PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kebersihan lingkungan, maka dalam penyelenggaraan kebersihan perlu dipungut Retribusi atas pelayanan persampahan untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum; b. bahwa berdasar pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685); 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadia Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3692); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001, tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undangundang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 1998 tentang Komponen Penetapan Tarif Retribusi; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 2 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2005 Nomor 2 Seri : E No. : 1); Dengan persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATANG Dan BUPATI BATANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Batang; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang; c. Bupati adalah Bupati Batang; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang; e. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lain, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, dana peniun, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lain; g. Badan Usaha adalah badan usaha di bidang retribusi daerah; h. Pribadi adalah orang perorangan/masyarakat umum penghasil sampah; i. Sampah adalah setiap barang buangan baik dalam bentuk padat, cair, gas dan termasuk tinja yang dibuang karena dianggap tidak berguna lagi; j. Bak atau tong sampah adalah tempat untuk menampung tong sampah; k. Tempat Penampungan Sementara Sampah yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pembuangan atau tempat pengumpulan sampah sementara dari masing-masing pengumpul / penghasil sampah; l. Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat untuk membuang, mengelola dan memusnakan sampah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; m. Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja yang selanjutnya disebut IPLT adalah tempat untuk membuang, mengelola dan memusnakan limbah tinja yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; n. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Batang; o. Pembinaan adalah kegiatan pegaturan, pemberdayaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah bagi penyedia jasa, pengguna jasa dan masyarakat; p. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang selanjutnya disebut Retribusi Kebersihan adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan persampaan/kebersihan; q. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan/menikmati pelayanan persampahan/kebersihan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi; r. Pembayaran Retribusi adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib retribusi ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang ditentukan; s. Penagihan Retribusi adalah serangkaian kegiatan pemungutan retribusi daerah yang diawali dengan penyampaian surat peringatan, surat teguran bahwa yang bersangkutan belum melaksanakan kewajiban untuk membayar retribusi sesuai dengan jumlah retribusi yang terutang; t. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan retribusi; u. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya; v. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah; w. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang disingkat SKRD, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi; x. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama Retribusi Persampahan/Kebersihan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan persampahan/kebersihan.
(2) Obyek Retribusi Persampahan/Kebersihan adalah setiap pelayanan persampahan/kebersihan yang disediakan atau diberikan untuk tujuan kepentingan/kemanfaatan umum oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan persampahan/kebersihan. (3) Subyek Retribusi Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa persampahan / kebersihan. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3 Retribusi Persampahan/Kebersihan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. BAB IV PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN BESARNYA TARIF Pasal 4 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pelayanan persampahan/kebersihan. BAB V BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 5 (1) Besarnya tarip retribusi diklasifikasikan sebagai berikut : a. Di wilayah Kota Batang : 1. Industri besar Rp 15.000,00 per bulan 2. Industri sedang Rp 7.500,00 per bulan 3. Industri kecil/home industri Rp 3.000,00 per bulan 4. Penggilingan padi Rp 4.000,00 per bulan 5. Hotel Rp 15.000,00 per bulan 6. Penginapan Rp 6.000,00 per bulan 7. Toko Rp 2.500,00 per bulan 8. Rumah makan Rp 3.000,00 per bulan 9. Warung Makan Rp 2.000,00 per bulan 10. Rumah Tangga Rp 800,00 per bulan 11. Tempat hiburan Rp 3.000,00 per bulan 12. Gudang Rp 3.000,00 per bulan 13. Garasi Truk Rp 10.000,00 per bulan 14. Garasi Mobil Penumpang Umum Besar Rp 7.000,00 per bulan 15. Perkantoran Rp 5.000,00 per bulan 16. Perbengkelan/pencucian mobil/motor Rp 5.000,00 per bulan Besar 17. Perbengkelan/pencucian mobil/motor Rp 2.500,00 per bulan Kecil b. Di Luar Wilayah Kota Batang : 1. Industri besar Rp 10.000,00 per bulan 2. Industri sedang Rp 3.000,00 per bulan 3. Industri kecil/home industri Rp 2.000,00 per bulan 4. Penggilingan padi Rp 2.000,00 per bulan 5. Hotel Rp 7.000,00 per bulan 6. Penginapan Rp 4.000,00 per bulan 7. Toko Rp 1.500,00 per bulan 8. Rumah makan Rp 1.500,00 per bulan
9. Warung Makan Rp 1.000,00 per bulan 10. Rumah Tangga Rp 200,00 per bulan 11. Tempat hiburan Rp 2.000,00 per bulan 12. Gudang Rp 2.500,00 per bulan 13. Garasi Truk Rp 5.000,00 per bulan 14. Garasi Mobil Penumpang Umum Rp 2.000,00 per bulan 15. Perkantoran Rp 2.000,00 per bulan 16. Perbengkelan Rp 2.000,00 per bulan (2) Retribusi Kebersihan yang bersifat insidental, dikenakan bagi pedagang kaki lima sebesar Rp 300,00 (tiga ratus rupiah). (3) Bagi penghasil sampah yang membuang sendiri langsung ke TPA Rp 100,00 / M 3 per hari. (4) Besarnya biaya pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan limbah tinja sebesar Rp 35.000,00 per truk tinja. BAB VI WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 6 Retribusi yang terutang dipungut wilayah daerah tempat sampah dihasilkan. BAB VII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 7 Masa Retribusi adalah jangka waktu yang ditentukan dalam SKRD atau dokumen lain yang dupersamakan BAB VIII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 8 (1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus untuk 1 (satu) kali masa retribusi. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Pemungutan retribusi dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. BAB IX TATA CARA PENAGIHAN Pasal 9 (1) Pengeluaran surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis, sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. (3) Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB X SANKSI ADMINISTRASI Pasal 10 (1) Dalam hal ini wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua perseratus) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. (2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke Kas Daerah. BAB XI PELAKSANAAN Pasal 11 Pelaksanaan atas Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati. BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 12 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke Kas Daerah. BAB XIII PENYIDIKAN Pasal 13 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai PPNS untuk melakukan Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) PPNS dalam melaksanakan tugasnya sebagai Penyidik berada dibawah koordinasi Penyidik POLRI, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (4) PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan mengenai Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 17 Tahun 1995 (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Batang Tahun 1995 Nomor 8 Seri : Bupati No. 3) dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batang. Disahkan di Batang pada tanggal 24 Februari 2005 BUPATI BATANG, Diundangkan di Batang pada tanggal 24 Februari 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATANG BAMBANG BINTORO SOETADI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2005 NOMOR 6 SERI : C NO. : 2
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. PENJELASAN UMUM Berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Batang dapat menetapkan jenis Retribusi selain yang ditetapkan dalam Undang-undang tersebut sebagai salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Bahwa sehubungan dengan maksud tersebut di atas, maka perlu menetapkan Retribusi Pelayanan Persampaha/Kebersihan dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Yang dimaksud dengan masyarakat umum penghasil sampah adalah penghasil sampah rumah tangga bukan sampah pekarangan atau kebun. Huruf i Huruf j Huruf k Huruf l Huruf m Huruf n Huruf o
Huruf p Huruf q Huruf r Huruf s Huruf t Huruf u Huruf v Huruf w Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Ayat (1) Huruf a Angka 1 s/d 15 Angka 16 Yang dimaksud dengan bengkel besar adalah bengkel dengan modal lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunannya. Angka 17 Yang dimaksud dengan bengkel kecil adalah bengkel dengan modal kurang dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunannya. Ayat (1) Huruf b Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Pasal 6
Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2005 NOMOR 6 SERI : C NOMOR : 5