BAB I PENDAHULUAN. satu bentuk kegiatan tolong menolong yang dianjurkan oleh agama. Sebagai mana firman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

ISLAM IS THE BEST CHOICE

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini sudah dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. lain karena manusia merupakan makhluq sosial. Begitu juga dalam bekerja

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam, namun di dalam perekonomian umat Islam berada dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

PESAN PENDIDIKAN ANAK YANG TERKANDUNG DALAM QUR AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 233

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. diberikannya akal kepada manusia. Dengan akal itulah manusia dapat berpikir sesuai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. hablum minannas yang biasa di sebut dengan muamalat, yang keduanya. dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kelompok tersebut lama-kelamaan akan menjadi sebuah pemukiman,

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

SESUAI PROFESI, BOLEHKAH SAYA MENASEHATI PENCARI KERJA UNTUK BEKERJA DI PERUSAHAAN HARAM?

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. Desa Padang Manih termasuk ke dalam Nagari Campago. Campago

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sewa-menyewa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan antara sesama, serta termasuk salah satu bentuk kegiatan tolong menolong yang dianjurkan oleh agama. Sebagai mana firman Allah dalam Surat Al-Maidah (5) ayat 2 sebagai berikut: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya 1 Bekerja sama dalam kebaikan dan takwa dan janganlah bekerja sama dalam merbuat dosa dan permusuhan, Allah Ta alah menyuruh hamba-hamba-nya yang beriman supaya tolong-menolong dalam megerjakan berbagai kebaikan, yaitu kebaikan dan dalam meninggalkan aneka kemunkaran, yaitu ketakwaan, serta melarang mereka tolong-menolong dalam melakukan kebatilan dan be kerja sama dalam merbuat dosa dan keharaman. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkara bahwa Rasulullah saw bersabda, ا ن ص ر أ خ اك ظ ا ل م ا أ و م ظ ل و م ا ق ی ل: ی ا ر س ول الله ھ ذ ا أ ن ص ر ه م ظ ل وم ا ف ك ی ف أ ن ص ر ه إ ذ ا ك ان ظ ا ل م ا ق ال :ت ح ج ز ه ت م ن ع ھ ف ا ن ذ ل ك ن ص ر ه 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, (Semarang: CV. ASY-SYIFA, 1998) h. 85

2 Artinya: Tolong (belalah) saudaramu yang zalim, maupun yang dizalimi. Dikatakan, Wahai Rrasulullah, menolong orang yang dizalimi itu dapat kami pahami, namun bagaimana bisa kami menolong orang yang berbuat zalim? beliau bersabda, Cegah dan laranglah dia dari berbuat zalim; begitulah menolongnya 2 Oleh karena itu Ulama Fiqih menyatakan bahwa dasar hukum diperolehkan akad sewa-menyewa adalah Al-Qur an, As-Sunnah, dan Ijma para ulama. beberapa dasar hukum dari sewa-menyewa diantaranya adalah: Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 233: Artinya: Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan 2 Muhammad Nasib ar-rifa i Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir IBNU KATSIR Surah almaaidah an-nahal jilid II. Tarji. Syihabuddin, ( Jakarta: Gema Insani, 2011), cet- 1, h. 12

3 Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(qs. Al-Baqarah: 233) 3. إ س ت ا ج ر ر س ول الله ص ل ى الله ع ل ی ھ و س ل م و أ ب و ب ك ر ر ج لا م ن ب ن ي ال د یل ھ اد ی اخ ریت ا, و ھ و ع ل ى د ی ن ك ف ار ق ر ی ش, ف د ف ع ا إ ل ی ھ ر اح ل ت ی ھ م ا, و و اع د اه غ ار ت و ر ب ع د ث لا ث ل ی ال ب ر اح ل ت ی ھ م ا. Artinya: Rasulullah SAW dan Abu Bakar menyewa seorang laki-laki dari Bani Ad-Dil sebagai penunjuk jalan padahal ia berada pada agama orang-orang kafir Quraisy, kemudian keduanya menyerahkan kepadanya kedua kendaraan mereka dan mereka saling berjanji kepadanya di gua Tsaur setelah berlalu perjalanan tiga malam menggunakan kedua kenderaan mereka. Serta Hadits Jabir, bahwa ia menjual unta kepada Nabi SAW dan mensyaratkan agar ia mengendarainya menuju Madinah. Dan apa yang boleh ditunaikan dengan syarat, maka boleh ditunaikan dengan upah. 4 Selanjutnya Kelompok Hanafiyah mengartikan ijarah dengan akad yang berupa pemilikan manfaat tertentu dari suatu benda yang diganti dengan pembayaran dalam jumlah yang disepakati. 5 Kegiatan manusia dalam lapangan muamalah ialah sewa-menyewa, yang dalam fiqh Islam disebut Ijarah AI-jarah adalah akad untuk mendapatkan manfaat sebagai imbalan. 6 menyerahkan (memberikan) manfaat benda kepada orang lain dengan suatu ganti pembayaran. 7 sewa-menyewa atau Ijarah sering dilakukan orang-orang dalam berbagai keperluan mereka yang bersifat harian, bulanan, dan tahunan. Dengan demikian, hukumhukum Ijarah ini layak diketahui karena tidak ada bentuk kerja sama yang dilakukan manusia diberbagai tempat dan waktu yang berbeda, kecuali hukumnya telah ditentukan dalam syariat Islam, yang selalu memperhatikan maslahat dan menghapuskan kerugian. 8 Idris Ahmad 3 Departemen Agama RI, Op.cit., h. 29 4 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, jld II, Terj. Abu Usamah Fakhtur Rokhman, (jakarta: pustaka Azzam, 2007), h. 436 5 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo, 1993), h. 29 6 Sayyid Sabiq Fiqh Sunnah jilit 5, Terj. Muhammad Nasiruddin Al-Albani, (Jakarta, Cakrawala publishing, 2009), cet. Pertama, h. 258 7 Abdurrahman, Masduha, Pengantar dan Asas-asas Hukum Perdata Islam, (Surabaya: PT Central Media,1995), h. 97 8 Saleh Al-Fauzan, Fiqh Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 481

4 dalam bukunya yang berjudul Fiqh Syafi i, menjelaskan bahwa ijarah berarti upah mengupah. Hal ini terlihat ketika beliau menerangkan rukun dan syarat upah mengupah yaitu, mu jir dan mustajir (yang memberi upah dan yang menerima upah). 9 Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa yang dimaksud sewa menyewa adalah pengambilan manfaat suatu benda. Jadi dalam hal ini bendanya tidak berkurang sama sekali, dengan perkataan lain dengan terjadinya peristiwa sewa-menyewa, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang disewakan tersebut, dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti kendaraan, rumah, tanah juga dapat berupa karya pribadi seperti pekerja. 10 Desa Sungai Upih berdasarkan observasi penulis di kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan. Untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak, masyarakat daerah ini tidak hanya membuka usaha di bidang pertanian, tapi juga di bidang perkebunan dan berwira usaha. Khusus dalam usaha pertanian padi, umumnya masyarakat ada yang hanya berstatus sebagai pemilik lahan, tetapi tidak memiliki kemampuan atau kesempatan dalam mengelola lahan. Sedangkan petani adalah mereka yang memiliki kemampuan atau kesempatan, tetapi tidak memiliki lahan. Untuk itulah, mereka melakukan suatu akad atau perjanjian kerja sama, dimana pemilik lahan menyerahkan lahannya kepada petani untuk digarap, dan mereka mendapatkan bagian dari hasil lahan sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad. 11 Dalam sewa-menyewa lahan persawahan antara pemilik lahan dan petani padi, perjanjian yang mereka buat adalah perjanjian tidak tertulis. Artinya, lahan diserahkan atas dasar kepercayaan kepada petani padi. Lahan disediakan pemilik tanah, dan tenaga dari petani padi. Batas waktu dalam peroses penggarapan tidak ditentukan, tetapi pemilik lahan menyerahkan sepenuhnya kepada petani padi sesuai dengan kemampuannya, maksud sewa- 9 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 113 10 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 1996), h. 52 11 Sahibek, (penyewa Lahan), Wawancara, di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar, Tanggal 25 Februari 2014.

5 menyewa lahan persawahan yang dibuat tidak mempunyai batas waktu tertentu. Apabila petani padi tidak mampu lagi menggarap, maka lahan tersebut biasanya diserahkan kembali kepada pemilik lahan. 12 Pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa lahan persawahan yang dilakukan masyarakat Desa Sungai Upih dengan menyerahkan lahan persawahannya dalam keadaan kosong tanpa tanaman apapun di lahan persawahan tersebut, dan bibit yang akan ditanam dari pihak yang mengelola. Adapun ketentuan yang biasa berlaku pada masyarakat dalam melaksanakan perjanjian sewa-menyewa lahan persawahan adalah setelah akad dilakukan maka mulailah menanam padi, masalah perawatan mereka tidak ada kesepakatan tapi dalam menggarap lahan ini pihak pemilik dan pengelola mempunyai perjanjian yaitu pengelola harus membawa hasil panennya ke pabrik yang telah di sepakati. Sewa-menyewa atau Ijarah di desa sungai upih secara tidak tertulis (saling percaya). Pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa lahan antara pemilik lahan dengan petani padi mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. 13 adanya salah satu pihak yang dirugikan yaitu petani tidak membawa hasil panen padinya kekilang yang di sepakati. Hal inilah yang menimbulkan ketidakpuasan di salah satu pihak. menurut keterangan para pemilik lahan persawahan bahwa mereka di rugikan oleh pihak petani. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kejujuran dari pihak petani padi, sehingga mempengaruhi penghasilan, karena pemilik lahan mendapat bagian kurang dari semestinya. 14 12 Aras, (penyewa Lahan), Wawancara, di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar, Tanggal 25 Februari 2014. 13 Nazar, (Pemilik Lahan), Wawancara, di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar, Tanggal 03 Maret 2014 14 Andi, (Pemilik Lahan), Wawancara, di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar, Tanggal 03 Maret 2014

6 Kasus ini bisa dilihat dari lahan yang bernama Bapak Andi Syarillah, dia menyerahkan lahannya kepada si petani yang bernama Bapak Pecida. Pada waktu setelah panen, si penyewa lahan tidak membawa hasil panennya ke kilang atau tempat penyimpanan hasil panen yang disepakati pada awal perjanjian atau akad awal sebelum penggarapan lahan. Sehingga dengan cara seperti itu, pemilik lahan merasa dirugikan dan jika mendapat keuntunggan, maka keuntungan tidak sesuai dengan apa yang semestinya dia dapatkan. 15 B. Batasan Masalah Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari topik yang dipersoalkan, maka penulis membatasi persoalan ini tentang Pelaksanaan Perjanjian Sewa-Menyewa Tanah Persawahan Di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Menurut Perspektif Fiqh Muamalah. Oleh karena itu penulis tidak akan membahas hal-hal yang tidak berhubungan dengan permasalahan yang telah penulis jelaskan. C. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang selanjutnya akan menjadi obyek pembahasan dalam skripsi ini. Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa lahan persawahan di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan? 2. Bagaimana analisis fiqh muamalah terhadap perjanjian sewa-menyewa lahan persawahan di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan? D. Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian Maret 2014. 15 Cahak, (Penyew Lahan), Wawancara, di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar, Tanggal 04

7 a. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa lahan persawahan di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan b. Untuk mengetahui tinjauan fiqh muamalah terhadap pelaksanaan perjanjian sewamenyewalahan persawahan di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan 2. Manfaat penelitian a. Untuk memberikan informasi tentang pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa tanah persewahan di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan menurut tinjauan Fiqh Muamalah terhadap permasalahan tersebut. b. Untuk memenuhi tugas-tugas dan syarat dalam menyelesaikan studi pada Fakultas Syari ah dan Hukum, juga diharapkan sebagai bahan rujukan kepustakaan serta pengembangan cakrawala pemikiran bagi penulis. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( Field Riesearch) dimana data dan sumber diperoleh dari lapangan dan literatur yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan. 3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan yang terlibat dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyawa tanah persawahan.

8 b. Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan perjanjian Sewamenyewa Tanah Persawahan di Desa Sungai Upih Kuala Kampar Menuru Perspektif Fiqh Muamalah. 4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini pemilik kilang padi berjumlah sebanyak 21 orang, dan petani penggarap berjumlah sebanyak 145 orang. Oleh karena banyaknya populasi dan keterbatasan penulis untuk meneliti semua populasi tersebut maka pengambilan sampel dari pemilik kilang padi sebanyak 10 orang dan penyewa lahan sebanyak 10 orang teknik pengambilan sampel menggunakan purposive Sampling 5. Sumber Data skunder. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian penulis mengunakan data primer dan a. Data primer Yaitu data yang penulis dapatkan langsung dari responden di lokasi penelitian dan objek penelitian. 16 b. Data skunder Yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. 17 6. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penulis mengunakan beberapa teknik antara lain : 16 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta : Kencana, 2008). h. 122 17 Ibid, h.122

9 a. Observasi, yaitu pengamatan langsung atau suatu usaha penulis untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang standar. 18 b. Interview, yaitu penulis langsung mengadakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu pemilik tanah dan petani penggarap. c. Angket, yaitu mendapatkan data dengan cara menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada pemilik lahan dan petani padi. d. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data dari catatan dokumentasi administrasi sesuai dengan masalah yang penulis teliti. e. Riset Pustaka, yaitu dengan cara menelaah buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 7. Analisis Data Adapun data yang telah terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan metode analisa Data secara deskriptif, yaitu setelah semua data telah berhasil penulis kumpulkan, maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas kesimpulan akhirnya. Penggambaran ini menggunakan metode kualitatif. 8. Metode Penulisan Dalam pembahasan skripsi ini penulis mengunakan metode sebagai berikut : a. Metode Deduktif, yaitu menguraikan permasalahan secara umum untuk menarik kesimpulan secara khusus. b. Metode Induktif, yaitu mencari data khusus untuk menarik kesimpulan yang umum. 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cetakan. Ke-1, h.197

10 c. Metode Deskriptif Analitik, mengambarkan masalah-masalah yang dibahas berdasarkan data yang diperoleh. F. Sistematika penelitian Untuk mempermudah dalam memehami isi penelitian ini maka penulis membagi dalam beberapa bab dan sub bab, sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Terdiri atas latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi, keadaan geografis daerah, penduduk, mata pencahariannya, adat kebiasaan masyarakat. BAB III : Tinjauan Teoritis Tentang Sewa-menyewa Bab ini menjelaskan tentang tinjauan teoritis yang terdiri dari penjelasan istilah, dasar hukum perjanjian sewa-menyewa, fatwa tentang perjanjian sewa-menyewa, rukun dan syarat syah perjanjian sewa-menyewa dan akad perjanjian sewa-menyewa. BAB IV : Hasil Penelitian dan pembahasan Pada bab ini akan menjelaskan tentang Pelaksanaan Perjanjian Sewa- Menyewa Tanah di Desa Sungai Upih Kuala Kampar menurut Perspektif Fiqih Muamalah tentang pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa tersebut. BAB V : Kesimpulan dan Saran

Merupakan kesimpulan penelitian dan saran-sara. 11