Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-1



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III AKUNTABILITAS KERJA

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

: PERHUBUNGAN : URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN JUMLAH DASAR HUKUM URAIAN KODE REKENING

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Paragraf 1 KEPALA DINAS Pasal 84

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

c. Pada tahun 2014 (5 tahun setelah Paragon City beroperasi), baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada saat jam-jam puncak, simpang

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

Persentase ruas jalan yang memenuhi standar keselamatan lalu lintas. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. Seksi Sarana Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum BAB V PENUTUP

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERHUBUNGAN hal 1 dari 7

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI III-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG

Sumber: Automology.com. Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN 2015 DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI & INFORMATIKA KOTA PADANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

Persyaratan Teknis jalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO

Tingkat pelayanan pada ruas jalan berdasarkan hasil

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya


BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN TANAH DAN PASIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

Transkripsi:

Dalam akhir penyusunan studi ini perlu diringkas rekomendasi yang sangat diperlukan bagi pengembangan transportasi di Kabupaten Ngawi ke depan. Dengan beberapa permalsahan yang ada dan kendala serta tantangan ke depan, maka rekomendasi yang diperlukan itu diuraikan dalam tulisan berikut ini. A. Angkutan Perlu adanya kajian lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan angkutan plat hitam untuk menentukan kebikan Pemerintah Daerah lebih lanjut Perlu payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung kegiatan personil di lapangan demi terciptanya ketertiban, kelancaran, kenyaman dan keamanan penguna jalan. Sehingga kendaraan pribadi maupun angkutan umum/barang yang melanggaran peraturan lalu lintas dapat ditindak tegas oleh petugas dilapangan dengan dasar hokum yang kuat. 3. Perlu adanya kajian dalam menentukan titik lokasi pemberhentian angkutan khususnya dalam kota, dan menyusun payung hukum yang mendukung sehingga aktifiatas angkutan umum dan pengguna jalan lain dapat tertib. 4. Perlu adanya time table angkutan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Kabupaten Ngawi Kondisi Terminal tipe C Karangjati perlu perhatian dikarenakan landasan terminal yang rusak, sehingga mengganggu aktifitas operasional terminal jika angkutan dimasukkan 6. Perlu adanya kajian khusus dan payung hukum untuk terminal baru, dengan membuat rambu rambu lalu lintas yang perlukan untuk kelancaran kegiatan operasional terminal (larangan mengangkut dan menurunkan orang/barang radiun 500 meter dari terminal, larang berjualan di lingkup trotoar lingkungan luar terminal seperti yang terjadi pada lingkungan luar terminal ngawi saat ini, tindakan petugas sesuai dengan peraturan dan lain-lain) B. Lalu Lintas Perlu adanya kajian manjemen dan rekayasa lalu lintas untuk mengatur kelancaran arus alu lintas pada jalan Sultan Agung ( Penghapusan Marka jalan yang tidak perlu, penmbuatan marka parker roda dua, pembuatan marka pair khusus angkutan becak, dll ) ( pembuatan marka parkir khusus untuk bongkr muat barang di pasar besar ngawi dll ) Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-1

Pada Jalan Ahmad yani Karena desain trotoar yang memungkinkan untuk parkir, perlu adanya kajian pembangunan trotoar yang mengikutsertakan instansi terkait (Badan Pembina Transportasi Daerah/BPTD ) ataupun pihak konsultan ataupun perguruan tinggi, sehingga antara intansi yang berkaitan dengan kelancaran dan ketertiban lalu lintas tidak ada yang menyalahkan bila terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Perlu adanya Peraturan Daerah yang mengatur tetang Lalu Lintas (fasilitas jalan umum, pembuatan celukan dan halte untuk pemberhentian penumpang, parkir, rambu rambu lalu lintas, penggunaan jalur lambat, peraturan lalu lintas, terminal berikut sangsi bagi mereka yang melanggar) dan sosialisasinya, sehingga masyakat paham tentang peraturan tersebut dan tidak yang melanggar. Perlu adanya kajian manajemen dan rekayasa lalulintas untuk mengatur kelancaran, ketertiban pada ruas Jl. Ahmad Yani (pembuatan marka parkir bagi roda dua maupun roda empat) Perlu adanya koordinasi BPTD untuk mengatur jalur lambat dan perlu adanya proritas bagi pengguna jalur lambar dari segi perkerasan jalan yang bagus serta peraturannya 3. Ada kajian manajemen dan rekayasa lalu lintas dan bekerja sama dengan instansi terkait baik dari kepolisian, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Balai Pemeliharaan Jalan Propinsi, dan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur pada titik black spot lokasi rawan kcelakaan (kecelakaan terjadi karena desain rekayasa dan manajemen, konsisi jalan, perlu adanya penerangan jalan sehingga perlu adanya penanganan bersama) 4. Perlu adanya pembutan zona merah untuk kelancaran menyeberang bagi anak sekolah. Perlu adanya koordinasi antara instansi terkait dalam pembuatan marka jalan, sehingga setelah pemeliharaan maupun pembuatan jalan selesai dapat segera dibangun rambu rambu lalu lintas baik berupa marka maupun kelengkapannya. 6. Perlu adanya kajian manajemen dan rekayasa lalu lintas sebelumnya beroperasionalnya jalan ring road dengan mengikutsertakan instansi terkait untuk menghindari kegiatan parkir di sembarang tempat yang mengganggu pengguna jalan lain. Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-2

7. Pembangunan kawasan rest area yang representatif di ruas jalan antara Mantingan-Kota Ngawi dan Kota Ngawi-Caruban. C. Perencanaan Perolehan data base transportasi pelu dilakukan secara rutin setiap tahun untuk mengetahui tingkat pelayanan ruas jalan, Tingkat pelayanan persimpangan maupun tingkat pelayanan angkutan umum, sehingga tingkat pelayanan dapat diketahui perkembangannya setiap saat untuk mengatasi permasalahan transportasi sebelum timbul D. Telekomunikasi dan Informatika Perlu adanya peraturan Daerah untuk mendukung kegiatan bidang telekomunikasi dan informatika di Daerah berdasarkan referensi yang ada. E. Lain lain Pembinaan kepada masyakat tentang trasportasi (baik di sekolah maupun lewat siaran komunikasi) Perlu adanya koordinasi terpadu yang rutin antara instansi terkait baik instansi vertikal maupun instansi horizontal dalam pembangunan, pengawasan, pembinaan dan penertiban dalam bidang lalu lintas 3. Selain Peraturan Daerah di atas perlu adanya peraturan Daerah yang berkaitan dengan sektor pembangunan lahan yang mempengaruhi kegiatan lalu lintas (Peraturan Daerah Analisa Dampak lalu Lintas/Amdal Lalin), sehingga permasalahan lalu lintas yang timbul akibat pembangunan lahan dapat diperkirakan sebelumnya dan mencari solusinya (lay out bangunan, penggunaan lahan parkir, sehingga perlu adanya pengawasan amdal lalin tahunan) 4. Setiap pembangunan lahan masyarakan yang mnimbulkan tarikan perjalanan (pembangunan toko, mall, restoran/rumah makan, pom bensin, lokasi penimbunan barang, pasar dan kegiatan lain yang mempengaruhi lalu lintas perlu mendapatkan rekomendasi kajian manajemen dan rekayasa lalu linas dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ngawi ). Kabupaten Ngawi merupakan jalur perlintasan, sehingga perlu kajian pembuatan terminal barang di wilayah Karangjati maupun di Mantingan Lebih rincinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-3

Tabel 7.1 Program pengembangan transportasi di Kabupaten Ngawi No. Program Kegiatan Pendek Menengah Panjang I Panjang II 2009 2014 2014 2019 2019 2024 2024-2029 I Pengembangan prasarana ruang lalu lintas Penataan daerah rawan macet Penataan parkir on street 3. Penataan parkir off street 4. Optimalisasi retribusi parkir dan pajak parkir 5 Pengadaan dan pembaharuan data base transportasi Pembuatan database perlengkapan jalan 6. Pemenuhan kebutuhan Perlengkapan jalan 7. Pembangunan, peningkatan dan perbaikan fasilitas pejalan kaki 8. Pembuatan Perda Analisis Dampak Lalu lintas 9. Study manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan di kabupaten X ngawi II Pengembangan simpul persimpangan Pemasangan Counter Down pada semua traffic light di Ngawi Optimalisasi seting waktu siklus traffic light 3. Pemasangan Traffic Light baru 4 Penggantian modul traffic light dengan modul semi responsive yang compatible dengan ATCS Pemasangan ATCS di Kota Ngawi III Pengembangan sistem jaringan pelayanan angkutan umum Survai load factor angkutan umum Kajian kinerja pelayanan dan optimalisasi Angkutan Pedesaan dan kota 3. Pembangunan fasilitas Halte angkutan umum 4. Bus sekolah Subsidi angkutan umum 6. Pembuatan prasarana angkutan masal Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-4

No. Program Kegiatan Pendek Menengah Panjang I Panjang II 2009 2014 2014 2019 2019 2024 2024-2029 IV Pengembangan simpul terminal penumpang Kota Ngawi (pembangunan baru) Karangjati (peningkatan) 3. Ngeneng (peningkatan) 4. Sidowayang (peningkatan) Gendingan (peningkatan) 6. Ngrambe (peningkatan) 7. Sine (peningkatan) V VI Pengembangan terminal penumpang Pelaksanaan study kelayakan terminal Pengadaan rambu di sekitar terminal tipe- A kabupaten ngawi Pengembangan terminal angkutan barang Pelaksanaan study potensi angkutan barang Pembenahan dan pengadaan terminal angkutan barang VII 3. 4. Pengembangan perkeretaapian Rencana Induk Perkeretaapian Kabupaten Ngawi dengan mengacu rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Jatim Investasi dalam penyelenggaraan perkeretaapian dengan membuat badan usaha milik daerah di bidang perkeretaapian Pengembangan simpul stasiun kereta api di Kota Ngawi Pengembangan jaringan pelayanan KA antar kota Solo- Sragen-Ngawi-Madiun Pemberhentian sejumlah kereta, terutama KA Ekonomi dan KA Bisnis di Stasiun Paron dan Stasiun Karanggeneng Sumber: Analisis tim (2008) Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan Kabupaten Ngawi 6-5