PENDAHULUAN. proses sintesis senyawa baru. Pembentukan tubuh tanah berlangsung dengan dua

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Restorasi Organik Lahan. Aplikasi Organik Untuk Pemulihan Biofisik Lahan & Peningkatan Sosial Ekonomi Melalui Penerapan Agroforestri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sifat dan ciri yang bervariasi, dan di dalam tanah terjadi kompetisi antara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas setiap tahun mengalami peningkatan seiring

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

II TINJAUAN PUSTAKA. induknya (Hardjowigeno, 1993). Tanah Inceptisols yang terdapat di dataran rendah, solum

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Latosol 2.2. Asam Humat Definisi Asam Humat

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

PENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I. PENDAHULUAN A.

IV. SIFAT FISIKA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

I. PENDAHULUAN. Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki

IV. ORGANISME TANAH UNTUK PENGENDALIAN BAHAN ORGANIK TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan. Untuk meningkatkan pertumbuhan maka perlu dilakukan pemberian pupk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. profil tanah. Gerakan air ke bawah di dalam profil tanah disebut perkolasi

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

I. PENDAHULUAN. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

II. PEMBENTUKAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

KAJIAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA TANAH PADA LAHAN KELAPA SAWIT DENGAN BEBERAPA JENIS VEGETASI YANG TUMBUH DI KEBUN PTP NUSANTARA III TANAH RAJA

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB 6. BAHAN ORGANIK DAN ORGANISME TANAH

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Pembentukan bahan tanah dari bahan induk tanah berlangsung dengan proses pelapukan, dekomposisi, dan/atau mineralisasi lebih lanjut, disertai dengan proses sintesis senyawa baru. Pembentukan tubuh tanah berlangsung dengan dua proses perkembangan tanah makro, yaitu horisonisasi dan haploidisasi. Kedua proses tersebut bekerja saling bertumpang tindih secara berlawanan. Horisonisasi membuat tubuh tanah tersegregasi menjadi berbagai bagian yang beragam. Bagian-bagian tersebut biasanya berbentuk lapisan-lapisan yang terletak lebih kurang searah dengan permukaan tanah dan disebut horison. Maka kejadiannya dinamakan horisonisasi. Segregasi tubuh tanah berlangsung lewat alihragam dan alihtempat bahan tanah. Alihragam bahan yang terjadi sejak pembentukan bahan induk tanah, membuat bahan tanah tersusun atas berbagai komponen dengan sifat fisika dan kimia yang beda-beda. Sifat fisik dan kimia yang berbeda menyebabkan tiap komponen bahan tanah menjalani alihtempat yang berbeda. (Notohadiprawiro, 1998). Sifat fisika dan kimia tanah yang berbeda-beda dapat juga terjadi karena pengaruh bahan organik. Pengaruh bahan organik pada ciri fisika tanah antara lain kemampuan menahan air meningkat, warna tanah menjadi coklat hingga hitam, merangsang granulasi agregat dan memantapkannya, menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat. Pengaruh bahan organik pada kimia tanah antara lain meningkatnya daya jerap (kapasitas simpan) dan kapasitas tukar kation, kation yang mudah dipertukarkan meningkat unsur N, P, S diikat dalam 1

2 bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus. Pengaruh bahan organik pada biologi tanah antara lain yaitu jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat, dan kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga meningkat menjadikan tanah lebih subur (Hakim, dkk., 1986). Tanah yang subur merupakan tempat hidup mikroorganisme yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah dan berat biomassa yang sangat besar. Karena juga sebagai sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Berdasarkan fungsi spesifik di dalam tanaman ada 16 unsur hara yang mutlak dibutuhkan tanaman dan disebut dengan unsur hara essensial. Dari 16 unsur hara essensial tersebut ada 13 unsur yang diambil tanaman dari tanah, sedangkan lainnya yaitu C, H, dan O diambil dari udara dan air. Ketigabelas unsur tersebut bervariasi dan berubah-ubah berdasarkan tempat dan waktu. Tanah juga merupakan media yang sangat baik untuk mendaur ulang dan mengurangi sifat beracun bahan-bahan organik serta mendaur ulang banyak unsur dan gas-gas global (Winarso, 2005). Sumber bahan organik yang paling umum bersumber dari vegetasi penutup tanah, sisa-sisa vegetasi, limbah atau kotoran ternak dan sebagainya. Tanah yang seluruh permukaannya tertutup dengan baik oleh vegetasi, apakah tanamannya itu berupa rumput-rumputan, tanaman legum, semak-semak ataupun berbagai pohon-pohonan yang merupakan sebagai sumber bahan organik. Tanah ini merupakan tanah yang berada dalam kondisi yang ideal pada ketahanannya terhadap pengikisan dan penghanyutan oleh aliran permukaan serta sangat baik dalam absorbsinya bagi tata air di dalam tanah. Tanaman-tanaman penutup tanah

3 tersebut kenyataannya dapat berfungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan butir-butir hujan yang mempunyai kemampuan pemecahan dan penghancuran terhadap agregat-agregat tanah. Memperlambat kecepatan lajunya aliran air permukaan, dengan demikian daya kikisnya dapat dikurangi. Memperkaya bahan organik dalam tanah serta menambah besarnya porositas tanah (Kartasapoetra, 1989) Vegetasi penutup tanah umumnya dibudidayakan pada perkebunan besar, seperti perusahaan BUMN, perkebunan asing, perkebunan swasta yang memiliki usaha tanaman produksi berupa kelapa sawit dan karet. Karet merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat pada sepuluh tahun terakhir, terutama China dan beberapa negara kawasan AsiaPasifik dan Amerika Latin seperti India, Korea Selatan dan Brazil, memberi dampak pertumbuhan permintaan karet alam yang cukup tinggi, walaupun pertumbuhan permintaan karet di negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang relatif stagnan. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia (Fauzi, 2008). Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.244.950 ton pada tahun 1994 menjadi 1.874.261 ton pada tahun 2004 dan 2.701.995 ton pada tahun 2013. Pendapatan devisa dari komoditi karet pada tahun 2013 mencapai US$ 6.906.952.000 (Nurbahar, 2014).

4 Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah baik pada tanahtanah vulkanis muda ataupun vulkanis tua, aluvial bahkan tanah gambut. Tanahtanah vulkanis umumya memiliki sifat-sifat fisika yang cukup baik terutama dari segi struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya. Akan tetapi sifat-sifat kimianya umumnya sudah kurang baik, karena kandungan haranya relatif rendah. Tanah-tanah aluvial umumnya cukup subur, tetapi sifat fisisnya terutama drainase dan aerasinyaa kurang baik. Pembuatan saluran-saluran drainase akan menolong memperbaiki keadaan tanah ini (Setyamidjaja, 1993) Salah satu wilayah perkebunan karet di Indonesia adalah di Sumatera Utara. Saat ini luas perkebunan karet di Sumatera Utara adalah 575.236,03 Ha yang meliputi 93.282,58 Ha milik perusahaan BUMN, 41.258,37 milik perusahaan swasta asing, 62.271,64 Ha milik perusahaan swasta nasional, dan 378.423,44 Ha perkebunan rakyat, (Dinas Perkebunan Sumatera Utara, 2013) Salah satu perkebunan karet di Sumatera Utara milik perusahaan BUMN adalah PT. Perkebunan Nusantara III Sarang Giting Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Pada awal penanaman karet di kebun Sarang Giting menggunakan tanaman penutup tanah berupa kacang-kacangan yang memiliki sifat tidak tahan terhadap adanya naungan karena tanaman tersebut sangat memerlukan sinar matahari. Dengan bertambahnya umur tanaman karet maka tajuk tanaman semakin berkembang sehingga menghalangi sinar matahari yang masuk, akibatnya tanaman kacang-kacangan semakin berkurang dan akhirnya mati. Berkurangnya tanaman kacang-kacangan di lahan tersebut terutama pada tanaman karet yang sudah menghasilkan mendorong munculnya vegetasi lain seperti rumput-rumputan, pakis, dan bahkan tanah menjadi terbuka atau tanpa

5 penutup tanah. Munculnya vegetasi lain dan tanah terbuka dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah sehingga perlu adanya kajian terhadap sifat fisika dan kima lahan karet yang telah menghasilkan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat fisika dan kimia tanah pada lahan karet yang menghasilkan dengan beberapa jenis vegetasi penutup tanah yang yang tumbuh di kebun PT. Perkebunan Nusantara III Sarang Giting. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian. 2. Bagi mahasiswa yaitu sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh tanaman penutup tanah terhadap sifat fisika dan kimia tanah. 3. Bagi masyarakat yaitu sebagai informasi mengenai sifat fisika dan kimia tanah pada lahan karet dengan beberapa jenis vegetasi yang tumbuh dikebun PT. Perkebunan Nusantara III Sarang Giting.