FAMADOGO OMO DANCE FOR US IN CEREMONY ENTERED A NEW HOME IN THE COMMUNITY NIAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BENTUK PENYAJIAN TARI SAPUTANGAN DALAM BEDINDANG PADA ACARA BIMBANG ADAT DI KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

FUNGSI SILEK DALAM UPACARA MANJALANG NINIK MAMAK DI KENAGARIAN SIALANG KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

PROSES PENCIPTAAN TARI SILONGOR DI SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB V PENUTUP. kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

BENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA ABSTRAK

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

Gesture. Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

PENYAJIAN MUSIK IRINGAN TARI LIKOK PULO DI PULAU ACEH KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK

Keberadaan Tari Tarik Jalur di Pisang Berebus Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB V PENUTUP. Pengkajian uraian dari berbagai aspek historis tentang tarian Deo Tua dalam upacara minta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BENTUK PENYAJIAN TARI TOR-TOR NAPOSO NAULI BULUNG PADA ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KELURAHAN PIDOLI DOLOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

BAB V PENUTUP. Penciptaan karya tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas penata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

APLIKASI ALAT MUSIK TRADISIONAL GAMELAN JAWA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya terdiri dari suku yang berbeda-beda, dan hal itu menjadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada.

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BENTUK TARI TROEN U LAOT PADA MASYARAKAT PIDIE KABUPATEN ACEH PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV KESIMPULAN. Di era yang kini semakin banyak seniman-seniman tari yang semakin kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan adat Melayu dan yang memenuhi syarat-syarat setempat tertentu.

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TEKS LAGU JOGET DANGKONG KECAMATAN MORO KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat, masyarakat terbentuk oleh individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

FAMADOGO OMO DANCE FOR US IN CEREMONY ENTERED A NEW HOME IN THE COMMUNITY NIAS SRI RAHAYU Prodi Pendidikan Tari Abstract This study discusses forms of dance in the ceremony Omo Famadogo entering new homes in the community nias. The purpose of this study was to describe the form of dance ceremony Omo Famadogo entering new homes in Nias people. Theoretical foundation used in this research is the theory Sumandiyo Hadi and Suzan K. Langer with dance forms in complete unity. The population in this study is the dance Famadogo masyaraat Omo on Nias, artists, traditional leaders and dancers who know about dance Famadogo Omo, the sample in this study is the cultural figures and artists who know about art Famadogo Omo. Data collected by field work method that includes several steps, namely interviews, direct observation, documentation and literature study. The method used in this research is descriptive qualitative method. Based on the results of research conducted, that form of dance ceremony Omo Famadogo entering new houses on Nias community is a dance that test the strength and endurance on the building of new houses have been completed in the wake. This dance is a unified whole where this raw dance consists of nine varieties, which includes variation, repetition, movement, sequence, comparison, climax. Keywords: Famadogo Omo and Forms.

PENDAHULUAN Pulau Nias ini terbagi atas empat kabupaten dan satu kota, terdiri atas kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat dan Kotamadya Gunungsitoli. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias dan hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi secara umum hukum adat Nias disebut 1 fondrako. Nias juga memiliki rumah adat yang sangat menarik. Rumah tradisional yang tertua dan terluas yang dinamakan Omo Sebua, yang merupakan rumah asli dan suku yang suka perang terdapat di Dea Bawomatulou atau Sunhill. Nias memiliki tari-tarian tradisional yang merupakan hal penting dan masih ada sampai sekarang, seperti: a) Famadogo Omo adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh penari pria, dengan tujuan untuk menguji kekuatan dan ketahanan bangunan rumah adat yang telah selesai dibangun dan akan ditempati, apakah layak dihuni atau tidak. b) Maena adalah sebuah tarian khas dari Nias yang ditarikan oleh wanita dan pria, biasanya ditarikan pada upacara pernikahan. 1 Fondrako mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian c) Faluaya (tari perang) yang terdapat diseluruh daerah Nias. Tarian ini ditarikan oleh pria dengan gerakan yang sangat kuat, sementara wanita dengan gerakan langkah kecil yang lemah gemulai. Tarian Faluaya ditarikan pada upacara pernikahan untuk menyambut pendatang baru. d) Tuwu adalah tarian yang menampilkan seorang penari wanita atau pria diatas sebuah meja batu, dengan tujuan untuk menghormati para pemimpin. e) Fanarimoyo (tarian perang) adalah tarian yang ditarikan di Nias Selatan dan Utara oleh 20 penari wanita. Sedangkan dibagian Utara tarian ini dinamakan Moyo. Tarian ini dimulai dengan gerakan seperti elang terbang dan tarian ini ditampilkan untuk acara hiburan. Kota Gunungsitoli merupakan masyarakat Nias yang kebanyakaan para pekerjanya sebagai pegawai, pedagang, bertukang, nelayan dan lain-lain. Tari Famadogoomo yang berasal dari Nias Selatan (Kecamatan Gomo). Kata Famadogo Omo merupakan asli dari bahasa daerah Nias, yang berasal dari kata Famadogo yaitu menggoyangkan sedangkan kata Omo

adalah rumah. Maka, dari arti kata tersebut dapat disimpulkan bahwa Famadogo Omo merupakan salah satu tari dari kepulauan Nias yang digunakan untuk menguji kekuatan dan ketahanan bangunan rumah adat yang telah selesai dibangun, apakah layak dihuni atau tidak. Makna lain dari tarian ini juga adalah menghalau bala/kekuatan gaib yang menaungi rumah tersebut, sehingga ketika dihuni seisi rumah tersebut bebas dari malapetaka yang menimpa. Salah satu ciri khas dari tari Famadogo Omo adalah cara pementasannya yaitu pementasan tari Famadogo Omo ini langsung dipertunjukkan pada rumah adat yang telah selesai di bangun dan akan ditempati. Urutan pementasan tari Famadogo Omo diawali dengan Fangoholi (ajakan) oleh seorang Ere Hoho (pemimpin adat ) dan diikuti dengan hiwo yang dipandu juga seorang Ere. Mereka kemudian akan melantunkan beberapa syair, sembari membentuk barisan yang berliku, menari menuju rumah dan adegan pola tari lainnya yang diakhiri dengan Folaya Nio otambali o yang dilakukan secara berkelompok pada sisi kiri dan kanan bangunan. Untuk jumlah penari dapat dilihat dari pada zaman dulu sekitar 50 orang pria lebih, sedangkan sekarang penari tari Famadogo Omo ini berjumlah 20 orang pria lebih dikarenakan kebutuhan masyarakat dalam pertunjukan sebuah acara penyambutan. Sesuai dengan teori bentuk yang penulis gunakan dalam bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada masyarakat Nias, maka pada penelitian ini penulis menjelaskan bentuk yang terdapat pada tari Famadogo Omo yakni seperti bentuk gerak yang baku, variasi gerak, repetisi atau pengulangan, perpindahan dalam pola gerak, rangkaian, perbandingan gerak (tenaga, ruang, dan waktu) dan klimaks. Landasan Teori Untuk membahas bentuk tari Famadogo Omo maka penulis menggunakan teori Sumandiyo Hadi, bahwa bentuk dari tari Famadogo Omo merupakan kesatuan dari gerak, yang didalamnya terdapat geraksatu kesatuan yang utuh,variasi, repitisi atau ulangan, perpindahan, rangkaian, perbandingan, dan klimaks. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Gunung Sitoli, Jl. Kartini II No. 2 pulau Nias, Jl. Yos Sudarso No. 143 A Gunungsitoli, Nias Sumut. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan dimana tarian ini berasal dan

berkembang, begitu juga dengan tokohtokoh seniman yang mengerti tentang tarian tersebut. Proses penelitian akan direncanakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus. yang tidak dihuni ada sebanyak 16 buah pulau. Kota Gunungsitoli merupakan masyarakat Nias yang kebanyakaan para pekerjanya sebagai pegawai, pedagang, bertukang, nelayan dan lain-lain. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi 4. Studi kepustakaan Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif yang bersifat kualitatif, karena memberikan keterangan yang akurat dan jelas sesuai yang dibutuhkan dan keterangan serta uraian. ISI Gambaran Umum Kota Gunungsitoli Letak daerah Nias yaitu 0, 12-1, 32 Lintang Utara dan 97-98 Bujur Timur. Luas daerah Nias adalah 5625 km², yang terbagi atas panjang = 120 km dan lebarnya 45 km. Nias merupakan kepulauan yang memiliki pulau-pulau kecilsebanyak 27 buah. Banyaknya pulau-pulau kecil yang dihuni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah, dan Latar Belakang Masyarakat Nias. Masyarakat Nias yang hidup di pulau Nias adalah salah satu kelompok masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Nias memiliki rumah adat yang sangat menarik. Rumah tradisional yang tertua dan terluas yang dinamakan Omo Sebua, yang merupakan rumah asli dari suku Nias. Nias memiliki tradisi Lompat Batu yang begitu terkenal, dimana seorang pria melompat diatas sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari dua meter. Lompat batu ini dilakukan untuk menunjukkan kedewasaan seorang pria. Tradisi lompat batu ini dahulu dikhususkan untuk persiapan perang. Karena biasanya setiap desa dibentengi dengan pagar bambu setinggi dua meter, maka pria desa di latih untuk bisa melompati pagar dengan cara melompati batu.

Bentuk Tari Famadogo Omo Dalam Upacara Memasuki Rumah Baru Pada Masyarakat Nias. Tari Famadogo Omo adalah tarian untuk menguji ketahanan dan kekuatan pada bangunan rumah yang telah selesai di bangun, apakah layak dihuni atau tidak. Adapun ragam-ragam gerak tari Famadogo Omo adalah sebagai berikut : Gambar Gambar gerakan tradisi Tapanuli Selatan : 1. Hiwõ-hiwõ (Lompat masuk saling bergandengan). 4. Hihia ba au (memanggil arwah, melangkah berjalan dengan tangan kanan menunjuk kearah diagonal depan kanan dan kiri). 5. a) Mangowulo Sebua (lingkaran besar/terbuka). 2. Hoho (adu pendapat, menghentak kaki kanan dan tangan kanan). b) Mangowulo Side-side (lingkaran kecil/tertutup). 3. Lailõ (syair, lompat double) 6. Mamaheyu Omo (mengguncang rumah).

7. Fanuno (memuji, melangkah berjalan dengan tangan kanan menunjuk kearah diagonal depan kanan dan kiri). 8. Hoho (adu pendapat, menghentak kaki kanan dan tangan kanan). 9. Mangawuli (pulang). pada masa sekarang ditarikan di lapangan terbuka, dan dalam rangka acara penyambutan sebagai hiburan. Akan tetapi tari Famadogo Omo ini tidak merubah bentuk, hanya saja perbedaan dalam pementasannya maupun jumlah penari yang menarikannya. Maka pada penelitian ini penulis mengambil gerak tari Famadogo Omo yang utuh, yang terdiri dari sembilan ragam atau gerak yaitu, Hiwõ-hiwõ (lompat masuk), Hoho (adu pendapat, menghentak kaki dan tangan), Lailõ (syair, lompat double), Hihia ba au (memanggil arwah, melangkah berjalan dengan tangan kanan menunjuk kearah diagonal depan kanan dan kiri), Mangowulo Sibua (lingkaran besar/terbuka), Mangowulo Side-side (lingkaran kecil/tertutup), Mamaheyu Omo (mengguncang rumah), Fanuno (memuji), Hoho (adu pendapat, menghentak kaki dan tangan), dan Mangawuli (pulang). Tari Famadogo Omo seperti yang kita ketahui pada zaman dahulu dan sekarang memiliki perubahan, karena seiring dengan perkembangan zaman, seperti dalam pementasannya yang dulu ditarikan di dalam rumah, sedangkan 1. Variasi Dalam Bentuk Tari Famadogo Omo Tari Famadogo Omo ini setiap ragam di dalamnya tidak memiliki variasi atau ornamen-ornamen tambahan di dalam geraknya, maka dari itu sebagaimana awal gerak pertama, maka seperti itu juga gerak akhir.

2. Repetisi atau pengulangan Dalam Pola Tari Famadogo Omo. Dari ragam satu samapi sembilan, pengulangan gerak yang terdapat di dalam tarian Famadogo Omo ini hanya terdapat pada ragam dua dan delapan, dimana gerakan tersebut adalah gerak Hoho (adu pendapat, menghentak kakikanan dan tangan kanan) dengan kaki kanan mengentak ditempat dengan tangan kanan menghentak kearah diaogal kanan atas. 3. Perpindahan Dalam Pola Gerak Tari Famadogo Omo Dalam gerak tari Famadogo Omo ada lima pola perpindahan, seperti yang kita ketahui pola pertama sampai pola ke lima, yaitu berbentuk pola lingkaran, dari perpindahan pola lantai lima ke pola lantai enam dengan pola empat bagian yang terdiri dari atas dua diagonal depan kanan dan dua diagonal belakang kiri dengan melakukan gerakan Mamaheyu Omo (mengguncang rumah) di mana gerakan ini menguji ke empat bagian sudut rumah, apakah rumah tersebut berguncang atau kokoh. Daripola ke enam perpindahan pola ke tujuh adalah berbentuk pola dua baris vertikal dengan satu arah,dengan ragam Fanuno (memuji) di mana para penari melakukan gerakan tersebut dengan rasa memuji atau suka cita bahwasaanya rumah yang telah di bangun kokoh dan tidak berguncang. Setelah melakukan perpindahan tersebut dari pola tujuh ke pola delapan adalah perpindahan pada pola lingkaran dengan ragam Hoho(adu pendapat, menghentak kaki dan tangan), dengan Ere Hoho (pemimpin adat) beserta para penari Ere lainnya bersepaham bahwasannya benar rumah yang telah di uji ketahanan atau kekuatan pada bangunan tersebut di nyatakan kokoh. Dan setelah itu masuk pada perpindahan pola terakhir, pola delapan berpindah ke pola sembilan yaitu pola lurus dengan ragam Mangawuli (pulang) di mana para penari yang membentuk barisan horizontal dengan satu arah mereka melangkahdengan kaki kanan dan kiri secara bergantian dan gerakan tangan kanan yang menunjuk ke arah diagonal depan kanan dan diagonal kiri dengan maksud selesainya tarian yang menguji ketahanan bangunan rumah semua para penari pulang dengan keluar rumah. 4. Rangkaian Dalam Tari Famadogo Omo Seperti yang kita ketahui diatas rangkaian yang terdapat di dalam tarianfamadogo Omo yaitu terdiri dari gerak Hiwõ-hiwõ (lompat masuk) dimana gerakan tersebut adalah sebagai gerakan

pembukaan, dilanjutkan dengan Hoho (adu pendapat, menghentak kaki dan tangan) yang mengartikan gerakan ini bahwasannya Ere Hoho dan penari Ere lainnya bersepaham atas pengujian bangunan rumah tersebut, setelah itu masuk kepada gerakan Lailõ (syair, lompat double) dengan maksud tarian tersebut para penari menguji dengan melompat-lompat menggoyangkan dengan sekuat-kuatnya bangunan rumah tersebut, lalu gerakan Hihia ba au (memanggil arwah, melangkah berjalan dengan tangan kanan menunjuk kearah diagonal depan kanan dan kiri) di mana para penari mengelilingi lingkaran dengan seruan memanggil para arwah dengan di ujinya bangunan rumah tersebut, setelah itu di lanjutkan dengan gerakan Mangowulo Sibua (lingkaran besar/terbuka) dan Mangowulo Side-side (lingkaran kecil/tertutup) dimana gerakan ini dengan maksud persiapan sebelum melakukan gerakan puncak untuk menguji ketahanan atau kekuatan pada bangunan rumah yaitu dengan gerakan Mamaheyu Omo (mengguncang rumah) dimana gerakan ini yang menjadi puncak atau klimaks pada rangakaian di lakukannya pengujian bangunan rumah ini, dan setelah itu masuk pada gerak Fanuno (memuji) dimana para penari memuji dengan bentuk suka cita bahwasannya rumah yang telah di uji ketahanannya adalah kokoh dan rumah tersebut di nyatakan bisa huni atau di tempati, dan dengan gerakanhoho (adu pendapat, menghentak kaki dan tangan)ere Hoho danpenari Ere lainnya bersepaham dengan bangunan yang telah mereka uji ternyata kokoh dan tidak berguncang, dan di lanjutkan dengan gerakan Mangawuli (pulang) di mana semua penari telah selesai menarikan tarian tersebut dengan tujuan untuk menguji ketahanan dari bangun tersebut. 5. Perbandingan Dalam Tari Famadogo Omo Tari Famadogo Omo ini terdapat perbandingan didalamnya yang terbagiatas tenaga, ruang, dan waktu. Dalam gerak tari Famadogo Omo ada terdapat sembilan ragam dan perbandingan atas tenaga besar ada terdapat pada ragam satu Hiwõ-hiwõ, empat Hihia ba au, dan sembilan Mangawuli. Untuk tenaga sedang terdapat pada gerakan dua Hoho, limamangowulo Sibua dan Mangowulo Side-side, dan enam Mamaheyu Omo. Dan untuk tenaga kecil terdapat pada ragam ke tujuh yaitu gerak Fanuno. Sedangkan dalam perbandingan untuk ruang besar dalam bentuk pola lingkaran terdapat pada ragam satu Hiwõ-hiwõ,

dua Hoho, tiga Lailõ, empat Hihia ba au, lima (a) Mangowulo Sibua dimana pola lingkaran besar tersebut memnbutuhkanruang yang besar, dan perbandingan untuk ruang besar dalam bentuk pola horizontal lurus ke samping terdapat pada ragam Mangawuli dengan para penari yang bergerak satu arah dengan tujuan telah selesainya tarian ini ditarikan untuk menguji ketahanan bangunan, untuk perbandingan ruang kecil dalam bentuk pola lingkaran terdapat pada ragam lima (b) Mangawulo Side-side di mana para penari membentuk lingkaran kecil dengan tujuan persiapan sebelum masuk gerakan klimaks, untuk perbandingan ruang sedang dalam bentuk pola ada dua yaitu pola vertikal dua barisyang terdapatpada ragam Fanuno di mana gerakan ini para penari mengelilingi setengah dari ruangan dengan pola vertikal dua baris dengan satu arah dan gerakan ini membutuhkan ruang sedang di dalamnya dan perbandingan ruang sedang yang ke dua dengan ragam enam Mamaheyu Omo yaitu dengan pola empat bagian di mana pola empat bagian sudut para penari terbagi-bagi ke setiap sudut dengan tujuan untuk menguji ketahanan dan kekuatan pada bangunan rumah yang telah selesai di bangun danperbandinganruang dalam gerakan ini membutuhkan ruang bentuk pola sedang. Dan lanjut pada perbandingan dalam waktu atau tempo gerak cepat terdapat pada ragam dua Hoho, empat Hihia ba au, limamangowulo Sibuadan Mangawulo Side-side, dan ke enam Mamaheyu Omo. Untuk perbandingan dalam tempo gerak sedang terdapat pada ragam satu Hiwõ-hiwõ, tiga Lailõ, dan sembilan Mangawuli. Sedangkan untuk perbandingan dalam tempo gerak cepat, sedang dan kecil terdapat pada ragam ke tujuh yaitu ragam Fanuno di mana gerakan ini para penari berjalan dengan langkah-langkah kecil yang dimulai dengan tempo pelan, lanjut tempo sedang dan lama-kelamaan menjadi tempo cepat. 6. Klimaks Dalam Tari Famadogo Omo Dari ke sembilan ragam yang terdapat pada tari Famadogo Omo ini yang di katakan bagian klimaks terdapat pada ragam ke enam, bukan pada ragam tujuh, delapan, dan sembilan di karenakan sebelum pada tarian terakhir adalah proses inti dari pada ragam ke enam inilah yang menjadi klimaksnya, di mana gerakan ini berpuncak pada saat para penarimelakukan gerakan Mamaheyu Omo (mengguncang rumah) dimana para penari melakukan gerakan dengan kaki kanan dan kiri berlari-lari

kecil sambil menghentak-hentak kecil dan saling berpegangan tangan kemudian maju dan membagi kelompok empat bagian yaitu dua disisi kanan depan belakang dan dua disisi kiri depan dan belakang. Gerakan tersebut dikatakan bagian klimaks oleh karena puncak dari pada pengujian kekuatan atau ketahanan dari bangunan rumah yaitu dengan menghentak-hentak kaki pada keempat sudut bangunan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan hasil penelitian terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada masyarakat Nias adalah bentuk tari Famadogo Omo pada masyarakat Nias yang pada dahulunya ditarikan di dalam rumah adat yang baru selesai di bangun untuk menguji ketahanan dan kekuatan bangunan tersebut. Pada masa sekarang tarian Famadogo Omo ini disajikan sebagai tarian pertunjukkan maupun hiburan sebagai acara penyambutan. Dalam tarian Famadogo Omo ini yang menjadi musik iringan adalah syair yang dinyanyikan Tari ini terdiri dari sembilan ragam untuk menguji ketahanan dan kekuatan pada bangunan rumah. Dan dari keseluruhan teori bentuk yang penulis dapatkan bahwasannya yang tidak terdapat di dalam tari Famadogo Omo ini adalah tata rias dan properti, oleh karena penari yang menarikan tarian ini adalah pria, sehingga tidak ada menggunakan tata rias, dan untuk properti oleh karena tujuan dari tarian ini untuk menguji ketahanan dan kekuatan pada bangunan rumah. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh setelah penelitian dilakukan, maka penulis menyarankan kepada berbagai pihak sebagai berikut : 1. Kepada pihak yang bersangkutan agar tetap menjaga kelestarian tarifamadogo Omo sebagai aset budaya bangsa. 2. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berharap kepada pihak yang berkompeten dalam bidang kebudayaan Nias agar lebih memberi perhatian dan kesempatan bagi masyarakat yang ingin meneliti tentang kebudayaan yang ada maupun bagi masyarakat yang ingin mengetahui kebudayaan-kebudayaan yang masih ada di Nias.

3. Kepada generasi muda agar diharapkan dapat mempelajari lebih dalam lagi tari-tarian tradisional Nias secara baik dan benar sesuai dengan norma adat istiadat guna melestarikan budaya. 4. Dan kepada para seniman agar terus dapat berkarya dan menjaga utuh kesenian tradisi, khususnya di daerah Nias. DAFTAR PUSTAKA Anya, Peterson, 2007, The Antropologi of Dance, terjemahan F.X Widaryanto,Bandung : STSI Press Arikunto, Suharsimi, 2006, Prodesur Penelitian, Jakarta : Rieneke Cipta Budiono, 2005, Bentuk Dalam Karya, Bandung : Pustaka Bogdan dan Taylor, 1975, Methodology Approach, Pustaka Widyatama. Djelantik, 1999,Wujud Nyata Dalam Tari, Semarang : Pustaka Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.Sleman: Pustaka Widyatama. Hwkins, Alma, (1990), Tari Dalam Ekspresi, Pustaka Widyatama. Hadi, Sutrisno. (Sugiono 2010).Observasi Dalam Penelitian, Bandung : Pustaka Hidayat, Aziz, A, 2007, Susunan Dalam Metode, Pustaka Widyatama Langer, Susane, K. 1977, Problems of Art, terjemahan F.X. Widyamanto, Bandung : Akademi Seni Tari Indonesia. Murgianto, Sal, 1983, Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari, Jakarta: (Direktorat Jendral) Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ndruru.Mudilia. 2010.Peranan Musik dalam Maena Fangowai Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Nias Tundrumbaho, Kecamatan Lolomatua, Kabupaten Nias Selatan. Universitas Negeri Medan. Skripsi. Nurhasannah. 2011. Skripsi yang berjudul Bentuk Penyajian dan Nilai Estetika Tari Piso Surit Pada Masyarakat Karo. Skripsi ini membahas tentang bentuk penyajian dan nilai estetika dalam gerak tari Piso Surit.Skripsi ini di gunakan peneliti sebagai referensi untuk melengkapi dan menambahi penulisan dalam bentuk penyajian. Nurwani, 2014. Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari,Medan : Unimed Press Sari. Nur Utari Septiana. 2013.Makna Gerak Tari Faluaya (Tari Perang) Pada Masyarakat Nias Selatan Di Kota Medan. Universitas Negeri Medan.Skripsi. Soedarsono. 1987. Tari-tari Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan.

Sugiono, 1988, Observasi Data, Yogyakarta : Pustaka Suryadiningrat, 1990, Musik Dalam tari, Yogyakarta : Pustaka Sedyawati, Edy. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan.Jakarta : Sinar harapan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Telaumbanua.Chris Mart S. Y. S.Maena Fangowai ditinjau dari peranan dan bentuk penyajian dalam acara perkawinan masyarakat Nias di Pematangsiantar. Universitas Negeri Medan. Skripsi. Waruwu.Etty Veri Yanti. 2007. Tari Fogaele Sejarah Fungsi Pada Masyarakat Nias Selatan Desa Orahili Fa u, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan. Universitas Negeri Medan. Skripsi. Weaver, John, 1721, Forms of Beauty in the Dance, terjemahan Ita Sari : Bandung Y. Hadi Sumandiyo. (2007:25). Kajian Tari, Yogyakarta: Pustaka. http://id.wikipedia.org/wiki/suku_nias http://www.indonesianbackpackersnias.c om http://www.infonias.blogspot.com/2012/0 9/masyarakat-nias.htmlhttp: //niasiland.com/budaya_masyarak at_nias_suku_asli_info231.html.