PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMISARIS INDEPENDEN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 DESSY APRILIA K 110462201210 Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNG PINANG 2017
Pengaruh Independensi Auditor, Komisaris Independen, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan Pada perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 DESSY APRILIA K 110462201210 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritin Raja Ali Haji. Tanjungpinang ABSTRAK Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memiliki integritas atas informasi yang dikandung. Intergritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan menyajikan informasi keuangan secara wajar, jujur dan tidak bias. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Independensi Auditor, Komisaris Independen, dan Kualitas Audit terhadap integritas laporan keuangan yang diukur dengan indeks konservatisme. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2015, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Independensi Auditor dan Kualitas Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan, namun Komisaris Independen tidak signifikan terhadap integritas laporan keungan. Kata kunci: Integritas Laporan Keuangan, Independensi Auditor, Komisaris Independen, dan Kualitas Audit.
PENDAHULUAN Laporan Keuangan adalah catatan informasi perusahaan yang berisi datadata keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus mengungkap fakta yang sebenarnya. Perusahaan harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi dalam informasi akuntansi yang dibuat. Informasi akuntasi tersebut harus relevance, objectivity, dan reability. Menurut Jamaan (2008:2), informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan bergantung pada informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tersebut. Salah satu informasi penting yang perlu disediakan oleh perusahaan adalah informasi laporan keuangan, karena melalu informasi laporan keuangan kita bisa melihat sejauh mana perkembangan yang telah terjadi dalam suatu perusahaan dan juga berdasar informasi tersebut kita nantinya bisa menyusun langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Informasi laporan keuangan ini sangat berguna, tidak saja bagi manajer untuk mengetahui sejauh mana perkembangan finansial perusahaan selama suatu periode, tetapi juga
berguna bagi para investor saham untuk melihat prospek perusahaan dimasa datang (Hessel, 2003:18). Perusahaan-perusahaan berskala kecil hingga besar banyak menyajikan informasi keuangan dengan integritas yang rendah, dimana informasi disajikan bias dan tidak sesuai bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan (Astria, 2011). Menurut Sri (2007) Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Demikian pula, kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, akuntan publik harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri. Kurangnya independensi auditor dan maraknya manipulasi akuntansi korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan mulai menurun, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditur mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen. Kasus Enron merupakan Fenomena skandal keuangan yang terjadi menunjukkan suatu bentuk kegagalan integritas laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan infomasi pengguna laporan keuangan (Oktadella, 2011).
Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan bahwa kurang integritasnya laporan keuangan dalam penyajian infomasi bagi pengguna laporan keuangan. Jadi, penyajian laba dalam laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya (Astria, 2011). Padahal seharusnya kejujuran dan kebenaran data yang disajikan pada laporan keuangan sangat penting, karena sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. Menurunnya integritas laporan keuangan perusahan, memicu terjadinya kasus hukum skandal manipulasi informasi akuntansi yang secara langsung melibatkan komisaris, komite audit, internal auditor hingga eksternal auditor. Dengan hal ini, menyebabkan munculnya keraguan pihak masyarakat terhadap pihak internal perusahaan terutama terhadap tata kelola dan sistem kepemilikan dalam perusahaan yang tersebar secara luas yang sering disebut Corporate Governance, dimana tersaji bahwa Good Corporate Governance yang baik belum diterapkan dalam perusahaan tersebut sehingga banyak direktur perusahaan yang menyalahgunakan otoritasnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Selain peran internal perusahaan, peran eksternal yaitu pihak auditor dibutuhkan dalam melakukan pengawasan terhadap informasi laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen (Nickolin, 2013). Masyarakat sangat membutuhkan independensi seorang auditor atas pendapatnya dalam penyajian laporan keuangan, karena sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi, oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, auditor memebutuhkan kepercayaan terhadap kualitas jasa
yang diberikan pada pengguna, karena semakin baik kualitas auditor, maka semakin banyak masyarakat yang mempercayainya dan menggunakan jasanya. Oleh karena itu bagi pemakai laporan keuangan, sangat penting untuk memandang Kantor Akuntan Publik. (KAP) sebagai pihak yang independen dan kompeten, dan yang berpengaruh dalam mementukan berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh auditornya. Jadi dalam kapasitasnya sebagai sebagai pemberi jasa dalam menilai kualitas audit maka KAP dituntut untuk mempunyai profesionalisme yang tinggi (Susiana dan Herawaty, 2007). Alijoyo dan Zaini (2004:71), berpendapat bahwa pemberdayaan komisaris dengan memperkenalkan Komisaris Independen yang diharapkan menjadi penggerak Good Corporate Governance telah menjadi bagian dari reformasi kehidupan bisnis di Indonesia paska krisis. Menurut Susiana & Herawati (dalam Putra, 2012) mengemukakan bahwa masyarakat sangat membutuhkan independensi seorang auditor atas pendapatnya dalam penyajian laporan keuangan, karena sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi, oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, auditor memebutuhkan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pada pengguna, karena semakin baik kualitas auditor, maka semakin banyak masyarakat yang mempercayainya dan menggunakan jasanya. Oleh karena itu bagi pemakai laporan keuangan, sangat penting untuk memandang Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak yang independen dan kompeten, dan yang berpengaruh dalam mementukan berharga atau tidaknya jasa yang telah
diberikan oleh auditornya. Jadi dalam kapasitasnya sebagai sebagai pemberi jasa dalam menilai kualitas audit maka KAP dituntut untuk mempunyai profesionalisme yang tinggi. Jadi, berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang Integritas sebuah Laporan Keuangan yang berjudul Pengaruh Independensi Auditor, Komisaris Independen, Dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Periode 2011-2015. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Independensi auditor berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan? 2. Apakah Komisaris Independen berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan? 3. Apakah Kualitas Audit berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan? 4. Apakah Independensi Auditor, Komisaris Independen dan Kualitas Audit berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan? BATASAN MASALAH Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Integritas Laporan Keuangan, maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan dari pembahasan dapat lebih terarah pada
sasarannya. Adapun masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini hanya terbatas mengenai masalah tentang Pengaruh Independensi auditor, Komisaris Independen dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015. LANDASAN TEORI Integritas Laporan Keuangan Integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menampilkan kondisi suatu perusahaan yang sebenarnya, tanpa ada yang ditutup tutupi atau disembunyikan. Jadi, apabila seorang auditor mengaudit laporan keuangan yang tidak berintegritas (tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya) maka, peluang seorang auditor untuk dituntut akan semakin besar. Karena apabila laporan keuangan yang tidak berintegritas itu ternyata laporan keuangan yang overstate akan sangat merugikan bagi pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi kualitas (reliability) Kieso (dalam Oktadella, 2011) dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Rasio market to book value yang bernilai lebih dari 1 yang berarti bahwa investor bersedia membayar saham lebih besar dari nilai buku akuntansinya terjadi terutama karena nilai aset yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan tidak mencerminkan baik itu inflasi maupun goodwill. Aset yang telah dibeli beberapa tahun yang lalu dicatat berdasarkan harga perolehan awal meskipun
inflasi telah menyebabkan nilai aset mengalami kenaikan signifikan. Selain itu, kelangsungan usaha yang berhasil juga menyebabkan nilai aset yang sebenarnya naik secara signifikan (Brigham dan Houston, 2012: 151-152 dalam Fajariyani 2015). Independensi Auditor Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik terhadap manajemen maupun pemilik. Independensi sebagai cara pandang yang tidak memihak didalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemerikasaan, dan penyusunan laporan audit Nike Rimawati (2011). Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut : 1) Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut. 2) Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya. 3) Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien. Independensi auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu dengan memberikan nilai 1 jika perusahaan menggunakan KAP yang berbeda
pada tahun (t-1), dan nilai 0 bagi perusahaan menggunakan KAP yang sama pada tahun (t-1). Komisaris Independen Pada dasarnya semua komisaris bersifat independen dalam pengertian mereka diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, dan terlepas dari pengaruh berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang dapat berbenturan dengan kepentingan perusahaan. Meskipun masih dalam tahap awal, berbagai perusahaan (publik maupun BUMN) telah mengangkat komisaris independen dan mengupayakan agar komisaris independen dapat berfungsi sesuai dengan amanah yang diberikan Alijoyo dan Zaini (2004 : 49-50). Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. KI = KI DK Dimana : KI = Komisaris Independen KI = Jumlah Komisaris Independen DK = Jumlah Dewan Komisaris
Kualitas Audit Sementara itu AAA Financial Accounting Committee (dalam Christiawan 2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah pendidikan, struktur audit, kemampuan pengawasan (supervisor), profesionalisme dan beban kerja. Semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan kualitas audit akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis, dan keahlian yang meningkat. Dari pengertian tentang kualitas audit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Variabel ini diukur dengan menggunakan variable Dummy KAP yang berafiliasi dengan KAP Big four jika perusahaan diaudit oleh (Pricewaterhouse Coopers, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, dan Ernest and Young) maka bernilai 1, tetapi jika perusahaan diaudit oleh KAP non big four maka bernilai 0. Dari uraian di atas, adapun kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran Independensi Auditor X1 H1 Komisaris Independen X2 HHHHHHHHHHHHHHHH Kualitas Audit X3 H2 H3 Integritas Laporan Keuangan (Y) H4 METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh independensi auditor, komisaris independen, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2015 yang diperoleh dari website www.idx.co.id. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang menjelaskan peristiwa dan kejadian untuk mengetahui hubungan satu variable
dengan variabel lainnya. Penelitian memperoleh data dalam bentuk angka-angka atau bilangan numerik yang ada di laporan keuangan. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sector barang dan konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasrkan pada metode purposive sampling, dimana sampel perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu Sugiyono (2013). Adapun kriteria digunakan untuk memilih sampel sebagai berikut : 1. Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. 2. Perusahaan yang memiki data yang lengkap selama periode 2011-2015. 3. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah periode 2011-2015 4. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditnya secara konsisten periode 2011-2015 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Independensi terhadap Integritas Laporan Keuanagn Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,004 (0,004 < 0,05) dan nilai beta sebesar 1,058. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independensi auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan kuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Susiana dan Herawati (2007) dan Subandono (2012) yang menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan. Hal ini bias saja dikarenakan penugasan audit yang lama kemungkinan dapat pula meningkatkan independensi karena akuntan publik sudah familiar, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien dan lebih tahan terhadap tekanan klien, sehingga semakin tinggi independensi auditor semakin tinggi pula integritas pelaporan keuangan yang dihasilkan. Konsisten dengan pendapat Supriyono (1988). Sehingga hasil penelitian ini menunjukan hasil independensi auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Integritas Laporan Keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,997 (0,997 > 0,05) dan nilai beta sebesar -0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Oktadella (2011) dan Puta (2012) yang menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa ada kecendrungan keberadaan komisaris independen yang tidak efektif didalam melakukan pengawasan terhadap tata kelola perusahaan, sehingga belum mempengaruhi terhadap integritas laporan keuangan. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilkakukan oleh Ida dan Gede (2013) yang membuktikan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini berarti tingginya keberadaan komisaris independen di perusahaan maka laporan keuangan yang dihasilkan cendrung disajikan dengan integritas yang tinggi. Hal tersebut mencerminkan bahwa pada prusahaan yang memiliki komisaris independen yang lebih besar, dapat melakukan pengawasan yang lebih optimal untuk mengawasai tindakan manajer dalam pengambilan keputusan dan melindungi hak-hak diluar perusahaan (Susiana dan Herawati, 2007). Hasil penelitian ini menunjukan hasil komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan Hasil penhujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05 dan nilai beta sebesar 0,836. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas audit memiliki pengaruh yang signfikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susiana dan Herawati (2007) dan Oktadella (2011)
yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Kualitas audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, kondisi ini terjadai karena KAP yang dimiliki ukuran besar dan masuk dalam kategori the big four, akan lebih teliti sehingga integritas laporan keuangan semakin baik, sebab integritas laporan keuangan yang terlalu tinggi akan menyebabkan kepercayaan investor terhadap perusahaan semakin meningkat. Sehingga hasil dari penelitian ini menunjukan hasil kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan kuangan pada perusahaan manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pengaruh independensi auditor, komisaris independen, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Independensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 2. Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.
3. Kualitas Audit berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 4. Independensi Auditor, Komisaris Indpenden, dan Kualitas Audit berpengaruh signfikan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut, yaitu: 1. Diharapkan sampel yang digunakan dapat diperluas tidak hanya perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasi. 2. Perlu mempertimbangkan rentang waktu penelitian yang lebih lama untuk mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih baik karen unsur keterwakilan data yang lebih tinggi. 3. Perlu menambah variabel lain yang mempengaruhi integritas laporan keuangan sehingga nilai koefisien determinasi yang dihasilkan dapat menciptakan permodelan yang lebih baik.