta - Cikampek 1.59-1.71 34-52 82-104 46-62 92 94 Lanau lempungan MH 11 Wirosari Cepu 1.75-1.86 24-40 53-107 24-57 73-96 Lempung lanauan CH 12 Pagedangan - 37.23-54.01 46.6 60.35 - Lempung lanauan CH 13 Getaan - 60.35-70.05 60.35 27.22 - Lempung lanauan CH 14 Malang 1.855 15.73 104.56 57.78 - Lempung lanauan CH 15 Godong - Purwodadi 1.53 25.5 109 78 95 Lempung lanauan CH 16 Karangawen - Demak - 27.5-45.37 71.9 42.31 90.5 Lempungan CH IV - 20

Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dilakukan didapat Kadar air 33,06 % menjadi 34,51 %, Berat jenis 2,65 menjadi 2,605, Batas plastis 31,55 menjadi 24,5 %, Batas cair 64,85 % menjadi 50,2 %, Indeks plastis 33,33 % menjadi 27,91 %, dan nilai A 0,95 menjadi 0,62. Sedangkan jika di bandingkan dengan hasil penelitian yang lain nilai tidak terlalu jauh perbedaannya, dan merupakan sama sama tanah lempung. Jika di korelasikan dengan tabel chen, dari nilai indeks plastis yang didapat mempunyai derajat pengembangan tinggi, sedangkan dari tabel mitchell LL yang di dapat mengandung mineral hsalloysite, dari nilai PL yang di dapat mengandung mineral montronite, dan dari hasil SL yang di dapat mengandung mineral monmorrillonite. Dari nilai A, jika di korelasikan dengan tabel skempton mineral yang terkandung adalah illite. IV - 21