III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini berupa deskriptif pemeriksaan laboratoris. Penelitian dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

Choerunnisa N, Tjiptaningrum A, Basuki W Medical Faculty of Lampung University ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran atau mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari perbedaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung

BAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan. penderita asma yang mengikuti senam asma.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian jenis studi analitik,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di. RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel

BAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

Sakina Meta, Basuki Wiranto, Tjiptaningrum Agustyas, Soleha Tri Umiana Medical Faculty of Lampung University. Abstract

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional-analytic yang merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu waktu dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE UNTUK DIAGNOSA DEMAM TIFOID. Agnes Sri Harti 1, Saptorini 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis cross sectional. Metode cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Selatan dan 900/ /tahun di Asia (Soedarmo, et al., 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang), dimana pengukuran variabel hanya dilakukan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dengan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

34 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data penderita yang dicurigai menderita demam tifoid pada bulan Agustus sampai Oktober 2013 di bagian Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Consecutive sampling adalah pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang telah memenuhi kriteria penilaian. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013 di bagian Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

35 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dicurigai menderita demam tifoid dengan Widal 1/320 pada bulan Agustus sampai Oktober 2013 di bagian Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. 2. Sampel Besar sampel dihitung dengan rumus perkiraan proporsi dalam suatu populasi (Dahlan, 2008): Keterangan: n = Zα 2 PQ d 2 n : jumlah sampel yang dibutuhkan Zα : tingkat kemaknaan (1,96) P : perkiraan prevalensi (jika tidak diketahui maka nilai P = 0,5) Q : 1-p d : ketelitian sekitar ± 10% (d = 0,1). Hasil perhitungan: n = (1,96) 2 x 0,5 x (1-0,5) (0,1) 2 n = 96 Sehingga dibutuhkan sampel minimal sebanyak 96 pasien, dimana semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai responden.

36 Kriteria Inklusi: 1. Pasien demam tifoid yang di rawat inap di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan Agustus sampai Oktober 2013. 2. Pasien dengan gejala klinis yang mendukung ke arah demam tifoid (demam > 37,5 0 C disertai gejala saluran pencernaan seperti mual, muntah atau nyeri perut). 3. Pasien dengan pemeriksaan Widal 1/320. 4. Pasien demam tifoid yang bersedia dijadikan responden dalam penelitian. Kriteria eksklusi: 1. Pasien yang memiliki gangguan imunologis atau mendapat terapi immunosupresan. 2. Pasien demam tifoid yang tidak bersedia untuk dijadikan responden penelitian. D. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel : Pemeriksaan Widal, Pemeriksaan Tubex. 2. Variabel klinis : Demam > 37,5 0 C disertai gejala saluran pencernaan seperti mual, muntah atau nyeri perut (Marleni, 2012).

37 E. Definisi Operasional Variabel Tabel 1. Definisi operasional No. Variabel Definisi Jenis Variabel 1. 2. 3. Proporsi Klinis demam tifoid akut Pemeriksaan Widal positif Presentase jumlah Widal positif dengan Tubex positif. Demam > 37,5 0 C disertai gejala saluran pencernaan seperti mual, muntah atau nyeri perut (Marleni, 2012). Deteksi antibodi terhadap kuman Salmonella typhi, reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan titer aglutinin yang dipakai sebesar 1/320 (Willke, 2002). Ordinal - Ordinal 4. Pemeriksaan Tubex positif Deteksi antibodi IgM terhadap antigen lipopolisakarida (LPS) O9, dengan hasil: 1. 2 : negatif, tidak ada indikasi infeksi demam tifoid (kontrol negatif Tubex) 2. 3 : borderline, ulangi pemeriksaan 3. 4 : positif lemah, indikasi adanya infeksi demam tifoid 4. 6 10 : positif, indikasi kuat adanya infeksi demam tifoid (kontrol positif Tubex). (IDL Biotech AB, 2008). Ordinal F. Bahan dan Alat Penelitian Bahan penelitian: Serum (lisis tidak digunakan/diperiksa) Reagen dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Satu set tabung yang berbentuk V dengan model khusus yang dapat menampung 6 sampel dalam satu set tabung tersebut.

38 2. Tubex Color Scale yang berisi skala warna sebagai panduan interpretasi hasil. 3. Mikropipet 4. Brown reagent yang mengandung partikel-partikel magnetik yang dilapisi dengan antigen (Salmonella typhi O9 lipopolysaccharide [LPS]). 5. Blue reagent yang mengandung partikel-partikel indikator yang berwarna biru yang dilapisi dengan monoklonal antibodi (mab) spesifik terhadap antigen Salmonella typhi O9 LPS. 6. Appendorf 7. Parafilm 8. Kertas label. G. Prosedur Penelitian Pengambilan sampel serum penderita demam tifoid dengan Widal sebesar 1/320 di Laboratorium Patologi Klinik RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Penyimpanan sampel serum penderita demam tifoid dengan Widal sebesar 1/320 di dalam kulkas bersuhu -2 o (-8 0 C). Pemeriksaan Tubex di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penambahan 1 tetes brown reagent (45 µl) dengan 1 tetes (45 µl) serum, pencampuran selama 2 menit dengan menggunakan pipet. Penambahan blue reagent (90 µl), penutupan tabung reaksi dengan menggunakan selotip, pencampuran dengan menggunakan tangan/rotator selama 2 menit. Meletakkan tabung reaksi pada penyangga magnetik selama 5 menit. Pembacaan hasil berdasarkan perubahan warna.

39 H. Diagram Alur Penelitian Pasien dengan diagnosis klinis demam tifoid Pemeriksaan Widal: Deteksi antibodi terhadap kuman Salmonella typhi, reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan aglutinin Widal < 1/320 Widal 1/320 Pemeriksaan Tubex: Deteksi antibodi IgM terhadap antigen lipopolisakarida (LPS) O9 Pengolahan data Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

40 I. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan dioleh menggunakan program aplikasi statistik data di komputer. Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah: a. Editing, untuk melakukan pengecekan apakah semua data pemeriksaan sudah lengkap, jelas, relevan, dan kuisioner. b. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis. c. Entry, merupakan suatu kegiatan memasukkan data ke dalam komputer. d. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan ke komputer. 2. Analisis Data Untuk analisis data digunakan analisis data univariat. Analisis data univariat yaitu analisis yang digunakan dengan menjelaskan secara deskriptif untuk melihat distribusi variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini berfungsi untuk meringkas kumpulan data dari hasil pengukuran sehingga berubah menjadi informasi yang berguna.

41 J. Aspek Etika Penelitian Penelitian ini telah mendapat Keterangan Lolos Kaji Etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tanggal 2 Desember 2013 melalui surat nomor 2749/UN26/8/DT/2013.