BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak terlepas dari bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Begitu pula ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB 5. Simpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. saling belajar dengan yang lain, baik komunikasi secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin orang bisa mengunakan bahasa tersebut (Sartinah, 1988;71).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dasar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan perasaan dari seseorang kepada orang lain. Dengan bahasa pula dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran ilmiah. Keduanya merupakan alat untuk mengkomunikasikan setiap materi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki daya saing pada. merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari bahasa dalam kehidupan sehari-harinya karena bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, mengungkapkan perasaan isi pikiran dan lain-lain. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa di susun secara alfabetis atau menurut urutan abjad, di sertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus. Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang bahasa, berikut adalah salah satu pendapat seorang ahli bahasa tentang definisi bahasa, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana 1983) dalam Yuni Octavia (2007). Ini menunjukan bahwa bahasa memang sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan semua orang. Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki, meskipun setiap orang memiliki tingkatan kualitas yang berbeda. Orang memiliki kemampuan berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Oleh karena itu dalam komunikasi diperlukan keterampilan dalam berbahasa, ada 4 aspek keterampilan dengan berbahasa yaitu: keterampilan menyimak (Listening Skills), keterampilan berbicara (Speaking Skills), keterampilan membaca (Reading Skills), keterampilan 1

menulis (Writing Skills). Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling mendukung dan mempengaruhi satu sama lainnya. Dari keempat aspek tersebut ada dua 2 macam sifat dari keterampilan dalam berbahasa : 1.Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Reseptif ( Menerima ) a.mendengarkan/menyimak b. Membaca 2.Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Produktif ( Menghasilkan) a.berbicara b.menulis (http://meetabied.wordpress.com/2010/06/05/aspek-aspek-bahasa-dan-fungsibahasa-dalam-kehidupan/) Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran bahasa lisan (Tarigan,2008:28). Dalam kehidupan sehari-hari mayoritas manusia menghabiskan waktu untuk menyimak dibandingkan berbicara. Wilga M.R ( Mukhsin Ahmadi, 1990:7) yang mengemukakan bahwa kebanyakan orang dewasa diperkirakan telah menggunakan waktunya dalam aktivitas komunikasi: 45% untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca dan hanya 9% untuk menulis. Hal ini menunjukan bahwa sebagian kegiatan manusia adalah menyimak, Sedangkan keterampilan menyimak (choukai) dalam bahasa Jepang bisa dikatakan merupakan keterampilan yang sulit. Salah pengertian atau pendengaran sering kali terjadi dalam menyimak atau ketidaksesuaian arti bila dipadupadankan 2

dengan bahasa Indonesia. Dalam berkomunikasi secara lisan menyimak mutlak diperlukan sebagai pengukur kemampuan komunikatif. Untuk kemampuan menyimak, dalam perkuliahan bahasa Jepang sendiri di pelajari dalam mata kuliah Choukai. Choukai merupakan aktifitas menyimak atau mendengarkan sekaligus memahami suatu bahasa lisan yang bersifat resepti/menerima. Menyimak dalam berbahasa merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa. Pada dasarnya menyimak erat kaitannya dengan membaca yang membedakannyanya hanyalah media yang digunakan ialah kaset atau CD. Menyimak atau Choukai dikatakan sulit karena menyimak bersifat reseptif dan pasif tapi menurut kemampuan yang aktif, agar terampil dalam menyimak suatu bahasa lisan di perlukan beberapa keterampilan mikro dalam menyimak, diantaranya yaitu: 1.Mengingat unsur bahasa yang didengar dengan ingatan jangka pendek (shortterm-memory). 2.Berupaya membedakan bunyi-bunyiyang membedakan arti dalam bahasa target. 3.Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna, suara dan intonasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata. 4.Membedakan dan memahami arti kata-kata yang di dengar 5.Mengenal makna dari konteks. 6.Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti: subjek, predikat, objek preposisi dan unsur unsur lainnya Dalam keterampilan menyimak dibutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi agar dapat menangkap dan memahami apa yang dimaksudkan oleh pendidik. Sedangkan kadang dalam proses menyimak tidak sepenuhnya peserta didik menangkap dan memahami apa yang dimaksudkan entah karena mereka yang 3

kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang digunakan atau konsentrasi yang teralih pada saat melakukan proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan diatas diperlukan adanya pemilihan metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran secara tepat, adanya pemilihan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat di harapkan dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep belajar siswa sekaligus siswa dapat lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar dan mengajar. Saat penulis berada di tingkat I jurusan pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI. Metode pembelajaran Choukai yang digunakan masih kurang memberikan motivasi dalam belajar, pembelajar hanya mendengarkan suatu wacana lisan mengisi lembar tugas yang ada yang terdapat pada buku dan mempresentasikan isi dari wacana tersebut. Berbeda pada saat penulis berada di tingkat III jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI. Metode pengajaran Choukai lebih menyenangkan dan lebih di pahami. Metode yang digunakan oleh pengajar adalah sebelum di perdengarkan wacana lisan pengajar merangsang daya pikir mahasiswa dengan cara menceritakan beberapa cerita yang berkaitan dengan tema yang akan lebih di ajarkan terlebih dahulu. Setelah itu wacana lisan diperdengarkan dan pembelajar diminta agar menulis kata-kata baru yang ada pada wacana. Lalu wacana lisan diperdengarkan kembali dan pembelajar diperintahkan untuk menulis info yang terdapat dalam wacana. Dengan metode pembelajaran demikian cara belajar Choukai lebih terasa menyenangkan. Ada banyak metode yang dilakukan dalam pembelajaran menyimak oleh para ahli bahasa dan salah satunya adalah dengan metode Jigsaw, yaitu adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari Jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim dan belajar kooperatif. Namun tidak semua siswa dapat belajar secara kelompok dan banyak kemungkinan lain seperti terjadi 4

kekacauan di kelas karena guru tidak bisa mengontrol kelasnya dan banyak siswa yang takut pembagian tugas yang tidak terbagi rata. Karena adanya kekhawatiran yang telah di uraikan di atas dan menurut pengalaman penulis saat berada di tingkat I jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI, penulis mecari beberapa metode pembelajaran yang mendekati pada cara belajar di tingkat III. Ternyata terdapat metode lain yang mendekati lebih efektif dan dapat di terapkan dalam ruang kelas dan digunakan sebagai metode dalam pengajaran. Salah satu metode yang dapat di gunakan dalam pemahaman keterampilan menyimak adalah metode quantum learning dengan teknik catatan tulis dan susun. Metode quantum learning dengan teknik catatan tulis dan susun ini dapat digunakan dalam keterampilan menyimak karena metode ini digunakan juga untuk meningkatkan konsentrasi siswa dan seberapa jauh ia berkonsentrasi ketika sedang mengikuti pembelajaran Choukai. Metode mencatat dengan teknik Tulis dan Susun yang dapat mengoptimalisasi kinerja otak dengan menyeimbangkan sisi analitis otak ( Accelerate Learning). Metode mencatat dengan Teknik Tulis dan Susun merupakan teknik catatan yang memudahkan untuk mencatat pemikir dan kesimpulan pribadi bersama-sama dengan bagian kunci pembicaraan atau materi pembicaraan. ( DePorter,2012:89) Belum terujinya penggunaan metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan menyimak dan konsentrasi pada peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jepang. Mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan membuktikan sendiri kebenarannya serta mencoba menggali lebih dalam sehingga dapat menyimpulkan komponen-komponen apa saja yang mempengaruhi perihal proses belajar siswa juga kelebihan maupun kekurangan penerapan metode pembelajaran yang sudah di lakukan. 5

Oleh karena itu penulis memiliki gagasan untuk melakukan penelitian apakah metode Quantum Learning dengan teknik catatan Tulis dan Susun ini juga efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman menyimak pada mata kuliah Choukai, Dengan berlandaskan pada pemikiran tersebut penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ANALISIS TEKS TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN (TS) PADA PEMBELAJARAN SHOKYU CHOUKAI (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Mahasiswa Tingkat Dasar Kelas IIA Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia) 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan mahasiswa tingkat dasar dalam menguasai materi Choukai sebelum dan sesudah pengajaran dengan menggunakan teknik Catatan Tulis dan Susun? 2. Apakah perbedaan yang ditimbulkan dari penggunaan teknik Catatan Tulis dan Susun cukup signifikan? 3. Apakah teknik Catatan Tulis dan Susun jika diterapkan pada mahasiswa tingkat dasar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang dalam pembelajaran Choukai efektif? 4. Bagaimana respon dari mahasiswa setelah pembelajaran Choukai dengan menggunakan teknik Catatan Tulis dan Susun? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut : 6

1. Penelitian hanya meneliti bagaimana kemampuan mahasiswa tingkat dasar dalam menguasai materi Choukai sebelum dan sesudah pengajaran dengan menggunakan teknik Catatan Tulis dan Susun. 2. Penelitian hanya meneliti apa perbedaan yang ditimbulkan dari penggunaan teknik Catatan Tulis dan Susun cukup signifikan. 3. Penelitian ini hanya meneliti efektifitas teknik Catatan Tulis dan Susun dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa tingkat dasar atau tingkat I dalam menguasai materi Choukai. 4. Penelitian ini hanya meneliti bagaimana respon yang diterima setelah pembelajaran Choukai dengan menggunakan teknik Catatan Tulis dan Susun. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulis dalam penelitian ini, ialah : 1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pada mata kuliah Choukai sebelum dan sesudah penggunaan teknik Catatan Tulis dan Susun. 2. Untuk mengetahui perbedaan yang ditimbulkan dari penerapan teknik Catatan Tulis dan Susun pada peningkatan materi penguasaan Choukai. 3. Untuk mengetahui efektifitas teknik Catatan dan Tulis jika di terapkan dalam pembelajaran Choukai. 4. Untuk mengetahui respon/kesan mahasiswa terhadap penerapan terhadap teknik Catatan Tulis dan Susun dalam pembelajaran Choukai. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 7

1. Mengetahui gambaran hasil belajar setelah menerapkan teknik Catatan Tulis dan Susun. 2. Secara praktis manfaat yang diperoleh untuk mahasiswa. Mahasiswa mendapatkan cara pembelajaran yang baru. Sehingga memberikan suasana yang baru pula dalam pembelajaran bahasa Jepang khususnya pada mata kuliah Choukai. 3. Memberikan masukan kepada pengajar mata kuliah Choukai yaitu menentukan metode pembelajaran yang digunakan penguasaan konsep belajar khususnya pada mahasiswa tingkat dasar. 4. Memberikan alternatif pengajaran yaitu Teknik Catatan Tulis dan Susun terhadap konsep belajar bahasa Jepang mahasiswa tingkat dasar khususnya mata kuliah Choukai. 1.6 Hipotesis Dalam metode penelitian, hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya atau dapat dikatakan proposisi tentative tentang hubungan antara 2 variabel atau lebih.(masyhuri dan Zainuddin,2008:136). Berdasarkan pernyataan tersebut maka penelitian ini memiliki hipotesis: Hipotesis Kerja (Hk) : Metode Analisis Teks Teknik Catatan Tulis dan Susun efektif dalam meningkatkan penguasaan Choukai Hipotesis nol (Ho) : Metode Analisis Teks Teknik Catatan Tulis dan Susun tidak efektif dalam meningkatkan penguasaan Choukai. 1.7 Definisi Operasional Efektifitas, adanya efek (pengaruh akibat) yang ditimbulkan dari suatu usaha atau tindakan (Poerwadarminta, 1984:226). Dalam penelitian ini 8

yang di maksud dengan efektifitas adalah adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan nilai postest sebelum dilakukan dengan metode analisis teks teknik Catatan Tulis dan Susun. Teknik Catatan Tulis dan Susun Catatan Tulis dan Susun (TS) merupakan teknik mencatat dalam Quantum Learning mengembangkan asosiasi memori dengan memberikan komentar atau luapan emosi dapat berupa gambar atau tulisan pada setiap yang dicatat.menuliskan pikiran-pikiran ini membantu peserta didik menyadari lamunan itu sehingga peserta didik dapat mempertahankan pusat perhatian pada guru. Mencatat asosiasi yang berhubungan dengan informasi yang guru ajarkan juga meningkatkan penyerapan informasi yang di hubungkan dengan emosi lebih mudah di ingat kembali. Menurut DePorter (2011:160) bahwa Teknik Catatan Tulis dan Susun(TS) adalah variasi catatan Cornell agar siswa dapat menggunakan kemampuan lamunan untuk mempusatkan pada tugas yang dihadapi.pada teknik ini ini penulisan catatan adalah mendengarkan apa yang dibicarakan oleh seorang pembicara atau guru seraya menuliskan poin-poin utamanya dan juga Teknik Catatan Tulis dan Susun ini dituntut agar siswa untuk lebih berkonsentrasi. Dalam hal ini teknik catatan Tulis dan Susun ini dapat digunakan dalam pembelajaran Choukai. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses komunikatif interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Choukai Choukai adalah serangkaian bunyi yang di tangkap oleh telinga dan mengalir pada saat tertentu dan dinyatakan dalam suatu bahasa yang 9

mengandung arti. Dan choukai merupakan salah satu mata kuliah di jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI. Mata kuliah ini dianggap sulit karena selain mendengarkan wacana lisan dan kita juga dituntut menyimak. Sehingga kita harus berkonsentrasi penuh ketika pembelajaran berlangsung. 1.8 Metodologi Penelitian 1.8.1 Jenis Metode Penelitian Pada penelitian ini peneliti memutuskan untuk menggunakan metode quasi eksperimental. Sehingga untuk dilaksanakannya hanya perlu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang menggunakan teknik Catatn Tulis dan Susun dalam pembelajaran Choukai. Sedangkan desain eksperimen yang digunakan adalah one group pre-test dan post-test design. Dimana dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok subjek. Pertamatama diberi pengukuran lalu diberi perlakuan (treatment) kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya (Suryabrata Sumadi, 2008:101) 1.8.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek, objek atau sesuatu yang ada, bisa orang hidup atau mati, jajaran kartu katalog, huruf-huruf di surat kabar, dsb ( Sugiyono, 2010:117). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa tingkat dasar kelas IIA Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel adalah himpunan bagian atau bagian dari populasi (Sugiyono.2010:118). Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini 10

adalah mahasiswa tingkat dasar kelas IIA Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. 11